tag:blogger.com,1999:blog-74376268013018006122024-02-07T20:58:57.402-08:00Majelis Dakwah Walisongo (MADAWIS)Majelis Dakwah Walisongo (Madawis) didirikan oleh Sembilan Wali, pada tahun 1400 Masehi, Beraqidah Islam Ahlussunnah Wal Jama'ah. Alamat: Cidodol, Jakarta selatan. Telp 08179803186 , Rekening Wakaf BCA 1250402160Unknownnoreply@blogger.comBlogger116125tag:blogger.com,1999:blog-7437626801301800612.post-36083734754633912102022-03-20T16:52:00.005-07:002022-03-20T16:52:54.182-07:00MANAKIB DAN KAROMAH AL-HABIB NUH AL-HABSYI SINGAPORE<p></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEgbXPx2-Q6fnoWr6ry5nX8G_GMZXM5H-GN1pcXas8aIQ2iPeev1uZ5VnK90KTxF0nVmkgINWylMsWwTvNcZB-l8az-4FeFjPA6-mw4ZroLFaqJAUj4Z40FrDsYcv9HGx5aBYaE8QgjkbQLlWeFy1wUS6WdIG56GE9gmdgZBacjTrNIYu_5eS6wbgawx=s2250" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="2250" data-original-width="1410" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEgbXPx2-Q6fnoWr6ry5nX8G_GMZXM5H-GN1pcXas8aIQ2iPeev1uZ5VnK90KTxF0nVmkgINWylMsWwTvNcZB-l8az-4FeFjPA6-mw4ZroLFaqJAUj4Z40FrDsYcv9HGx5aBYaE8QgjkbQLlWeFy1wUS6WdIG56GE9gmdgZBacjTrNIYu_5eS6wbgawx=s320" width="201" /></a></div><br /><i><br /></i><p></p><p><i>Ditulis oleh:</i></p><div style="text-align: left;"><b>Al-Habib Prof.Dr.KH.R. Shohibul Faroji Al-Azhmatkhan. SAg.MA.PhD.<br /></b><i>(Al-Im</i><i>am An-Naqib Baitul Ansab Lil Asyraf Al-Azhmatkhan Wa Ahlulbayt Al-Alamy)</i></div><p><br /></p><p>Habib Nuh bin Muhammad Al-Habsyi, yang dipanggil dengan panggilan Habib Nuh. Lahir pada 13 Juni 1788 Masehi, Berasal dari Kedah Semenanjung Malaysia, hijrah ke Singapura. Pada saat Sir Stamford Raffles menduduki Malaysia. </p><p>Habib Nuh bermukim di Singapura selama 30 tahun. Namun beliau tetap sering berkeliling ke Malaysia, terutama ke Johor Baru, untuk berdakwah.</p><p>Habib Nuh adalah Habib yang sangat dermawan. Semasa hidupnya, beliau sangat memperhatikan anak-anak kecil, serta orang miskin dan melarat. Beliau selalu memberikan anak-anak permen dan menyumbangkan uang untuk menyantuni orang miskin. Beliau sangat dicintai siapapun yang mengenalnya. </p><p>Tidak aneh bila Habib Nuh selalu dikelilingi sahabat-sahabatnya. </p><p>Beliau Habib Nuh juga rajin berziarah kubur, berdoa untuk mereka yang sudah meninggal, meskipun ia tidak mengenalnya secara pribadi.</p><p>Menurut data di Kitab Al-Mausuah Li Ansab Al-Imam Al-Husaini, Habib Nuh menikah dengan Anchik Hamidah yang berasal dari Provinsi Wellesly, Penang. Beliau memiliki seorang putri yang bernama Syarifah Sharigah Badaniah Al-Habsyi. Kemudian Syarifah Badaniah Al-Habsyi binti Habib Nuh Al-Habsyi ini, menikah dengan Habib Muhammad bin Hasan Asy-Syatiri di Jelutong, Penang. Dari pernikahan ini mereka memiliki seorang putri bernama Syarifah Ruqayah Asy-Syatiri yang menikah dengan Habib Alwi bin Ali Al-Junaid. Dari pasangan inilah Habib Nuh memperoleh lima cicit, yaitu: Habib Abdurrahman Al-Junaid, Habib Abdullah Al-Junaid, Syarifah Muznah Al-Junaid, Syarifah Zainah Al-Junaid, dan Syarifah Zubaidah Al-Junaid.</p><p>Habib Nuh Al-Habsyi sendiri memiliki tiga orang adik kandung laki-laki. Mereka adalah Habib Arifin Al-Habsyi, dan Habib Zain Al-Habsyi, keduanya meninggal di Penang. Dan yang termuda adalah Habib Salikin Al-Habsyi yang meninggal di Daik, Indonesia.</p><p><b><br /></b></p><p><b>7 KAROMAH HABIB NUH AL-HABSYI</b></p><p>Tidak mengherankan jika seorang Habib seperti Habib Nuh Al-Habsyi, yaitu sosok pendakwah yang dermawan dan banyak bersedekah ini, dianugerahi kemampuan istimewa (Karomah). </p><p>Di antara karomahnya adalah:</p><p><b>Karomah Ke-1. Menghilang dan berada di Tempat yang berbeda, Pada Waktu yang sama.</b></p><p>Banyak yang menyaksikan, membuktikan, dan mempercayai, bahwa beliau (Habib Nuh Al-Habsyi) memiliki kemampuan untuk menghilang dan terlihat berada di beberapa tempat pada saat yang sama. Konon, ketika ia berada di Singapura, ada beberapa orang – pada saat yang sama – melihatnya sedang berdoa di Masjidil Haram Makkah, Saudi Arabia.</p><p><b>Karomah Ke-2, Menyembuhkan Penyakit Dengan Sentuhan Telapak Tangannya.</b></p><p>Kelebihan yang muncul dari rasa cintanya terhadap anak-anak. Pernah ia menyembuhkan luka di kaki seorang anak, hanya dengan meletakkan tangannya di atas luka tersebut sambil berdoa. Hanya dalam beberapa saat, si anak itu dapat berlari kembali seperti tidak pernah terjadi apa-apa dengannya. Ayah si anak yang begitu bahagia, memberikan sejumlah uang sebagai tanda terima kasih. Habib Noh menerima hadiah itu, tapi kemudian menyerahkan kembali kepada orang yang membutuhkan pertolongan.</p><p><b>Karomah Ke-3, Menembus Hujan Badai, Tapi Bajunya Tetap Kering, Tidak Basah.</b></p><p>Bahkan dikisahkan dari para Habaib dan masyarakat yang menyaksikannya, bahwa Habib Nuh Al-Habsyi pernah menembus hujan badai untuk menyembuhkan sakit seorang anak. Beliau berjalan ke Jalan Raya dari rumahnya di Teluk Belangah. Ketika beliau tiba di tempat pasiennya, percaya atau tidak, orang tua si anak yang sakit tadi menyaksikan bahwa jubah Habib Nuh tetap kering, tidak basah, atau tanda-tanda lain layaknya orang yang kehujanan.</p><p><b>Karomah Ke-4, Menolong Anak Kecil Kelaparan.</b></p><p>Diriwayatkan dari sumber terpercaya bahwa Habib Nuh Al-Habsyi pernah terbangun dari tidurnya, karena suara tangis bocah atau anak kecil yang berkepanjangan. Beliau kemudian mengetahui bahwa tangis itu berasal dari sebuah rumah keluarga miskin. Jelas itu tangis bocah yang kelaparan. Habib Nuh lalu mengambil daging buah kelapa, diperas menjadi santan, dan dicampurnya dengan air. Setelah itu dibacanya sebuah doa, atas kehendak Allah, santan itu berubah jadi susu dan untuk sementara dapat menghentikan tangis kelaparan bocah miskin tersebut.</p><p><b>Karomah Ke-5, Mengetahui Isi Nadzar Rahasia.</b></p><p>Habib Nuh Al-Habsyi juga memiliki Karomah, dengan kekuatannya yang akurat membaca pertanda, seakan-akan ia bisa mengetahui apakah seseorang membutuhkan bantuannya atau mempunyai niat yang tidak baik terhadap dirinya. Konon, ada seorang pria Muslim India, yang akan mengunjungi keluarganya di India dengan menggunakan kapal laut. Secara rahasia dalam hatinya, ia bernazar bila dapat kembali ke Singapura dengan selamat, ia akan memberi hadiah kepada Habib Nuh Al-Habsyi. </p><p>Saat tiba kembali di Singapura, ia sangat terkejut mendapati Habib Nuh telah menunggunya di pelabuhan. Habib Nuh berkata dan menagih, “Saya yakin Anda telah berjanji bernadzar dalam hati untuk memberikan sesuatu kepada saya.” Dengan terkejut si India itu menjawab, “Katakan, wahai Waliyullah yang kasyaf dan bijak, apa yang engkau inginkan, maka akan aku berikan kepadamu.”</p><p>Sang Habib Nuh berkata lagi, “Saya ingin memiliki beberapa gulung kain Kuning, yang akan saya berikan kepada orang miskin dan anak-anak.” </p><p>Laki-laki India, yang diminta kain itu pun kemudian memeluk Habib Nuh dan sambil menangis, ia berkata, “Demi Allah aku sangat bersedia untuk menghadiahkannya kepada orang yang dimuliakan Allah karena kebaikannya terhadap kemanusiaan. Berikan aku waktu tiga hari untuk mempersembahkan kepadamu.” Dan laki-laki India itu pun menepati janjinya.</p><p><b>Karomah Ke-6, Kejadian Ajaib Saat Wafatnya Habib Nuh.</b></p><p>40 Hari menjelang wafatnya, Habib Nuh Al-Habsyi rupanya sudah merasa bahwa ia akan segera meninggal dunia. Empat puluh hari sebelum saat kematiannya tiba, beliau melakukan apa saja agar dapat menyampaikan sebanyak mungkin nasihat kepada para sahabatnya yang dicintai. </p><p>Nasehat bijak beliau yang paling terkenal dan patut kita ingat adalah: _“Jangan serakah akan harta dan materi yang bersifat duniawi, atau memiliki perasaan benci kepada siapapun sepanjang hidupmu.”_</p><p>Tepat pada 31 Juli 1866 Masehi, pada usia 78 tahun, Habib Nuh meninggal dunia di kediaman Johor Temenggong Abu Bakar di Teluk Belangah. Ketika berita meninggalnya menyebar, banyak orang dari berbagai kalangan, termasuk para muallaf dan penduduk dari pulau tetangga, datang untuk memberikan penghormatan terakhir. Bahkan semua Kusir di Pulau Singapura menghentikan kegiatannya mencari uang, untuk mengantarkan orang tua, wanita, dan anak-anak ke pemakaman secara gratis.</p><p>Namun sebelum rombongan meninggalkan kediaman Temenggong menuju pemakaman Muslim Bidari, terjadi sebuah peristiwa ajaib, keranda tidak bisa bergerak meski puluhan orang telah mengerahkan tenaga untuk mengangkatnya. Suasana panik dan tangis hampir-hampir tak terbendung. Untunglah saat itu seorang kerabat ingat pesan terakhir almarhum Habib Nuh.</p><p>Sebelum wafat, rupanya Habib Nuh pernah berwasiat kepada kerabatnya bahwa ia ingin dimakamkan di puncak Bukit Palmer – sebuah perkuburan kecil. Namun entah mengapa, di hari itu kerabatnya melupakan pesan tersebut. Begitu para kerabat dan sahabatnya memutuskan hendak membawa jenazah ke tempat yang diwasiatkan, keranda menjadi enteng, dipikul dari bahu ke bahu, bak melayang mendaki bukit, diiringi gemuruh takbir. Hingga sekarang makam di sebelah Gedung YMCA, atau yang dikenal sebagai Bestway Building, itu tetap diziarahi orang.</p><p><b>Keramat Ke-7, Makam Habib Nuh Tidak Hancur Meskipun Terkena Bom Nuklir Perang Dunia Ke-2.</b></p><p>Meskipun ia telah pergi, tinggal makamnya yang dikeramatkan, ada sebuah keajaiban yang masih diingat penduduk Singapura. Ketika Perang Dunia II, tanpa ampun sebuah bom menghancurkan area di Gunung Palmer, termasuk taman pemakaman yang ada di sana. Tetapi sungguh ajaib, keramat Habib Nuh tetap berdiri tegak seakan tak tersentuh Bom sama sekali.</p><p><br /></p><p><b>REFERENSI :</b></p><div style="text-align: left;">1. Kitab Al-Mausuah Li Ansab Al-Imam Al-Husaini.<br />2. Kitab Al-Mausuah Li Ansab Qabilah Al-Habsyi.<br />3. Kitab Al-Mu'jam Al-Azhim, Li Ma'rifati Ansab Qoba'il Al-Husainiyyah.<br />4. Kitab Manaqib Al-Habib Nuh Al-Habsyi</div>administrator2http://www.blogger.com/profile/08863993415188837777noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-7437626801301800612.post-18498353165911650822022-03-19T13:58:00.005-07:002022-03-19T15:07:00.280-07:00BIOGRAFI AL-IMAM ABDUL MALIK AL-AZHMATKHAN BIN 'ALWI AMMUL FAQIH<p style="text-align: center;"></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEgGui5gFxTpa-FZUDYCQsWhQPoWyS1DNRnFW81ede8pmQowCqC_Gfo0TUo0dFRAfdUjRv32LU0MvS9qEsfGJV_sXYDDLtQ38W_q7NoL4i_eJG-5F5FPVGu1pH2KhkFRLOfGaGMw_lIDq09AibNCxq-lI73CuNgMEy1v_B3xS2EAeZvwLfGHnjwzYVBV=s1280" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1280" data-original-width="904" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEgGui5gFxTpa-FZUDYCQsWhQPoWyS1DNRnFW81ede8pmQowCqC_Gfo0TUo0dFRAfdUjRv32LU0MvS9qEsfGJV_sXYDDLtQ38W_q7NoL4i_eJG-5F5FPVGu1pH2KhkFRLOfGaGMw_lIDq09AibNCxq-lI73CuNgMEy1v_B3xS2EAeZvwLfGHnjwzYVBV=s320" width="226" /></a></div><br /><div style="text-align: left;"><span style="background-color: white; font-family: Times, "Times New Roman", serif; font-size: small; text-align: center;"> Kitab Biografi Al-Imam Abdul Malik Al-Azhmatkhan, </span><span style="background-color: white; font-family: Times, "Times New Roman", serif; font-size: small;">Tebal 1313 Halaman</span></div><p></p><p style="text-align: center;"><b style="background-color: white; font-family: Times, "Times New Roman", serif; font-size: 13px; text-align: center;">Oleh:</b></p><div class="post-body entry-content" id="post-body-2051724613094588900" itemprop="description articleBody" style="background-color: white; line-height: 1.4; position: relative; width: 686px;"><div align="center" class="MsoNormal" style="font-size: 13px; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;"><span style="font-family: Times, Times New Roman, serif;"><b>Al-Habib Prof. Dr. KH. R. Shohibul Faroji Al-Azhmatkhan. SAg. MA. PhD</b></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="font-size: 13px; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;"><span style="font-family: Times, Times New Roman, serif;"><b><i>(Al-Imam An-Naqib Baitul Ansab Lil Asyraf Al-Azhmatkhan Wa Ahlulbayt Al-Alamiy)</i></b></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;"><span style="font-family: Times, "Times New Roman", serif;"><br /></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;"><span style="font-family: Times, "Times New Roman", serif;"><br /></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;"><b style="font-family: Times, "Times New Roman", serif;">NASAB :</b></div><div class="MsoNormal" style="font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Times, "Times New Roman", serif;"><i>Al-Imam Abdul Malik bin Alwi (Ammil Faqih) bin Muhammd Shahib Marbath bin Ali Khali’ Qasam bin Alwi Baitu Jubair (Alwi Ba' Alwi) bin Muhammad Maula Ash-Shouma'ah bin Alwi Al-Mubtakir bin Ubaidillah bin Ahmad al-Muhajir bin Isa ar-Rumi bin Muhammad an-Naqib bin Ali al-’Uraidhi bin Ja’far Ash-Shadiq bin Muhammad al-Baqir bin Ali Zainal Abidin bin Al-Husain bin Ali bin Abi Thalib dan Fathimah az-Zahra’ binti Muhammad Rasuli-Llahi Shalla-Llahu Alaihhi wa-Sallam</i><o:p></o:p></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;"><br /></div><div align="center" class="MsoNormal" style="font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;"><span style="font-family: Times, "Times New Roman", serif;"><b>TEMPAT DAN TAHUN KELAHIRANNYA:</b><o:p></o:p></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;"><span style="font-family: Times, "Times New Roman", serif;"><o:p></o:p></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;"><br /></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-size: 13px; text-align: left;"><span style="font-family: Times, Times New Roman, serif;">Al-Imam As-Sayyid Abdul Malik Al-Azhmatkhan, Lahir di Kota Qasam, Hadramaut, tahun 1178 M / 574 H, Wafat di Hyderabad Republik India tahun 1292 M / 688 H, beliau Al-Imam As-Sayyid Abdul Malik Al-Azhmatkhan berusia 114 tahun. </span></span><span style="font-family: Times, "Times New Roman", serif; font-size: 13px;">Beliau juga dikenal dengan gelar </span><b style="font-family: Times, "Times New Roman", serif; font-size: 13px;"><i>“Al-Muhajir Ilallah”</i></b><span style="font-family: Times, "Times New Roman", serif; font-size: 13px;">, karena beliau hijrah dari Hadhramaut (Yaman Selatan) ke Hyderabad (Republik India) untuk berda’wah sebagaimana kakek beliau, Al-Imam As-Sayyid Ahmad bin Isa, digelari seperti itu karena beliau hijrah dari Iraq ke Hadhramaut untuk berda’wah. </span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;"><br /></div><div align="center" class="MsoNormal" style="font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;"><span style="font-family: Times, "Times New Roman", serif;"><b>ORANGTUA AL-IMAM ABDUL MALIK AL-AZHMATKHAN:</b><o:p></o:p></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;"><br /></div><div class="MsoNormal" style="font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Times, "Times New Roman", serif;">Ayah dari Al-Imam Abdul Malik <span style="text-align: left;">Al-Azhmatkhan</span> adalah Al-Imam Alwi 'Ammul Faqih bin Muhammad Shohib Marbath lahir di Tarim. Beliau adalah seorang ulama besar, pemimpin kaum Arifin, hafal al-Qur'an, selalu menjaga lidahnya dari kata-kata yang tidak bermanfaat, dermawan, cinta kepada fakir miskin dan memuliakannya, banyak senyum. Al-Imam Alwi bin Muhammad Shohib Marbath dididik oleh ayahnya dan belajar kepada beberapa ulama, di antaranya Syaikh Salim Bafadhal, As-Sayid Salim bin Basri, Syaikh Ali bin Ibrahim al-Khatib. Beliau wafat pada hari Senin bulan Dzulqaidah tahun 613 Hijriyah di Tarim dan dimakamkan di perkuburan Zanbal.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br /></div><div class="MsoNormal" style="font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Times, "Times New Roman", serif;">Dalam Kitab Al-Mausuu'ah Li Ansaabi Al-Imam Al-Husaini, dijelaskan bahwa Al-Imam 'Alwi Ammul Faqih bin Muhammad Shahib Mirbath, memiliki empat orang anak, yaitu:<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br /></div><div class="MsoNormal" style="font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Times, "Times New Roman", serif;">(1)Abdullah (keturunannya terputus)<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Times, "Times New Roman", serif;">(2)Ahmad (anaknya Fathimah ibu dari Ali dan Abdullah bin Alwi bin Muhammad al-Faqih al-Muqaddam),<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Times, "Times New Roman", serif;">(3)<b>Abdul Malik Al-Azhmatkhan</b> keturunannya menyebar di India dan di Indonesia, Malaysia, Singapura, Filipina, Thailand, dan Asia tenggara yang dikenal dengan nama <b>AL-AZHMATKHAN</b> (leluhur Walisongo).<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Times, "Times New Roman", serif;">(3)Abdurahman, keturunannya keluarga al-Bahasyim, al-Bin Semith, al-Bin Thahir, al-Ba'bud Maghfun, al-Bafaraj, al-Haddad, al-Basuroh, al-Bafaqih, al-Aidid, al-Baiti Auhaj.<o:p></o:p></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;"><br /></div><div align="center" class="MsoNormal" style="font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;"><span style="font-family: Times, "Times New Roman", serif;"><b>ISTRI AL-IMAM ABDUL MALIK AL-AZHMATKHAN:</b><o:p></o:p></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;"><br /></div><div class="MsoNormal" style="font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Times, "Times New Roman", serif;">Istri dari Imam Abdul Malik Al-Azhmatkhan adalah Putri Raja Kesultanan Islam Hyderabad India Lama, yang bernama Ummu Abdullah.<o:p></o:p></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;"><br /></div><div align="center" class="MsoNormal" style="font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;"><span style="font-family: Times, "Times New Roman", serif;"><b>ANAK-ANAK AL-IMAM ABDUL MALIK AL-AZHMATKHAN</b>:<o:p></o:p></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;"><br /></div><div class="MsoNormal" style="font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Times, "Times New Roman", serif;">Imam Abdul Malik Al-Azhmatkhan memiliki 4 anak, 2 laki-laki, dan 2 Perempuan, yaitu:<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Times, "Times New Roman", serif;"><b>(1)As-Sayyid Alwi Faqih Khan (Leluhur Al-Azhmatkhan India, keturunannya banyak di Hydarabad India, Pakistan, Bangladesh)</b><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: normal; margin-bottom: 12pt;"><span style="font-family: Times, "Times New Roman", serif;"><br /><b style="text-align: justify;">(2)As-Sayyid Amir Abdullah Al-Azhmatkhan (Leluhur Walisongo, Keturunannya banyak di Asia Tenggara, terutama di Indonesia, Malaysia, Singapura dan Negara-Negara Asia Tenggara)</b></span></div><div class="MsoNormal" style="font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="text-align: justify;"><span style="font-family: Times, "Times New Roman", serif;">(3)Syarifah Zainab Al-Azhmatkhan (nasabnya terputus)</span></span></div><div class="MsoNormal" style="font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Times, "Times New Roman", serif;">(4)Syarifah Fathimah Al-Azhmatkhan (nasabnya terputus)<o:p></o:p></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;"><br /></div><div align="center" class="MsoNormal" style="font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;"><span style="font-family: Times, "Times New Roman", serif;"><b>GELAR - GELAR AL-IMAM AS-SAYYID ABDUL MALIK AL-AZHMATKHAN:</b><o:p></o:p></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;"><br /></div><div class="MsoNormal" style="font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Times, "Times New Roman", serif;">Menurut As-Sayyid Bahruddin Al-Husaini, menjelaskan bahwa gelar yang disandang oleh As-Sayyid Abdul Malik Al-Azhmatkhan adalah:</span></div><div class="MsoNormal" style="font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Times, "Times New Roman", serif;"><br /></span></div><div class="MsoNormal" style="font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><ol><li><span style="font-family: Times, "Times New Roman", serif;">Al-Malik Lil Muslimiin = <i>Raja Bagi Kaum Muslimin</i></span></li><li><span style="font-family: Times, "Times New Roman", serif;">Al-Malik Min 'Alawiyyiin = <i>Raja dari Kalangan Keturunan Imam Ali bin Abi Thalib</i></span></li><li><span style="font-family: Times, "Times New Roman", serif;">Al-Khalifah Lil Mukminiin = <i>Khalifah bagi Kaum mukmin</i></span></li><li><span style="font-family: Times, "Times New Roman", serif;">Al-Mursyid = <i>Mursyid bagi beberapa tarekat</i></span></li><li><span style="font-family: Times, "Times New Roman", serif;">An-Naaqib = <i>Pakar dalam Ilmu Nasab</i></span></li><li><span style="font-family: Times, "Times New Roman", serif;">Al-Muhaddits = <i>Menghafal Ribuan Hadits</i></span></li><li><span style="font-family: Times, "Times New Roman", serif;">Al-Musnid = <i>Memiliki sanad keilmuan dari berbagai ulama' dan guru</i></span></li><li><span style="font-family: Times, "Times New Roman", serif;">Al-Qutub = <i>Wali Qutub pada masanya</i></span></li><li><span style="font-family: Times, "Times New Roman", serif;">Al-Wali = <i>Seorang Waliyullah</i></span></li><li><span style="font-family: Times, "Times New Roman", serif;">Abu Al-Muluuk = <i>Ayah dan datuk bagi para Raja</i></span></li><li><span style="font-family: Times, "Times New Roman", serif;">Abu Al-Awliyaa' = <i>Ayah dan datuk bagi para Wali Songo</i></span></li><li><span style="font-family: Times, "Times New Roman", serif;">Abu Al-Mursyidiin = <i>Ayah dan datuk bagi para Mursyid</i></span></li><li><span style="font-family: Times, "Times New Roman", serif;">Syaikhul Islam = <i>Guru Besar Islam</i></span></li><li><span style="font-family: Times, "Times New Roman", serif;">Imamul Mujaahidiin = <i>Imam Mujtahid</i></span></li><li><span style="font-family: Times, "Times New Roman", serif;">Al-Faqiihul Aqdam = <i>Ahli Fiqih Yang paling utama</i></span></li><li><span style="font-family: Times, "Times New Roman", serif;">Al-Mujahid Fii Sabiilillah = <i>Pejuang di Jalan Allah</i></span></li><li><span style="font-family: Times, "Times New Roman", serif;">Al-Hafiizhul Qur'an = <i>Penghafal Qur'an</i></span></li><li><span style="font-family: Times, "Times New Roman", serif;">Shohibul Karomah = <i>Raja dan Wali Allah yang memiliki Karomah</i></span></li><li><span style="font-family: Times, "Times New Roman", serif;">Amirul Mukminin= <i>Pemimpin Pemerintahan Islam</i></span></li></ol></div><div align="center" class="MsoNormal" style="font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;"><br /></div><div align="center" class="MsoNormal" style="font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: normal; margin-bottom: 12pt; text-align: center;"><span style="font-family: Times, "Times New Roman", serif;"><b>KARYA TULIS AL-IMAM 'ABDUL MALIK AL-'AZHMATKHAN:</b></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: normal; margin-bottom: 12pt; text-align: center;"><ol><li style="text-align: left;"><b style="font-family: Times, "Times New Roman", serif; text-align: justify; text-indent: 0in;">Tafsir Ma'rifatul Furqan Li 'Abdul Malik Al-Azhmatkhan (<b style="text-indent: 0in;"><span dir="RTL" lang="AR-SA">تفسير معرفة الفرقان لعبد الملك العظمت خان</span></b>)</b> yaitu tafsir sufistik berbahasa Arab karya Imam 'Abdul Malik 'Azmatkhan bin 'Alwi 'Ammul Faqih bin Muhammad Shohib Marbath.<b style="font-family: Times, "Times New Roman", serif; text-align: justify; text-indent: 0in;"> </b></li><li style="text-align: left;"><b style="font-family: Times, "Times New Roman", serif; text-align: justify; text-indent: 0in;">Al-Adzkaar Al-Azmatkhaniyyah Li Tholabi Mardhotillah (<b style="text-indent: 0in;"><span dir="RTL" lang="AR-SA">الأذكار العظمت خانية لطلب مرضات الله</span></b>)</b><b style="font-family: Times, "Times New Roman", serif; text-align: justify; text-indent: 0in;">,</b><b style="font-family: Times, "Times New Roman", serif; text-align: justify; text-indent: 0in;"> </b><span style="font-family: Times, "Times New Roman", serif; text-align: justify; text-indent: 0in;">yaitu kitab kumpulan dzikir, doa, wirid, hizib yang ditulis dan diamalkan oleh Imam 'Abdul Malik 'Azmatkhan bin 'Alwi 'Ammul Faqih bin Muhammad Shohib Marbath.</span></li><li style="text-align: left;"><b style="font-family: Times, "Times New Roman", serif; text-align: justify; text-indent: 0in;"><span style="background-color: whitesmoke;">Qur'an Kaa Tarjamah</span></b><span style="background-color: whitesmoke; font-family: Times, "Times New Roman", serif; text-align: justify; text-indent: 0in;"> </span><b style="font-family: Times, "Times New Roman", serif; text-align: justify; text-indent: 0in;"><span style="background-color: whitesmoke;">(قران کا </span></b><b style="font-family: Times, "Times New Roman", serif; text-align: justify; text-indent: 0in;">ترجمہ)</b><b style="font-family: Times, "Times New Roman", serif; text-align: justify; text-indent: 0in;">,</b><span style="font-family: Times, "Times New Roman", serif; text-align: justify; text-indent: 0in;"> yaitu terjemahan al-qur'an ke bahasa Urdu yang diterjemahkan oleh Imam 'Abdul Malik 'Azmatkhan bin 'Alwi 'Ammul Faqih bin Muhammad Shohib Marbath.</span></li><li style="text-align: left;"><span style="font-family: Times, "Times New Roman", serif; text-align: justify; text-indent: 0in;"><b>Ratib Al-Azhmatkhan (راتب العظمت خان), </b>yaitu kitab yang berisi Ratib Al-Azhmatkhan dan 1000 wirid, hizib, sholawat dan do'a<b>.</b></span></li></ol></div><div class="MsoNormal" style="font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: normal; margin: 0in 0in 3pt 0.5in; text-align: justify; text-indent: 0in;"><span style="font-family: Times, "Times New Roman", serif;"><br /></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;"><span style="font-family: Times, "Times New Roman", serif;"><br /><b>NAMA FAM AL-AZHMATKHAN DALAM ILMU NASAB:</b><o:p></o:p></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;"><br /></div><div align="center" class="MsoNormal" style="font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;"><span style="font-family: Times, "Times New Roman", serif;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="text-align: justify;"><span style="font-family: Times, "Times New Roman", serif;">Nama Al-Azhmatkhan berasal dari penggabungan dua kata dalam bahasa Urdu. “Azhmat” berarti; mulia, terhormat. Dan “Khan” memiliki arti setara seperti Komandan, Pemimpin, atau Penguasa. Nama ini disandangkan kepada Al-Imam As-Sayyid Abdul Malik setelah beliau menjadi menantu bangsawan Hyderabad. Mereka bermaksud memberi beliau gelar “Khan” sebagai bangsawan sekaligus penguasa setempat sebagaimana keluarga yang lain. Hal ini persis dengan apa yang dialami Sayyid Ahmad Rahmatullah ketika diberi gelar “Raden Rahmat” setelah menjadi menantu bangsawan Majapahit. Namun karena Sayyid Abdul Malik dari bangsa “syarif” (mulia) keturunan keturunan Al-Husain putra Fathimah binti Rasulillah SAW, maka mereka menambah kalimat “Azhmat” sehingga menjadi “Azhmatkhan”, dan diberi "Al" lit Ta'zhim (Al untuk mengagungkan). Dengan huruf Arab, mereka menulis عظمت خان bukan عظمة خان, dengan huruf latin mereka menulis “Al-Azhmatkhan”, bukan “Adhomatu Khon” atau “Adhimat Khon” seperti yang ditulis sebagian orang.</span></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;"><br /></div><div align="center" class="MsoNormal" style="font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;"><b style="font-family: Times, "Times New Roman", serif;">WAFAT & MAKAM AL-IMAM ABDUL MALIK AL-AZHMATKHAN:</b></div><div align="center" class="MsoNormal" style="font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;"><span style="font-family: Times, "Times New Roman", serif;"><b><br /></b></span></div><div class="MsoNormal" style="font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Times, "Times New Roman", serif;">Imam 'Abdul Malik Al-Azhmatkhan wafat </span><span style="font-family: Times, "Times New Roman", serif; text-align: left;">di Hyderabad Republik India tahun 1292 M / 688 H, beliau Al-Imam As-Sayyid Abdul Malik Al-Azhmatkhan berusia 114 tahun. </span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;"><span style="font-family: Times, "Times New Roman", serif;"><b><br /></b></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;"><span style="font-family: Times, "Times New Roman", serif;"><b><br /></b></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;"><span style="font-family: Times, "Times New Roman", serif;"><b>KESAKSIAN PARA AHLI NASAB TENTANG FAM AL-AZHMATKHAN:</b><o:p></o:p></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;"><br /></div><div align="center" class="MsoNormal" style="font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;"><span style="font-family: Times, "Times New Roman", serif;"><b>KESAKSIAN PERTAMA:</b><o:p></o:p></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;"><br /></div><div class="MsoNormal" style="font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Times, "Times New Roman", serif;">Menurut As-Sayyid Salim bin Abdullah Asy-Syathiri Al-Husaini (Ulama' asli Tarim, Hadramaut, Yaman), berkata: "Keluarga Al-Azhmatkhan (Walisongo) adalah dari Qabilah Ba'Alawi asal Hadhramaut Yaman gelombang pertama yang masuk di Nusantara dalam rangka penyebaran Islam (Semoga Allah Subhanahu wa Ta'ala merahmati keluarga Al-Azhmatkhan) Sesuai dengan namanya, yang berarti “Pemimpin dari keluarga Mulia” .<o:p></o:p></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;"><br /></div><div align="center" class="MsoNormal" style="font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;"><span style="font-family: Times, "Times New Roman", serif;"><b>KESAKSIAN KEDUA:</b><o:p></o:p></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;"><br /></div><div class="MsoNormal" style="font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Times, "Times New Roman", serif;">Menurut H.M.H. Al-Hamid Al-Husaini dalam bukunya “Pembahasan Tuntas Perihal Khilafiyah”, dia berkata:<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br /></div><div class="MsoNormal" style="font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Times, "Times New Roman", serif;">"Sayyid Abdul Malik Al-Azhmatkhan bin Alwi lahir di kota Qasam, sebuah kota di Hadhramaut, sekitar tahun 574 Hijriah. Ia meninggalkan Hadhramaut pergi ke India bersama jama’ah para Sayyid dari kaum Alawiyyin. Di India ia bermukim di Hyderabad. Ia mempunyai beberapa orang anak lelaki dan perempuan, di antaranya ialah Sayyid Abdullah Al-Amir Khan bin Sayyid Abdul Malik, lahir di kota Hyderabad, ada juga yang mengatakan bahwa ia lahir di sebuah desa dekat Hyderabad. Ia anak kedua dari Sayyid Abdul Malik<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Times, "Times New Roman", serif;">Sejarah mencatat meratanya serbuan dan perampasan bangsa Mongol di belahan Asia. Di antara nama yang terkenal dari penguasa-penguasa Mongol adalah Khubilai Khan. Setelah Mongol menaklukkan banyak bangsa, maka muncullah Raja-raja yang diangkat atau diakui oleh Mongol dengan menggunakan nama belakang “Khan”, termasuk Raja Hyderabad, India.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Times, "Times New Roman", serif;">Setelah Sayyid Abdul Malik menjadi menantu Raja Hyderabad, mereka bermaksud memberi beliau gelar “Khan” agar dianggap sebagai bangsawan setempat sebagaimana keluarga yang lain. Hal ini persis dengan cerita Sayyid Ahmad Rahmatullah ketika diberi gelar “Raden Rahmat” setelah menjadi menantu bangsawan Majapahit. Namun karena Sayyid Abdul Malik dari bangsa “syarif” (mulia) keturunan Nabi, maka mereka menambah kalimat “Azhmat” yang berarti mulia (dalam bahasa Urdu India) sehingga menjadi “Azhmatkhan”. Dengan huruf arab, mereka menulis عظمت خان bukan عظمة خان, dengan huruf latin mereka menulis “Azhmatkhan” dan diberi "AL" untuk pengagungan, sehingga tertulis "AL-AZHMATKHAN", bukan “Adhomatu Khon” atau “Adhimat Khon” seperti yang ditulis sebagian orang.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Times, "Times New Roman", serif;">Sayyid Abdul Malik Al-Azhmatkhan juga dikenal dengan gelar “Al-Muhajir Ilallah”, karena beliau hijrah dari Hadhramaut ke India untuk berda’wah, sebagaimana kakek beliau, Sayyid Ahmad bin Isa, digelari seperti itu karena beliau hijrah dari Iraq ke Hadhramaut untuk berda’wah<o:p></o:p></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;"><br /></div><div align="center" class="MsoNormal" style="font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;"><span style="font-family: Times, "Times New Roman", serif;"><b>KESAKSIAN KETIGA:</b><o:p></o:p></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;"><br /></div><div class="MsoNormal" style="font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Times, "Times New Roman", serif;">Menurut Sayyid Ali bin Abu Bakar As-Sakran dalam Kitab Nasab yang bernama Al-Jawahir Al-Saniyyah, berkata: "Al-Azhmatkhan adalah fam yang dinisbatkhan kepada Al-Imam As-Sayyid Abdul Malik Al-Azhmatkhan bin 'Alawi 'Ammil Faqih".<o:p></o:p></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;"><br /></div><div align="center" class="MsoNormal" style="font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;"><span style="font-family: Times, "Times New Roman", serif;"><b>KESAKSIAN KEEMPAT:</b><o:p></o:p></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;"><br /></div><div class="MsoNormal" style="font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Times, "Times New Roman", serif;">Menurut Ad-Dawudi dalam Kitab Umdatut Thalib berkata, ""Al-Azhmatkhan adalah fam yang dinisbatkhan kepada Al-Imam As-Sayyid Abdul Malik Al-Azhmatkhan bin 'Alawi 'Ammil Faqih, dan keturunannya masih ada sampai sekarang ini melalui jalur Walisongo di Jawa".<o:p></o:p></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;"><br /></div><div align="center" class="MsoNormal" style="font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;"><span style="font-family: Times, "Times New Roman", serif;"><b>KESAKSIAN KELIMA:</b><o:p></o:p></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;"><br /></div><div class="MsoNormal" style="font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Times, "Times New Roman", serif;">Penelitian sayyid Zain bin Abdullah Alkaf dalam kitabnya "Ilhaafun Nazhooir" yang dikutip dalam buku khidmatul 'asyirah karangan Habib Ahmad bin Abdullah bin Muhsin Assegaf; MEMBENARKAN & MEM-VALID-KAN nasab jalur Al-Azhmatkhan.<o:p></o:p></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;"><br /></div><div align="center" class="MsoNormal" style="font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;"><span style="font-family: Times, "Times New Roman", serif;"><b>KESAKSIAN KEENAM:</b><o:p></o:p></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;"><br /></div><div class="MsoNormal" style="font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Times, "Times New Roman", serif;">Penelitian Al-Alammah As-Sayyid Abdurrahman bin Muhammad Husain Al-Masyhur dalam Kitab Syamsud Zhahirah, yang memvalidkan nasab jalur Al-Azhmatkhan.<o:p></o:p></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;"><br /></div><div align="center" class="MsoNormal" style="font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;"><span style="font-family: Times, "Times New Roman", serif;"><b>KESAKSIAN KETUJUH</b><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><br /></div><div class="MsoNormal" style="font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Times, "Times New Roman", serif;">Kesaksian dari Sayyid Ali bin Ja'far Assegaf Palembang.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br /></div><div class="MsoNormal" style="font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Times, "Times New Roman", serif;">Bermula silsilah wali songo ditemukan oleh sayid Ali bin Ja’far Assegaf pada seorang keturunan bangsawan Palembang. Dalam silsilah tersebut tercatat tuan Fakih Jalaluddin yang dimakamkan di Talang Sura pada tanggal 20 Jumadil Awal 1161 Hijriyah, tinggal di istana kerajaan Sultan Muhammad Mansur mengajar ilmu ushuluddin dan al-Qur'an. Dalam silsilah tersebut tercatat nasab seorang Alawiyin bernama Sayid Jamaluddin Husein bin Ahmad bin Abdullah bin Abdul Malik bin Alwi bin Muhammad Shohib Mirbath, yang mempunyai tujuh anak laki. Di samping itu tercatat pula nasab keturunan raja-raja Palembang yang bergelar pangeran dan raden, nasab Muhammad Ainul Yaqin yang bergelar Sunan Giri.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: normal; margin-bottom: 12pt;"><span style="font-family: Times, "Times New Roman", serif;"><br /><o:p></o:p></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;"><span style="font-family: Times, "Times New Roman", serif;"><b>KESAKSIAN KEDELAPAN:</b><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: normal; margin-bottom: 12pt;"><span style="font-family: Times, "Times New Roman", serif;"><br /><br />Penelitian As-Sayyid Muhammad bin Ahmad bin Umar Asy-Syathiri dalam Kitab Al-Mu'jam Al-Lathif.</span></div><div class="MsoNormal" style="font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: normal; margin-bottom: 12pt;"><span style="font-family: Times, "Times New Roman", serif;"><br /><o:p></o:p></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;"><span style="font-family: Times, "Times New Roman", serif;"><b>KHILAFAH AL-AZHMATKHAN</b><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><br /></div><div align="center" class="MsoNormal" style="font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;"><span style="font-family: Times, "Times New Roman", serif;"><o:p></o:p></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;"><br /></div><div class="MsoNormal" style="font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: normal; margin-bottom: 12pt;"><span style="font-family: Times, "Times New Roman", serif;">Keluarga Al-Azhmatkhan sejauh ini tercatat memimpin banyak Kesultanan atau Kerajaan di Asia. Di antaranya :<br /><br />(1)Kesultanan Hyderabad – India<br />(2)Kesultanan Adipati Bagelen<br />(3)Kesultanan Adipati Bangkalan – Madura<br />(4)Kesultanan Adipati Gerbang Hilir<br />(5)Kesultanan Adipati Jayakarta<br />(6)Kesultanan Adipati Manonjaya<br />(7)Kesultanan Adipati Pajang<br />(8)Kesultanan Adipati Pakuan<br />(9)Kesultanan Adipati Sukapura<br />(10)Kesultanan Adipati Sumenep<br />(11)Kesultanan Adipati Tasikmalaya<br />(12)Kesultanan Ampel Denta – Surabaya<br />(13)Kesultanan Banten<br />(14)Kesultanan Campa (Kamboja)<br />(15)Kesultanan Cirebon Larang / Carbon Larang<br />(16)Kesultanan Demak Bintoro<br />(17)Kesultanan Giri Kedaton<br />(18)Kesultanan Kacirebonan – Cirebon<br />(19)Kesultanan Kanoman – Cirebon<br />(20)Kesultanan Kasepuhan – Cirebon<br />(21)Kesultanan Kedah - Malaysia (Ada tautan dari pihak wanita Azmatkhan)<br />(22)Kesultanan Kelantan – Malaysia<br />(23)Kesultanan Mangkunegaran (ada tautan dari pihak wanita Azmatkhan)<br />(24)Kesultanan Mataram Islam (ada tautan dari pihak wanita Azmatkhan)<br />(25)Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat (ada tautan dari pihak wanita Azmatkhan)<br />(26)Kasunanan Surakarta Hadiningrat (ada tautan dari pihak wanita Azmatkhan)<br />(27)Kesultanan Pakualaman<br />(28)Kesultanan Palembang Darusalam<br />(29)Kesultanan Patani – Thailand<br />(30)Kesultanan Sumedang Larang / Sunda Larang<br />(31)Kesultanan Surabaya (Kelanjutan Kesultanan Ampel Denta)<br />(32)Kesultanan Ternate<br />(33)Keratuan Darah Putih, Lampung<o:p></o:p></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;"><span style="font-family: Times, "Times New Roman", serif;"><b>DAFTAR KEPUSTAKAAN (BUKU-BUKU YANG MENJELASKAN) </b><o:p></o:p></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;"><span style="font-family: Times, "Times New Roman", serif;"><b>TENTANG AL-AZHMATKHAN :</b><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><br /></div><div class="MsoNormal" style="font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: Times, "Times New Roman", serif;">Sayyid Ahmad bin Anbah,Umdatuth Thaalib Fii Ansaabi Aali Abi Thaalib<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: Times, "Times New Roman", serif;">Sayyid Ali As-Samhudiy, Jawaahir Al-Aqdaini Fii Ansaabi Abnaai As-Sibthaini<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: Times, "Times New Roman", serif;">Sayyid Abu Thalib Taqiyyuddin An-Naqiibi, Ghaayatu Al-Ikhtishoori Fii Al-buyuutaati Al-'Alawiyyati Al-Mahfuzhati Min Al-Ghayyaari.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: Times, "Times New Roman", serif;">As-Sayyid Al-Muhaddits Husain bin Abdurrahman Al-Ahdali, Tuhfatuz Zaman Fii Taariikhi Saadaatil Yamani<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: Times, "Times New Roman", serif;">As-Sayyid Abu Fadhal Muhammad Al-Kazhimi Al-Husaini, An-Nafkhah Al-Anbariyyah Fii Ansaabi Khairil Bariyyah<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: Times, "Times New Roman", serif;">As-Sayyid Dhoomin bin Syadqam, Tuhfatul Azhaari Fii Ansaabi Aal An-Nabiyyi Al-Mukhtaari<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: Times, "Times New Roman", serif;">As-Sayyid Ahmad bin Hasan Al-Attas, Uquud Al-Almaas<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: Times, "Times New Roman", serif;">Sayyid Jamaluddin Abdullah Al-Jurjaani Al-Husaini, Musyajjarah Al-Mutadhammin Ansaabi Ahlilbaiti Ath-Thaahiri<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: Times, "Times New Roman", serif;">As-Sayyid Al-Imam Muhammad bin Ahmad bin 'Amiiduddin Al-Husaini An-Najafiy, Kitab Bahrul Ansaabi<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: Times, "Times New Roman", serif;">As-Sayyid Murtadha Az-Zabiidi, Al-Musyajjir Al-Kasysyaaf Li Ushuulis Saadah Al-Asyraaf<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: Times, "Times New Roman", serif;">As-Sayyid Husain bin Muhammad Ar-Rifaa'i Al-Mishri, Bahrul Ansaabil Muhiith<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: Times, "Times New Roman", serif;">As-Sayyid 'Ali bin Abi Bakar asy-Syakran, Al-Jawaahir As-Saniyyah Fii Ansaabi Al-Husainiyyah<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: Times, "Times New Roman", serif;">As-Sayyid Abdurrahman bin Muhammad Al-Masyhur Al-Husaini Al-Hadrami, Kitab Syamsuzh Zhahiirah<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: Times, "Times New Roman", serif;">As-Sayyid Ahmad bin Abdullah bin Muhsin Assegaff, Khidmah Al-'Asyiirah Bi Tartiibi wa Talkhiishi Wa Tadzliili Syamsizh Zhahiirah<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: Times, "Times New Roman", serif;">As-Sayyid Dhiyaa'u Syihaab, Ta'liiqaat Mabsuuthah Wa Mufashsholah 'Alaa Syamsizh Zhahiirah<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: Times, "Times New Roman", serif;">As-Sayyid Umar bin Alawi Al-Kaff, Al-Faraayid Al-Jauhariyyah Fii Tarraajumi Asy-Syaharah Al-'Alawiyyah<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: Times, "Times New Roman", serif;">As-Sayyid Umar bin Abdurrahman bin Shihabuddin, Syajaratul Alawiyyah<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: Times, "Times New Roman", serif;">As-Sayyid Muhammad bin Ahmad bin Umar Asy-Syathiri, Kitab Al-Mu'jam Al-Lathif<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: Times, "Times New Roman", serif;">As-Sayyid Bahruddin Ba'alawi Al-Husaini, Ansaabi Wali Songo,<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: Times, "Times New Roman", serif;">As-Sayyid Abi Al-Mu'ammar Yahya bin Muhammad bin Al-Qasim Ba'alawi Al-Husaini, Kitab Abnaaul Imam Fii Mishra Was Syaami Al-Hasani Wal Husaini,<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: Times, "Times New Roman", serif;">As-Sayyid Al-Qalqasandiy Al-Hasani, Nihaayatul Urabi Fi Ma'rifati Al-Ansaabi Al-'Arabi,<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: Times, "Times New Roman", serif;">Al-Imam Abi Sa'di Abdil Karim bin Muhammad bin Mansur At-Tamimiy As-Sam'aaniy, Kitab Al-ansaab<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: Times, "Times New Roman", serif;">Al-Imam Ahmad bin Yahya bin Jabir Al-Balaadiri,Kitabu Al-Jumali Min Ansaabil Asyraaf</span></div></div>administrator2http://www.blogger.com/profile/08863993415188837777noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-7437626801301800612.post-49652594103793125882021-11-06T21:45:00.006-07:002022-03-19T14:01:07.904-07:00Biografi Al-Habib Prof.Dr.KH.R. Shohibul Faroji Al-Azhmatkhan.SAg.MA.PhD<p></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgIdKZhdXbQK3k7b1hZE-aHI8JH6oFbPQUzWoFK8fb67D0KZdqrWDjI9lkqjDrOKKHpMdLbnQmWKl4pzjnU4hhyfSDEPovtSvNtToioi_3YvBr7BhnRnpC3j3J9bR4BR7DHv3yc_HVVm5A/s2048/Foto+Buya.png" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="2048" data-original-width="1638" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgIdKZhdXbQK3k7b1hZE-aHI8JH6oFbPQUzWoFK8fb67D0KZdqrWDjI9lkqjDrOKKHpMdLbnQmWKl4pzjnU4hhyfSDEPovtSvNtToioi_3YvBr7BhnRnpC3j3J9bR4BR7DHv3yc_HVVm5A/s320/Foto+Buya.png" width="256" /></a></div><div style="text-align: center;">Al-Habib Prof.Dr.KH.R. Shohibul Faroji Al-Azhmatkhan.SAg.MA.PhD</div><div style="text-align: center;"><br /></div><p></p><table class="infobox biography vcard" style="background-color: #f8f9fa; border-spacing: 3px; border: 1px solid rgb(162, 169, 177); clear: right; color: black; float: right; font-family: sans-serif; font-size: 12.32px; line-height: 1.5em; margin: 0.5em 0px 0.5em 1em; padding: 0.2em; width: 22em;"><tbody><tr><th class="infobox-above" colspan="2" style="font-size: 15.4px; text-align: center; vertical-align: top;"><span class="fn">Shohibul Faroji</span></th></tr><tr><th class="infobox-label" scope="row" style="text-align: left; vertical-align: top;">Lahir</th><td class="infobox-data" style="vertical-align: top;"><span class="nickname">Shohibul Faroji Al-Azhmatkhan</span><br /><a href="https://id.wikipedia.org/wiki/13_Juni" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;" title="13 Juni">13 Juni</a> <a href="https://id.wikipedia.org/wiki/1977" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;" title="1977">1977</a><br /><span class="birthplace"><a class="mw-disambig" href="https://id.wikipedia.org/wiki/Banyuwangi" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;" title="Banyuwangi">Banyuwangi</a>, <a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Jawa_Timur" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;" title="Jawa Timur">Jawa Timur</a>, <a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Indonesia" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;" title="Indonesia">Indonesia</a></span></td></tr><tr><th class="infobox-label" scope="row" style="text-align: left; vertical-align: top;">Tempat tinggal</th><td class="infobox-data label" style="vertical-align: top;"><a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Indonesia" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;" title="Indonesia">Indonesia</a></td></tr><tr><th class="infobox-label" scope="row" style="text-align: left; vertical-align: top;">Nama lain</th><td class="infobox-data nickname" style="vertical-align: top;">Al-Habib Prof.Dr.KH.R. Shohibul Faroji Azmatkhan.SAg.MA.PhD</td></tr><tr><th class="infobox-label" scope="row" style="text-align: left; vertical-align: top;">Warga negara</th><td class="infobox-data category" style="vertical-align: top;"><a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Indonesia" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;" title="Indonesia">Indonesia</a></td></tr><tr><th class="infobox-label" scope="row" style="text-align: left; vertical-align: top;">Pekerjaan</th><td class="infobox-data role" style="vertical-align: top;"><a class="new" href="https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Al-Imam_An-Naqib&action=edit&redlink=1" style="background: none; color: #ba0000; text-decoration-line: none;" title="Al-Imam An-Naqib (halaman belum tersedia)">Al-Imam An-Naqib</a><br /><a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Ulama" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;" title="Ulama">Ulama</a><br /><a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Hafiz" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;" title="Hafiz">Hafiz</a><br /><a class="mw-redirect" href="https://id.wikipedia.org/wiki/Faqih" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;" title="Faqih">Faqih</a><br /><a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Mufti" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;" title="Mufti">Mufti</a><br /><a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Qadi" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;" title="Qadi">Qadi</a></td></tr><tr><th class="infobox-label" scope="row" style="text-align: left; vertical-align: top;">Tempat kerja</th><td class="infobox-data org" style="vertical-align: top;">Baitul Ansab Lil Asyraf Azmatkhan Wa Ahlulbayt Al-Alamy</td></tr><tr><th class="infobox-label" scope="row" style="text-align: left; vertical-align: top;">Organisasi</th><td class="infobox-data org" style="vertical-align: top;"><a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Nahdlatul_Ulama" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;" title="Nahdlatul Ulama">Nahdlatul Ulama</a></td></tr><tr><th class="infobox-label" scope="row" style="text-align: left; vertical-align: top;">Dikenal atas</th><td class="infobox-data" style="vertical-align: top;">Peneliti dan Pentashih Nasab 3110 Qabilah Dzurriyyah Rasulullah dari jalur 1555 Qabilah Keturunan Imam Hasan dan 1555 Qabilah Keturunan Imam Husain Sedunia</td></tr><tr><th class="infobox-label" scope="row" style="text-align: left; vertical-align: top;">Gelar</th><td class="infobox-data title" style="vertical-align: top;"><a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Syekh" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;" title="Syekh">Syekh</a><br /><a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Sayyid" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;" title="Sayyid">Sayyid</a><br /><a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Hafiz" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;" title="Hafiz">Hafiz</a></td></tr><tr><th class="infobox-label" scope="row" style="text-align: left; vertical-align: top;">Anggota dewan</th><td class="infobox-data" style="vertical-align: top;">Al-Imam An-Naqib Of Baitul Ansab Lil Asyraf Azmatkhan Wa Ahlulbayt Al-Alamy</td></tr><tr><th class="infobox-label" scope="row" style="text-align: left; vertical-align: top;"><span class="nowrap" style="white-space: nowrap;">Suami/istri</span></th><td class="infobox-data" style="vertical-align: top;">Syarifah Ratumalaya Azmatkhan</td></tr><tr><th class="infobox-label" scope="row" style="text-align: left; vertical-align: top;">Anak</th><td class="infobox-data" style="vertical-align: top;">1. Reza Putra Pangestu<br />2. Elsa Shalsabila Pangasih<br />3. Muhammad Asaddu Hubballillah<br />4. Ali Al-Haqqu Mirrabbik<br />5. Khairani Farasyta Azka<br />6. Alwi Abdul Malik<br />7. Muhammad Ali Al-Mahdi</td></tr><tr><th class="infobox-label" scope="row" style="text-align: left; vertical-align: top;">Penghargaan</th><td class="infobox-data" style="vertical-align: top;">Guinnes World Records, MURI & MURTI Bidang Penulis Tafsir Al-Qur'an Terbanyak, Terlengkap & Bersanad</td></tr><tr><th class="infobox-label" scope="row" style="text-align: left; vertical-align: top;">Situs web</th><td class="infobox-data" style="vertical-align: top;"><a class="external free" href="https://www.facebook.com/syekhfaroji9" rel="nofollow" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: initial; background-origin: initial; background-position: 100% 50%; background-repeat: no-repeat; background-size: initial; background: url("/w/resources/src/mediawiki.skinning/images/external-ltr.svg?59558") right center no-repeat; color: #3366bb; overflow-wrap: break-word; padding-right: 13px; text-decoration-line: none;">https://www.facebook.com/syekhfaroji9</a></td></tr></tbody></table><p style="background-color: white; color: #202122; font-family: sans-serif; font-size: 14px; margin: 0.5em 0px;"><b><a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Syekh" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;" title="Syekh">Syekh</a> <a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Sayyid" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;" title="Sayyid">Sayyid</a> Shohibul Faroji <a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Azmatkhan" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;" title="Azmatkhan">Azmatkhan</a> Ba'alawi</b> (lahir 13 Juni 1977) adalah seorang <a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Ulama" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;" title="Ulama">Ulama</a> penghafal Qur'an (<a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Hafiz" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;" title="Hafiz">Hafiz</a>), ahli hadis (<a class="mw-redirect" href="https://id.wikipedia.org/wiki/Muhaddits" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;" title="Muhaddits">Muhaddits</a>), ahli fiqih (<a class="mw-redirect" href="https://id.wikipedia.org/wiki/Faqih" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;" title="Faqih">Faqih</a>), <a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Mufti" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;" title="Mufti">Mufti</a> , <a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Qadi" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;" title="Qadi">Qadi</a>, <a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Syekh" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;" title="Syekh">Syekh</a>, ahli nasab (<a class="new" href="https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Al-Imam_An-Naqib&action=edit&redlink=1" style="background: none; color: #ba0000; text-decoration-line: none;" title="Al-Imam An-Naqib (halaman belum tersedia)">Al-Imam An-Naqib)</a> , <a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Mursyid" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;" title="Mursyid">Mursyid</a>, <a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Sufi" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;" title="Sufi">Sufi</a> dan <a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Alawiyyin" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;" title="Alawiyyin">alawiyyin</a> yang berasal dari <a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Indonesia" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;" title="Indonesia">Indonesia</a>. Ia adalah pengurus Lajnah Falakiyyah Nahdlatul Ulama (LFNU-PBNU), dan Ketua Umum Persatuan Habaib Nahdlatul Ulama (PHNU). Ia juga seorang ulama ahli tafsir yang telah menulis banyak tafsir dan berhasil mendapatkan rekor <b>Guinness World Records,</b> rekor <b>(MURI)</b> <a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Museum_Rekor_Dunia_Indonesia" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;" title="Museum Rekor Dunia Indonesia">Museum Rekor Dunia Indonesia</a> dan <b>(MURTI)</b> <b>Museum Rekor Terhebat Indonesia</b> sebagai penulis tafsir Qur'an terbanyak, terlengkap dan bersanad. <sup class="reference" id="cite_ref-1" style="font-size: 11.2px; line-height: 1; unicode-bidi: isolate; white-space: nowrap;"><a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Shohibul_Faroji#cite_note-1" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;">[1]</a></sup></p><div aria-labelledby="mw-toc-heading" class="toc" id="toc" role="navigation" style="background-color: #f8f9fa; border: 1px solid rgb(162, 169, 177); color: #202122; display: table; font-family: sans-serif; font-size: 13.3px; padding: 7px;"><input class="toctogglecheckbox" id="toctogglecheckbox" role="button" style="display: none; margin: 0px; opacity: 0; position: absolute; z-index: -1;" type="checkbox" /><div class="toctitle" dir="ltr" lang="id" style="direction: ltr; text-align: center;"><h2 id="mw-toc-heading" style="border: 0px; color: black; display: inline; font-size: 13.3px; line-height: 1.3; margin: 1em 0px 0.25em; overflow: hidden; padding: 0px;">Daftar isi</h2><span class="toctogglespan" style="font-size: 12.502px;"><label class="toctogglelabel" style="color: #0645ad; cursor: pointer;"></label></span></div><ul style="list-style: none; margin: 0.3em 0px; padding: 0px;"><li class="toclevel-1 tocsection-1" style="margin-bottom: 0.1em;"><a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Shohibul_Faroji#Kelahiran_dan_Nasab" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;"><span class="tocnumber" style="color: #202122; display: table-cell; padding-left: 0px; padding-right: 0.5em; text-decoration: inherit;">1</span><span class="toctext" style="display: table-cell; text-decoration: inherit;">Kelahiran dan Nasab</span></a></li><li class="toclevel-1 tocsection-2" style="margin-bottom: 0.1em;"><a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Shohibul_Faroji#Masa_muda" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;"><span class="tocnumber" style="color: #202122; display: table-cell; padding-left: 0px; padding-right: 0.5em; text-decoration: inherit;">2</span><span class="toctext" style="display: table-cell; text-decoration: inherit;">Masa muda</span></a></li><li class="toclevel-1 tocsection-3" style="margin-bottom: 0.1em;"><a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Shohibul_Faroji#Jabatan" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;"><span class="tocnumber" style="color: #202122; display: table-cell; padding-left: 0px; padding-right: 0.5em; text-decoration: inherit;">3</span><span class="toctext" style="display: table-cell; text-decoration: inherit;">Jabatan</span></a></li><li class="toclevel-1 tocsection-4" style="margin-bottom: 0.1em;"><a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Shohibul_Faroji#Karya" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;"><span class="tocnumber" style="color: #202122; display: table-cell; padding-left: 0px; padding-right: 0.5em; text-decoration: inherit;">4</span><span class="toctext" style="display: table-cell; text-decoration: inherit;">Karya</span></a></li><li class="toclevel-1 tocsection-5" style="margin-bottom: 0.1em;"><a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Shohibul_Faroji#Tarekat_dan_para_guru" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;"><span class="tocnumber" style="color: #202122; display: table-cell; padding-left: 0px; padding-right: 0.5em; text-decoration: inherit;">5</span><span class="toctext" style="display: table-cell; text-decoration: inherit;">Tarekat dan para guru</span></a></li><li class="toclevel-1 tocsection-6" style="margin-bottom: 0.1em;"><a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Shohibul_Faroji#Lihat_pula" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;"><span class="tocnumber" style="color: #202122; display: table-cell; padding-left: 0px; padding-right: 0.5em; text-decoration: inherit;">6</span><span class="toctext" style="display: table-cell; text-decoration: inherit;">Lihat pula</span></a></li><li class="toclevel-1 tocsection-7" style="margin-bottom: 0.1em;"><a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Shohibul_Faroji#Referensi" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;"><span class="tocnumber" style="color: #202122; display: table-cell; padding-left: 0px; padding-right: 0.5em; text-decoration: inherit;">7</span><span class="toctext" style="display: table-cell; text-decoration: inherit;">Referensi</span></a></li><li class="toclevel-1 tocsection-8" style="margin-bottom: 0.1em;"><a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Shohibul_Faroji#Bacaan_lanjutan" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;"><span class="tocnumber" style="color: #202122; display: table-cell; padding-left: 0px; padding-right: 0.5em; text-decoration: inherit;">8</span><span class="toctext" style="display: table-cell; text-decoration: inherit;">Bacaan lanjutan</span></a></li><li class="toclevel-1 tocsection-9" style="margin-bottom: 0.1em;"><a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Shohibul_Faroji#Pranala_luar" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;"><span class="tocnumber" style="color: #202122; display: table-cell; padding-left: 0px; padding-right: 0.5em; text-decoration: inherit;">9</span><span class="toctext" style="display: table-cell; text-decoration: inherit;">Pranala luar</span></a></li></ul></div><h2 style="background-color: white; border-bottom: 1px solid rgb(162, 169, 177); font-family: "Linux Libertine", Georgia, Times, serif; font-weight: normal; line-height: 1.3; margin: 1em 0px 0.25em; overflow: hidden; padding: 0px;"><span class="mw-headline" id="Kelahiran_dan_Nasab">Kelahiran dan Nasab</span></h2><p style="background-color: white; color: #202122; font-family: sans-serif; font-size: 14px; margin: 0.5em 0px;"><a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Syekh" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;" title="Syekh">Syekh</a> Shohibul Faroji Azmatkhan melalui ayahnya adalah keturunan <a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Sunan_Kudus" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;" title="Sunan Kudus">Sunan Kudus</a>, dan melalui ibunya adalah keturunan <a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Daftar_pahlawan_nasional_Indonesia" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;" title="Daftar pahlawan nasional Indonesia">Pahlawan Nasional</a>, Sayyid <a class="mw-redirect" href="https://id.wikipedia.org/wiki/Pangeran_Diponegoro" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;" title="Pangeran Diponegoro">Pangeran Diponegoro</a>.<sup class="reference" id="cite_ref-The_Ahlulbayt_Nasab_Center_Maktab_Of_Morocco_2-0" style="font-size: 11.2px; line-height: 1; unicode-bidi: isolate; white-space: nowrap;"><a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Shohibul_Faroji#cite_note-The_Ahlulbayt_Nasab_Center_Maktab_Of_Morocco-2" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;">[2]</a></sup></p><p style="background-color: white; color: #202122; font-family: sans-serif; font-size: 14px; margin: 0.5em 0px;">Gelar <i><a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Azmatkhan" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;" title="Azmatkhan">Azmatkhan</a></i> diberikan karena ia keturunan dari <a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Abdul_Malik_bin_Alwi" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;" title="Abdul Malik bin Alwi">Abdul Malik Azmatkhan</a>, yaitu seorang <a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Sayyid" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;" title="Sayyid">sayyid</a> yang lahir di <a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Tarim" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;" title="Tarim">Tarim</a>, <a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Hadramaut" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;" title="Hadramaut">Hadramaut</a>, <a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Yaman" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;" title="Yaman">Yaman</a> dan kemudian menjadi Raja di Kerajaan <a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Hyderabad" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;" title="Hyderabad">Hyderabad,</a> <a href="https://id.wikipedia.org/wiki/India" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;" title="India">India</a>. Abdul Malik Azmatkhan ini adalah leluhur <a class="mw-redirect" href="https://id.wikipedia.org/wiki/Walisongo" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;" title="Walisongo">Walisongo</a>.<sup class="reference" id="cite_ref-The_South_Asian_Community_Of_Azmatkhan_Al-Husaini_Family,_Maktab_Of_India_3-0" style="font-size: 11.2px; line-height: 1; unicode-bidi: isolate; white-space: nowrap;"><a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Shohibul_Faroji#cite_note-The_South_Asian_Community_Of_Azmatkhan_Al-Husaini_Family,_Maktab_Of_India-3" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;">[3]</a></sup></p><p style="background-color: white; color: #202122; font-family: sans-serif; font-size: 14px; margin: 0.5em 0px;">Nasabnya adalah:</p><ol style="background-color: white; color: #202122; font-family: sans-serif; font-size: 14px; list-style-image: none; margin: 0.3em 0px 0px 3.2em; padding: 0px;"><li style="margin-bottom: 0.1em;"><a class="mw-redirect" href="https://id.wikipedia.org/wiki/Nabi_Muhammad" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;" title="Nabi Muhammad">Nabi Muhammad</a> menikah dengan Sayyidah <a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Khadijah_binti_Khuwailid" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;" title="Khadijah binti Khuwailid">Khadijah binti Khuwailid</a>.<sup class="reference" id="cite_ref-4" style="font-size: 11.2px; line-height: 1; unicode-bidi: isolate; white-space: nowrap;"><a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Shohibul_Faroji#cite_note-4" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;">[4]</a></sup> Rasulullah wafat di <a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Madinah" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;" title="Madinah">Madinah</a>, <a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Arab_Saudi" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;" title="Arab Saudi">Saudi Arabia</a>, 8 Juni 632 M,<sup class="reference" id="cite_ref-5" style="font-size: 11.2px; line-height: 1; unicode-bidi: isolate; white-space: nowrap;"><a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Shohibul_Faroji#cite_note-5" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;">[5]</a></sup> memiliki anak yaitu:<sup class="reference" id="cite_ref-:0_6-0" style="font-size: 11.2px; line-height: 1; unicode-bidi: isolate; white-space: nowrap;"><a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Shohibul_Faroji#cite_note-:0-6" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;">[6]</a></sup></li><li style="margin-bottom: 0.1em;">Sayyidah <a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Fatimah_az-Zahra" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;" title="Fatimah az-Zahra">Fatimah Az-Zahra</a>, menikah dengan Imam <a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Ali_bin_Abi_Thalib" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;" title="Ali bin Abi Thalib">Ali bin Abi Thalib</a><sup class="reference" id="cite_ref-7" style="font-size: 11.2px; line-height: 1; unicode-bidi: isolate; white-space: nowrap;"><a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Shohibul_Faroji#cite_note-7" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;">[7]</a></sup>.<sup class="reference" id="cite_ref-:0_6-1" style="font-size: 11.2px; line-height: 1; unicode-bidi: isolate; white-space: nowrap;"><a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Shohibul_Faroji#cite_note-:0-6" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;">[6]</a></sup> Sayyidah Fatimah Az-Zahra wafat di Madinah, Saudi Arabia, Selasa, 3 Ramadlan 11 H, berselang 6 bulan setelah wafatnya Rasulullah.<sup class="reference" id="cite_ref-8" style="font-size: 11.2px; line-height: 1; unicode-bidi: isolate; white-space: nowrap;"><a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Shohibul_Faroji#cite_note-8" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;">[8]</a></sup> Dalam usia 28 tahun.<sup class="reference" id="cite_ref-9" style="font-size: 11.2px; line-height: 1; unicode-bidi: isolate; white-space: nowrap;"><a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Shohibul_Faroji#cite_note-9" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;">[9]</a></sup> Makam beliau dirahasiakan.<sup class="reference" id="cite_ref-10" style="font-size: 11.2px; line-height: 1; unicode-bidi: isolate; white-space: nowrap;"><a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Shohibul_Faroji#cite_note-10" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;">[10]</a></sup> Beliau memiliki anak yaitu:</li><li style="margin-bottom: 0.1em;">Al-Imam As-Sayyid <a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Husain_bin_Ali" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;" title="Husain bin Ali">Al-Husain</a>, menikah dengan Syaharbanu,<sup class="reference" id="cite_ref-:0_6-2" style="font-size: 11.2px; line-height: 1; unicode-bidi: isolate; white-space: nowrap;"><a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Shohibul_Faroji#cite_note-:0-6" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;">[6]</a></sup><sup class="reference" id="cite_ref-:4_11-0" style="font-size: 11.2px; line-height: 1; unicode-bidi: isolate; white-space: nowrap;"><a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Shohibul_Faroji#cite_note-:4-11" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;">[11]</a></sup> nama lain dari Syaharbanu adalah Salamah atau Salafah atau Syah Zanan atau Syahar Naz atau Harrar.<sup class="reference" id="cite_ref-12" style="font-size: 11.2px; line-height: 1; unicode-bidi: isolate; white-space: nowrap;"><a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Shohibul_Faroji#cite_note-12" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;">[12]</a></sup> putri Kaisar <a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Yazdegerd_III" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;" title="Yazdegerd III">Yazdigird</a> atau Yazdrajid III,<sup class="reference" id="cite_ref-13" style="font-size: 11.2px; line-height: 1; unicode-bidi: isolate; white-space: nowrap;"><a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Shohibul_Faroji#cite_note-13" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;">[13]</a></sup> kaisar terakhir <a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Kekaisaran_Sasaniyah" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;" title="Kekaisaran Sasaniyah">Sasaniyah</a>, <a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Kekaisaran_Persia" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;" title="Kekaisaran Persia">Persia</a>, wafat di <a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Karbala" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;" title="Karbala">Karbala</a> <a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Irak" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;" title="Irak">Iraq</a>, tahun 64 H / 680 M, memiliki anak yaitu:</li><li style="margin-bottom: 0.1em;">Al-Imam As-Sayyid <a class="mw-redirect" href="https://id.wikipedia.org/wiki/Ali_Zainal_Abidin" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;" title="Ali Zainal Abidin">Ali Zainal Abidin</a>, bergelar As-Sajjad, artinya Hamba Allah yang banyak sujud kepada Allah.<sup class="reference" id="cite_ref-:4_11-1" style="font-size: 11.2px; line-height: 1; unicode-bidi: isolate; white-space: nowrap;"><a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Shohibul_Faroji#cite_note-:4-11" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;">[11]</a></sup> menikah dengan Syarifah Fathimah<sup class="reference" id="cite_ref-:0_6-3" style="font-size: 11.2px; line-height: 1; unicode-bidi: isolate; white-space: nowrap;"><a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Shohibul_Faroji#cite_note-:0-6" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;">[6]</a></sup> binti <a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Hasan_bin_Ali" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;" title="Hasan bin Ali">Hasan bin Ali</a> bin Abi Thalib. Nama lain dari Syarifah Fathimah binti Imam Hasan bin Ali ini adalah Ummu 'Abdillah, Ummu Hasan atau Ummu Abdihi.<sup class="reference" id="cite_ref-:4_11-2" style="font-size: 11.2px; line-height: 1; unicode-bidi: isolate; white-space: nowrap;"><a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Shohibul_Faroji#cite_note-:4-11" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;">[11]</a></sup> Sedangkan Imam Ali Zainal Abidin As-Sajjad wafat di Madinah pada tahun 95 Hijriyah atau 713 Masehi dalam usia 57 Tahun. 34 tahun setelah kewafatan ayahnya.<sup class="reference" id="cite_ref-14" style="font-size: 11.2px; line-height: 1; unicode-bidi: isolate; white-space: nowrap;"><a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Shohibul_Faroji#cite_note-14" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;">[14]</a></sup> Imam Ali Zainal Abidin As-Sajjad ini memiliki anak yaitu:</li><li style="margin-bottom: 0.1em;">Al-Imam As-Sayyid <a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Muhammad_al-Baqir" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;" title="Muhammad al-Baqir">Muhammad Al-Baqir</a>, menikah dengan Ummu Farwah<sup class="reference" id="cite_ref-:0_6-4" style="font-size: 11.2px; line-height: 1; unicode-bidi: isolate; white-space: nowrap;"><a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Shohibul_Faroji#cite_note-:0-6" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;">[6]</a></sup> binti Qasim bin Muhammad bin <a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Abu_Bakar_Ash-Shiddiq" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;" title="Abu Bakar Ash-Shiddiq">Abu Bakar Ash-Shiddiq</a>, Imam Shadiq pernah mengatakan: <i>"Ibuku adalah seorang wanita yang penuh dengan iman, takwa dan penyantun, dan Allah menyukai orang-orang penyantun."</i> Syekh Jalil Ali bin Husain Mas'udi dalam kitabnya Itsbatu al-Washiyyah mengatakan: <i>"Ummu Farwah adalah wanita paling takwa di zamannya."</i><sup class="reference" id="cite_ref-:4_11-3" style="font-size: 11.2px; line-height: 1; unicode-bidi: isolate; white-space: nowrap;"><a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Shohibul_Faroji#cite_note-:4-11" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;">[11]</a></sup> Al-Imam Muhammad Al-Baqir wafat di Madinah, Saudi Arabia, tahun 7 Zulhijjah 114 Hijriyah atau 743 Masehi, memiliki anak yaitu:</li><li style="margin-bottom: 0.1em;">Al-Imam As-Sayyid <a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Ja%27far_ash-Shadiq" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;" title="Ja'far ash-Shadiq">Ja’far ash-Shadiq</a>. Dia adalah Ja'far bin Muhammad bin Ali bin Husain bin Ali bin Abi Thalib, dan panggilannya Abu Abdillah atau Abu Isma'il dan julukannya As-Shadiq, As-Shobir, Al-Fadhil, At-Thahir dan yang paling terkenal adalah As-Shadiq.<sup class="reference" id="cite_ref-:4_11-4" style="font-size: 11.2px; line-height: 1; unicode-bidi: isolate; white-space: nowrap;"><a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Shohibul_Faroji#cite_note-:4-11" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;">[11]</a></sup> Menikah dengan Syarifah Fathimah<sup class="reference" id="cite_ref-:0_6-5" style="font-size: 11.2px; line-height: 1; unicode-bidi: isolate; white-space: nowrap;"><a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Shohibul_Faroji#cite_note-:0-6" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;">[6]</a></sup> binti Husain bin Ali Zainal Abidin bin Husain bin Ali bin Abi Thalib.<sup class="reference" id="cite_ref-:4_11-5" style="font-size: 11.2px; line-height: 1; unicode-bidi: isolate; white-space: nowrap;"><a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Shohibul_Faroji#cite_note-:4-11" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;">[11]</a></sup> Imam Ja'far Ash-Shadiq wafat di Madinah, Saudi Arabia, 25 Syawal 148 Hijriyah atau 4 Desember 765 Masehi, beliau memiliki anak yaitu:</li><li style="margin-bottom: 0.1em;">Al-Imam As-Sayyid <a class="mw-redirect" href="https://id.wikipedia.org/wiki/Ali_al-Uraidhi" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;" title="Ali al-Uraidhi">Ali Al-Uraidhi</a>, menikah dengan Ummu Walad,<sup class="reference" id="cite_ref-:0_6-6" style="font-size: 11.2px; line-height: 1; unicode-bidi: isolate; white-space: nowrap;"><a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Shohibul_Faroji#cite_note-:0-6" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;">[6]</a></sup> Wafat di Al-'Uraidh Madinah, Saudi Arabia, tahun 210 H, memiliki anak yaitu:</li><li style="margin-bottom: 0.1em;">Al-Imam As-Sayyid <a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Muhammad_an-Naqib" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;" title="Muhammad an-Naqib">Muhammad An-Naqib</a>, menikah dengan Ummu Isa,<sup class="reference" id="cite_ref-:0_6-7" style="font-size: 11.2px; line-height: 1; unicode-bidi: isolate; white-space: nowrap;"><a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Shohibul_Faroji#cite_note-:0-6" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;">[6]</a></sup> wafat di <a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Basra" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;" title="Basra">Bashrah</a>, Irak, tahun 243 H, memiliki anak yaitu:</li><li style="margin-bottom: 0.1em;">Al-Imam As-Sayyid <a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Isa_ar-Rumi" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;" title="Isa ar-Rumi">Isa Ar-Rumi</a> Al-Azraq, menikah dengan Ummu Ahmad,<sup class="reference" id="cite_ref-:0_6-8" style="font-size: 11.2px; line-height: 1; unicode-bidi: isolate; white-space: nowrap;"><a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Shohibul_Faroji#cite_note-:0-6" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;">[6]</a></sup> wafat di Bashrah, Irak, tahun 298 H, memiliki anak yaitu:</li><li style="margin-bottom: 0.1em;">Al-Imam As-Sayyid <a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Ahmad_al-Muhajir" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;" title="Ahmad al-Muhajir">Ahmad Al-Muhajir</a>, menikah dengan Zainab<sup class="reference" id="cite_ref-:0_6-9" style="font-size: 11.2px; line-height: 1; unicode-bidi: isolate; white-space: nowrap;"><a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Shohibul_Faroji#cite_note-:0-6" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;">[6]</a></sup> binti Abdullah bin Hasan bin Ali Al-Uraidhi, wafat di Hasys, Yaman, tahun 345 H, memiliki anak yaitu:</li><li style="margin-bottom: 0.1em;">Al-Imam As-Sayyid <a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Ubaidillah_bin_Ahmad" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;" title="Ubaidillah bin Ahmad">Ubaidillah</a>, menikah dengan Ummul Banin<sup class="reference" id="cite_ref-:0_6-10" style="font-size: 11.2px; line-height: 1; unicode-bidi: isolate; white-space: nowrap;"><a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Shohibul_Faroji#cite_note-:0-6" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;">[6]</a></sup> binti Muhammad bin Isa bin Muhammad bin Ali Al-Uraidhi, wafat di Sumal, Yaman, tahun 383 H, memiliki anak yaitu:</li><li style="margin-bottom: 0.1em;">Al-Imam As-Sayyid <a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Alawi_bin_Ubaidillah" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;" title="Alawi bin Ubaidillah">Alawi bin Ubaidillah</a> / Alawi Al-Mubtakir, menikah dengan Ummu Muhammad,<sup class="reference" id="cite_ref-:0_6-11" style="font-size: 11.2px; line-height: 1; unicode-bidi: isolate; white-space: nowrap;"><a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Shohibul_Faroji#cite_note-:0-6" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;">[6]</a></sup> wafat di Hadramaut, Yaman, tahun 400 H, memiliki anak yaitu:</li><li style="margin-bottom: 0.1em;">Al-Imam As-Sayyid Muhammad Maula Ash-Shouma'ah, menikah dengan Ummu Alwi,<sup class="reference" id="cite_ref-:0_6-12" style="font-size: 11.2px; line-height: 1; unicode-bidi: isolate; white-space: nowrap;"><a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Shohibul_Faroji#cite_note-:0-6" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;">[6]</a></sup> wafat di Bayt Jubair, Yaman, tahun 446 H, memiliki anak yaitu:</li><li style="margin-bottom: 0.1em;">Al-Imam As-Sayyid Alwi Ba 'Alawi, Leluhur Bani <a href="https://id.wikipedia.org/wiki/%E2%80%98Alawiyin" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;" title="‘Alawiyin">Alawiyyin</a> menikah dengan Ummu Ali,<sup class="reference" id="cite_ref-:0_6-13" style="font-size: 11.2px; line-height: 1; unicode-bidi: isolate; white-space: nowrap;"><a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Shohibul_Faroji#cite_note-:0-6" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;">[6]</a></sup> Wafat di Bayt Jubair, Yaman, tahun 512 H, memiliki anak yaitu:</li><li style="margin-bottom: 0.1em;">Al-Imam As-Sayyid <a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Ali_Khali%27_Qasam" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;" title="Ali Khali' Qasam">Ali Kholi' Qasam</a>, menikah dengan Ummu Muhammad,<sup class="reference" id="cite_ref-:0_6-14" style="font-size: 11.2px; line-height: 1; unicode-bidi: isolate; white-space: nowrap;"><a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Shohibul_Faroji#cite_note-:0-6" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;">[6]</a></sup> Wafat di Tarim, Hadramaut, Yaman, tahun 529 H, memiliki anak yaitu:</li><li style="margin-bottom: 0.1em;">Al-Imam As-Sayyid <a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Muhammad_Shahib_Mirbath" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;" title="Muhammad Shahib Mirbath">Muhammad Shohib Marbath</a>, menikah dengan Ummu Banin,<sup class="reference" id="cite_ref-:0_6-15" style="font-size: 11.2px; line-height: 1; unicode-bidi: isolate; white-space: nowrap;"><a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Shohibul_Faroji#cite_note-:0-6" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;">[6]</a></sup> wafat di Marbath Oman, tahun 556 H, memiliki anak yaitu:</li><li style="margin-bottom: 0.1em;">Al-Imam As-Sayyid Alwi Ammil Faqih, menikah dengan Ummu Abdul Malik.<sup class="reference" id="cite_ref-:0_6-16" style="font-size: 11.2px; line-height: 1; unicode-bidi: isolate; white-space: nowrap;"><a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Shohibul_Faroji#cite_note-:0-6" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;">[6]</a></sup> wafat di Yaman, tahun 613 H, memiliki anak yaitu:</li><li style="margin-bottom: 0.1em;">Al-Imam As-Sayyid <a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Abdul_Malik_bin_Alwi" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;" title="Abdul Malik bin Alwi">Abdul Malik Azmatkhan</a>, Lahir di Kota Qasam, Hadramaut, tahun 1178 M / 574 H, Wafat di Hyderabad India tahun 1292 M / 688 H, beliau Al-Imam As-Sayyid Abdul Malik Al-Azhmatkhan berusia 114 tahun. Beliau memiliki 3 isteri, dari isterinya yang pertama, yaitu: Syarifah Ummu Abdillah<sup class="reference" id="cite_ref-:1_15-0" style="font-size: 11.2px; line-height: 1; unicode-bidi: isolate; white-space: nowrap;"><a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Shohibul_Faroji#cite_note-:1-15" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;">[15]</a></sup> binti Raja Hyderabad India Lama, beliau memiliki anak yaitu:</li><li style="margin-bottom: 0.1em;">As-Sayyid Abdillah Amir Khan, menikah dengan Ummu Ahmad,<sup class="reference" id="cite_ref-:1_15-1" style="font-size: 11.2px; line-height: 1; unicode-bidi: isolate; white-space: nowrap;"><a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Shohibul_Faroji#cite_note-:1-15" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;">[15]</a></sup> wafat di Hyderabad, India, tahun 696 H, memiliki anak yaitu:</li><li style="margin-bottom: 0.1em;">As-Sayyid Ahmad Jalaluddin Syah, menikah dengan Ummu Husain,<sup class="reference" id="cite_ref-:1_15-2" style="font-size: 11.2px; line-height: 1; unicode-bidi: isolate; white-space: nowrap;"><a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Shohibul_Faroji#cite_note-:1-15" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;">[15]</a></sup> wafat di Hyderabad, India, tahun 711 H, memiliki anak yaitu:</li><li style="margin-bottom: 0.1em;">As-Sayyid <a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Jamaluddin_Akbar_al-Husaini" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;" title="Jamaluddin Akbar al-Husaini">Husain Jamaluddin</a>, menikah dengan Amira Fathimah<sup class="reference" id="cite_ref-:1_15-3" style="font-size: 11.2px; line-height: 1; unicode-bidi: isolate; white-space: nowrap;"><a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Shohibul_Faroji#cite_note-:1-15" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;">[15]</a></sup> binti Amir Husain bin Muhammad Taraghay (Pendiri Dinasti Timuriyyah, Raja Uzbekistan, Samarkand), (Menikah tahun 1295 M), Wafat di <a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Wajo,_Makassar" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;" title="Wajo, Makassar">Wajo</a>, Makasar, Sulawesi, tahun 760 H, memiliki anak yaitu:</li><li style="margin-bottom: 0.1em;">As-Sayyid Ibrahim Zainuddin Al-Akbar As-Samarqandi (IBRAHIM ASMORO), menikah dengan Dewi Condrowulan<sup class="reference" id="cite_ref-:1_15-4" style="font-size: 11.2px; line-height: 1; unicode-bidi: isolate; white-space: nowrap;"><a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Shohibul_Faroji#cite_note-:1-15" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;">[15]</a></sup> binti Raja Ba Dich Lai (Raja Champa) bin Lai Khai Kocheng (Raja Champa) Terakhir Dinasti Ming, wafat di desa Gesikharjo, Kecamatan Palang, <a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Tuban" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;" title="Kabupaten Tuban">Tuban</a>, tahun 834 H, memiliki anak yaitu:</li><li style="margin-bottom: 0.1em;">As-Sayyid Fadhal Ali Murtadha (Sunan Santri), menikah dengan Syarifah Sarah<sup class="reference" id="cite_ref-:1_15-5" style="font-size: 11.2px; line-height: 1; unicode-bidi: isolate; white-space: nowrap;"><a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Shohibul_Faroji#cite_note-:1-15" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;">[15]</a></sup> binti <a class="mw-redirect" href="https://id.wikipedia.org/wiki/Maulana_Malik_Ibrahim" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;" title="Maulana Malik Ibrahim">Maulana Malik Ibrahim</a> Azmatkhan, wafat di <a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Gresik" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;" title="Kabupaten Gresik">Gresik</a>, <a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Jawa_Timur" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;" title="Jawa Timur">Jawa Timur</a>, tahun 895 H, memiliki anak yaitu:</li><li style="margin-bottom: 0.1em;">As-Sayyid Utsman Haji (<a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Sunan_Ngudung" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;" title="Sunan Ngudung">Sunan Ngudung</a>), menikah dengan Dewi Sari<sup class="reference" id="cite_ref-:1_15-6" style="font-size: 11.2px; line-height: 1; unicode-bidi: isolate; white-space: nowrap;"><a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Shohibul_Faroji#cite_note-:1-15" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;">[15]</a></sup> binti Ahmad Wilwatikta (Dewi Sari adalah kakak perempuan dari <a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Sunan_Kalijaga" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;" title="Sunan Kalijaga">Sunan Kalijaga</a>), wafat di Troloyo, <a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Mojokerto" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;" title="Kota Mojokerto">Mojokerto</a>, Jawa Timur, tahun 945 H, memiliki anak yaitu:</li><li style="margin-bottom: 0.1em;">As-Sayyid Ja’far Shadiq Azmatkhan (<a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Sunan_Kudus" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;" title="Sunan Kudus">Sunan Kudus</a>), menikah dengan Syarifah Dewi Rahil binti <a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Sunan_Bonang" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;" title="Sunan Bonang">Sunan Bonang</a><sup class="reference" id="cite_ref-:1_15-7" style="font-size: 11.2px; line-height: 1; unicode-bidi: isolate; white-space: nowrap;"><a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Shohibul_Faroji#cite_note-:1-15" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;">[15]</a></sup> bin <a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Sunan_Ampel" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;" title="Sunan Ampel">Sunan Ampel</a>, Wafat di <a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Kudus,_Kudus" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;" title="Kota Kudus, Kudus">Kudus</a>, <a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Jawa_Tengah" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;" title="Jawa Tengah">Jawa Tengah</a>, 5 Mei 1550 M / 958 H, memiliki anak yaitu:</li><li style="margin-bottom: 0.1em;">As-Sayyid Amir Hasan Azmatkhan (Panembahan Wali Qutub I), menikah dengan Dewi Ratih<sup class="reference" id="cite_ref-:1_15-8" style="font-size: 11.2px; line-height: 1; unicode-bidi: isolate; white-space: nowrap;"><a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Shohibul_Faroji#cite_note-:1-15" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;">[15]</a></sup> binti <a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Raden_Patah" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;" title="Raden Patah">Raden Patah</a> Azmatkhan, Sultan <a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Kesultanan_Demak" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;" title="Kesultanan Demak">Kerajaan Demak</a>, wafat di Kudus, Jawa Tengah, tahun 1570 M / 978 H, memiliki anak yaitu:</li><li style="margin-bottom: 0.1em;">As-Sayyid Shaleh Azmatkhan (Panembahan Pekaus), Menikah dengan Ratu Maduratna<sup class="reference" id="cite_ref-:1_15-9" style="font-size: 11.2px; line-height: 1; unicode-bidi: isolate; white-space: nowrap;"><a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Shohibul_Faroji#cite_note-:1-15" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;">[15]</a></sup> binti Khalifah Ismail bin Khalifah Ibrahim bin Khalifah Sughra bin Khalifah Husain (Sultan/ Raja Madura Pertama/ Pendiri Kerajaan Madura), Wafat di <a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Surabaya" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;" title="Kota Surabaya">Surabaya</a>, Jawa Timur, tahun 1590 M / 998 H, memiliki anak yaitu:</li><li style="margin-bottom: 0.1em;">As-Sayyid Ahmad Baidhawi Azmatkhan (Pangeran Ketandhur Bangkal), menikah dengan Dewi Pandanaran<sup class="reference" id="cite_ref-:1_15-10" style="font-size: 11.2px; line-height: 1; unicode-bidi: isolate; white-space: nowrap;"><a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Shohibul_Faroji#cite_note-:1-15" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;">[15]</a></sup> binti Ki Ageng Pandanaran II alias <a class="mw-redirect" href="https://id.wikipedia.org/wiki/Sunan_Tembayat" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;" title="Sunan Tembayat">Sunan Tembayat</a> alias Sunan Bayat alias Bupati Semarang II, wafat di <a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Sumenep" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;" title="Kabupaten Sumenep">Sumenep</a>, Jawa Timur, Tahun 1610 M / 1019 H, memiliki anak yaitu:</li><li style="margin-bottom: 0.1em;">As-Sayyid Yusuf Azmatkhan, menikah dengan Fathimah binti Yusuf Anggawi Al-Hasani,<sup class="reference" id="cite_ref-:1_15-11" style="font-size: 11.2px; line-height: 1; unicode-bidi: isolate; white-space: nowrap;"><a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Shohibul_Faroji#cite_note-:1-15" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;">[15]</a></sup> wafat di Sumenep, Jawa Timur, tahun 1630 M / 1039 H, memiliki anak yaitu:</li><li style="margin-bottom: 0.1em;">As-Sayyid Abdul Wahid Azmatkhan (Menantu Susuhunan Abdurrahman Khalifatul Mukminin Sayyidul Imam (Pendiri Kesultanan Palembang Darussalam, menikah dengan putrinya yang bernama Raden Ayu Dipakusuma<sup class="reference" id="cite_ref-:1_15-12" style="font-size: 11.2px; line-height: 1; unicode-bidi: isolate; white-space: nowrap;"><a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Shohibul_Faroji#cite_note-:1-15" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;">[15]</a></sup> binti Susuhunan Abdurrahman Khalifatul Mukminin Sayyidul Imam, Wafat di <a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Palembang" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;" title="Kota Palembang">Palembang</a>, <a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Sumatra_Selatan" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;" title="Sumatra Selatan">Sumatera Selatan</a>, tahun 1712 M / 1124 H, memiliki anak yaitu:</li><li style="margin-bottom: 0.1em;">As-Sayyid Hasan Azmatkhan, sejak tahun 1779 M tercatat sebagai <a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Imam_Salat" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;" title="Imam Salat">Imam sholat</a> di <a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Masjidil_Haram" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;" title="Masjidil Haram">Masjid Haram</a>, <a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Makkah" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;" title="Makkah">Makkah Mukarramah</a>, ia menikah dengan Putri Hijaz Al-Hasani, yaitu Sharifa Muzeyma binti Al-Malik Ghalib (Raja Hijaz),<sup class="reference" id="cite_ref-:1_15-13" style="font-size: 11.2px; line-height: 1; unicode-bidi: isolate; white-space: nowrap;"><a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Shohibul_Faroji#cite_note-:1-15" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;">[15]</a></sup> wafat di Madinah Munawwarah, Saudi Arabia, tahun 1814 M / 1229 H, memiliki anak yaitu:</li><li style="margin-bottom: 0.1em;">As-Sayyid Sulaiman Azmatkhan, sejak tahun 1814 M / 1229 H tercatat sebagai Imam Masjidil Haram, Makkah Mukarramah, menggantikan ayahnya, ia menikah dengan Fathimah binti Musthofa bin Muhammad bin Ahmad bin Zaini bin Qadir bin Abdul Wahhab bin Muhammad bin Abdurrazzaq bin Ali bin Ahmad bin Ahmad Al-Mutsanna bin Muhammad bin Zakariya bin Yahya bin Muhammad bin Abi Abdillah bin Al-Hasan bin Syekh <a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Abdul_Qadir_al-Jailani" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;" title="Abdul Qadir al-Jailani">Abdul Qadir al-Jailani</a> Al-Hasani,<sup class="reference" id="cite_ref-:1_15-14" style="font-size: 11.2px; line-height: 1; unicode-bidi: isolate; white-space: nowrap;"><a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Shohibul_Faroji#cite_note-:1-15" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;">[15]</a></sup> wafat di Madinah Munawwarah, Saudi Arabia, tahun 1834 M / 1250 H, memiliki anak yaitu:</li><li style="margin-bottom: 0.1em;">As-Sayyid Makkiy Azmatkhan (Mufti Besar Hijaz dari Pemerintahan Amir 'Abdullah Kamil Pasha bin Muhammad), sejak tahun 1834 M / 1250 H tercatat sebagai Imam Masjidil Haram Makkah Al-Mukarramah, menggantikan ayahnya dan kakek nya, ia menikah dengan Maryam<sup class="reference" id="cite_ref-:1_15-15" style="font-size: 11.2px; line-height: 1; unicode-bidi: isolate; white-space: nowrap;"><a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Shohibul_Faroji#cite_note-:1-15" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;">[15]</a></sup> (puteri Ke-2) binti Imam <a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Nawawi_al-Bantani" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;" title="Nawawi al-Bantani">Nawawi al-Bantani</a> Azmatkhan (dan hidup di Makkah), wafat di Madinah Al-Munawwarah, Saudi Arabia, tahun 1877 M / 1294 H, memiliki anak yaitu:</li><li style="margin-bottom: 0.1em;">As-Sayyid Mujtaba Azmatkhan, menikah dengan putri bungsu Pangeran Diponegoro, yaitu Raden Ayu Putri Muna Adimah Azmatkhan<sup class="reference" id="cite_ref-:1_15-16" style="font-size: 11.2px; line-height: 1; unicode-bidi: isolate; white-space: nowrap;"><a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Shohibul_Faroji#cite_note-:1-15" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;">[15]</a></sup> binti Pangeran <a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Diponegoro" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;" title="Diponegoro">Diponegoro</a>, wafat di Banyuwangi, Jawa Timur, tahun 1897 M / 1315 H, memiliki anak yaitu:</li><li style="margin-bottom: 0.1em;">As-Sayyid Mushthafa Azmatkhan, menikah dengan Syarifah Hamatun Mujahidah (Hamatun II)<sup class="reference" id="cite_ref-:1_15-17" style="font-size: 11.2px; line-height: 1; unicode-bidi: isolate; white-space: nowrap;"><a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Shohibul_Faroji#cite_note-:1-15" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;">[15]</a></sup> binti <a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Tuanku_Imam_Bonjol" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;" title="Tuanku Imam Bonjol">Tuanku Imam Bonjol</a>, wafat di Banyuwangi, Jawa Timur, tahun 1917 M / 1335 H, memiliki anak yaitu:</li><li style="margin-bottom: 0.1em;">As-Sayyid Abdurrazzaq Azmatkhan, menikah dengan Ummu Banin<sup class="reference" id="cite_ref-:1_15-18" style="font-size: 11.2px; line-height: 1; unicode-bidi: isolate; white-space: nowrap;"><a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Shohibul_Faroji#cite_note-:1-15" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;">[15]</a></sup> binti Syekh <a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Ahmad_Khatib_Al-Minangkabawi" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;" title="Ahmad Khatib Al-Minangkabawi">Ahmad Khatib Al-Minangkabawi</a> Azmatkhan, wafat di Banyuwangi, Jawa Timur, tahun 1937 M / 1356 H, memiliki anak yaitu:</li><li style="margin-bottom: 0.1em;">As-Sayyid Bahruddin Azmatkhan, menikah dengan Amnah<sup class="reference" id="cite_ref-:1_15-19" style="font-size: 11.2px; line-height: 1; unicode-bidi: isolate; white-space: nowrap;"><a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Shohibul_Faroji#cite_note-:1-15" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;">[15]</a></sup> binti Munir bin Siraj bin Abdullah Faqih Azmatkhan, wafat di Banyuwangi, Jawa Timur, tahun 1992 M / 1413 H, memiliki anak yaitu:</li><li style="margin-bottom: 0.1em;">As-Sayyid Muhammad Misbah Azmatkhan, menikah dengan Syarifah Ummul Khoir Salamah Diponegoro Azmatkhan<sup class="reference" id="cite_ref-:1_15-20" style="font-size: 11.2px; line-height: 1; unicode-bidi: isolate; white-space: nowrap;"><a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Shohibul_Faroji#cite_note-:1-15" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;">[15]</a></sup> binti Muhammad Mubin Azmatkhan.</li><li style="margin-bottom: 0.1em;">As-Sayyid Shohibul Faroji Azmatkhan (Al-Imam An-Naqib dari Yayasan Baitul Ansab Lil Asyraf Azmatkhan Wa Ahlulbayt Al-Alamy, yang merupakan Lembaga Nasab Internasional, meneliti dan mentashih nasab 3110 Qabilah Dzurriyyah Rasulullah, dari 195 negara. Yayasan lembaga Nasab ini berdasarkan SK Kemenkumham RI Nomor AHU-0013814.AH.01.04.Tahun 2020. Dan beliau juga seorang Syekh Mufti Pangeran Penghulu Nata Agama / Mufti Besar Kesultanan Palembang Darussalam pada Pemerintahan Sultan Iskandar Mahmud Badaruddin).<sup class="reference" id="cite_ref-The_Ahlulbayt_Nasab_Center_Maktab_Of_Morocco_2-1" style="font-size: 11.2px; line-height: 1; unicode-bidi: isolate; white-space: nowrap;"><a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Shohibul_Faroji#cite_note-The_Ahlulbayt_Nasab_Center_Maktab_Of_Morocco-2" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;">[2]</a></sup><sup class="reference" id="cite_ref-:1_15-21" style="font-size: 11.2px; line-height: 1; unicode-bidi: isolate; white-space: nowrap;"><a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Shohibul_Faroji#cite_note-:1-15" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;">[15]</a></sup><sup class="reference" id="cite_ref-16" style="font-size: 11.2px; line-height: 1; unicode-bidi: isolate; white-space: nowrap;"><a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Shohibul_Faroji#cite_note-16" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;">[16]</a></sup></li></ol><h2 style="background-color: white; border-bottom: 1px solid rgb(162, 169, 177); font-family: "Linux Libertine", Georgia, Times, serif; font-weight: normal; line-height: 1.3; margin: 1em 0px 0.25em; overflow: hidden; padding: 0px;"><span class="mw-headline" id="Masa_muda">Masa muda</span></h2><p style="background-color: white; color: #202122; font-family: sans-serif; font-size: 14px; margin: 0.5em 0px;">Pada usia 7 tahun, Shohibul Faroji belajar dari kakeknya yang mursyid Tarekat Walisongo, yaitu Syekh Bahruddin Azmatkhan. Ia dapat menghafal Al-Qur'an 30 juz dalam usia 9 tahun.<sup class="reference" id="cite_ref-17" style="font-size: 11.2px; line-height: 1; unicode-bidi: isolate; white-space: nowrap;"><a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Shohibul_Faroji#cite_note-17" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;">[17]</a></sup> Kemudian ia melanjutkan melancarkan hafalan Al-Qur'an 30 juz dan Qiro'ah Sab'ah kepada para guru Qur'an bersanad yaitu Syekh K.H. Adlan Ali Azmatkhan<sup class="reference" id="cite_ref-:2_18-0" style="font-size: 11.2px; line-height: 1; unicode-bidi: isolate; white-space: nowrap;"><a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Shohibul_Faroji#cite_note-:2-18" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;">[18]</a></sup> (pendiri Pesantren Walisongo, Cukir, Tebuireng, Jombang, Jawa Timur) dan Syekh KH. Yusuf Masyhar<sup class="reference" id="cite_ref-:3_19-0" style="font-size: 11.2px; line-height: 1; unicode-bidi: isolate; white-space: nowrap;"><a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Shohibul_Faroji#cite_note-:3-19" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;">[19]</a></sup> (pendiri Pesantren Madrasatul Qur'an, Tebuireng, Jombang, Jawa Timur).</p><p style="background-color: white; color: #202122; font-family: sans-serif; font-size: 14px; margin: 0.5em 0px;">Ia juga menghafal ribuan hadits dari beberapa kitab <a class="mw-redirect" href="https://id.wikipedia.org/wiki/Hadits" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;" title="Hadits">hadits</a>, seperti kitab hadits <i><a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Shahih_Bukhari" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;" title="Shahih Bukhari">Shahih Bukhari</a></i>, <i><a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Shahih_Muslim" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;" title="Shahih Muslim">Shahih Muslim</a></i>, <i><a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Sunan_Abu_Dawud" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;" title="Sunan Abu Dawud">Sunan Abu Dawud</a></i>, <i><a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Musnad_Ahmad" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;" title="Musnad Ahmad">Musnad Ahmad</a></i>, <i><a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Muwatta_Malik" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;" title="Muwatta Malik">Muwatta Malik</a></i> dan <i><a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Riyadhus_Shalihin" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;" title="Riyadhus Shalihin">Riyadhus Shalihin</a></i> di bawah bimbingan Syekh Bahruddin Azmatkhan. Selain itu ia juga memperdalam <a class="mw-redirect" href="https://id.wikipedia.org/wiki/Aqidah" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;" title="Aqidah">Aqidah</a>, <a class="mw-redirect" href="https://id.wikipedia.org/wiki/Ilmu_Kalam" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;" title="Ilmu Kalam">Ilmu Kalam</a>, <a class="mw-redirect" href="https://id.wikipedia.org/wiki/Ushul_fiqih" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;" title="Ushul fiqih">Ushul fiqih</a>, <a class="mw-redirect" href="https://id.wikipedia.org/wiki/Fiqih" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;" title="Fiqih">Fiqih</a>, <a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Akhlak" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;" title="Akhlak">Akhlak</a>, <a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Tafsir_Al-Qur%27an" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;" title="Tafsir Al-Qur'an">Tafsir al-Qur'an</a>, <a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Genealogi" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;" title="Genealogi">Genealogi</a>, <a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Filsafat_Timur" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;" title="Filsafat Timur">Filsafat Timur</a>, <a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Sufisme" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;" title="Sufisme">Sufisme</a>, <a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Logika" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;" title="Logika">Logika</a>, <a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Tata_bahasa_Arab" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;" title="Tata bahasa Arab">Tata bahasa Arab</a>, <a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Kitab_kuning" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;" title="Kitab kuning">Kitab kuning</a>, <a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Eskatologi_Islam" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;" title="Eskatologi Islam">Eskatologi Islam</a>, <a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Psikologi_Islam" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;" title="Psikologi Islam">Psikologi Islam</a>, <a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Falak" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;" title="Falak">Falak</a>, <a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Ilmu_nahwu" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;" title="Ilmu nahwu">Ilmu Nahwu</a>, <a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Balagah" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;" title="Balagah">Balagah</a>, dan <a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Dakwah" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;" title="Dakwah">Dakwah</a>.</p><p style="background-color: white; color: #202122; font-family: sans-serif; font-size: 14px; margin: 0.5em 0px;">Beliau juga berguru secara khusus (Takhassus) kepada beberapa Ulama Kharismatik yaitu: <a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Maimun_Zubair" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;" title="Maimun Zubair">Maimun Zubair,</a> dan <a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Abdurrahman_Wahid" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;" title="Abdurrahman Wahid">Abdurrahman Wahid</a>.</p><h2 style="background-color: white; border-bottom: 1px solid rgb(162, 169, 177); font-family: "Linux Libertine", Georgia, Times, serif; font-weight: normal; line-height: 1.3; margin: 1em 0px 0.25em; overflow: hidden; padding: 0px;"><span class="mw-headline" id="Jabatan">Jabatan</span></h2><ol style="background-color: white; color: #202122; font-family: sans-serif; font-size: 14px; list-style-image: none; margin: 0.3em 0px 0px 3.2em; padding: 0px;"><li style="margin-bottom: 0.1em;">Al-Imam An-Naqib dari Yayasan Baitul Ansab Lil Asyraf Azmatkhan Wa Ahlulbayt Al-Alamy, yang merupakan Lembaga Nasab Internasional, meneliti dan mentashih nasab 3110 Qabilah Dzurriyyah Rasulullah, dengan perincian 1555 Qabilah Dzurriyyah Rasulullah dari jalur Al-Imam Al-Hasan dan 1555 Qabilah Dzurriyyah Rasulullah dari jalur Al-Imam Al-Husain, dari 195 negara. Yayasan Lembaga Nasab ini berdasarkan SK Kemenkumham RI Nomor AHU-0013814.AH.01.04.Tahun 2020.<sup class="reference" id="cite_ref-The_Ahlulbayt_Nasab_Center_Maktab_Of_Morocco_2-2" style="font-size: 11.2px; line-height: 1; unicode-bidi: isolate; white-space: nowrap;"><a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Shohibul_Faroji#cite_note-The_Ahlulbayt_Nasab_Center_Maktab_Of_Morocco-2" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;">[2]</a></sup><sup class="reference" id="cite_ref-The_South_Asian_Community_Of_Azmatkhan_Al-Husaini_Family,_Maktab_Of_India_3-1" style="font-size: 11.2px; line-height: 1; unicode-bidi: isolate; white-space: nowrap;"><a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Shohibul_Faroji#cite_note-The_South_Asian_Community_Of_Azmatkhan_Al-Husaini_Family,_Maktab_Of_India-3" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;">[3]</a></sup><sup class="reference" id="cite_ref-:0_6-17" style="font-size: 11.2px; line-height: 1; unicode-bidi: isolate; white-space: nowrap;"><a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Shohibul_Faroji#cite_note-:0-6" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;">[6]</a></sup></li><li style="margin-bottom: 0.1em;">Ketua Umum Persatuan Habaib Nahdlatul Ulama (PHNU).</li><li style="margin-bottom: 0.1em;">Syekh Shohibul Faroji juga aktif di beberapa organisasi, seperti di Komisi Kerukunan Antar Umat Beragama pada <a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Majelis_Ulama_Indonesia" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;" title="Majelis Ulama Indonesia">Majelis Ulama Indonesia</a>,<sup class="reference" id="cite_ref-20" style="font-size: 11.2px; line-height: 1; unicode-bidi: isolate; white-space: nowrap;"><a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Shohibul_Faroji#cite_note-20" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;">[20]</a></sup> dan <a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Nahdlatul_Ulama" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;" title="Nahdlatul Ulama">Nahdlatul Ulama</a>.</li><li style="margin-bottom: 0.1em;">Syekh Shohibul Faroji adalah pimpinan <a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Majelis_Dakwah_Walisongo" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;" title="Majelis Dakwah Walisongo">Majelis Dakwah Walisongo</a>.</li><li style="margin-bottom: 0.1em;">Pada 5 Mei 2013, Syekh Shohibul Faroji diangkat oleh Sri Sultan Iskandar Mahmud Badaruddin (Sultan Kesultanan Palembang Darussalam) menjadi Mufti Besar Kesultanan Palembang Darussalam dan bergelar Al-Mursyid Syekh Mufti Pangeran Penghulu Nata Agama As-Sayyid Shohibul Faroji Azmatkhan Al-Hafizh, berdasarkan Surat Keputusan Keraton Kesultanan Palembang Darussalam No.074/SKP/KKPDS/V/2013.</li><li style="margin-bottom: 0.1em;">Pada 14 Juli 2013, Syekh Shohibul Faroji diangkat oleh Maharaja Kutai Mulawarman menjadi Ketua Dewan Nala Duta Igama Kerajaan Kutai Mulawarman dan bergelar Yang Mulia Sri Raja Paduka Auliya Nata Igama Al-Habib Shohibul Faroji Azmatkhan Al-Hafizh, berdasarkan Surat Keputusan Sabdo Pandito Maharaja Kutai Mulawarman Nomor Istimewa 14.07.2013.<sup class="reference" id="cite_ref-21" style="font-size: 11.2px; line-height: 1; unicode-bidi: isolate; white-space: nowrap;"><a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Shohibul_Faroji#cite_note-21" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;">[21]</a></sup></li></ol><h2 style="background-color: white; border-bottom: 1px solid rgb(162, 169, 177); font-family: "Linux Libertine", Georgia, Times, serif; font-weight: normal; line-height: 1.3; margin: 1em 0px 0.25em; overflow: hidden; padding: 0px;"><span class="mw-headline" id="Karya">Karya</span></h2><p style="background-color: white; color: #202122; font-family: sans-serif; font-size: 14px; margin: 0.5em 0px;">Syekh Shohibul Faroji Azmatkhan telah menulis berbagai karya di bidang <a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Tauhid" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;" title="Tauhid">Tauhid</a>, <a class="mw-redirect" href="https://id.wikipedia.org/wiki/Nasab" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;" title="Nasab">Nasab</a>, <a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Tafsir" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;" title="Tafsir">Tafsir</a>, <a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Hadis" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;" title="Hadis">Hadis</a>, <a class="mw-redirect" href="https://id.wikipedia.org/wiki/Fiqih" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;" title="Fiqih">Fiqih</a>, <a class="mw-redirect" href="https://id.wikipedia.org/wiki/Ushul_Fiqih" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;" title="Ushul Fiqih">Ushul Fiqih</a>, dan <a class="mw-redirect" href="https://id.wikipedia.org/wiki/Tasawuf" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;" title="Tasawuf">Tasawuf</a>. Daftar karyanya antara lain:<sup class="reference" id="cite_ref-Waliyul_Ilmi_22-0" style="font-size: 11.2px; line-height: 1; unicode-bidi: isolate; white-space: nowrap;"><a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Shohibul_Faroji#cite_note-Waliyul_Ilmi-22" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;">[22]</a></sup></p><ol style="background-color: white; color: #202122; font-family: sans-serif; font-size: 14px; list-style-image: none; margin: 0.3em 0px 0px 3.2em; padding: 0px;"><li style="margin-bottom: 0.1em;"><i>Al-Mausu'ah Li Ansabil Imam Al-Hasani, Volume 1 - 1555</i><sup class="reference" id="cite_ref-Al-Mausu'ah_Li_Ansabil_Imam_Al-Hasani_23-0" style="font-size: 11.2px; line-height: 1; unicode-bidi: isolate; white-space: nowrap;"><a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Shohibul_Faroji#cite_note-Al-Mausu'ah_Li_Ansabil_Imam_Al-Hasani-23" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;">[23]</a></sup></li><li style="margin-bottom: 0.1em;"><i>Al-Mausu'ah Li Ansabil Imam Al-Husaini, Volume 1 - 1555</i><sup class="reference" id="cite_ref-Al-Mausu'ah_Li_Ansabil_Imam_Al-Husaini_24-0" style="font-size: 11.2px; line-height: 1; unicode-bidi: isolate; white-space: nowrap;"><a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Shohibul_Faroji#cite_note-Al-Mausu'ah_Li_Ansabil_Imam_Al-Husaini-24" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;">[24]</a></sup></li><li style="margin-bottom: 0.1em;"><i>Panduan Menuju Pencerahan Ruhani</i><sup class="reference" id="cite_ref-Panduan_Menuju_Pencerahan_Ruhani_25-0" style="font-size: 11.2px; line-height: 1; unicode-bidi: isolate; white-space: nowrap;"><a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Shohibul_Faroji#cite_note-Panduan_Menuju_Pencerahan_Ruhani-25" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;">[25]</a></sup></li><li style="margin-bottom: 0.1em;"><i>Tafsir Ma'rifatullah, Volume 1 - 9</i><sup class="reference" id="cite_ref-Tafsir_Ma'rifatullah_26-0" style="font-size: 11.2px; line-height: 1; unicode-bidi: isolate; white-space: nowrap;"><a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Shohibul_Faroji#cite_note-Tafsir_Ma'rifatullah-26" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;">[26]</a></sup></li><li style="margin-bottom: 0.1em;"><i>Tafsir Liqa' Allah</i>. <i>Volume 1 - 9</i><sup class="reference" id="cite_ref-Tafsir_Liqa'_Allah_27-0" style="font-size: 11.2px; line-height: 1; unicode-bidi: isolate; white-space: nowrap;"><a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Shohibul_Faroji#cite_note-Tafsir_Liqa'_Allah-27" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;">[27]</a></sup></li><li style="margin-bottom: 0.1em;"><i>Tafsir Midadurrahman, volume 1-115</i><sup class="reference" id="cite_ref-28" style="font-size: 11.2px; line-height: 1; unicode-bidi: isolate; white-space: nowrap;"><a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Shohibul_Faroji#cite_note-28" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;">[28]</a></sup></li><li style="margin-bottom: 0.1em;"><i>Tafsir Mahabbatullah, volume 1-114</i><sup class="reference" id="cite_ref-Tafsir_Mahabbatullah_29-0" style="font-size: 11.2px; line-height: 1; unicode-bidi: isolate; white-space: nowrap;"><a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Shohibul_Faroji#cite_note-Tafsir_Mahabbatullah-29" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;">[29]</a></sup></li></ol><h2 style="background-color: white; border-bottom: 1px solid rgb(162, 169, 177); font-family: "Linux Libertine", Georgia, Times, serif; font-weight: normal; line-height: 1.3; margin: 1em 0px 0.25em; overflow: hidden; padding: 0px;"><span class="mw-headline" id="Tarekat_dan_para_guru">Tarekat dan para guru</span></h2><p style="background-color: white; color: #202122; font-family: sans-serif; font-size: 14px; margin: 0.5em 0px;">Syekh Shohibul Faroji Azmatkhan adalah Syaikh Mursyid dari beberapa <i><a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Tarekat" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;" title="Tarekat">Tarekat</a></i> sufi.<sup class="reference" id="cite_ref-Shohibul_Faroji_30-0" style="font-size: 11.2px; line-height: 1; unicode-bidi: isolate; white-space: nowrap;"><a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Shohibul_Faroji#cite_note-Shohibul_Faroji-30" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;">[30]</a></sup></p><p style="background-color: white; color: #202122; font-family: sans-serif; font-size: 14px; margin: 0.5em 0px;">Syekh Shohibul Faroji Azmatkhan telah berguru kepada para ulama' dan mursyid yang memiliki sanad keilmuan yang bersambung kepada keilmuan Nabi Muhammad, di antara para gurunya adalah:<sup class="reference" id="cite_ref-Madawis_31-0" style="font-size: 11.2px; line-height: 1; unicode-bidi: isolate; white-space: nowrap;"><a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Shohibul_Faroji#cite_note-Madawis-31" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;">[31]</a></sup></p><ol style="background-color: white; color: #202122; font-family: sans-serif; font-size: 14px; list-style-image: none; margin: 0.3em 0px 0px 3.2em; padding: 0px;"><li style="margin-bottom: 0.1em;">Asy-Syaikh As-Sayyid Bahruddin Azmatkhan, guru tarekat, fiqih Syafi'i, tafsir, dan tauhid. Kepada syaikh ini, Syaikh Shohibul Faroji menerima beberapa ijazah sanad kemursyidan dan kepada guru ini pula, ia belajar kitab ansab.</li><li style="margin-bottom: 0.1em;">Asy-Syaikh KH. 'Adlan 'Ali Azmatkhan, guru Tahfizhul Qur'an, pendiri Pesantren Walisongo, Cukir, Tebuireng, Jombang). Kepada syaikh ini, Asy-Syaikh Shohibul Faroji menerima ijazah sanad Tahfizhul Qur'an yang bersambung kepada sanad Rasulullah.<sup class="reference" id="cite_ref-:2_18-1" style="font-size: 11.2px; line-height: 1; unicode-bidi: isolate; white-space: nowrap;"><a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Shohibul_Faroji#cite_note-:2-18" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;">[18]</a></sup></li><li style="margin-bottom: 0.1em;">Asy-Syaikh KH. Yusuf Masyhar, guru Tahfizhul Qur'an, pendiri Pesantren Madrasatul Qur'an, Tebuireng, Jombang). Kepada syaikh ini, Asy-Syaikh Shohibul Faroji menerima ijazah sanad Tahfizhul Qur'an yang bersambung kepada sanad Rasulullah.<sup class="reference" id="cite_ref-:3_19-1" style="font-size: 11.2px; line-height: 1; unicode-bidi: isolate; white-space: nowrap;"><a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Shohibul_Faroji#cite_note-:3-19" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;">[19]</a></sup></li><li style="margin-bottom: 0.1em;">Asy-Syaikh Marzuki Muslih, guru Nahwu Shorof Balagah. Kepada syaikh ini, Asy-Syaikh Shohibul Faroji menerima ijazah sanad nahwu-shorof-balaghah.</li><li style="margin-bottom: 0.1em;">Asy-Syaikh KH. <a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Maimun_Zubair" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;" title="Maimun Zubair">Maimun Zubair</a></li><li style="margin-bottom: 0.1em;">Asy-Syaikh KH. <a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Abdurrahman_Wahid" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;" title="Abdurrahman Wahid">Abdurrahman Wahid</a></li><li style="margin-bottom: 0.1em;">Asy-Syaikh Asy-Syarif As-Sayyid <a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Muhammad_bin_Alawi_al-Maliki" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;" title="Muhammad bin Alawi al-Maliki">Muhammad bin Alawi al-Maliki</a> Al-Hasani, ulama besar Makkah, Saudi Arabia.</li><li style="margin-bottom: 0.1em;">Asy-Syaikh Asy-Syarif As-Sayyid Abdus Salam Al-Masyisyi Al-Hasani, Mursyid Tarekat Masyisyiyyah, ulama besar Lebanon.</li><li style="margin-bottom: 0.1em;">Asy-Syaikh Asy-Syarif As-Sayyid Faidullah bin Musa Al-Hakkari Al-Masyisyi Al-Hasani, ulama besar Lebanon.</li><li style="margin-bottom: 0.1em;">Asy-Syaikh Asy-Syarif As-Sayyid Muhammad Yahya bin Muhammad Al-‘Abid As-Sanusi Al-Hasani, ulama besar Libya.</li><li style="margin-bottom: 0.1em;">Asy-Syaikh Asy-Syarif As-Sayyid Mahdi bin Mahmud Al-Umry Al-Hasani, ulama besar Marokko.</li><li style="margin-bottom: 0.1em;">Asy-Syaikh Asy-Syarif As-Sayyid Mustafa bin Abdurrahman Asy-Syarif Al-Hasani, ulama besar Marokko.</li><li style="margin-bottom: 0.1em;">Asy-Syaikh Asy-Syarif As-Sayyid Muhammad Nur bin Muhammad Ibrahim Al-Kutbi Al-Hasani, ulama besar Haramain.</li><li style="margin-bottom: 0.1em;">Asy-Syaikh Asy-Syarif As-Sayyid Muthahar bin Jamsid Al-Khayyath Al-Maddah Al-Hasani, ulama besar <a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Irak" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;" title="Irak">Irak</a>.</li></ol><h2 style="background-color: white; border-bottom: 1px solid rgb(162, 169, 177); font-family: "Linux Libertine", Georgia, Times, serif; font-weight: normal; line-height: 1.3; margin: 1em 0px 0.25em; overflow: hidden; padding: 0px;"><span class="mw-headline" id="Referensi">Referensi</span></h2><div class="reflist" style="background-color: white; color: #202122; font-family: sans-serif; font-size: 12.6px; list-style-type: decimal; margin-bottom: 0.5em;"><div class="mw-references-wrap mw-references-columns" style="column-width: 30em; margin-top: 0.3em;"><ol class="references" style="counter-reset: mw-ref-extends-parent 0 list-item 0; font-size: 12.6px; list-style-image: none; list-style-type: inherit; margin: 0px 0px 0px 3.2em; padding: 0px;"><li id="cite_note-1" style="break-inside: avoid-column; counter-increment: mw-ref-extends-parent 1; counter-reset: mw-ref-extends-child 0; margin-bottom: 0.1em;"><span class="mw-cite-backlink" style="user-select: none;"><b><a aria-label="Ke atas" href="https://id.wikipedia.org/wiki/Shohibul_Faroji#cite_ref-1" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;" title="Ke atas">^</a></b></span> <span class="reference-text"><a class="external free" href="https://www.muslimoderat.net/2016/08/tafsir-al-quran-midadurrahman-tafsir.html" rel="nofollow" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: initial; background-origin: initial; background-position: 100% 50%; background-repeat: no-repeat; background-size: initial; background: url("/w/resources/src/mediawiki.skinning/images/external-ltr.svg?59558") right center no-repeat; color: #3366bb; overflow-wrap: break-word; padding-right: 13px; text-decoration-line: none;">https://www.muslimoderat.net/2016/08/tafsir-al-quran-midadurrahman-tafsir.html</a>Mendapatkan Penghargaan Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) dan Museum Rekor Terhebat Indonesia (MURTI) sebagai Penulis Tafsir Terbanyak, Terlengkap dan Bersanad</span></li><li id="cite_note-The_Ahlulbayt_Nasab_Center_Maktab_Of_Morocco-2" style="break-inside: avoid-column; counter-increment: mw-ref-extends-parent 1; counter-reset: mw-ref-extends-child 0; margin-bottom: 0.1em;"><span class="mw-cite-backlink" style="user-select: none;">^ <a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Shohibul_Faroji#cite_ref-The_Ahlulbayt_Nasab_Center_Maktab_Of_Morocco_2-0" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;"><span class="cite-accessibility-label" style="border: 0px; clip: rect(1px, 1px, 1px, 1px); height: 1px; overflow: hidden; padding: 0px; position: absolute; top: -99999px; user-select: none; width: 1px;">Lompat ke:</span><sup style="font-size: 10.08px; line-height: 1;"><i><b>a</b></i></sup></a> <a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Shohibul_Faroji#cite_ref-The_Ahlulbayt_Nasab_Center_Maktab_Of_Morocco_2-1" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;"><sup style="font-size: 10.08px; line-height: 1;"><i><b>b</b></i></sup></a> <a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Shohibul_Faroji#cite_ref-The_Ahlulbayt_Nasab_Center_Maktab_Of_Morocco_2-2" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;"><sup style="font-size: 10.08px; line-height: 1;"><i><b>c</b></i></sup></a></span> <span class="reference-text">The Ahlulbayt Nasab Center Maktab Of Morocco, Ensiklopedi Nasab Of Imam Husain,0009/MAA/Azmatkhan/Al-husaini/V/2011, Rabat Morocco</span></li><li id="cite_note-The_South_Asian_Community_Of_Azmatkhan_Al-Husaini_Family,_Maktab_Of_India-3" style="break-inside: avoid-column; counter-increment: mw-ref-extends-parent 1; counter-reset: mw-ref-extends-child 0; margin-bottom: 0.1em;"><span class="mw-cite-backlink" style="user-select: none;">^ <a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Shohibul_Faroji#cite_ref-The_South_Asian_Community_Of_Azmatkhan_Al-Husaini_Family,_Maktab_Of_India_3-0" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;"><span class="cite-accessibility-label" style="border: 0px; clip: rect(1px, 1px, 1px, 1px); height: 1px; overflow: hidden; padding: 0px; position: absolute; top: -99999px; user-select: none; width: 1px;">Lompat ke:</span><sup style="font-size: 10.08px; line-height: 1;"><i><b>a</b></i></sup></a> <a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Shohibul_Faroji#cite_ref-The_South_Asian_Community_Of_Azmatkhan_Al-Husaini_Family,_Maktab_Of_India_3-1" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;"><sup style="font-size: 10.08px; line-height: 1;"><i><b>b</b></i></sup></a></span> <span class="reference-text">The South Asian Community Of Azmatkhan Al-Husaini Family, Maktab Of India, Ensiklopedi Nasab of Imam Husain, 1431H/02/0099, Nasirabad-Haidarabad-India</span></li><li id="cite_note-4" style="break-inside: avoid-column; counter-increment: mw-ref-extends-parent 1; counter-reset: mw-ref-extends-child 0; margin-bottom: 0.1em;"><span class="mw-cite-backlink" style="user-select: none;"><b><a aria-label="Ke atas" href="https://id.wikipedia.org/wiki/Shohibul_Faroji#cite_ref-4" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;" title="Ke atas">^</a></b></span> <span class="reference-text"><cite class="citation news" style="font-style: inherit; overflow-wrap: break-word;">Saputra, Mochammad Ronaldy Aji (16 November 2020 21:17). <a class="external text" href="https://kumparan.com/mochammadronaldy/pernikahan-nabi-muhammad-saw-dan-sayyidah-khadijah-1ubMBIMLxRX" rel="nofollow" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: initial; background-origin: initial; background-position: 100% 50%; background-repeat: no-repeat; background-size: initial; background: url("/w/resources/src/mediawiki.skinning/images/external-ltr.svg?59558") right center no-repeat; color: #3366bb; padding-right: 13px; text-decoration-line: none;">"Pernikahan Nabi Muhammad SAW dan Sayyidah Khadijah"</a>. <i>Kumparan</i><span class="reference-accessdate">. Diakses tanggal 15 Agustus 2021, Pukul 1:36 WIB</span>.</cite><span class="Z3988" title="ctx_ver=Z39.88-2004&rft_val_fmt=info%3Aofi%2Ffmt%3Akev%3Amtx%3Ajournal&rft.genre=article&rft.jtitle=Kumparan&rft.atitle=Pernikahan+Nabi+Muhammad+SAW+dan+Sayyidah+Khadijah&rft.chron=16+November+2020+21%3A17&rft.aulast=Saputra&rft.aufirst=Mochammad+Ronaldy+Aji&rft_id=https%3A%2F%2Fkumparan.com%2Fmochammadronaldy%2Fpernikahan-nabi-muhammad-saw-dan-sayyidah-khadijah-1ubMBIMLxRX&rfr_id=info%3Asid%2Fid.wikipedia.org%3AShohibul+Faroji"></span></span></li><li id="cite_note-5" style="break-inside: avoid-column; counter-increment: mw-ref-extends-parent 1; counter-reset: mw-ref-extends-child 0; margin-bottom: 0.1em;"><span class="mw-cite-backlink" style="user-select: none;"><b><a aria-label="Ke atas" href="https://id.wikipedia.org/wiki/Shohibul_Faroji#cite_ref-5" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;" title="Ke atas">^</a></b></span> <span class="reference-text"><cite class="citation news" style="font-style: inherit; overflow-wrap: break-word;">Nashrullah, Nashih (Kamis 10 Jun 2021 21:03 WIB). <a class="external text" href="https://www.republika.co.id/berita/quhoea320/8-juni-632-m-wafatnya-rasulullah-begini-kesedihan-sahabat" rel="nofollow" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: initial; background-origin: initial; background-position: 100% 50%; background-repeat: no-repeat; background-size: initial; background: url("/w/resources/src/mediawiki.skinning/images/external-ltr.svg?59558") right center no-repeat; color: #3366bb; padding-right: 13px; text-decoration-line: none;">"8 Juni 632 M Wafatnya Rasulullah, Begini Kesedihan Sahabat"</a>. <i>Republika</i><span class="reference-accessdate">. Diakses tanggal 15 Agustus 2021, pukul 0:08 WIB</span>.</cite><span class="Z3988" title="ctx_ver=Z39.88-2004&rft_val_fmt=info%3Aofi%2Ffmt%3Akev%3Amtx%3Ajournal&rft.genre=article&rft.jtitle=Republika&rft.atitle=8+Juni+632+M+Wafatnya+Rasulullah%2C+Begini+Kesedihan+Sahabat&rft.chron=Kamis+10+Jun+2021+21%3A03+WIB&rft.aulast=Nashrullah&rft.aufirst=Nashih&rft_id=https%3A%2F%2Fwww.republika.co.id%2Fberita%2Fquhoea320%2F8-juni-632-m-wafatnya-rasulullah-begini-kesedihan-sahabat&rfr_id=info%3Asid%2Fid.wikipedia.org%3AShohibul+Faroji"></span></span></li><li id="cite_note-:0-6" style="break-inside: avoid-column; counter-increment: mw-ref-extends-parent 1; counter-reset: mw-ref-extends-child 0; margin-bottom: 0.1em;"><span class="mw-cite-backlink" style="user-select: none;">^ <a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Shohibul_Faroji#cite_ref-:0_6-0" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;"><span class="cite-accessibility-label" style="border: 0px; clip: rect(1px, 1px, 1px, 1px); height: 1px; overflow: hidden; padding: 0px; position: absolute; top: -99999px; user-select: none; width: 1px;">Lompat ke:</span><sup style="font-size: 10.08px; line-height: 1;"><i><b>a</b></i></sup></a> <a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Shohibul_Faroji#cite_ref-:0_6-1" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;"><sup style="font-size: 10.08px; line-height: 1;"><i><b>b</b></i></sup></a> <a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Shohibul_Faroji#cite_ref-:0_6-2" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;"><sup style="font-size: 10.08px; line-height: 1;"><i><b>c</b></i></sup></a> <a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Shohibul_Faroji#cite_ref-:0_6-3" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;"><sup style="font-size: 10.08px; line-height: 1;"><i><b>d</b></i></sup></a> <a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Shohibul_Faroji#cite_ref-:0_6-4" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;"><sup style="font-size: 10.08px; line-height: 1;"><i><b>e</b></i></sup></a> <a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Shohibul_Faroji#cite_ref-:0_6-5" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;"><sup style="font-size: 10.08px; line-height: 1;"><i><b>f</b></i></sup></a> <a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Shohibul_Faroji#cite_ref-:0_6-6" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;"><sup style="font-size: 10.08px; line-height: 1;"><i><b>g</b></i></sup></a> <a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Shohibul_Faroji#cite_ref-:0_6-7" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;"><sup style="font-size: 10.08px; line-height: 1;"><i><b>h</b></i></sup></a> <a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Shohibul_Faroji#cite_ref-:0_6-8" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;"><sup style="font-size: 10.08px; line-height: 1;"><i><b>i</b></i></sup></a> <a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Shohibul_Faroji#cite_ref-:0_6-9" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;"><sup style="font-size: 10.08px; line-height: 1;"><i><b>j</b></i></sup></a> <a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Shohibul_Faroji#cite_ref-:0_6-10" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;"><sup style="font-size: 10.08px; line-height: 1;"><i><b>k</b></i></sup></a> <a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Shohibul_Faroji#cite_ref-:0_6-11" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;"><sup style="font-size: 10.08px; line-height: 1;"><i><b>l</b></i></sup></a> <a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Shohibul_Faroji#cite_ref-:0_6-12" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;"><sup style="font-size: 10.08px; line-height: 1;"><i><b>m</b></i></sup></a> <a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Shohibul_Faroji#cite_ref-:0_6-13" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;"><sup style="font-size: 10.08px; line-height: 1;"><i><b>n</b></i></sup></a> <a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Shohibul_Faroji#cite_ref-:0_6-14" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;"><sup style="font-size: 10.08px; line-height: 1;"><i><b>o</b></i></sup></a> <a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Shohibul_Faroji#cite_ref-:0_6-15" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;"><sup style="font-size: 10.08px; line-height: 1;"><i><b>p</b></i></sup></a> <a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Shohibul_Faroji#cite_ref-:0_6-16" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;"><sup style="font-size: 10.08px; line-height: 1;"><i><b>q</b></i></sup></a> <a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Shohibul_Faroji#cite_ref-:0_6-17" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;"><sup style="font-size: 10.08px; line-height: 1;"><i><b>r</b></i></sup></a></span> <span class="reference-text">As-Sayyid Abdurrahman bin Muhammad bin Husain Al-Masyhur, <i>Syamsuzh Zhahirah,</i> Penerbit. Mathba'ah Mulia Al-Attasiyyah, Surabaya, 1954,</span></li><li id="cite_note-7" style="break-inside: avoid-column; counter-increment: mw-ref-extends-parent 1; counter-reset: mw-ref-extends-child 0; margin-bottom: 0.1em;"><span class="mw-cite-backlink" style="user-select: none;"><b><a aria-label="Ke atas" href="https://id.wikipedia.org/wiki/Shohibul_Faroji#cite_ref-7" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;" title="Ke atas">^</a></b></span> <span class="reference-text"><cite class="citation news" style="font-style: inherit; overflow-wrap: break-word;">Lestari, Mustiana (Selasa, 10 Maret 2015 11:14). <a class="external text" href="https://www.merdeka.com/peristiwa/ini-cerita-pernikahan-ali-dan-fatimah-yang-bikin-hati-meleleh.html" rel="nofollow" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: initial; background-origin: initial; background-position: 100% 50%; background-repeat: no-repeat; background-size: initial; background: url("/w/resources/src/mediawiki.skinning/images/external-ltr.svg?59558") right center no-repeat; color: #3366bb; padding-right: 13px; text-decoration-line: none;">"Ini cerita pernikahan Ali dan Fatimah yang bikin hati meleleh"</a>. <i>Merdeka</i><span class="reference-accessdate">. Diakses tanggal 15 Agustus 2021, Pukul 1:26 WIB</span>.</cite><span class="Z3988" title="ctx_ver=Z39.88-2004&rft_val_fmt=info%3Aofi%2Ffmt%3Akev%3Amtx%3Ajournal&rft.genre=article&rft.jtitle=Merdeka&rft.atitle=Ini+cerita+pernikahan+Ali+dan+Fatimah+yang+bikin+hati+meleleh&rft.chron=Selasa%2C+10+Maret+2015+11%3A14&rft.aulast=Lestari&rft.aufirst=Mustiana&rft_id=https%3A%2F%2Fwww.merdeka.com%2Fperistiwa%2Fini-cerita-pernikahan-ali-dan-fatimah-yang-bikin-hati-meleleh.html&rfr_id=info%3Asid%2Fid.wikipedia.org%3AShohibul+Faroji"></span></span></li><li id="cite_note-8" style="break-inside: avoid-column; counter-increment: mw-ref-extends-parent 1; counter-reset: mw-ref-extends-child 0; margin-bottom: 0.1em;"><span class="mw-cite-backlink" style="user-select: none;"><b><a aria-label="Ke atas" href="https://id.wikipedia.org/wiki/Shohibul_Faroji#cite_ref-8" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;" title="Ke atas">^</a></b></span> <span class="reference-text"><cite class="citation news" style="font-style: inherit; overflow-wrap: break-word;">Istifhama, Lia (15/04/2021). <a class="external text" href="https://www.harianbhirawa.co.id/kisah-fatimah-az-zahrah-yang-wafat-pada-bulan-ramadan/" rel="nofollow" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: initial; background-origin: initial; background-position: 100% 50%; background-repeat: no-repeat; background-size: initial; background: url("/w/resources/src/mediawiki.skinning/images/external-ltr.svg?59558") right center no-repeat; color: #3366bb; padding-right: 13px; text-decoration-line: none;">"Kisah Fatimah Az Zahrah yang Wafat pada Bulan Ramadan"</a>. <i>Harian Bhirawa</i><span class="reference-accessdate">. Diakses tanggal 15 Agustus 2021 Pukul 1:05 WIB</span>.</cite><span class="Z3988" title="ctx_ver=Z39.88-2004&rft_val_fmt=info%3Aofi%2Ffmt%3Akev%3Amtx%3Ajournal&rft.genre=article&rft.jtitle=Harian+Bhirawa&rft.atitle=Kisah+Fatimah+Az+Zahrah+yang+Wafat+pada+Bulan+Ramadan&rft.chron=15%2F04%2F2021&rft.aulast=Istifhama&rft.aufirst=Lia&rft_id=https%3A%2F%2Fwww.harianbhirawa.co.id%2Fkisah-fatimah-az-zahrah-yang-wafat-pada-bulan-ramadan%2F&rfr_id=info%3Asid%2Fid.wikipedia.org%3AShohibul+Faroji"></span></span></li><li id="cite_note-9" style="break-inside: avoid-column; counter-increment: mw-ref-extends-parent 1; counter-reset: mw-ref-extends-child 0; margin-bottom: 0.1em;"><span class="mw-cite-backlink" style="user-select: none;"><b><a aria-label="Ke atas" href="https://id.wikipedia.org/wiki/Shohibul_Faroji#cite_ref-9" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;" title="Ke atas">^</a></b></span> <span class="reference-text"><cite class="citation news" style="font-style: inherit; overflow-wrap: break-word;">Raditya, Iswara N (8 Mei 2019). <a class="external text" href="https://tirto.id/sejarah-misteri-kematian-fatimah-binti-muhammad-pada-3-ramadan-dtsi" rel="nofollow" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: initial; background-origin: initial; background-position: 100% 50%; background-repeat: no-repeat; background-size: initial; background: url("/w/resources/src/mediawiki.skinning/images/external-ltr.svg?59558") right center no-repeat; color: #3366bb; padding-right: 13px; text-decoration-line: none;">"Sejarah Misteri Kematian Fatimah binti Muhammad pada 3 Ramadan"</a>. <i>Tirto</i><span class="reference-accessdate">. Diakses tanggal 15 Agustus 2021, Pukul: 1:10 WIB</span>.</cite><span class="Z3988" title="ctx_ver=Z39.88-2004&rft_val_fmt=info%3Aofi%2Ffmt%3Akev%3Amtx%3Ajournal&rft.genre=article&rft.jtitle=Tirto&rft.atitle=Sejarah+Misteri+Kematian+Fatimah+binti+Muhammad+pada+3+Ramadan&rft.date=2019-05-08&rft.aulast=Raditya&rft.aufirst=Iswara+N&rft_id=https%3A%2F%2Ftirto.id%2Fsejarah-misteri-kematian-fatimah-binti-muhammad-pada-3-ramadan-dtsi&rfr_id=info%3Asid%2Fid.wikipedia.org%3AShohibul+Faroji"></span></span></li><li id="cite_note-10" style="break-inside: avoid-column; counter-increment: mw-ref-extends-parent 1; counter-reset: mw-ref-extends-child 0; margin-bottom: 0.1em;"><span class="mw-cite-backlink" style="user-select: none;"><b><a aria-label="Ke atas" href="https://id.wikipedia.org/wiki/Shohibul_Faroji#cite_ref-10" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;" title="Ke atas">^</a></b></span> <span class="reference-text"><cite class="citation news" style="font-style: inherit; overflow-wrap: break-word;">Djaya, Sulaiman (9 Juli 2015). <a class="external text" href="http://sulaimandjaya.blogspot.com/2015/07/mengapa-makam-fatimah-azzahra.html" rel="nofollow" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: initial; background-origin: initial; background-position: 100% 50%; background-repeat: no-repeat; background-size: initial; background: url("/w/resources/src/mediawiki.skinning/images/external-ltr.svg?59558") right center no-repeat; color: #3366bb; padding-right: 13px; text-decoration-line: none;">"Mengapa Makam Fatimah Az Zahra Dirahasiakan?"</a>. <i>Sulaimandjaya.Blogspot.com</i><span class="reference-accessdate">. Diakses tanggal 15 Agustus 2012, Pukul 1:21 WIB</span>.</cite><span class="Z3988" title="ctx_ver=Z39.88-2004&rft_val_fmt=info%3Aofi%2Ffmt%3Akev%3Amtx%3Ajournal&rft.genre=article&rft.jtitle=Sulaimandjaya.Blogspot.com&rft.atitle=Mengapa+Makam+Fatimah+Az+Zahra+Dirahasiakan%3F&rft.date=2015-07-09&rft.aulast=Djaya&rft.aufirst=Sulaiman&rft_id=http%3A%2F%2Fsulaimandjaya.blogspot.com%2F2015%2F07%2Fmengapa-makam-fatimah-azzahra.html&rfr_id=info%3Asid%2Fid.wikipedia.org%3AShohibul+Faroji"></span></span></li><li id="cite_note-:4-11" style="break-inside: avoid-column; counter-increment: mw-ref-extends-parent 1; counter-reset: mw-ref-extends-child 0; margin-bottom: 0.1em;"><span class="mw-cite-backlink" style="user-select: none;">^ <a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Shohibul_Faroji#cite_ref-:4_11-0" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;"><span class="cite-accessibility-label" style="border: 0px; clip: rect(1px, 1px, 1px, 1px); height: 1px; overflow: hidden; padding: 0px; position: absolute; top: -99999px; user-select: none; width: 1px;">Lompat ke:</span><sup style="font-size: 10.08px; line-height: 1;"><i><b>a</b></i></sup></a> <a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Shohibul_Faroji#cite_ref-:4_11-1" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;"><sup style="font-size: 10.08px; line-height: 1;"><i><b>b</b></i></sup></a> <a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Shohibul_Faroji#cite_ref-:4_11-2" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;"><sup style="font-size: 10.08px; line-height: 1;"><i><b>c</b></i></sup></a> <a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Shohibul_Faroji#cite_ref-:4_11-3" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;"><sup style="font-size: 10.08px; line-height: 1;"><i><b>d</b></i></sup></a> <a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Shohibul_Faroji#cite_ref-:4_11-4" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;"><sup style="font-size: 10.08px; line-height: 1;"><i><b>e</b></i></sup></a> <a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Shohibul_Faroji#cite_ref-:4_11-5" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;"><sup style="font-size: 10.08px; line-height: 1;"><i><b>f</b></i></sup></a></span> <span class="reference-text"><cite class="citation news" style="font-style: inherit; overflow-wrap: break-word;">Mufid, Syaikh (2013). <a class="external text" href="https://www.alhassanain.com/indonesian/book/book/holy_prophet_and_ahlul_bayt_library/general_books/pernikahan_para_makshum/007.html" rel="nofollow" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: initial; background-origin: initial; background-position: 100% 50%; background-repeat: no-repeat; background-size: initial; background: url("/w/resources/src/mediawiki.skinning/images/external-ltr.svg?59558") right center no-repeat; color: #3366bb; padding-right: 13px; text-decoration-line: none;">"KISAH PERNIKAHAN IMAM HUSAIN"</a>. <i>Al-Hassanain</i><span class="reference-accessdate">. Diakses tanggal <span class="nowrap" style="white-space: nowrap;">20 Agustus</span> 2021</span>.</cite><span class="Z3988" title="ctx_ver=Z39.88-2004&rft_val_fmt=info%3Aofi%2Ffmt%3Akev%3Amtx%3Ajournal&rft.genre=article&rft.jtitle=Al-Hassanain&rft.atitle=KISAH+PERNIKAHAN+IMAM+HUSAIN&rft.date=2013&rft.aulast=Mufid&rft.aufirst=Syaikh&rft_id=https%3A%2F%2Fwww.alhassanain.com%2Findonesian%2Fbook%2Fbook%2Fholy_prophet_and_ahlul_bayt_library%2Fgeneral_books%2Fpernikahan_para_makshum%2F007.html&rfr_id=info%3Asid%2Fid.wikipedia.org%3AShohibul+Faroji"></span></span></li><li id="cite_note-12" style="break-inside: avoid-column; counter-increment: mw-ref-extends-parent 1; counter-reset: mw-ref-extends-child 0; margin-bottom: 0.1em;"><span class="mw-cite-backlink" style="user-select: none;"><b><a aria-label="Ke atas" href="https://id.wikipedia.org/wiki/Shohibul_Faroji#cite_ref-12" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;" title="Ke atas">^</a></b></span> <span class="reference-text"><cite class="citation news" style="font-style: inherit; overflow-wrap: break-word;">Mufid, Syaikh (26 April 2019, pukul 18.52.). <a class="external text" href="https://id.wikishia.net/view/Syahrbanu" rel="nofollow" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: initial; background-origin: initial; background-position: 100% 50%; background-repeat: no-repeat; background-size: initial; background: url("/w/resources/src/mediawiki.skinning/images/external-ltr.svg?59558") right center no-repeat; color: #3366bb; padding-right: 13px; text-decoration-line: none;">"Syahrbanu"</a>. <i>id Wikishia</i><span class="reference-accessdate">. Diakses tanggal <span class="nowrap" style="white-space: nowrap;">20 Agustus</span> 2021</span>.</cite><span class="Z3988" title="ctx_ver=Z39.88-2004&rft_val_fmt=info%3Aofi%2Ffmt%3Akev%3Amtx%3Ajournal&rft.genre=article&rft.jtitle=id+Wikishia&rft.atitle=Syahrbanu&rft.chron=26+April+2019%2C+pukul+18.52.&rft.aulast=Mufid&rft.aufirst=Syaikh&rft_id=https%3A%2F%2Fid.wikishia.net%2Fview%2FSyahrbanu&rfr_id=info%3Asid%2Fid.wikipedia.org%3AShohibul+Faroji"></span></span></li><li id="cite_note-13" style="break-inside: avoid-column; counter-increment: mw-ref-extends-parent 1; counter-reset: mw-ref-extends-child 0; margin-bottom: 0.1em;"><span class="mw-cite-backlink" style="user-select: none;"><b><a aria-label="Ke atas" href="https://id.wikipedia.org/wiki/Shohibul_Faroji#cite_ref-13" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;" title="Ke atas">^</a></b></span> <span class="reference-text"><cite class="citation news" style="font-style: inherit; overflow-wrap: break-word;">Ahmad, Jumal (18 Maret 2013). <a class="external text" href="https://fimadani.com/hakikat-pernikahan-imam-husain-dan-syahzanan-putri-yazdrajid/" rel="nofollow" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: initial; background-origin: initial; background-position: 100% 50%; background-repeat: no-repeat; background-size: initial; background: url("/w/resources/src/mediawiki.skinning/images/external-ltr.svg?59558") right center no-repeat; color: #3366bb; padding-right: 13px; text-decoration-line: none;">"Hakikat Pernikahan Imam Husain dan Syahzanan Putri Yazdrajid"</a>. <i>Fimadani</i><span class="reference-accessdate">. Diakses tanggal <span class="nowrap" style="white-space: nowrap;">20 Agustus</span> 2021</span>.</cite><span class="Z3988" title="ctx_ver=Z39.88-2004&rft_val_fmt=info%3Aofi%2Ffmt%3Akev%3Amtx%3Ajournal&rft.genre=article&rft.jtitle=Fimadani&rft.atitle=Hakikat+Pernikahan+Imam+Husain+dan+Syahzanan+Putri+Yazdrajid&rft.date=2013-03-18&rft.aulast=Ahmad&rft.aufirst=Jumal&rft_id=https%3A%2F%2Ffimadani.com%2Fhakikat-pernikahan-imam-husain-dan-syahzanan-putri-yazdrajid%2F&rfr_id=info%3Asid%2Fid.wikipedia.org%3AShohibul+Faroji"></span></span></li><li id="cite_note-14" style="break-inside: avoid-column; counter-increment: mw-ref-extends-parent 1; counter-reset: mw-ref-extends-child 0; margin-bottom: 0.1em;"><span class="mw-cite-backlink" style="user-select: none;"><b><a aria-label="Ke atas" href="https://id.wikipedia.org/wiki/Shohibul_Faroji#cite_ref-14" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;" title="Ke atas">^</a></b></span> <span class="reference-text"><cite class="citation news" style="font-style: inherit; overflow-wrap: break-word;">Nashrullah, Nashih (Selasa 01 Dec 2020 14:00 WIB). <a class="external text" href="https://republika.co.id/berita/qknfgt320/saat-cicit-rasulullah-ali-zainal-abidin-tak-banggakan-nasab" rel="nofollow" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: initial; background-origin: initial; background-position: 100% 50%; background-repeat: no-repeat; background-size: initial; background: url("/w/resources/src/mediawiki.skinning/images/external-ltr.svg?59558") right center no-repeat; color: #3366bb; padding-right: 13px; text-decoration-line: none;">"Saat Cicit Rasulullah Ali Zainal Abidin tak Banggakan Nasab"</a>. <i>Republika</i><span class="reference-accessdate">. Diakses tanggal <span class="nowrap" style="white-space: nowrap;">20 Agustus</span> 2021</span>.</cite><span class="Z3988" title="ctx_ver=Z39.88-2004&rft_val_fmt=info%3Aofi%2Ffmt%3Akev%3Amtx%3Ajournal&rft.genre=article&rft.jtitle=Republika&rft.atitle=Saat+Cicit+Rasulullah+Ali+Zainal+Abidin+tak+Banggakan+Nasab&rft.chron=Selasa+01+Dec+2020+14%3A00+WIB&rft.aulast=Nashrullah&rft.aufirst=Nashih&rft_id=https%3A%2F%2Frepublika.co.id%2Fberita%2Fqknfgt320%2Fsaat-cicit-rasulullah-ali-zainal-abidin-tak-banggakan-nasab&rfr_id=info%3Asid%2Fid.wikipedia.org%3AShohibul+Faroji"></span></span></li><li id="cite_note-:1-15" style="break-inside: avoid-column; counter-increment: mw-ref-extends-parent 1; counter-reset: mw-ref-extends-child 0; margin-bottom: 0.1em;"><span class="mw-cite-backlink" style="user-select: none;">^ <a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Shohibul_Faroji#cite_ref-:1_15-0" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;"><span class="cite-accessibility-label" style="border: 0px; clip: rect(1px, 1px, 1px, 1px); height: 1px; overflow: hidden; padding: 0px; position: absolute; top: -99999px; user-select: none; width: 1px;">Lompat ke:</span><sup style="font-size: 10.08px; line-height: 1;"><i><b>a</b></i></sup></a> <a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Shohibul_Faroji#cite_ref-:1_15-1" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;"><sup style="font-size: 10.08px; line-height: 1;"><i><b>b</b></i></sup></a> <a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Shohibul_Faroji#cite_ref-:1_15-2" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;"><sup style="font-size: 10.08px; line-height: 1;"><i><b>c</b></i></sup></a> <a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Shohibul_Faroji#cite_ref-:1_15-3" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;"><sup style="font-size: 10.08px; line-height: 1;"><i><b>d</b></i></sup></a> <a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Shohibul_Faroji#cite_ref-:1_15-4" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;"><sup style="font-size: 10.08px; line-height: 1;"><i><b>e</b></i></sup></a> <a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Shohibul_Faroji#cite_ref-:1_15-5" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;"><sup style="font-size: 10.08px; line-height: 1;"><i><b>f</b></i></sup></a> <a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Shohibul_Faroji#cite_ref-:1_15-6" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;"><sup style="font-size: 10.08px; line-height: 1;"><i><b>g</b></i></sup></a> <a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Shohibul_Faroji#cite_ref-:1_15-7" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;"><sup style="font-size: 10.08px; line-height: 1;"><i><b>h</b></i></sup></a> <a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Shohibul_Faroji#cite_ref-:1_15-8" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;"><sup style="font-size: 10.08px; line-height: 1;"><i><b>i</b></i></sup></a> <a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Shohibul_Faroji#cite_ref-:1_15-9" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;"><sup style="font-size: 10.08px; line-height: 1;"><i><b>j</b></i></sup></a> <a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Shohibul_Faroji#cite_ref-:1_15-10" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;"><sup style="font-size: 10.08px; line-height: 1;"><i><b>k</b></i></sup></a> <a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Shohibul_Faroji#cite_ref-:1_15-11" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;"><sup style="font-size: 10.08px; line-height: 1;"><i><b>l</b></i></sup></a> <a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Shohibul_Faroji#cite_ref-:1_15-12" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;"><sup style="font-size: 10.08px; line-height: 1;"><i><b>m</b></i></sup></a> <a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Shohibul_Faroji#cite_ref-:1_15-13" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;"><sup style="font-size: 10.08px; line-height: 1;"><i><b>n</b></i></sup></a> <a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Shohibul_Faroji#cite_ref-:1_15-14" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;"><sup style="font-size: 10.08px; line-height: 1;"><i><b>o</b></i></sup></a> <a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Shohibul_Faroji#cite_ref-:1_15-15" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;"><sup style="font-size: 10.08px; line-height: 1;"><i><b>p</b></i></sup></a> <a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Shohibul_Faroji#cite_ref-:1_15-16" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;"><sup style="font-size: 10.08px; line-height: 1;"><i><b>q</b></i></sup></a> <a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Shohibul_Faroji#cite_ref-:1_15-17" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;"><sup style="font-size: 10.08px; line-height: 1;"><i><b>r</b></i></sup></a> <a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Shohibul_Faroji#cite_ref-:1_15-18" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;"><sup style="font-size: 10.08px; line-height: 1;"><i><b>s</b></i></sup></a> <a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Shohibul_Faroji#cite_ref-:1_15-19" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;"><sup style="font-size: 10.08px; line-height: 1;"><i><b>t</b></i></sup></a> <a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Shohibul_Faroji#cite_ref-:1_15-20" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;"><sup style="font-size: 10.08px; line-height: 1;"><i><b>u</b></i></sup></a> <a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Shohibul_Faroji#cite_ref-:1_15-21" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;"><sup style="font-size: 10.08px; line-height: 1;"><i><b>v</b></i></sup></a></span> <span class="reference-text">As-Sayyid Bahruddin Azmatkhan, <i>Kitab Al-Mausuu'ah Li Ansaabi Al-Imam Al-Husaini</i>, Penerbit Madawis, Jakarta, halaman 63</span></li><li id="cite_note-16" style="break-inside: avoid-column; counter-increment: mw-ref-extends-parent 1; counter-reset: mw-ref-extends-child 0; margin-bottom: 0.1em;"><span class="mw-cite-backlink" style="user-select: none;"><b><a aria-label="Ke atas" href="https://id.wikipedia.org/wiki/Shohibul_Faroji#cite_ref-16" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;" title="Ke atas">^</a></b></span> <span class="reference-text"><cite class="citation news" style="font-style: inherit; overflow-wrap: break-word;"><a class="external text" href="http://madawis.blogspot.com/2013/04/39b-shohibul-faroji-azmatkhan-al-hafizh.html" rel="nofollow" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: initial; background-origin: initial; background-position: 100% 50%; background-repeat: no-repeat; background-size: initial; background: url("/w/resources/src/mediawiki.skinning/images/external-ltr.svg?59558") right center no-repeat; color: #3366bb; padding-right: 13px; text-decoration-line: none;">"Nasab Shohibul Faroji Azmatkhan Al-Hafizh"</a>. <i>Madawis</i>. 14 Januari 2014<span class="reference-accessdate">. Diakses tanggal <span class="nowrap" style="white-space: nowrap;">14 Januari</span> 2014</span>.</cite><span class="Z3988" title="ctx_ver=Z39.88-2004&rft_val_fmt=info%3Aofi%2Ffmt%3Akev%3Amtx%3Ajournal&rft.genre=article&rft.jtitle=Madawis&rft.atitle=Nasab+Shohibul+Faroji+Azmatkhan+Al-Hafizh&rft.date=2014-01-14&rft_id=http%3A%2F%2Fmadawis.blogspot.com%2F2013%2F04%2F39b-shohibul-faroji-azmatkhan-al-hafizh.html&rfr_id=info%3Asid%2Fid.wikipedia.org%3AShohibul+Faroji"></span></span></li><li id="cite_note-17" style="break-inside: avoid-column; counter-increment: mw-ref-extends-parent 1; counter-reset: mw-ref-extends-child 0; margin-bottom: 0.1em;"><span class="mw-cite-backlink" style="user-select: none;"><b><a aria-label="Ke atas" href="https://id.wikipedia.org/wiki/Shohibul_Faroji#cite_ref-17" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;" title="Ke atas">^</a></b></span> <span class="reference-text"><cite class="citation news" style="font-style: inherit; overflow-wrap: break-word;"><a class="external text" href="https://www.inews.id/lifestyle/muslim/keutamaan-menghafal-al-quran" rel="nofollow" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: initial; background-origin: initial; background-position: 100% 50%; background-repeat: no-repeat; background-size: initial; background: url("/w/resources/src/mediawiki.skinning/images/external-ltr.svg?59558") right center no-repeat; color: #3366bb; padding-right: 13px; text-decoration-line: none;">"12 Keutamaan Menghafal Al Qur'an, Jadi Orang Teristimewa hingga Dapat Surga Tertinggi"</a>. <i>Inews</i>. Kamis, 20 Mei 2021 - 06:30:00 WIB<span class="reference-accessdate">. Diakses tanggal 15 Agustus 2021, Pukul 2:18 WIB</span>.</cite><span class="Z3988" title="ctx_ver=Z39.88-2004&rft_val_fmt=info%3Aofi%2Ffmt%3Akev%3Amtx%3Ajournal&rft.genre=article&rft.jtitle=Inews&rft.atitle=12+Keutamaan+Menghafal+Al+Qur%27an%2C+Jadi+Orang+Teristimewa+hingga+Dapat+Surga+Tertinggi&rft.chron=Kamis%2C+20+Mei+2021+-+06%3A30%3A00+WIB&rft_id=https%3A%2F%2Fwww.inews.id%2Flifestyle%2Fmuslim%2Fkeutamaan-menghafal-al-quran&rfr_id=info%3Asid%2Fid.wikipedia.org%3AShohibul+Faroji"></span></span></li><li id="cite_note-:2-18" style="break-inside: avoid-column; counter-increment: mw-ref-extends-parent 1; counter-reset: mw-ref-extends-child 0; margin-bottom: 0.1em;"><span class="mw-cite-backlink" style="user-select: none;">^ <a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Shohibul_Faroji#cite_ref-:2_18-0" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;"><span class="cite-accessibility-label" style="border: 0px; clip: rect(1px, 1px, 1px, 1px); height: 1px; overflow: hidden; padding: 0px; position: absolute; top: -99999px; user-select: none; width: 1px;">Lompat ke:</span><sup style="font-size: 10.08px; line-height: 1;"><i><b>a</b></i></sup></a> <a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Shohibul_Faroji#cite_ref-:2_18-1" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;"><sup style="font-size: 10.08px; line-height: 1;"><i><b>b</b></i></sup></a></span> <span class="reference-text"><cite class="citation news" style="font-style: inherit; overflow-wrap: break-word;">Muiz, Syarif Abdurraman (Senin 29 April 2019 00:00 WIB). <a class="external text" href="https://www.nu.or.id/post/read/105378/keistimewaan-kh-adlan-aly-murid-kinasih-kh-hasyim-asyari-" rel="nofollow" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: initial; background-origin: initial; background-position: 100% 50%; background-repeat: no-repeat; background-size: initial; background: url("/w/resources/src/mediawiki.skinning/images/external-ltr.svg?59558") right center no-repeat; color: #3366bb; padding-right: 13px; text-decoration-line: none;">"Keistimewaan KH Adlan Aly, Murid Kinasih KH Hasyim Asy'ari"</a>. <i>NU Online</i><span class="reference-accessdate">. Diakses tanggal <span class="nowrap" style="white-space: nowrap;">15 Agustus</span> 2021</span>.</cite><span class="Z3988" title="ctx_ver=Z39.88-2004&rft_val_fmt=info%3Aofi%2Ffmt%3Akev%3Amtx%3Ajournal&rft.genre=article&rft.jtitle=NU+Online&rft.atitle=Keistimewaan+KH+Adlan+Aly%2C+Murid+Kinasih+KH+Hasyim+Asy%27ari&rft.chron=Senin+29+April+2019+00%3A00+WIB&rft.aulast=Muiz&rft.aufirst=Syarif+Abdurraman&rft_id=https%3A%2F%2Fwww.nu.or.id%2Fpost%2Fread%2F105378%2Fkeistimewaan-kh-adlan-aly-murid-kinasih-kh-hasyim-asyari-&rfr_id=info%3Asid%2Fid.wikipedia.org%3AShohibul+Faroji"></span></span></li><li id="cite_note-:3-19" style="break-inside: avoid-column; counter-increment: mw-ref-extends-parent 1; counter-reset: mw-ref-extends-child 0; margin-bottom: 0.1em;"><span class="mw-cite-backlink" style="user-select: none;">^ <a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Shohibul_Faroji#cite_ref-:3_19-0" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;"><span class="cite-accessibility-label" style="border: 0px; clip: rect(1px, 1px, 1px, 1px); height: 1px; overflow: hidden; padding: 0px; position: absolute; top: -99999px; user-select: none; width: 1px;">Lompat ke:</span><sup style="font-size: 10.08px; line-height: 1;"><i><b>a</b></i></sup></a> <a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Shohibul_Faroji#cite_ref-:3_19-1" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;"><sup style="font-size: 10.08px; line-height: 1;"><i><b>b</b></i></sup></a></span> <span class="reference-text"><cite class="citation news" style="font-style: inherit; overflow-wrap: break-word;"><a class="external text" href="https://bangkitmedia.com/sanad-al-quran-kh-muhammad-yusuf-masyhar-tebuireng/" rel="nofollow" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: initial; background-origin: initial; background-position: 100% 50%; background-repeat: no-repeat; background-size: initial; background: url("/w/resources/src/mediawiki.skinning/images/external-ltr.svg?59558") right center no-repeat; color: #3366bb; padding-right: 13px; text-decoration-line: none;">"Sanad Al-Qur'an KH Muhammad Yusuf Masyhar Tebuireng"</a>. <i>Bangkit Media</i>. 31 Maret 2020<span class="reference-accessdate">. Diakses tanggal 15 Agustus 2021, Pukul 2:38 WIB</span>.</cite><span class="Z3988" title="ctx_ver=Z39.88-2004&rft_val_fmt=info%3Aofi%2Ffmt%3Akev%3Amtx%3Ajournal&rft.genre=article&rft.jtitle=Bangkit+Media&rft.atitle=Sanad+Al-Qur%E2%80%99an+KH+Muhammad+Yusuf+Masyhar+Tebuireng&rft.date=2020-03-31&rft_id=https%3A%2F%2Fbangkitmedia.com%2Fsanad-al-quran-kh-muhammad-yusuf-masyhar-tebuireng%2F&rfr_id=info%3Asid%2Fid.wikipedia.org%3AShohibul+Faroji"></span></span></li><li id="cite_note-20" style="break-inside: avoid-column; counter-increment: mw-ref-extends-parent 1; counter-reset: mw-ref-extends-child 0; margin-bottom: 0.1em;"><span class="mw-cite-backlink" style="user-select: none;"><b><a aria-label="Ke atas" href="https://id.wikipedia.org/wiki/Shohibul_Faroji#cite_ref-20" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;" title="Ke atas">^</a></b></span> <span class="reference-text"><cite class="citation news" style="font-style: inherit; overflow-wrap: break-word;"><a class="external text" href="http://mui.or.id/index.php?option=com_content&view=article&id=53&Itemid=55" rel="nofollow" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: initial; background-origin: initial; background-position: 100% 50%; background-repeat: no-repeat; background-size: initial; background: url("/w/resources/src/mediawiki.skinning/images/external-ltr.svg?59558") right center no-repeat; color: #3366bb; padding-right: 13px; text-decoration-line: none;">"Susunan Pengurus Komisi-Komisi MUI Hasil MUNAS VIII Tahun 2010"</a>. <i>mui</i>. 16 Maret 2011<span class="reference-accessdate">. Diakses tanggal <span class="nowrap" style="white-space: nowrap;">16 Maret</span> 2011</span>.</cite><span class="Z3988" title="ctx_ver=Z39.88-2004&rft_val_fmt=info%3Aofi%2Ffmt%3Akev%3Amtx%3Ajournal&rft.genre=article&rft.jtitle=mui&rft.atitle=Susunan+Pengurus+Komisi-Komisi+MUI+Hasil+MUNAS+VIII+Tahun+2010.&rft.date=2011-03-16&rft_id=http%3A%2F%2Fmui.or.id%2Findex.php%3Foption%3Dcom_content%26view%3Darticle%26id%3D53%26Itemid%3D55&rfr_id=info%3Asid%2Fid.wikipedia.org%3AShohibul+Faroji"></span></span></li><li id="cite_note-21" style="break-inside: avoid-column; counter-increment: mw-ref-extends-parent 1; counter-reset: mw-ref-extends-child 0; margin-bottom: 0.1em;"><span class="mw-cite-backlink" style="user-select: none;"><b><a aria-label="Ke atas" href="https://id.wikipedia.org/wiki/Shohibul_Faroji#cite_ref-21" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;" title="Ke atas">^</a></b></span> <span class="reference-text"><cite class="citation news" style="font-style: inherit; overflow-wrap: break-word;"><a class="external text" href="http://madawis.blogspot.com/2013/04/39b-shohibul-faroji-azmatkhan-al-hafizh.html" rel="nofollow" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: initial; background-origin: initial; background-position: 100% 50%; background-repeat: no-repeat; background-size: initial; background: url("/w/resources/src/mediawiki.skinning/images/external-ltr.svg?59558") right center no-repeat; color: #3366bb; padding-right: 13px; text-decoration-line: none;">"Pangkat dan Jabatan Shohibul Faroji Azmatkhan Al-Hafizh"</a>. <i>madawis</i>. 14 Januari 2014<span class="reference-accessdate">. Diakses tanggal <span class="nowrap" style="white-space: nowrap;">14 Januari</span> 2014</span>.</cite><span class="Z3988" title="ctx_ver=Z39.88-2004&rft_val_fmt=info%3Aofi%2Ffmt%3Akev%3Amtx%3Ajournal&rft.genre=article&rft.jtitle=madawis&rft.atitle=Pangkat+dan+Jabatan+Shohibul+Faroji+Azmatkhan+Al-Hafizh&rft.date=2014-01-14&rft_id=http%3A%2F%2Fmadawis.blogspot.com%2F2013%2F04%2F39b-shohibul-faroji-azmatkhan-al-hafizh.html&rfr_id=info%3Asid%2Fid.wikipedia.org%3AShohibul+Faroji"></span></span></li><li id="cite_note-Waliyul_Ilmi-22" style="break-inside: avoid-column; counter-increment: mw-ref-extends-parent 1; counter-reset: mw-ref-extends-child 0; margin-bottom: 0.1em;"><span class="mw-cite-backlink" style="user-select: none;"><b><a aria-label="Ke atas" href="https://id.wikipedia.org/wiki/Shohibul_Faroji#cite_ref-Waliyul_Ilmi_22-0" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;" title="Ke atas">^</a></b></span> <span class="reference-text">Waliyul Ilmi, Intisari Karya Shohibul Faroji Azmatkhan, Majelis Dakwah Walisongo, Jakarta, 2011</span></li><li id="cite_note-Al-Mausu'ah_Li_Ansabil_Imam_Al-Hasani-23" style="break-inside: avoid-column; counter-increment: mw-ref-extends-parent 1; counter-reset: mw-ref-extends-child 0; margin-bottom: 0.1em;"><span class="mw-cite-backlink" style="user-select: none;"><b><a aria-label="Ke atas" href="https://id.wikipedia.org/wiki/Shohibul_Faroji#cite_ref-Al-Mausu'ah_Li_Ansabil_Imam_Al-Hasani_23-0" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;" title="Ke atas">^</a></b></span> <span class="reference-text">Al-Mausu'ah Li Ansabil Imam Al-Hasani, Karya Shohibul Faroji Azmatkhan, adalah Kitab Ensiklopedi Nasab dari 1555 Qabilah Dzurriyyah Rasulullah dari jalur Al-Imam Al-Hasan di seluruh dunia dan menjadi landasan bagi Lembaga Nasab Baitul Ansab Lil Asyraf Al-Azhmatkhan Wa Ahlulbait Al-Alamiy, Haidarabad India, 2002</span></li><li id="cite_note-Al-Mausu'ah_Li_Ansabil_Imam_Al-Husaini-24" style="break-inside: avoid-column; counter-increment: mw-ref-extends-parent 1; counter-reset: mw-ref-extends-child 0; margin-bottom: 0.1em;"><span class="mw-cite-backlink" style="user-select: none;"><b><a aria-label="Ke atas" href="https://id.wikipedia.org/wiki/Shohibul_Faroji#cite_ref-Al-Mausu'ah_Li_Ansabil_Imam_Al-Husaini_24-0" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;" title="Ke atas">^</a></b></span> <span class="reference-text">Al-Mausu'ah Li Ansabil Imam Al-Husaini, Karya Shohibul Faroji Azmatkhan, adalah Kitab Ensiklopedi Nasab dari 1555 Qabilah Dzurriyyah Rasulullah dari jalur Al-Imam Al-Husain di seluruh dunia dan menjadi landasan bagi Lembaga Nasab Baitul Ansab Lil Asyraf Al-Azhmatkhan Wa Ahlulbait Al-Alamiy, Haidarabad India, 2002</span></li><li id="cite_note-Panduan_Menuju_Pencerahan_Ruhani-25" style="break-inside: avoid-column; counter-increment: mw-ref-extends-parent 1; counter-reset: mw-ref-extends-child 0; margin-bottom: 0.1em;"><span class="mw-cite-backlink" style="user-select: none;"><b><a aria-label="Ke atas" href="https://id.wikipedia.org/wiki/Shohibul_Faroji#cite_ref-Panduan_Menuju_Pencerahan_Ruhani_25-0" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;" title="Ke atas">^</a></b></span> <span class="reference-text">Panduan Menuju Pencerahan Ruhani, Karya Shohibul Faroji Azmatkhan, adalah kajian tentang 313 tarekat sufi yang sanadnya mu'tabarah bersambung kepada Rasulullah melalui para Syaikh Mursyid Thariqah Sufi yang terkenal, Jakarta, 2011</span></li><li id="cite_note-Tafsir_Ma'rifatullah-26" style="break-inside: avoid-column; counter-increment: mw-ref-extends-parent 1; counter-reset: mw-ref-extends-child 0; margin-bottom: 0.1em;"><span class="mw-cite-backlink" style="user-select: none;"><b><a aria-label="Ke atas" href="https://id.wikipedia.org/wiki/Shohibul_Faroji#cite_ref-Tafsir_Ma'rifatullah_26-0" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;" title="Ke atas">^</a></b></span> <span class="reference-text">Tafsir Ma'rifatullah, karya Shohibul Faroji Azmatkhan, adalah tafsir tematis atas ayat-ayat Ma'rifatullah, Jakarta, 2011</span></li><li id="cite_note-Tafsir_Liqa'_Allah-27" style="break-inside: avoid-column; counter-increment: mw-ref-extends-parent 1; counter-reset: mw-ref-extends-child 0; margin-bottom: 0.1em;"><span class="mw-cite-backlink" style="user-select: none;"><b><a aria-label="Ke atas" href="https://id.wikipedia.org/wiki/Shohibul_Faroji#cite_ref-Tafsir_Liqa'_Allah_27-0" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;" title="Ke atas">^</a></b></span> <span class="reference-text">Tafsir Liqa' Allah, karya Shohibul Faroji Azmatkhan, adalah tafsir tematis atas ayat-ayat Liqa' Allah, Jakarta, 2011</span></li><li id="cite_note-28" style="break-inside: avoid-column; counter-increment: mw-ref-extends-parent 1; counter-reset: mw-ref-extends-child 0; margin-bottom: 0.1em;"><span class="mw-cite-backlink" style="user-select: none;"><b><a aria-label="Ke atas" href="https://id.wikipedia.org/wiki/Shohibul_Faroji#cite_ref-28" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;" title="Ke atas">^</a></b></span> <span class="reference-text"><a class="external free" href="https://www.muslimoderat.net/2016/08/tafsir-al-quran-midadurrahman-tafsir.html" rel="nofollow" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: initial; background-origin: initial; background-position: 100% 50%; background-repeat: no-repeat; background-size: initial; background: url("/w/resources/src/mediawiki.skinning/images/external-ltr.svg?59558") right center no-repeat; color: #3366bb; overflow-wrap: break-word; padding-right: 13px; text-decoration-line: none;">https://www.muslimoderat.net/2016/08/tafsir-al-quran-midadurrahman-tafsir.html</a>Mendapatkan Penghargaan Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) dan Museum Rekor Terhebat Indonesia (MURTI) sebagai Penulis Tafsir Terbanyak, Terlengkap dan Bersanad</span></li><li id="cite_note-Tafsir_Mahabbatullah-29" style="break-inside: avoid-column; counter-increment: mw-ref-extends-parent 1; counter-reset: mw-ref-extends-child 0; margin-bottom: 0.1em;"><span class="mw-cite-backlink" style="user-select: none;"><b><a aria-label="Ke atas" href="https://id.wikipedia.org/wiki/Shohibul_Faroji#cite_ref-Tafsir_Mahabbatullah_29-0" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;" title="Ke atas">^</a></b></span> <span class="reference-text">Tafsir Mahabbatullah, karya Shohibul Faroji Azmatkhan, adalah tafsir tematis atas ayat-ayat Mahabbatullah, Jakarta, 2011</span></li><li id="cite_note-Shohibul_Faroji-30" style="break-inside: avoid-column; counter-increment: mw-ref-extends-parent 1; counter-reset: mw-ref-extends-child 0; margin-bottom: 0.1em;"><span class="mw-cite-backlink" style="user-select: none;"><b><a aria-label="Ke atas" href="https://id.wikipedia.org/wiki/Shohibul_Faroji#cite_ref-Shohibul_Faroji_30-0" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;" title="Ke atas">^</a></b></span> <span class="reference-text">Shohibul Faroji Azmatkhan, ensiklopedia tarekat,Majelis Dakwah Walisongo (Madawis), Jakarta,2011</span></li><li id="cite_note-Madawis-31" style="break-inside: avoid-column; counter-increment: mw-ref-extends-parent 1; counter-reset: mw-ref-extends-child 0; margin-bottom: 0.1em;"><span class="mw-cite-backlink" style="user-select: none;"><b><a aria-label="Ke atas" href="https://id.wikipedia.org/wiki/Shohibul_Faroji#cite_ref-Madawis_31-0" style="background: none; color: #0645ad; text-decoration-line: none;" title="Ke atas">^</a></b></span> <span class="reference-text">Madawis, Manakib Syekh Shohibul Faroji, Perjalanan Spiritual Mursyid 30 Tarekat,Penerbit Walisongo Press, Jakarta, Edisi revisi, 2011</span></li></ol></div></div><h2 style="background-color: white; border-bottom: 1px solid rgb(162, 169, 177); font-family: "Linux Libertine", Georgia, Times, serif; font-weight: normal; line-height: 1.3; margin: 1em 0px 0.25em; overflow: hidden; padding: 0px;"><span class="mw-headline" id="Bacaan_lanjutan">Bacaan lanjutan</span></h2><ul style="background-color: white; color: #202122; font-family: sans-serif; font-size: 14px; list-style-image: url("/w/skins/Vector/resources/common/images/bullet-icon.svg?d4515"); margin: 0.3em 0px 0px 1.6em; padding: 0px;"><li style="margin-bottom: 0.1em;">Manakib Syekh Shohibul Faroji, Perjalanan Spiritual Mursyid 30 Tarekat, Penerbit Walisongo Press, Jakarta, Edisi revisi, 2011</li></ul>administrator2http://www.blogger.com/profile/08863993415188837777noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-7437626801301800612.post-37330960463962402832016-01-31T15:47:00.002-08:002016-01-31T15:47:36.504-08:00LAW OF HOPE IN ISLAM<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgGpcO1bRpvm7DHkW-VWsBx1qqfoTeRvdYv3Gh67JM0l4FtfXkVGc_82kQ7Q8vEeS0tSinR2EtY8pNSQkOcH4zsoC19Z2PoriIxMd7vnFbs_GlC-d5aGZOQoXfHcnhjL3qBgJNKTQ31DLo/s1600/harapan.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="217" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgGpcO1bRpvm7DHkW-VWsBx1qqfoTeRvdYv3Gh67JM0l4FtfXkVGc_82kQ7Q8vEeS0tSinR2EtY8pNSQkOcH4zsoC19Z2PoriIxMd7vnFbs_GlC-d5aGZOQoXfHcnhjL3qBgJNKTQ31DLo/s320/harapan.jpg" width="320" /></a></div>
<div class="_2cuy _3dgx _45m_ _2vxa" data-block="true" data-offset-key="2u0rk-0-0" style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #141823; direction: ltr; font-family: Georgia, serif; font-size: 17px; line-height: 28px; margin: 0px auto 28px; position: relative; white-space: pre-wrap; width: 700px; word-wrap: break-word;">
<span style="font-style: italic; font-weight: bold;"><br /></span></div>
<div class="_2cuy _3dgx _45m_ _2vxa" data-block="true" data-offset-key="2u0rk-0-0" style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #141823; direction: ltr; font-family: Georgia, serif; font-size: 17px; line-height: 28px; margin: 0px auto 28px; position: relative; white-space: pre-wrap; width: 700px; word-wrap: break-word;">
<span style="font-style: italic; font-weight: bold;">By. Syaikh Shohibul Faroji Azmatkhan Al-Husaini / Syaikh Mufti Kesultanan Palembang Darussalam</span></div>
<div class="_2cuy _3dgx _45m_ _2vxa" data-block="true" data-offset-key="aktqu-0-0" style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #141823; direction: ltr; font-family: Georgia, serif; font-size: 17px; line-height: 28px; margin: 0px auto 28px; position: relative; white-space: pre-wrap; width: 700px; word-wrap: break-word;">
<span data-offset-key="aktqu-0-0" style="font-style: italic; font-weight: bold;">Tema tulisan: Leadership Islam </span></div>
<div class="_2cuy _3dgx _45m_ _2vxa" data-block="true" data-offset-key="crq40-0-0" style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #141823; direction: ltr; font-family: Georgia, serif; font-size: 17px; line-height: 28px; margin: 0px auto 28px; position: relative; white-space: pre-wrap; width: 700px; word-wrap: break-word;">
<span data-offset-key="crq40-0-0">Hukum Allah adalah sebuah sistem hidup yang paling rapi, otomatis, dan tersistem dengan baik. Siapa yang mengikuti hukum-hukum Allah, maka ia akan selamat, dan siapa yang melanggar hukum Allah, ia akan hancur.</span></div>
<div class="_2cuy _3dgx _45m_ _2vxa" data-block="true" data-offset-key="1h5c7-0-0" style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #141823; direction: ltr; font-family: Georgia, serif; font-size: 17px; line-height: 28px; margin: 0px auto 28px; position: relative; white-space: pre-wrap; width: 700px; word-wrap: break-word;">
<span data-offset-key="1h5c7-0-0">Law of hope adalah satu di antara hukum-hukum kehidupan yang Allah buat sebagai software kehidupqn.</span></div>
<div class="_2cuy _3dgx _45m_ _2vxa" data-block="true" data-offset-key="8db2b-0-0" style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #141823; direction: ltr; font-family: Georgia, serif; font-size: 17px; line-height: 28px; margin: 0px auto 28px; position: relative; white-space: pre-wrap; width: 700px; word-wrap: break-word;">
<span data-offset-key="8db2b-0-0">Bagaimana pandangan Islam tentang law of hope?</span></div>
<div class="_2cuy _3dgx _45m_ _2vxa" data-block="true" data-offset-key="epao2-0-0" style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #141823; direction: ltr; font-family: Georgia, serif; font-size: 17px; line-height: 28px; margin: 0px auto 28px; position: relative; white-space: pre-wrap; width: 700px; word-wrap: break-word;">
<span data-offset-key="epao2-0-0" style="font-weight: bold;">MAKNA HARAPAN</span></div>
<div class="_2cuy _3dgx _45m_ _2vxa" data-block="true" data-offset-key="9h1jp-0-0" style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #141823; direction: ltr; font-family: Georgia, serif; font-size: 17px; line-height: 28px; margin: 0px auto 28px; position: relative; white-space: pre-wrap; width: 700px; word-wrap: break-word;">
<span data-offset-key="9h1jp-0-0">Harapan sangat erat ikatannya dengan keyakinan. Yakni kita bekerja dengan akal dan hati kita untuk menggantungkan harapan yang kita miliki kepada Sang Pencipta Allah Subhanahu Wa Ta’ala agar apa yang kita harapkan dapat terwujud. </span></div>
<div class="_2cuy _3dgx _45m_ _2vxa" data-block="true" data-offset-key="6tc41-0-0" style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #141823; direction: ltr; font-family: Georgia, serif; font-size: 17px; line-height: 28px; margin: 0px auto 28px; position: relative; white-space: pre-wrap; width: 700px; word-wrap: break-word;">
<span data-offset-key="6tc41-0-0">Harapan merupakan bagian dari fitrah manusia yang tidak mungkin ditinggalkan oleh setiap manusia. Orang yang tidak mempunyai suatu harapan pada hakekatnya adalah manusia yang mati, mengingat harapan merupakan titik awal manusia untuk selalu berkembang menuju kehidupan yang lebih baik.</span></div>
<div class="_2cuy _3dgx _45m_ _2vxa" data-block="true" data-offset-key="dj5hj-0-0" style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #141823; direction: ltr; font-family: Georgia, serif; font-size: 17px; line-height: 28px; margin: 0px auto 28px; position: relative; white-space: pre-wrap; width: 700px; word-wrap: break-word;">
<span data-offset-key="dj5hj-0-0">Islam sendiri menganjurkan manusia untuk selalu berharap, namun dalam Islam yang dimaksud berharap yaitu berharap pada kemurahan Allah Subhanahu Wa Ta’ala, mengingat Allah Subhanahu Wa Ta’ala adalah Tuhan yang maha kuasa atas segalanya.</span></div>
<div class="_2cuy _3dgx _45m_ _2vxa" data-block="true" data-offset-key="a1ppq-0-0" style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #141823; direction: ltr; font-family: Georgia, serif; font-size: 17px; line-height: 28px; margin: 0px auto 28px; position: relative; white-space: pre-wrap; width: 700px; word-wrap: break-word;">
<span data-offset-key="a1ppq-0-0">Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman dalam surah Al-Insyirah ayat 8:</span></div>
<div class="_2cuy _3dgx _45m_ _2vxb" data-block="true" data-offset-key="8i7it-0-0" style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #141823; direction: rtl; font-family: Georgia, serif; font-size: 17px; line-height: 28px; margin: 0px auto 28px; position: relative; text-align: right; white-space: pre-wrap; width: 700px; word-wrap: break-word;">
<span data-offset-key="8i7it-0-0"> وَإِلَى رَبِّكَ فَارْغَبْ</span></div>
<div class="_2cuy _3dgx _45m_ _2vxa" data-block="true" data-offset-key="4ma6m-0-0" style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #141823; direction: ltr; font-family: Georgia, serif; font-size: 17px; line-height: 28px; margin: 0px auto 28px; position: relative; white-space: pre-wrap; width: 700px; word-wrap: break-word;">
<span data-offset-key="4ma6m-0-0">“Dan hanya kepada Tuhanmulah (Allah Subhanahu Wa Ta’ala) hendaknya kamu berharap”. (QS. Al-Insyirah: 8)</span></div>
<div class="_2cuy _3dgx _45m_ _2vxa" data-block="true" data-offset-key="61qd5-0-0" style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #141823; direction: ltr; font-family: Georgia, serif; font-size: 17px; line-height: 28px; margin: 0px auto 28px; position: relative; white-space: pre-wrap; width: 700px; word-wrap: break-word;">
<span data-offset-key="61qd5-0-0">Imam Baihaqi menyebutkan dalam kitab “Syu’b Al-Iman” bahwa berharap pada Allah merupakan cabang iman ke-12. Jadi kalau kita tidak berharap pada Allah atau sedikit harapan kita pada Allah berarti tidak sempurna imannya. </span></div>
<div class="_2cuy _3dgx _45m_ _2vxa" data-block="true" data-offset-key="6tiqd-0-0" style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #141823; direction: ltr; font-family: Georgia, serif; font-size: 17px; line-height: 28px; margin: 0px auto 28px; position: relative; white-space: pre-wrap; width: 700px; word-wrap: break-word;">
<span data-offset-key="6tiqd-0-0" style="font-weight: bold;">CARA MENGGAPAI SEBUAH HARAPAN</span></div>
<div class="_2cuy _3dgx _45m_ _2vxa" data-block="true" data-offset-key="3fopj-0-0" style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #141823; direction: ltr; font-family: Georgia, serif; font-size: 17px; line-height: 28px; margin: 0px auto 28px; position: relative; white-space: pre-wrap; width: 700px; word-wrap: break-word;">
<span data-offset-key="3fopj-0-0">Islam berpendapat bahwa jika seseorang mempunyai suatu harapan maka seseorang tersebut harus melakukan 3 (tiga) hal untuk mewujudkan harapan tersebut, yakni :</span></div>
<div class="_2cuy _3dgx _45m_ _2vxa" data-block="true" data-offset-key="3819n-0-0" style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #141823; direction: ltr; font-family: Georgia, serif; font-size: 17px; line-height: 28px; margin: 0px auto 28px; position: relative; white-space: pre-wrap; width: 700px; word-wrap: break-word;">
<span data-offset-key="3819n-0-0">1. Ikhtiar (Usaha)</span></div>
<div class="_2cuy _3dgx _45m_ _2vxa" data-block="true" data-offset-key="cf1jn-0-0" style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #141823; direction: ltr; font-family: Georgia, serif; font-size: 17px; line-height: 28px; margin: 0px auto 28px; position: relative; white-space: pre-wrap; width: 700px; word-wrap: break-word;">
<span data-offset-key="cf1jn-0-0">Ikhtiar adalah usaha manusia untuk memenuhi kebutuhan dalam hidupnya, baik material, spiritual, kesehatan, dan masa depannya agar tujuan hidupnya selamat sejahtera dunia dan akhirat terpenuhi. Ikhtiar harus dilakukan dengan sungguh-sungguh, sepenuh hati, dan semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuan dan keterampilannya. Akan tetapi, jika usaha tersebut gagal, hendaknya kita tidak berputus asa. Kita sebaiknya mencoba lagi dengan lebih keras dan tidak berputus asa. Agar ikhtiar atau usaha kita dapat berhasil dan sukses, hendaknya melandasi usaha tersebut dengan niat ikhlas untuk mendapat ridha Allah, berdoa dengan senantiasa mengikuti perintah Allah yang diiringi dengan perbuatan baik.</span></div>
<div class="_2cuy _3dgx _45m_ _2vxa" data-block="true" data-offset-key="6roru-0-0" style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #141823; direction: ltr; font-family: Georgia, serif; font-size: 17px; line-height: 28px; margin: 0px auto 28px; position: relative; white-space: pre-wrap; width: 700px; word-wrap: break-word;">
<span data-offset-key="6roru-0-0">2. Doa</span></div>
<div class="_2cuy _3dgx _45m_ _2vxa" data-block="true" data-offset-key="80rkl-0-0" style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #141823; direction: ltr; font-family: Georgia, serif; font-size: 17px; line-height: 28px; margin: 0px auto 28px; position: relative; white-space: pre-wrap; width: 700px; word-wrap: break-word;">
<span data-offset-key="80rkl-0-0">Di samping kita melakukan usaha-usaha untuk mewujudkan harapan tersebut, kita juga tidak boleh melupakan doa. </span></div>
<div class="_2cuy _3dgx _45m_ _2vxa" data-block="true" data-offset-key="62vro-0-0" style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #141823; direction: ltr; font-family: Georgia, serif; font-size: 17px; line-height: 28px; margin: 0px auto 28px; position: relative; white-space: pre-wrap; width: 700px; word-wrap: break-word;">
<span data-offset-key="62vro-0-0">Ibnu Athoillah As-Sakandari, ulama sufi mengatakan dalam kitabnya (Al-Hikam) bahwa, </span><span data-offset-key="62vro-0-1" style="font-style: italic;">“ Agar doa kita dapat dikabulkan oleh Allah </span><span data-offset-key="62vro-0-2">Subhanahu Wa Ta’ala</span><span data-offset-key="62vro-0-3" style="font-style: italic;">, maka doa tersebut memerlukan rukun, sayap, waktu, dan sebab. Apabila doa cocok (sesuai) dengan sayapnya maka doa tersebut akan terbang ke langit (menuju Allah Subhanahu Wa Ta’ala), Apabila doa cocok (sesuai) dengan waktunya maka doa tersebut akan diterima, Apabila doa cocok (sesuai) dengan sebabnya maka doa tersebut akan dikabulkan Allah Subhanahu Wa Ta’ala ”.</span></div>
<div class="_2cuy _3dgx _45m_ _2vxa" data-block="true" data-offset-key="c3pro-0-0" style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #141823; direction: ltr; font-family: Georgia, serif; font-size: 17px; line-height: 28px; margin: 0px auto 28px; position: relative; white-space: pre-wrap; width: 700px; word-wrap: break-word;">
<span data-offset-key="c3pro-0-0">3. Tawakkal</span></div>
<div class="_2cuy _3dgx _45m_ _2vxa" data-block="true" data-offset-key="9c527-0-0" style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #141823; direction: ltr; font-family: Georgia, serif; font-size: 17px; line-height: 28px; margin: 0px auto 28px; position: relative; white-space: pre-wrap; width: 700px; word-wrap: break-word;">
<span data-offset-key="9c527-0-0">Setelah kita melakukan ikhtiar (usaha) untuk mewujudkan suatu harapan, dan meminta pada Allah agar Allah merealisasikan harapan tersebut. Maka kita hanya tinggal melakukan satu hal yakni tawakkal pada Allah. Dari segi bahasa, tawakal berasal dari kata ‘tawakkala’ yang memiliki arti; menyerahkan, mempercayakan dan mewakilkan. </span><span data-offset-key="9c527-0-1" style="font-style: italic;">(Munawir, 1984 : 1687).</span></div>
<div class="_2cuy _3dgx _45m_ _2vxa" data-block="true" data-offset-key="1os46-0-0" style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #141823; direction: ltr; font-family: Georgia, serif; font-size: 17px; line-height: 28px; margin: 0px auto 28px; position: relative; white-space: pre-wrap; width: 700px; word-wrap: break-word;">
<span data-offset-key="1os46-0-0">Seseorang yang bertawakal adalah seseorang yang menyerahkan, mempercayakan dan mewakilkan segala urusannya hanya kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala, karena Allah Subhanahu Wa Ta’ala mempunyai hak mutlaq untuk mewujudkan atau meniadakan suatu hal di dunia ini.</span></div>
<div class="_2cuy _3dgx _45m_ _2vxa" data-block="true" data-offset-key="2js0q-0-0" style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #141823; direction: ltr; font-family: Georgia, serif; font-size: 17px; line-height: 28px; margin: 0px auto 28px; position: relative; white-space: pre-wrap; width: 700px; word-wrap: break-word;">
<span data-offset-key="2js0q-0-0">Jika kita sudah melakukan ketiga hal tersebut maka kita tinggal menunggu keputusan Allah Subhanahu Wa Ta’ala, apakah Allah berkehendak mewujudkan harapan kita, ataukah justru meniadakan harapan kita.</span></div>
<div class="_2cuy _3dgx _45m_ _2vxa" data-block="true" data-offset-key="csqmv-0-0" style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #141823; direction: ltr; font-family: Georgia, serif; font-size: 17px; line-height: 28px; margin: 0px auto 28px; position: relative; white-space: pre-wrap; width: 700px; word-wrap: break-word;">
<span data-offset-key="csqmv-0-0" style="font-weight: bold;">CONTOH HARAPAN ALA RASULULLAH </span></div>
<div class="_2cuy _3dgx _45m_ _2vxa" data-block="true" data-offset-key="bi5dk-0-0" style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #141823; direction: ltr; font-family: Georgia, serif; font-size: 17px; line-height: 28px; margin: 0px auto 28px; position: relative; white-space: pre-wrap; width: 700px; word-wrap: break-word;">
<span data-offset-key="bi5dk-0-0">Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam telah banyak mengajarkan umatnya untuk memiliki harapan. Seperti yang telah terjadi ketika Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam hijrah ke Thaif dan tak seorang pun yang mau menerima beliau, padahal beliau membawa sesuatu yang paling baik di dunia yaitu Islam. Namun, mereka mengecam Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, bahkan mengusir beliau dan melempari beliau dengan batu hingga Rasulullah saw terluka. Dan pada saat itu malaikat datang menghibur Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam dan berkata: “Wahai Rasulullah, kalaulah engkau bersedia, aku akan menimpa mereka dengan dua gunung yang mengapit kota Thaif, agar mereka binasa.” Namun, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam menjawab: “Jangan! Aku memiliki harapan yang besar terhadap mereka, dan keturunan mereka, bahwa suatu saat nanti mereka akan beriman kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala.”</span></div>
<div class="_2cuy _3dgx _45m_ _2vxa" data-block="true" data-offset-key="7rjsd-0-0" style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #141823; direction: ltr; font-family: Georgia, serif; font-size: 17px; line-height: 28px; margin: 0px auto 28px; position: relative; white-space: pre-wrap; width: 700px; word-wrap: break-word;">
<span data-offset-key="7rjsd-0-0">Dari siroh di atas jelas digambarkan akan besarnya ketegaran serta kesabaran Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam dalam menyampaikan risalatullah, meskipun harus menghadapi pukulan, lemparan, hinaan, dsb. yang datang bertubi-tubi menghujam Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam. Beliau tak pernah putus asa, bahkan terus menaruh harapan besar terhadap mereka.</span></div>
<div class="_2cuy _3dgx _45m_ _2vxa" data-block="true" data-offset-key="dnn9d-0-0" style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #141823; direction: ltr; font-family: Georgia, serif; font-size: 17px; line-height: 28px; margin: 0px auto 28px; position: relative; white-space: pre-wrap; width: 700px; word-wrap: break-word;">
<span data-offset-key="dnn9d-0-0" style="font-weight: bold;">HARAPAN DAN KONSEKWENSINYA</span></div>
<div class="_2cuy _3dgx _45m_ _2vxa" data-block="true" data-offset-key="j4jl-0-0" style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #141823; direction: ltr; font-family: Georgia, serif; font-size: 17px; line-height: 28px; margin: 0px auto 28px; position: relative; white-space: pre-wrap; width: 700px; word-wrap: break-word;">
<span data-offset-key="j4jl-0-0">Di antara yang perlu diketahui bahwa barang siapa mempunyai harapan terhadap sesuatu, harapan tersebut menuntut adanya tiga hal: </span></div>
<div class="_2cuy _3dgx _45m_ _2vxa" data-block="true" data-offset-key="4aee7-0-0" style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #141823; direction: ltr; font-family: Georgia, serif; font-size: 17px; line-height: 28px; margin: 0px auto 28px; position: relative; white-space: pre-wrap; width: 700px; word-wrap: break-word;">
<span data-offset-key="4aee7-0-0">a) Rasa cinta pada apa yang diharapkan. </span></div>
<div class="_2cuy _3dgx _45m_ _2vxa" data-block="true" data-offset-key="5e87r-0-0" style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #141823; direction: ltr; font-family: Georgia, serif; font-size: 17px; line-height: 28px; margin: 0px auto 28px; position: relative; white-space: pre-wrap; width: 700px; word-wrap: break-word;">
<span data-offset-key="5e87r-0-0">b) Takut kehilangannya. </span></div>
<div class="_2cuy _3dgx _45m_ _2vxa" data-block="true" data-offset-key="45iup-0-0" style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #141823; direction: ltr; font-family: Georgia, serif; font-size: 17px; line-height: 28px; margin: 0px auto 28px; position: relative; white-space: pre-wrap; width: 700px; word-wrap: break-word;">
<span data-offset-key="45iup-0-0">c) Usaha sebisa mungkin dalam meraihnya. </span></div>
<div class="_2cuy _3dgx _45m_ _2vxa" data-block="true" data-offset-key="4qcna-0-0" style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #141823; direction: ltr; font-family: Georgia, serif; font-size: 17px; line-height: 28px; margin: 0px auto 28px; position: relative; white-space: pre-wrap; width: 700px; word-wrap: break-word;">
<span data-offset-key="4qcna-0-0">Bilamana harapan tidak disertai dengan tiga kriteria tersebut maka disebut angan-angan kosong. Harapan dan angan-angan adalah dua hal yang sangat berbeda. Setiap orang yang berharap pasti takut kehilangan atas apa yang ia harapkan, dan setiap orang berjalan yang takut ketertinggalan/keterlambatan, pasti ia akan mempercepat perjalanannya. </span></div>
<div class="_2cuy _3dgx _45m_ _2vxa" data-block="true" data-offset-key="ejn5t-0-0" style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #141823; direction: ltr; font-family: Georgia, serif; font-size: 17px; line-height: 28px; margin: 0px auto 28px; position: relative; white-space: pre-wrap; width: 700px; word-wrap: break-word;">
<span data-offset-key="ejn5t-0-0">Dalam Jaami' at-Tirmidzi, diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu. bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam. bersabda, "Barang siapa yang takut, hendaknya ia terus berjalan, dan barang siapa yang terus berjalan, ia akan sampai ke tempat tujuannya. Ingatlah! Barang dagangan Allah itu mahal, dan barang dagangan-Nya adalah surga." </span></div>
<div class="_2cuy _3dgx _45m_ _2vxa" data-block="true" data-offset-key="bjh3i-0-0" style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #141823; direction: ltr; font-family: Georgia, serif; font-size: 17px; line-height: 28px; margin: 0px auto 28px; position: relative; white-space: pre-wrap; width: 700px; word-wrap: break-word;">
<span data-offset-key="bjh3i-0-0" style="font-weight: bold;">CARA ALLAH SUBHANAHU WA TA’ALA MEWUJUDKAN HARAPAN</span></div>
<div class="_2cuy _3dgx _45m_ _2vxa" data-block="true" data-offset-key="al3mg-0-0" style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #141823; direction: ltr; font-family: Georgia, serif; font-size: 17px; line-height: 28px; margin: 0px auto 28px; position: relative; white-space: pre-wrap; width: 700px; word-wrap: break-word;">
<span data-offset-key="al3mg-0-0">Persoalannya, yang sering alfa dalam pengetahuan sebagian orang adalah, bagaimana Allah Subhanahu Wa Ta’ala memperkenan atau mewujudkan harapan-harapan itu? Pemahaman terhadap jawaban pertanyaan ini penting, agar terhindar dari prasangka buruk (su’uzzhan) terhadap diri apatah lagi terhadap Allah Subhanahu Wa Ta’ala.</span></div>
<div class="_2cuy _3dgx _45m_ _2vxa" data-block="true" data-offset-key="507rf-0-0" style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #141823; direction: ltr; font-family: Georgia, serif; font-size: 17px; line-height: 28px; margin: 0px auto 28px; position: relative; white-space: pre-wrap; width: 700px; word-wrap: break-word;">
<span data-offset-key="507rf-0-0">Cara Allah Subhanahu Wa Ta’ala mengabulkan harapan (do’a) tersebut adalah:</span></div>
<div class="_2cuy _3dgx _45m_ _2vxa" data-block="true" data-offset-key="1cflr-0-0" style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #141823; direction: ltr; font-family: Georgia, serif; font-size: 17px; line-height: 28px; margin: 0px auto 28px; position: relative; white-space: pre-wrap; width: 700px; word-wrap: break-word;">
<span data-offset-key="1cflr-0-0" style="font-style: italic; font-weight: bold;">Pertama</span><span data-offset-key="1cflr-0-1">, harapan itu langsung dikabulkan atau dalam waktu yang tidak berapa lama. Di antara golongan manusia yang mendapat prioritas cepatnya terkabul harapannya, sesuai dengan beberapa penjelasan hadits Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam yaitu orangtua, orang yang teraniaya, pemimpin yang adil, juga harapan kebaikan dari seseorang kepada orang lain yang jauh dari dirinya. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda: “Tidaklah seorang Muslim mendo’akan saudaranya yang tidak berada dihadapannya, melainkan malaikat akan berkata: ‘Dan engkau juga mendapatkan yang seperti itu.” (HR. Muslim).</span></div>
<div class="_2cuy _3dgx _45m_ _2vxa" data-block="true" data-offset-key="9hboc-0-0" style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #141823; direction: ltr; font-family: Georgia, serif; font-size: 17px; line-height: 28px; margin: 0px auto 28px; position: relative; white-space: pre-wrap; width: 700px; word-wrap: break-word;">
<span data-offset-key="9hboc-0-0" style="font-style: italic; font-weight: bold;">Kedua</span><span data-offset-key="9hboc-0-1">, harapan itu ditunda di dunia dan menjadi tabungan pahala yang akan diterima di akhirat nanti. Seringkali misalnya, keadilan di dunia sulit didapatkan, namun percayalah keadilan akhirat pasti ada. Pengadilan akhirat tidak pernah pandang bulu bahkan menerima sogokan dalam memvonis kasus kehidupan di dunia. Kesadaran ini seharusnya memupuk optimis atau harapan dalam hidup. Sebab, senantiasa berharap (raja’) atas nikmat dan ridho dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala merupakan akhlak yang terpuji yang mampu memupuk keimanan dan mendekatkan diri seorang hamba kepada-Nya. Hasil kebaikan ini senantiasa akan mendapatkan balasannya. Tidak di dunia, di akhirat pasti.</span></div>
<div class="_2cuy _3dgx _45m_ _2vxa" data-block="true" data-offset-key="7mk0j-0-0" style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #141823; direction: ltr; font-family: Georgia, serif; font-size: 17px; line-height: 28px; margin: 0px auto 28px; position: relative; white-space: pre-wrap; width: 700px; word-wrap: break-word;">
<span data-offset-key="7mk0j-0-0" style="font-style: italic; font-weight: bold;">Ketiga</span><span data-offset-key="7mk0j-0-1">, dijauhkan dari keburukan yang sebanding dengan harapan itu. Dengan kata lain, Allah Subhanahu Wa Ta’ala mengabulkan harapan dengan mengganti sesuatu yang tidak pernah kita bayangkan, yaitu terhindar dari musibah yang seharusnya menimpa kita. Atau mengganti harapan itu dengan sesuatu yang tidak pernah kita harapkan. Mengapa? Karena Allah Subhanahu Wa Ta’ala lebih tahu apa yang terbaik bagi kehidupan hamba-Nya (QS. Al-Baqarah: 216). Sebab, Dia-lah zat yang menguasai yang awal, yang akhir, yang zahir, yang bathin, dan Maha Mengetahui segala sesuatu (QS. Al-Hadid: 3).</span></div>
<div class="_2cuy _3dgx _45m_ _2vxa" data-block="true" data-offset-key="cofv-0-0" style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #141823; direction: ltr; font-family: Georgia, serif; font-size: 17px; line-height: 28px; margin: 0px auto 28px; position: relative; white-space: pre-wrap; width: 700px; word-wrap: break-word;">
<span data-offset-key="cofv-0-0" style="font-weight: bold;">RENCANA ALLAH LEBIH HEBAT</span></div>
<div class="_2cuy _3dgx _45m_ _2vxa" data-block="true" data-offset-key="6b6ts-0-0" style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #141823; direction: ltr; font-family: Georgia, serif; font-size: 17px; line-height: 28px; margin: 0px auto 28px; position: relative; white-space: pre-wrap; width: 700px; word-wrap: break-word;">
<span data-offset-key="6b6ts-0-0">Apa yang diharapkan oleh seorang hamba boleh jadi hal itu sesuatu yang buruk baginya. Sebaliknya, apa yang tidak diharapkan boleh jadi itulah yang terbaik untuk kita.</span></div>
<div class="_2cuy _3dgx _45m_ _2vxa" data-block="true" data-offset-key="omor-0-0" style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #141823; direction: ltr; font-family: Georgia, serif; font-size: 17px; line-height: 28px; margin: 0px auto 28px; position: relative; white-space: pre-wrap; width: 700px; word-wrap: break-word;">
<span data-offset-key="omor-0-0">Perhatikanlah firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang mulia ini.</span></div>
<div class="_2cuy _3dgx _45m_ _2vxb" data-block="true" data-offset-key="4q3is-0-0" style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #141823; direction: rtl; font-family: Georgia, serif; font-size: 17px; line-height: 28px; margin: 0px auto 28px; position: relative; text-align: right; white-space: pre-wrap; width: 700px; word-wrap: break-word;">
<span data-offset-key="4q3is-0-0">كُتِبَ عَلَيْكُمُ الْقِتَالُ وَهُوَ كُرْهٌ لَّكُمْ وَعَسَى أَن تَكْرَهُواْ شَيْئاً وَهُوَ خَيْرٌ لَّكُمْ وَعَسَى أَن تُحِبُّواْ شَيْئاً وَهُوَ شَرٌّ لَّكُمْ وَاللّهُ يَعْلَمُ وَأَنتُمْ لاَ تَعْلَمُونَ</span></div>
<div class="_2cuy _3dgx _45m_ _2vxa" data-block="true" data-offset-key="f6qnc-0-0" style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #141823; direction: ltr; font-family: Georgia, serif; font-size: 17px; line-height: 28px; margin: 0px auto 28px; position: relative; white-space: pre-wrap; width: 700px; word-wrap: break-word;">
<span data-offset-key="f6qnc-0-0">“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal itu baik bagimu. Dan boleh jadi kamu mencintai sesuatu, padahal itu amat buruk bagimu. (Mengapa?) Allah maha mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui.” (QS. Al-baqarah: 216).</span></div>
<div class="_2cuy _3dgx _45m_ _2vxa" data-block="true" data-offset-key="ahfk9-0-0" style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #141823; direction: ltr; font-family: Georgia, serif; font-size: 17px; line-height: 28px; margin: 0px auto 28px; position: relative; white-space: pre-wrap; width: 700px; word-wrap: break-word;">
<span data-offset-key="ahfk9-0-0">Ayat ini mengajarkan kepada kita bahwa, rencana Allah Subhanahu Wa Ta’ala terhadap diri kita lebih hebat dari rencana yang kita buat. Oleh sebab itu, logis jika kita dilarang berhenti berharap karena hal itu tidak akan mendatangkan kebaikan apapun.</span></div>
<div class="_2cuy _3dgx _45m_ _2vxa" data-block="true" data-offset-key="bh6re-0-0" style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #141823; direction: ltr; font-family: Georgia, serif; font-size: 17px; line-height: 28px; margin: 0px auto 28px; position: relative; white-space: pre-wrap; width: 700px; word-wrap: break-word;">
<span data-offset-key="bh6re-0-0">Ada di antara kita, bahkan boleh jadi kita pernah melakukannya. Mengeluh dan dengan tega mengatakan: “Saya tidak memiliki apa-apa dan siapa-siapa lagi dalam hidup ini”.</span></div>
<div class="_2cuy _3dgx _45m_ _2vxa" data-block="true" data-offset-key="e61ih-0-0" style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #141823; direction: ltr; font-family: Georgia, serif; font-size: 17px; line-height: 28px; margin: 0px auto 28px; position: relative; white-space: pre-wrap; width: 700px; word-wrap: break-word;">
<span data-offset-key="e61ih-0-0">Padahal, bumi masih gratis untuk kita pijak. Langit tidak dibayar memayungi kita. Oksigen masih tersedia untuk nafas kita. Angin masih kita rasakan hembusannya. Waktu masih tersisa untuk berkarya. Raga masih ada bukti kita nyata. Lalu, pantaskah kita mendustakan nikmat Allah Subhanahu Wa Ta’ala tanpa ada alasan? Allah Subhanahu Wa Ta’ala berulang kali mempertanyakan persoalan ini agar kita senantiasa bersyukur dan berpikir (perhatikan QS. Ar-Rahman).</span></div>
<div class="_2cuy _3dgx _45m_ _2vxa" data-block="true" data-offset-key="66nfj-0-0" style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #141823; direction: ltr; font-family: Georgia, serif; font-size: 17px; line-height: 28px; margin: 0px auto 28px; position: relative; white-space: pre-wrap; width: 700px; word-wrap: break-word;">
<span data-offset-key="66nfj-0-0" style="font-weight: bold;">SEGALANYA INDAH</span><span data-offset-key="66nfj-0-1"> </span></div>
<div class="_2cuy _3dgx _45m_ _2vxa" data-block="true" data-offset-key="5sqt4-0-0" style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #141823; direction: ltr; font-family: Georgia, serif; font-size: 17px; line-height: 28px; margin: 0px auto 28px; position: relative; white-space: pre-wrap; width: 700px; word-wrap: break-word;">
<span data-offset-key="5sqt4-0-0">Akhirnya, kehidupan yang kita lalui akan senantiasa bermuara kepada dua hal, yakni bahagia dan kecewa. Begitulah kodrat perasaan manusia. Namun rasa bahagia dan kecewa bisa menjerumuskan manusia ke dalam kubang kemaksiatan bila hal itu tidak disikapi dengan bijak. Karenanya, seorang Muslim harus mampu menjaga keadaan dirinya dalam kondisi apapun untuk senantiasa menumbuhkan ladang kebaikan dan pahala. Caranya, senantiasa berdzikir dengan menjadikan sabar dan shalat sebagai perantara untuk menghadirkan pertolongan Allah Subhanahu Wa Ta’ala (QS. Al-Baqarah: 153).</span></div>
<div class="_2cuy _3dgx _45m_ _2vxa" data-block="true" data-offset-key="euk1g-0-0" style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #141823; direction: ltr; font-family: Georgia, serif; font-size: 17px; line-height: 28px; margin: 0px auto 28px; position: relative; white-space: pre-wrap; width: 700px; word-wrap: break-word;">
<span data-offset-key="euk1g-0-0">Dalam sebuah hadits Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda: “Sungguh menakjubkan perkara orang-orang mukmin. Karena segala urusannya merupakan kebaikan. Ketika mendapat nikmat ia bersyukur, karena bersyukur itu baik baginya. Ketika mendapatkan musibah ia bersabar, karena sabar itu juga baik bagi dirinya.”</span></div>
<div class="_2cuy _3dgx _45m_ _2vxa" data-block="true" data-offset-key="csmae-0-0" style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #141823; direction: ltr; font-family: Georgia, serif; font-size: 17px; line-height: 28px; margin: 0px auto 28px; position: relative; white-space: pre-wrap; width: 700px; word-wrap: break-word;">
<span data-offset-key="csmae-0-0">Dengan kata lain, perkara apapun bagi seorang mukmin sejati, seluruhnya menjadi indah di hati. Wallaahu a’lam. *</span></div>
<div class="_2cuy _3dgx _45m_ _2vxa" data-block="true" data-offset-key="4454l-0-0" style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #141823; direction: ltr; font-family: Georgia, serif; font-size: 17px; line-height: 28px; margin: 0px auto 28px; position: relative; white-space: pre-wrap; width: 700px; word-wrap: break-word;">
<span data-offset-key="4454l-0-0" style="font-weight: bold;">REFERENSI:</span></div>
<div class="_2cuy _3dgx _45m_ _2vxa" data-block="true" data-offset-key="1anec-0-0" style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #141823; direction: ltr; font-family: Georgia, serif; font-size: 17px; line-height: 28px; margin: 0px auto 28px; position: relative; white-space: pre-wrap; width: 700px; word-wrap: break-word;">
<span data-offset-key="1anec-0-0" style="font-style: italic; font-weight: bold;">Law Of Hope In Islam, karya Syaikh Shohibul Faroji Azmatkhan, 2005 </span></div>
administrator2http://www.blogger.com/profile/08863993415188837777noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-7437626801301800612.post-57753493901225307642015-11-14T15:22:00.001-08:002015-11-14T15:22:21.942-08:00KENAPA ORANG BERTERIAK KETIKA MARAH?<span style="color: #141823; font-family: Georgia, serif;"><span style="font-size: 17px; line-height: 28px; white-space: pre-wrap;">
Seorang Syeikh (ulama besar) berjalan dengan para muridnya, mereka melihat ada sebuah keluarga yang sedang bertengkar, dan saling berteriak.
Syeikh tersebut berpaling kepada muridnya dan bertanya : "Mengapa orang saling berteriak jika mereka sedang marah?".
Salah satu murid menjawab : "Karena kehilangan sabar, makanya mereka berteriak."
"Tetapi , mengapa harus berteriak kepada orang yang tepat berada di sebelahnya?
Bukankah pesan yang ia sampaikan , bisa ia ucapkan dengan cara halus ?". Tanya sang Syeikh menguji murid-muridnya.
Muridnya pun saling beradu jawaban, namun tidak satupun jawaban yang mereka sepakati, sebagai jawaban yang benar.
Akhirnya sang Syeikh berkata : "Bila dua orang sedang marah, maka hati mereka saling menjauh. Untuk dapat menempuh jarak yang jauh itu, mereka harus berteriak agar perkataannya dapat terdengar. Semakin marah, maka akan semakin keras teriakannya. Karena jarak kedua hati semakin jauh".
"Begitu juga sebaliknya , di saat kedua insan saling jatuh cinta?" lanjut sang Syeikh.
"Mereka tidak saling berteriak antara yang satu dengan yang lain. Mereka berbicara lembut karena hati mereka berdekatan. Jarak antara ke 2 hati sangat dekat."
"Bila mereka semakin lagi saling mencintai, apa yang terjadi?", Mereka tidak lagi bicara. Mereka Hanya berbisik dan saling mendekat dalam kasih-sayang. Pada Akhirnya , mereka bahkan tidak perlu lagi berbisik. Mereka cukup hanya dengan saling memandang. Itu saja. Sedekat itulah dua insan yang saling mengasihi."
Sang Syeikh memandangi muridnya dan mengingatkan dengan lembut : "Jika terjadi pertengkaran diantara kalian, jangan biarkan hati kalian menjauh. Jangan ucapkan perkataan yang membuat hati kian menjauh. Karena jika kita biarkan, suatu hari jaraknya tidak akan lagi bisa ditempuh"....
</span></span><br />
<div>
<br /></div>
administrator2http://www.blogger.com/profile/08863993415188837777noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-7437626801301800612.post-47708930999777100212015-04-09T17:01:00.001-07:002015-04-09T17:23:20.164-07:00RISALAH AHLUSSUNNAH WAL JAMA’AH KARYA HADHRATUS SYAIKH KH. M. HASYIM ASY’ARI<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi_IzMKG9BkwocaALI2YLYnERXe271yKPYMGkUlN2NrQ2PDmmhsa6FnZusXvmddDxvyROkfv2RToMgnVsWYKRbNGAfhbW4T3qd_S6mvyeCRzAmlBLybSoPQH5nUOITb0isEtI8qdvRsvKA/s1600/C360_2015-04-08-13-27-10-120.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi_IzMKG9BkwocaALI2YLYnERXe271yKPYMGkUlN2NrQ2PDmmhsa6FnZusXvmddDxvyROkfv2RToMgnVsWYKRbNGAfhbW4T3qd_S6mvyeCRzAmlBLybSoPQH5nUOITb0isEtI8qdvRsvKA/s1600/C360_2015-04-08-13-27-10-120.jpg" height="320" width="240" /></a></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span lang="EN"><b>RISALAH AHLUSSUNNAH WAL
JAMA’AH KARYA HADHRATUS SYAIKH KH. M. HASYIM ASY’ARI (1287 H-1366 H)</b><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: EN;">رِسَالَةُ أَهْلِ السُّنَّةِ وَالْجَمَاعَةِ</span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif";">( <span dir="RTL" lang="AR-SA">تَأْلِيْفُ
الشَّيْخِ مُحَمَّدْ هَاشِمْ أَشْعَرِي (1287-1366هـ</span><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Daftar Isi:<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif";">1.
Muqaddimah<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif";">2.
Pasal Menjelaskan Tentang Sunnah dan Bid’ah<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif";">3.
Pasal Menjelaskan Penduduk Jawa Berpegang kepada Madzhab Ahlusunnah wal
Jama’ah dan Awal Kemunculan Bid’ah dan Meluasnya di Jawa serta Macam-macam Ahli
Bid’ah di Zaman ini<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif";">4.
Pasal Menjelaskan tentang Khitthah Ajaran Salaf Shaleh dan Menjelaskan
yang Dikehendaki “As-Sawadul A’dzam” di Era ini serta Menjelaskan Pentingnya
Berpegang Teguh pada Salah Satu Madzhab yang Empat<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif";">5.
Pasal Menjelaskan Wajibnya Taqlid bagi Orang yang Tidak Memiliki
Keahlian untuk Berijithad<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif";">6.
Pasal Menjelaskan Perpecahan Umat Nabi Muhammad Saw. Menjadi 73 Sekte
dan Penjelasan tentang Pokok-pokok Sekte yang Sesat dan Penjelasan Golongan
yang Selamat, Yakni Ahlussunnah wal Jama’ah<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif";"><b>1.
Muqaddimah</b><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: left;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: left;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Arial","sans-serif";">بِسْمِ اللهِ
الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ</span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: left;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Arial","sans-serif";">اَلْحَمْدُ للهِ
شُكْرًا عَلَى نَوَالِهِ, وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ
وَﺁلِهِ, وَبَعْدُ, فَهَذَا كِتَابٌ أَوْدَعْتُ فِيْهِ شَيْئًا مِنْ حَدِيْثِ
الْمَوْتَى وَأَشْرَاطِ السَّاعَةِ, وَشَيْئًا مِنَ الْكَلَامِ عَلَى بَيَانِ
السُّنَّةِ وَالْبِدْعَةِ, وَشَيْئًا مِنَ الْأَحَادِيْثِ بِقَصْدِ النَّصِيْحَةِ,
وَالَى اللهِ الْكَرِيْمِ أَمُدُّ اَكُفَّ الْاِبْتِهَالِ, أَنْ يَنْفَعَ بِهِ
نَفْسِيْ وَأَمْثَالِيْ مِنَ الْجُهَّالِ, وَأَنْ يَجْعَلَ عَمَلِيْ خَالِصًا
لِوَجْهِهِ الْكَرِيْمِ, إِنَّهُ جَوَادٌ رَؤُوْفٌ رَحِيْمٌ, وَهَذَا أَوَانُ
الشُّرُوْعِ فِي الْمَقْصُوْدِ, بِعَوْنِ الْمَلِكِ الْمَعْبُوْدِ</span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"><span dir="LTR"></span>
.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Bismillahirrahmanirrahim. Segala puji
bagi Allah, sebagai sebuah ungkapan rasa syukur atas segala anugerahNya. Rahmat ta’dzim dan salam mudah-mudahan terlimpahcurahkan
kepada junjungan kita Nabi Muhammad Saw.
dan seluruh keluarga beliau.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Apa yang akan hadir dalam kitab ini,
saya tuturkan beberapa hal antara lain: Hadits-hadits tentang orang-orang yang
mati, tanda-tanda hari kiamat, penjelasan tentang sunnah dan bid’ah dan
beberapa hadits yang berisi nasehat-nasehat agama.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Kepada Allah, Dzat Yang Maha Mulia
kutengadahkan telapak tangan, kuberdoa dengan sepenuh hati, kumohonkan agar kitab ini memberikan manfaat
untuk diri kami dan orang-orang bodoh semisal kami. Mudah-mudahan Allah
menjadikan amal kami sebagai amal shalih Liwajhillahil Karim, karena Ia lah
Dzat Yang Maha Pemurah, Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Dengan segala
pertolongan Allah Dzat yang disembah, penyusunan kitab ini dimulai.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif";">
<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif";"><b>2.
Pasal Menjelaskan Tentang Sunnah dan Bid’ah</b><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif";"> <span dir="RTL" lang="AR-SA">فَصْلٌ فِيْ بَيَانِ
السُّنَّةِ وَالْبِدْعَةِ</span><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Arial","sans-serif";">اَلسُّنَّةُ
بِالضَّمِّ وَالتَّشْدِيْدِ كَمَا قَالَ أَبُو الْبَقَاءِ فِيْ كُلِّيَّتِهِ :
لُغَةً اَلطَّرِيْقَةُ وَلَوْ غَيْرَ مَرْضِيَّةٍ. وَشَرْعًا اِسْمٌ
لِلطَّرِيْقَةِ الْمَرْضِيَّةِ الْمَسْلُوْكَةِ
فِي الدِّيْنِ سَلَكَهَا رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
اَوْ غَيْرُهُ مِمَّنْ عُلِمَ فِي الدِّيْنِ كَالصَّحَابَةِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمْ
لِقَوْلِهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَيْكُمْ بِسُنَّتِيْ وَسُنَّةِ
الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ مِنْ
بَعْدِيْ. وَعُرْفًا مَا وَاظَبَ عَلَيْه مُقْتَدًى نَبِيًّا كَانَ اَوْ وَلِيًّا.
وَالسُّنِّيُّ مَنْسُوْبٌ اِلَى السُّنَّةِ حُذِفَ التَّاءُ لِلنِّسْبَةِ</span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"><span dir="LTR"></span>.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Lafadz as-Sunnah dengan dibaca dhammah
sin-nya dan diiringi dengan tasydid, sebagaimana dituturkan oleh Imam al-Baqa’
dalam kitab Kulliyat-nya secara etimologi adalah thariqah (jalan), sekalipun
yang tidak diridhai.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Menurut terminologi syara’
as-Sunnah merupakan thariqah (jalan)
yang diridhai dalam menempuh agama sebagaimana yang telah ditempuh oleh
Rasulullah Saw. atau selain beliau, yakni mereka yang memiliki otoritas sebagai
panutan di dalam masalah agama seperti para sahabat Ra.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Hal ini didasarkan pada sabda Nabi
Saw.: “Tetaplah kalian untuk berpegang teguh pada sunnahku dan sunnahnya
Khulafaur Rasyidin setelahku.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Sedangkan menurut terminologi
‘urf adalah apa yang dipegangi secara
konsisten oleh tokoh yang menjadi panutan, apakah ia sebagai nabi ataupun wali.
Adapun istilah as-Sunni merupakan bentuk penisbatan dari lafadz as-Sunnah dengan membuang ta’ untuk penisbatan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Arial","sans-serif";">وَالْبِدْعَةُ كَمَا
قَالَ الشَّيْخُ زَرُوْقٌ فِيْ عُدَّةِ الْمُرِيْدِ : شَرْعًا إِحْدَاثُ اَمْرٍ
فِي الدِّيْنِ يُشْبِهُ اَنْ يَكُوْنَ مِنْهُ وَلَيْسَ مِنْهُ سَوَاءٌ كَانَ
بِالصُّوْرَةِ اَوْ بِالْحَقِيْقَةِ. لِقَوْلِهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : مَنْ أَحْدَثَ فِيْ اَمْرِنَا
هَذَا مَا لَيْسَ مِنْهُ فَهُوَ رَدٌّ. وَقَوْلِهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ :" وَكُلُّ مُحْدَثٍ بِدْعَةٌ</span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"><span dir="LTR"></span>
"<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Bid’ah sebagaimana dikatakan oleh
Syaikh Zaruq di dalam kitab ‘Iddat al-Murid menurut terminologi syara’ adalah:
“Menciptakan hal perkara baru dalam agama seolah-olah ia merupakan bagian dari
urusan agama, padahal sebenarnya bukan, baik dalam tataran wacana, penggambaran
maupun dalam hakikatnya.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Hal ini didasarkan pada sabda Nabi
Saw.: “Barangsiapa menciptakan perkara baru didalam urusanku, padahal bukan
merupakan bagian daripadanya, maka hal itu ditolak.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Dan sabda Nabi Saw.: “Dan segala
bentuk perkara yang baru adalah bid’ah.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Arial","sans-serif";">وَقَدْ بَيَّنَ
الْعُلَمَاءُ رَحِمَهُمُ اللهُ أَنَّ الْمَعْنَى فِي الْحَدِيْثَيْنِ
الْمَذْكُوْرَيْنِ رَاجِعٌ لِتَغْيِيْرِ الْحُكْمِ بِاعْتِقَادِ مَا لَيْسَ
بِقُرْبَةٍ قُرْبَةً لَا مُطْلَقِ الْإِحْدَاثِ, اِذْ قَدْ تَنَاوَلَتْهُ
الشَّرِيْعَةُ بِأُصُوْلِهَا فَيَكُوْنُ رَاجِعًا اِلَيْهَا اَوْ بِفُرُوْعِهَا
فَيَكُوْنُ مَقِيْسًا عَلَيْهَا</span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"><span dir="LTR"></span>.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Para ulama rahimahullaah menjelaskan tentang esensi dari
makna dua hadits tersebut di atas dikembalikan kepada perubahan suatu hukum dengan mengukuhkan
sesuatu yang sebenarnya bukan merupakan ibadah tetapi diyakini sebagai konsepsi
ibadah. Jadi bukanlah segala bentuk pembaharuan yang bersifat umum. Karena
kadang-kadang bisa jadi perkara baru itu berlandaskan dasar-dasar syari’ah
secara asal sehingga ia menjadi bagian dari syari’at itu sendiri, atau
berlandaskan furu’us syyari’ah sehingga
ia dapat dianalogikan kepada syari’at.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Arial","sans-serif";">وَقَالَ
الْعَلَّامَةُ مُحَمَّدٌ وَلِيُّ الدِّيْنِ
اَلشِّبْثِيْرِيُّ فِيْ شَرْحِ الْأَرْبَعِيْنَ النَّوَوِيَّةِ عَلَى
قَوْلِهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : مَنْ أَحْدَثَ حَدَثًا اَوْ آوَى
مُحْدِثًا فَعَلَيْهِ لَعْنَةُ اللهِ</span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Al-‘Allamah Muhammad Waliyuddin
asy-Syibtsiri dalam Syarh al-Arba’in an-Nawawiyyah memberikan komentar atas
sebuah hadits Nabi Saw.: “Barangsiapa membuat persoalan baru atau mengayomi
seseorang yang membuat pembaharuan, maka ditimpakan kepadanya laknat Allah.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Arial","sans-serif";">وَدَخَلَ فِي
الْحَدِيْثِ اَلْعُقُوْدُ الْفَاسِدَةُ, وَالْحُكْمُ مَعَ الْجَهْلِ وَالْجَوْرِ
وَنَحْوُ ذَلِكَ مِمَّا لَا يُوَافِقُ الشَّرْعَ. وَخَرَجَ عَنْهُ مَا لَا
يَخْرُجُ عَنْ دَلِيْلِ الشَّرْعِ كَالْمَسَائِلِ الْاِجْتِهَادِيَّةِ الَّتِيْ
لَيْسَ بَيْنَهَا وَبَيْنَ اَدِلَّتِهَا رَابِطٌ اِلَّا ظَنُّ الْمُجْتَهِدِ
وَكِتَابَةِ الْمُصْحَفِ وَتَحْرِيْرِ الْمَذَاهِبِ وَكُتُبِ النَّحْوِ
وَالْحِسَابِ</span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"><span dir="LTR"></span> .<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Masuk dalam kerangka interpretasi
hadits ini yaitu berbagai bentuk akad-akad
fasidah, menghukumi dengan kebodohan dan ketidakadilan, dan lain-lain
dari berbagai bentuk penyimpangan
terhadap ketentuan syara’.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Keluar dari bingkai pemahaman terhadap
hadits ini yakni segala hal yang tidak keluar dari dalil syara’ terutama yang
berkaitan dengan masalah-masalah ijtihadiyah dimana tidak terdapat korelasi
yang tegas antara masalah-masalah tersebut dengan dalil-dalilnya kecuali sebatas
persangkaan mujtahid. Dan seperti menulis Mushaf, mengintisarikan
pendapat-pendapat imam madzhab, menyusun kitab nahwu dan ilmu hisab.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Arial","sans-serif";">وَلِذَا قَسَّمَ
ابْنُ عَبْدِ السَّلَامِ اَلْحَوَادِثَ اِلَى الْأَحْكَامِ الْخَمْسَةِ فَقَالَ : اَلْبِدْعَةُ فِعْلُ مَالَمْ
يُعْهَدْ فِيْ عَصْرِ رَسُوْلِ اللهِ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَاجِبَةً كَتَعَلُّمِ النَّحْوِ
وَغَرِيْبِ الْكِتَابِ وَالسُّنَّةِ مِمَّا يُتَوَقَّفُ فَهْمُ الشَّرِيْعَةِ
عَلَيْهِ, وَمُحَرَّمَةً كَمَذْهَبِ الْقَدَرِيَّةِ وَالْجَبَرِيَّةِ وَالْمُجَسِّمَةِ,
وَمَنْدُوْبَةً كَإِحْدَاثِ الرُّبُطِ وَالْمَدَارِسِ وَكُلِّ إِحْسَانٍ لَمْ
يُعْهَدْ فِي الْعَصْرِ الْأَوَّلِ, وَمَكْرُوْهَةً كَزُخْرُفَةِ الْمَسَاجِدِ
وَتَزْوِيْقِ الْمَصَاحِفِ, وَمُبَاحَةً كَالْمُصَافَحَةِ عَقِبَ صَلَاةِ
الصُّبْحِ وَالْعَصْرِ وَالتَّوَسُّعِ فِي الْمَأْكَلِ وَالْمَشْرَبِ
وَالْمَلْبَسِ وَغَيْرِ ذَلِكَ</span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"><span dir="LTR"></span> .<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Karena itulah Imam Ibnu Abdis Salam
membagi perkara-perkara yang baru itu ke dalam hukum-hukum yang lima. Beliau
berkata:<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif";">“Bid’ah adalah mengerjakan sesuatu
yang tidak pernah dikenal (terjadi) pada masa Rasulullah Saw. (Bid’ah tersebut
adakalanya):<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif";">1.
Bid’ah Wajibah: seperti
mempelajari ilmu nahwu dan mempelajari lafadz-lafadz yang gharib baik
yang terdapat di dalam al-Quran ataupun as-Sunnah, dimana pemahaman terhadap
syari’ah menjadi tertangguhkan pada sejauhmana seseorang dapat memahami
maknanya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif";">2.
Bid’ah Muharramah: seperti aliran Qadariyah, Jabariyah dan Mujassimah.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif";">3.
Bid’ah Mandubah: seperti memperbaharui sistem pendidikan pondok
pesantren dan madrasah-madrasah, juga segala bentuk kebaikan yang tidak dikenal
pada zaman generasi pertama Islam.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif";">4.
Bid’ah Makruhah: seperti berlebih-lebihan menghiasai masjid, menghiasi
mushaf dan lain sebagainya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif";">5.
Bid’ah Mubahah: seperti bersalaman selesai shalat Shubuh dan Ashar,
membuat lebih dalam makanan dan minuman,
pakaian dan lain sebagainya.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Arial","sans-serif";">فَإِذَا عَرَفْتَ
مَا ذُكِرَ تَعْلَمُ اَنَّ مَا قِيْلَ : إِنَّهُ بِدْعَةٌ, كَاتِّخَاذِ
السُّبْحَةِ, وَالتَّلَفُّظِ بِالنِّيَّةِ, وَالتَّهْلِيْلِ عِنْدَ التَّصَدُّقِ
عَنِ الْمَيِّتِ مَعَ عَدَمِ الْمَانِعِ عَنْهُ, وَزِيَارَةِ الْقُبُوْرِ وَنَحْوِ
ذَلِكَ لَيْسَ بِبِدْعَةٍ</span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Setelah kita mengetahui apa yang telah
dituturkan di muka maka diketahui bahwa adanya klaim bahwa berikut ini adalah
bid’ah, seperti memakai tasbih, melafadzkan niat, membaca tahlil ketika
bersedekah setelah kematian dengan catatan tidak adanya perkara yang mencegah untuk bersedekah
tersebut, menziarahi makam dan lain-lain, maka kesemuanya bukanlah merupakan
bid’ah.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Arial","sans-serif";">وَإِنَّ مَا
أُحْدِثَ مِنْ أَخْذِ أَمْوَالِ النَّاسِ بِالْأَسْوَاقِ اللَّيْلِيَّةِ,
وَاللَّعِبِ بِالْكُوْرَةِ وَغَيْرَ ذَلِكَ مِنْ شَرِّ الْبِدَعِ</span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Dan sesungguhnya perkara-perkara baru
seperti penghasilan manusia yang diperoleh dari pasar-pasar malam, bermain
undian pertunjukan gulat dan lain-lain adalah termasuk seburuk-buruknya bid’ah.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif";"><b>3.
Pasal Menjelaskan Penduduk Jawa Berpegang kepada Madzhab Ahlusunnah wal
Jama’ah dan Awal Kemunculan Bid’ah dan Meluasnya di Jawa serta Macam-macam Ahli
Bid’ah di Zaman ini</b><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif";"><b><br /></b></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif";">(<span dir="RTL" lang="AR-SA">فَصْلٌ) فِيْ
بَيَانِ تَمَسُّكِ أَهْلِ جَاوَى بِمَذْهَبِ أَهْلِ السُّنَّةِ وَالْجَمَاعَةِ،
وَبَيَانِ ابْتِدَاءِ ظُهُوْرِ الْبِدَعِ وَانْتِشَارِهَا فِيْ أَرْضِ جَاوَى،
وَبَيَانِ أَنْوَاعِ الْمُبْتَدِعِيْنَ فِيْ هَذَا الزَّمَانِ</span><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Arial","sans-serif";">قَدْ كَانَ
مُسْلِمُوا الْأَقْطَارِ الْجَاوِيَةِ فِي الْأَزْمَانِ السَّالِفَةِ الْخَالِيَةِ
مُتَّفِقِي الْآرَاءِ وَالْمَذْهَبِ وَمُتَّحِدِي الْمَأْخَذِ وَالْمَشْرَبِ،
فَكُلُّهُمْ فِي الْفِقْهِ عَلَى الْمَذْهَبِ النَّفِيْسِ مَذْهَبِ الْإِمَامِ
مُحَمَّدِ بْنِ إِدْرِيْسَ، وَفِيْ أُصُوْلِ الدِّيْنِ عَلَى مَذْهَبِ الْإِمَامِ
أَبِي الْحَسَنِ الْأَشَعَرِيِّ، وَفِي التَّصَوُّفِ عَلَى مَذْهَبِ الْإِمَامِ
الْغَزَالِيِّ وَالْإِمَامِ أَبِي الْحَسَنِ الشَّاذِلِيِّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمْ
أَجْمَعِيْنَ</span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Umat Islam yang mendiami wilayah Jawa
sejak zaman dahulu telah bersepakat dan menyatu dalam pandangan keagamaannya.
Di bidang fiqh, mereka berpegang kepada madzhab Imam Syafi’i, di bidang
ushuluddin berpegang kepada madzhab Abu al-Hasan al-Asy’ari, dan di bidang
tasawwuf berpegang kepada madzhab Abu Hamid al-Ghazali dan Abu al-Hasan
asy-Syadzili, semoga Allah meridhai mereka semua.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Arial","sans-serif";">ثُمَّ إِنَّهُ
حَدَثَ فِيْ عَامِ اَلْفٍ وَثَلَاثِمِائَةٍ وَثَلَاثِيْنَ أَحْزَابٌ مُتَنَوِّعَةٌ
وَآرَاءٌ مُتَدَافِعَةٌ وَأَقْوَالٌ مُتَضَارِبَةٌ، وَرِجَالٌ مُتَجَاذِبَةٌ،
فَمِنْهُمْ سَلَفِيُّوْنَ قَائِمُوْنَ عَلَى مَا عَلَيْهِ أَسْلَافُهُمْ مِنَ
التَّمَذْهُبِ بِالْمَذْهَبِ الْمُعَيَّنِ وَالتَّمَسُّكِ بِالْكُتُبِ
الْمُعْتَبَرَةِ الْمُتَدَاوِلَةِ، وَمَحَبَّةِ أَهْلِ الْبَيْتِ وَالْأَوْلِيَاءِ
وَالصَّالِحِيْنَ، وَالتَّبَرُّكِ بِهِمْ أَحْيَاءً وَأَمْوَاتًا،</span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Arial","sans-serif";">وَزِيَارَةِ
الْقُبُوْرِ وَتَلْقِيْنِ الْمَيِّتِ وَالصَّدَقَةِ عَنْهُ وَاعْتِقَادِ
الشَّفَاعَةِ وَنَفْعِ الدُّعَاءِ وَالتَّوَسُّلِ وَغَيْرِ ذَلِكَ</span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"><span dir="LTR"></span>.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Kemudian pada tahun 1330 H timbul berbagai pendapat yang saling
bertentangan, isu yang bertebaran dan pertikaian di kalangan para pemimpin.
Diantara mereka ada yang berafiliasi pada kelompok Salafiyyin yang memegang
teguh tradisi para tokoh pendahulu. Mereka bermadzhab kepada satu madzhab
tertentu dan berpegang teguh kitab-kitab mu’tabar, kecintaan terhadap Ahlul
Bait Nabi, para wali dan orang-orang salih. Selain itu juga tabarruk dengan
mereka baik ketika masih hidup atau setelah wafat, ziarah kubur, mentalqin
mayit, bersedekah untuk mayit, meyakini syafaat, manfaat doa dan tawassul serta
lain sebagainya. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Arial","sans-serif";">وَمِنْهُمْ فِرْقَةٌ
يَتَّبِعُوْنَ رَأْيَ مُحَمَّدْ عَبْدُهْ وَرَشِيدْ رِضَا ، وَيَأْخُذُوْنَ مِنْ
بِدْعَةِ مُحَمَّدِ بْنِ عَبْدِ الْوَهَّابِ النَّجْدِيْ ، وَأَحْمَدَ بْنِ
تَيْمِيَّةَ وَتِلْمِيْذَيْهِ ابْنِ الْقَيِّمِ وَعَبْدِ الْهَادِيْ</span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Diantara mereka (sekte yang muncul
pada kisaran tahun 1330 H.), terdapat juga kelompok yang mengikuti pemikiran
Muhammad Abduh dan Rasyid Ridha. Mereka melaksanakan kebid’ahan Muhammad bin
Abdul Wahhab an-Najdi, Ahmad bin Taimiyah serta kedua muridnya, Ibnul Qoyyim dan Abdul Hadi.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Arial","sans-serif";">فَحَرَّمُوْا مَا
أَجْمَعَ الْمُسْلِمُوْنَ عَلَى نَدْبِهِ ، وَهُوَ السَّفَرُ لِزِيَارَةِ قَبْرِ
رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، وَخَالَفُوْهُمْ فِيْمَا ذُكِرَ
وَغَيْرِهِ</span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Mereka mengharamkan hal-hal yang telah
disepakati oleh orang-orang Islam sebagai sebuah kesunnahan, yaitu bepergian
untuk menziarahi makam Rasulullah Saw. serta berselisih dalam
kesepakatan-kesepakatan lainnya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Arial","sans-serif";">قَالَ ابْنُ
تَيْمِيَّةَ فِيْ فَتَاوِيْهِ : وَإِذَا سَافَرَ لِاعْتِقَادِ أَنَّها أَيْ
زِيَارَةَ قَبْرِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ طَاعَةٌ ، كَانَ
ذَلِكَ مُحَرَّمًا بِإِجْمَاعِ الْمُسْلِمِيْنَ ، فَصَارَ التَّحْرِيْمُ مِنَ
الْأَمْرِ الْمَقْطُوْعِ بِهِ</span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Ibnu Taimiyah menyatakan dalam
Fatawa-nya: “Jika seseorang bepergian dengan berkeyakinan bahwasanya mengunjungi makam Nabi Saw. sebagai sebuah
bentuk ketaatan, maka perbuatan tersebut hukumnya haram dengan disepakati oleh umat Muslim. Maka keharaman
tersebut termasuk perkara yang harus ditinggalkan.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Arial","sans-serif";">قَالَ الْعَلَّامَةُ
الشَّيْخُ مُحَمَّدْ بَخِيتْ اَلْحَنَفِيُّ اَلْمُطِيْعِيُّ فِيْ رِسَالَتِهِ
اَلْمُسَمَّاةِ تَطْهِيْرَ الْفُؤَادِ مِنْ دَنَسِ الْإِعْتِقَادِ : وَهَذَا
الْفَرِيْقُ قَدْ اُبْتُلِيَ الْمُسْلِمُوْنَ بِكَثِيْرٍ مِنْهُمْ سَلَفًا
وَخَلَفًا ، فَكَانُوْا وَصْمَةً وَثُلْمَةً فِي الْمُسْلِمِيْنَ وَعُضْوًا
فَاسِدًا</span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Al-‘Allamah Syaikh Muhammad Bakhit
al-Hanafi al-Muth’i menyatakan dalam kitabnya Thathhir al-Fuad min Danas
al-I’tiqad (Pembersihan Hati dari Kotoran Keyakinan) bahwa: “Kelompok ini
sungguh menjadi cobaan berat bagi umat Muslim, baik salaf maupun khalaf. Mereka
adalah duri dalam daging (musuh dalam selimut) yang hanya merusak keutuhan
Islam.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Arial","sans-serif";">يَجِبُ قَطْعُهُ
حَتَّى لَا يُعْدِى الْبَاقِيَ ، فَهُوَ كَالْمَجْذُوْمِ يَجِبُ الْفِرَارُ
مِنْهُمْ ، فَإِنَّهُمْ فَرِيْقٌ يَلْعَبُوْنَ بِدِيْنِهِمْ يَذُمُّوْنَ
الْعُلَمَاءَ سَلَفًا وَخَلَفًا</span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Maka wajib menanggalkan/menjauhi
(penyebaran) ajaran mereka agar yang lain tidak tertular. Mereka laksana
penyandang lepra yang mesti dijauhi. Mereka adalah kelompok yang mempermainkan
agama mereka. Hanya bisa menghina para ulama, baik salaf maupun khalaf.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Arial","sans-serif";">وَيَقُوْلُوْنَ :
إِنَّهُمْ غَيْرُ مَعْصُوْمِيْنَ فَلَا يَنْبَغِيْ تَقْلِيْدُهُمْ ، لَا فَرْقَ
فِيْ ذَلِكَ بَيْنَ</span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Arial","sans-serif";">الْأَحْيَاءِ
وَالْأَمْوَاتِ يَطْعَنُوْنَ عَلَيْهِمْ وَيُلْقُوْنَ الشُّبَهَاتِ ،</span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Arial","sans-serif";">وَيَذُرُّوْنَهَا
فِيْ عُيُوْنِ بَصَائِرِ الضُّعَفَاءِ ، لِتَعْمَى أَبْصَارُهُمْ عَنْ عُيُوْبِ
هَؤُلَاءِ</span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Mereka menyatakan: “Para ulama
bukanlah orang-orang yang terbebas dari dosa, maka tidaklah layak mengikuti
mereka, baik yang masih hidup maupun yang telah meninggal.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Mereka menyebarkan (pandangan/asumsi)
ini pada orang-orang bodoh agar tidak dapat mendeteksi kebodohan mereka.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Arial","sans-serif";">وَيَقْصِدُوْنَ
بِذَلِكَ إِلْقَاءَ الْعَدَاوَةِ وَالْبَغْضَاءِ ، بِحُلُوْلِهِمْ اَلْجَوَّ
وَيَسْعَوْنَ فِي الْأَرْضِ فَسَادًا ، يَقُوْلُوْنَ عَلَى اللهِ الْكَذِبَ وَهُمْ
يَعْلَمُوْنَ ، يَزْعُمُوْنً أَنَّهُمْ قَائِمُوْنَ بِالْأَمْرِ بِالْمَعْرُوْفِ
وَالنَّهْيِ عَنِ الْمُنْكَرِ ، حَاضُّوْنَ النَّاسَ عَلَى اتِّبَاعِ الشَّرْعِ
وَاجْتِنَابِ الْبِدَعِ ، وَاللهُ يَشْهَدُ إِنَّهُمْ لَكَاذِبُوْنَ</span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"><span dir="LTR"></span>
.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Maksud dari propaganda ini adalah
munculnya permusuhan dan kericuhan. Dengan penguasaan atas jaringan teknologi,
mereka membuat kerusakan di muka bumi. Mereka menyebarkan kebohongan mengenai
Allah, padahal mereka menyadari kebohongan tersebut. Menganggap dirinya
melaksanakan amar makruf nahi munkar, merecoki masyarakat dengan mengajak untuk
mengikuti ajaran-ajaran syariat dan menjauhi kebid’ahan. Padahal Allah Maha
Mengetahui, bahwa mereka berbohong. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif";"><b>4.
Pasal Menjelaskan tentang Khitthah Ajaran Salaf Shaleh dan Menjelaskan
yang Dikehendaki “As-Sawadul A’dzam” di Era ini serta Menjelaskan Pentingnya
Berpegang Teguh pada Salah Satu Madzhab yang Empat</b><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif";"><b><br /></b></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif";">(<span dir="RTL" lang="AR-SA">فَصْلٌ) فِيْ
بَيَانِ خِطَّةِ السَّلَفِ الصَّالِحِ، وَبَيَانِ الْمُرَادِ بِالسَّوَادِ
الْأَعْظَمِ</span><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Arial","sans-serif";">فِيْ هَذَا
الْحِيْنِ، وَبَيَانِ أَهَمِّيَّةِ الْإِعْتِمَادِ بِأَحَدِ الْمَذَاهِبِ
الْأَرْبَعَةِ</span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Arial","sans-serif";">إِذَا فَهِمْتَ مَا
ذُكِرَ عَلِمْتَ أَنَّ الْحَقَّ مَعَ السَّلَفِيِّيْنَ الَّذِيْنَ كَانُوْا عَلَى
خِطَّةِ السَّلَفِ الصَّالِحِ، فَإِنَّهُمْ اَلسَّوَادُ الْأَعْظَمُ، وَهُمْ
اَلْمُوَافِقُوْنَ عُلَمَاءَ الْحَرَمَيْنِ</span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Arial","sans-serif";">الشَّرِيْفَيْنِ
وَعُلَمَاءِ الْأَزْهَرِ الشَّرِيْفِ اَلَّذِيْنَ هُمْ قُدْوَةُ رَهْطِ أَهْلِ
الْحَقِّ وَفِيْهِمْ عُلَمَاءُ لَا يُمْكِنُ اِسْتِقْصَاءُ جَمِيْعِهِمْ مِنْ
اِنْتِشَارِهِمْ فِي الْأَقْطَارِ وَالْآفَاقَ كَمَا لَا يُمْكِنُ إِحْصَاءُ
نُجُوْمِ السَّمَاءَ</span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"><span dir="LTR"></span>.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Dengan pemahaman di atas, diketahui
bahwa sesungguhnya kebenaran yang haqiqi itu berpihak pada kalangan Salafiyyin
generasi terdahulu yang berpijak pada khitthah Salaf Shaleh. Merekalah as-Sawadul A’dzam. Mereka menyepakati konsepsi-konsepsi agama yang
ditetapkan oleh ulama-ulama Haramain Syarifain (Makkah dan Madinah) dan
ulama-ulama al-Azhar yang mulia. Kesemuanya adalah menjadi panutan kelompok
Ahlul Haq. Di sana banyak ulama yang tidak bisa dihitung berapa jumlahnya,
karena menyebarnya tempat domisili mereka di berbagai daerah, sebagaimana
tidak dapat bintang-bintang di langit.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Arial","sans-serif";">وَقَدْ قَالَ
رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: {إِنَّ اللهَ تَعَالَى لَا
يَجْمَعُ أُمَّتِيْ عَلَى ضَلَالَةٍ، وَيَدُ اللهِ عَلَى الْجَمَاعَةِ، مَنْ شَذَّ
شَذَّ إِلَى النَّارِ} رَوَاهُ التِّرْمِذِيُّ. زَادَ ابْنُ مَاجَهْ: {فَإذَا
وَقَعَ الإِخْتِلاَفُ فَعَلَيْكَ بِالسَّوَادِ الأَعْظَمِ} مَعَ الْحَقِّ
وَأَهْلِهِ. وَفِي الْجَامِعِ الصَّغِيْرِ: {إِنَّ اللهَ تَعَالَى قَدْ أَجَارَ
أُمَّتِيْ أَنْ تَجْتَمِعَ عَلَى ضَلَالَة</span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"><span dir="LTR"></span>}<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Rasulullah Saw. bersabda:
“Sesungguhnya Allah tidak akan menghimpun umatku di atas kesesatan. Dan Yad
Allah di atas al-Jama’ah.” (HR. at-Tirmidzi). Ibn Majah menambahkan (riwayat):
“Maka jika terjadi perselisihan, berpeganglah pada as-Sawadul A’dzam yaitu
al-haq dan ahlul haq.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Di dalam kitab al-Jami’ ash-Shaghir
disebutkan: “Sesungguhnya Allah menyelamatkan umatku dari bersepakat atas
perbuatan sesat.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Arial","sans-serif";">وَأَكْثَرُهُمْ
أَهْلُ الْمَذَاهِبِ الْأَرْبَعَةِ، فَكَانَ الْإِمَامُ الْبُخَارِيُّ
شَافِعِيًّا، أَخَذَ عَنِ الْحُمَيْدِيِّ وَالزَّعْفَرَانِيِّ
وَالْكَرَابِيْسِيِّ. وَكَذَلِكَ ابْنُ خُزَيْمَةَ وَالنَّسَائِيُّ</span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"><span dir="LTR"></span>.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Arial","sans-serif";">وَكَانَ الْإِمَامُ
الْجُنِيْدُ ثَوْرِيًّا، وَالشِّبْلِيُّ مَالِكِيًّا، وَالْمُحَاسِبِيُّ شَافِعِيًّا،
وَالْجَرَيْرِيُّ حَنَفِيًّا، وَالْجِيْلَانِيُّ حَنْبَلِيًّا، وَالشَّاذِلِيُّ
مَالِكِيًّا</span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"><span dir="LTR"></span> .<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Mayoritas dari mereka adalah pengikut
al-Madzahib al-Arba’ah (madzhab yang empat). Imam Bukhari adalah bermadzhab
Syafi’i. Beliau mengambil dari Imam Humaidi, az -Za’farani dan Karabi’isi. Demikian juga Imam Ibnu Khuzaimah
dan Imam Nasa’i.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Imam Junaid adalah pengikut Imam
Tsauri, Imam Syibli adalah pengikut madzhab Maliki, Imam Muhasibi adalah
pengikut madzhab Syafi’i, Imam al-Jariry merupakan penganut Imam Abu Hanifah
(Hanafi), Syaikh Abdul Qadir al-Jailani bermadzhab Hanbali dan Imam Abu
al-Hasan asy-Syadzili pengikut madzhab Maliki.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Arial","sans-serif";">فَالتَّقَيُّدُ
بِمَذْهَبٍ مُعَيَّنٍ أَجْمَعُ لِلْحَقِيْقَةِ، وَأَقْرَبُ لِلتَّبَصُّرِ،
وَأَدْعَى لِلتَّحْقِيْقِ، وَأَسْهَلُ تَنَاوُلًا. وَعَلَى هَذَا دَرَّجَ
اَلْأَسْلَافُ الصَّالِحُوْنَ، وَالشُّيُوْخُ الْمَاضُوْنَ رِضْوَانُ اللهِ
تَعَالَى عَلَيْهِمْ أَجْمَعِيْنَ</span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"><span dir="LTR"></span>.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Maka dengan mengikuti satu madzhab
tertentu akan lebih dapat terfokus pada satu nilai kebenaran yang haqiqi, lebih
dapat memahami secara mendalam dan akan lebih memudahkan dalam
mengimplementasikan amalan. Dengan menentukan pada satu pilihan madzhab inilah
berarti ia telah pula melakukan jalan yang juga ditempuh oleh salafunas shalih.
Mudah-mudahan keridhaan Allah terlimpahcurahkan pada mereka semua.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Arial","sans-serif";">فَنَحْنُ نَحُضُّ
إِخْوَانَنَا عَوَامَّ الْمُسْلِمِيْنَ أَنْ يَتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ،
وَأَنْ لَا يَمُوْتُوْا إِلَّا وَهُمْ مُسْلِمُوْنَ، وَأَنْ يُصْلِحُوْا ذَاتَ
الْبَيْنِ مِنْهُمْ، وَأَنْ يَصِلُو الْأَرْحَامَ، وَأَنْ يُحْسِنُوْا إِلَى
الْجِيْرَانِ وَالْأَقَارِبِ وَالْإِخْوَانِ، وَأَنْ يَعْرِفُوْا حَقَّ
الْأَكَابِرِ، وَأَنْ يَرْحَمُوْا الضُّعَفَاءَ وَالْأصَاغِرَ وَنَنْهَاهُمْ عَنِ
التَّدَابُرِ وَالتَّبَاغُضِ وَالتَّقَاطُعِ وَالتَّحَاسُدِ وَالْإفْتِرَاقِ
وَالتَّلَوُّنِ فِي الدِّيْنِ،</span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Kami menghimbau kepada kawan-kawan
kami, orang awam dari mayoritas kaum Muslimin agar senantiasa bertakwa kepada
Allah dengan sebenar-benarnya takwa. Dan senantiasa berharap agar tidak
meninggalkan dunia yang fana ini kecuali sebagai orang Islam.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Dan agar melakukan rekonsiliasi
dengan orang yang berselisih antara mereka, merekatkan
tali persaudaraan, bersikap dan berperilaku baik terhadap semua tetangga,
kerabat dan seluruh teman, dapat memahami dan melaksanakan hak-hak para
pemimpin, bersikap santun dan belas kasihan terhadap kaum dhu’afa dan kalangan
wong cilik.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Kita berusaha mencegah mereka dari
segala bentuk permusuhan, saling benci-membenci, memutuskan hubungan,
hasut-menghasut, sekterianisme dan membentuk sekte-sekte baru yang
mengkotak-kotakkan agama.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Arial","sans-serif";">وَنَحُثُّهُمْ أَنْ
يَكُوْنُوْا إِخْوَانًا، وَعَلَى الْخَيْرِ أَعْوَانًا، وَأَنْ يَعْتَصِمُوْا
بِحَبْلِ اللهِ جَمِيْعًا، وَأَنْ لَا يَتَفَرَّقُوْا، وَأَنْ يَتَّبِعُوا
الْكِتَابَ وَالسُّنَّةَ وَمَا كَانَ عَلَيْهِ عُلَمَاءُ الْأُمَّةِ كَالْإِمَامِ
أَبِيْ حَنِيْفَةَ وَمَالِكِ بْنِ أَنَسٍ وَالشَّافِعِيِّ وَأَحْمَدَ بْنِ
حَنْبَلٍ رَضِيَ اللهُ تَعَالَى عَنْهُمْ أَجْمَعِيْنَ، فَهُمْ اَلَّذِيْنَ قَدْ
اِنْعَقَدَ الْإِجْمَاعُ عَلَى امْتِنَاعِ الْخُرُوْجِ عَنْ مَذَاهِبِهِمْ،</span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Kami menghimbau pada mereka semua untuk
bersatu, bersahabat, tolong-menolong dalam kebaikan, berpegang teguh pada agama
Allah yang kokoh dan menghindari perpecahan. Hendaknya tetap eksis berpedoman
pada al-Kitab dan as-Sunnah, dan apa saja yang menjadi tuntunan para ulama
panutan umat semisal Imam Abu Hanifah, Imam Malik bin Anas, Imam Syafi’i dan
Imam Ahmad bin Hanbal radhiyallaahu ‘anhum. Ijma’ menetapkan larangan keluar
dari madzhab-madzhab mereka.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Arial","sans-serif";">وَأَنْ
يُعْرِضُوْا عَمَّا أُحْدِثَ مِنَ
الْجَمْعِيَّةِ الْمُخَالِفَةِ لِمَا عَلَيْهِ الْأَسْلَافُ الصَّالِحُوْنَ،
فَقَدْ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: {مَنْ شَذَّ شَذَّ
إِلىَ النَّارِ</span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"><span dir="LTR"></span>}<span dir="RTL"></span><span dir="RTL" lang="AR-SA"><span dir="RTL"></span>،</span><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Hendaknya mereka juga berpaling dari segenap bentuk
organisasi-organisasi baru yang bertentangan dengan prinsip-prinsip dasar yang
dibangun oleh Salafus Shalih. Rasulullah Saw.: “Barangsiapa memisahkan diri
(dari mayoritas) maka ia akan terpisah di neraka.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Arial","sans-serif";">وَأَنْ يَكُوْنُوْا
مَعَ الْجَمَاعَةِ الَّتِيْ عَلَى طَرِيْقَةِ الْأَسْلَافِ الصَّالِحِيْنَ، فَقَدْ
قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: {وَأَنَا آمُرُكُمْ
بِخَمْسٍ أَمَرَنِيَ اللهُ بِهِنَّ: اَلسّمْعِ وَالطَاعَةِ وَالْجِهَادِ
وَالْهِجْرَةِ وَالْجَمَاعَةِ، فَإِنَّ مَنْ فَارَقَ الْجَمَاعَةَ قِيْدَ شِبْرٍ،
فَقَدْ خَلَعَ رِبْقَةَ الْإِسْلاَمِ مِنْ عُنُقِهِ}، وَقَالَ عُمَرُ بْنُ
الْخَطَّابِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ: {عَلَيْكُمْ بِالْجَماعَةِ، وَإِيَّاكُمْ
وَالْفُرْقَةَ، فَإِنَّ الشَّيْطَانَ مَعَ الْوَاحِدِ وَهُوَ مَعَ الْاِثْنَيْنِ
أَبْعَدُ. وَمَنْ أَرَادَ بُحْبُوْبَةَ الْجَنّةِ فَلْيَلْزَمِ الْجَماعَةَ</span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"><span dir="LTR"></span>}.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Untuk itu hendaknya mereka tetap
konsisten memegangi al-Jama’ah ‘ala Thariqah as-Salaf ash-Shalihin. Rasulullah
Saw. bersabda: “Aku perintahkan pada kalian semua untuk melaksanakan lima hal,
dimana Allah telah memerintahkan hal itu padaku, yakni bersedia untuk
mendengarkan, taat dan siap untuk berjihad, melakukan hijrah dan bergabung
masuk dalam bingkai al-Jama’ah. Sesungguhnya seseorang yang berpisah dari
jamaah walaupun hanya sejengkal, berarti sungguh ia telah melepaskan ikatan
tali keislamannya dari lehernya.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Sayyidina Umar bin Khatthab Ra.
berkata: “Berpegangteguhlah kalian semua pada al-Jama’ah. Hindarkan diri kalian
dari segala bentuk perpecahan. Karena sesungguhnya setan ketika menyertai anda
seorang diri saja, maka dengan sangat mudah ia menaklukkannya dibanding ketika
ia menyertai dua orang yang bersekutu. Barangsiapa bermaksud dan ingin mendapat
kenikmatan hidup di dalam surga maka tetaplah bersama al-Jama’ah.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif";"><b>5.
Pasal Menjelaskan Wajibnya Taqlid bagi Orang yang Tidak Memiliki
Keahlian untuk Berijithad</b><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Arial","sans-serif";">فَصْلٌ) فِيْ
بَيَانِ وُجُوْبِ التَّقْلِيْدِ لِمَنْ لَيْسَ لَهْ أَهْلِيَّةُ الْإِجْتِهَادِ</span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"><span dir="LTR"></span>)<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Arial","sans-serif";">يَجِبُ عِنْدَ
جُمْهُوْرِ الْعُلَمَاءِ الْمُحَقِّقِيْنَ عَلَى كُلِّ مَنْ لَيْسَ لَهُ
أَهْلِيَّةُ الْإِجْتِهَادِ</span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Arial","sans-serif";">الْمُطْلَقِ، وَإِنْ
كَانَ قَدْ حَصَلَ بَعْضُ الْعُلُوْمِ الْمُعْتَبَرَةِ فِي الْإِجْتِهَادِ
تَقْلِيْدُ قَوْلِ الْمُجْتَهِدِيْنَ وَالْأَخْذُ بِفَتْوَاهُمْ لِيَخْرُجَ عَنْ
عُهْدَةِ التَّكْلِيْفِ بِتَقْلِيْدِ أَيِّهِمْ شَاءَ لِقَوْلِهِ تَعَالَى:
{فَاسْأَلوْا أَهْلَ الذِّكْرِ إِنْ كُنْتُمْ لَا تَعْلَمُوْنَ</span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"><span dir="LTR"></span>}<span dir="RTL"></span><span dir="RTL" lang="AR-SA"><span dir="RTL"></span>،</span><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Arial","sans-serif";">فَأَوْجَبَ السُّؤَالَ
عَلَى مَنْ لَمْ يَعْلَمْ ذَلِكَ، وَذَلِكَ تَقْلِيْدٌ لِعَالِمٍ، وَهُوَ عَامٌّ
لِكُلِّ الْمُخَاطَبِيْنَ،</span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Menurut pandangan jumhur ulama, setiap
orang yang tidak memiliki keahlian untuk sampai pada tingkat kemampuan sebagai
mujtahid mutlak, sekalipun ia telah mampu menguasai beberapa cabang keilmuan
yang dipersyaratkan di dalam melakukan ijtihad, maka wajib baginya untuk
mengikuti (taqlid) pada satu qaul dari para imam mujtahid dan mengambil fatwa
mereka agar ia dapat keluar dan terbebaskan dari ikatan beban (taklif) yang
mewajibkannya untuk mengikuti siapa saja yang ia kehendaki dari salah satu imam
mujtahid. Sebagaimana difirmankan oleh Allah Ta’ala: “Maka bertanyalah kalian
semua kepada ahli ilmu jika kalian semua tidak mengetahui.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Allah mewajibkan bertanya bagi orang
yang tidak mengetahui. Nah bertanya itu merupakan perwujudan sikap taqlid
seseorang kepada orang yang alim. Firman Allah ini berlaku secara umum untuk
semua golongan yang dikhithabi (obyek sasaran perintah).<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Arial","sans-serif";">وَيَجِبُ أَنْ
يَكُوْنَ عَامًّا فِي السُّؤَالِ عَنْ كُلِّ مَا لَا يُعْلَمُ لِلْإِجْمَاعِ عَلَى
أَنَّ الْعَامَّةَ لَمْ تَزَلْ فِيْ زَمَنِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَكُلِّ
حُدُوْثِ الْمُخَالِفِيْنَ يَسْتَفْتُوْنَ الْمُجْتَهِدِيْنَ وَيَتَّبِعُوْنَهُمْ
فِي الْأَحْكَامِ الشَّرْعِيَّةِ وَالْعُلَمَاءَ، فَإِنَّهُمْ يُبَادِرُوْنَ إِلَى
إِجَابَةِ سُؤَالِهِمْ مِنْ غَيْرِ إِشَارَةٍ إِلَى ذِكْرِ الدَّلِيْلِ، وَلَا
يَنْهَوْنَهُمْ عَنْ ذَلِكَ مِنْ غَيْرِ نَكِيْرٍ، فَكَانَ إِجْمَاعًا عَلَى
اتِّبَاعِ الْعَامِّيِّ لِلْمُجْتَهِدِ،</span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Secara umum pula, firman Allah ini
mewajibkan kita untuk bertanya dan mempertanyakan segala sesuatu yang tidak
kita ketahui, sesuai dengan kesepakatan/konsensus jumhurul ‘ulama. Karena
sesungguhnya orang yang beridentitas awam itu pasti ada sejak zaman generasi
sahabat, tabi’in dan hingga zaman setelahnya. Mereka wajib meminta fatwa kepada
para mujtahid dan mengikuti fatwa-fatwa mereka dalam hukum-hukum syari’ah dan
mengimplementasikannya sesuai dengan petunjuk ulama.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Karena sesungguhnya para mujtahid dan
ulama bersegera menjawab pertanyaan mereka tanpa memberi isyarah untuk
menuturkan dalil. Para mujtahid dan ulama tidak melarang orang awam minta fatwa tanpa ada pengingkaran.
Kondisi yang sedemikianlah yang lantas disepakati adanya kewajiban bagi orang awam
untuk mengikuti pendapat seorang mujtahid.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Arial","sans-serif";">وَلِأَنَّ فَهْمَ
الْعَامِّيِّ مِنَ الْكِتَابِ وَالسُّنَّةِ سَاقِطٌ عَنْ حَيْزِ الْإِعْتِبَارِ،
إِنْ لَمْ يُوَافِقْ أَفْهَامَ عُلَمَاءِ أَهْلِ الْحَقِّ الْأَكَابِرِ
الْأَخْيَارِ</span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Dan
orang awam itu tidak memiliki kemampuan dan otoritas untuk memahami
al-Kitab dan as-Sunnah dan tentunya pemahamannya tidaklah dapat diterima jika
tidak cocok dengan pemahaman ulama ahlul haq yang agung dan terpilih.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Arial","sans-serif";">فَإِنَّ كُلَّ
مُبْتَدِعٍ وَضَالٍّ يَفْهَمُ أَحْكَامَهُ الْبَاطِلَةَ مِنَ الْكِتَابِ
وَالسُّنَّةِ وَيَأْخُذُ مِنْهُمَا وَالْحَالُ أَنَّهُ لَا يُغْنِيْ مِنَ الْحَقِّ
شَيْئًا</span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"><span dir="LTR"></span>.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Karena sesungguhnya orang yang ahli
bid’ah dan orang yang sesat, mereka memahami hukum-hukum secara bathil dari
al-Kitab dan as-Sunnah. Pada kenyataannya apapun yang diambil oleh ahli bid’ah
tidaklah dapat dipegangi sebagai kebenaran.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Arial","sans-serif";">وَلَا يَجِبُ عَلَى
الْعَامِّيِّ إِلْتِزَامُ مَذْهَبٍ فِيْ كُلِّ حَادِثَةٍ، وَلَوْ اِلْتَزَمَ
مَذْهَبًا مُعَيَّنًا كَمَذْهَبِ الشَّافِعِيِّ رَحِمَهُ اللهُ تَعَالَى لَا
يَجِبُ عَلِيْهِ الْإِسْتِمْرَارُ، بَلْ يَجُوْزُ لَهُ الْإِنْتِقَالُ إِلَى
غَيْرِ مَذْهَبِهِ</span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"><span dir="LTR"></span>.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Bagi orang awam tidak diwajibkan untuk
tetap konsisten mengikuti satu madzhab saja dalam menyikapi setiap masalah baru
yang muncul. Walaupun ia telah menetapkan untuk mengikuti satu madzhab tertentu
seperti madzhabnya Imam Syafi’i rahimahullaahu, tidaklah selamanya ia harus
mengikuti madzhab ini. Bahkan diperkenankan baginya untuk pindah pada madzhab
yang lain selain madzhab Syafi’i.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Arial","sans-serif";">وَالْعَامِّيُّ
الَّذِيْ لَمْ يَكُنْ لَهُ نَظَرٌ وَاسْتِدْلَالٌ وَلَمْ يَقْرَأْ كِتَابًا فِيْ
فُرُوْعِ الْمَذْهَبِ إِذَا قَالَ: أَنَا شَافِعِيٌّ، لَمْ يُعْتَبَرْ هَذَا
كَذَلِكَ بِمُجَرَّدِ الْقَوْلِ،</span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Seorang awam yang tidak memiliki
kemampuan untuk melakukan pengkajian masalah dan istidlal (melakukan pencarian
sumber dalil) atau ia juga tidak memiliki kemampuan membaca sebuah kitabpun
yang ada sebagai referensi dalam sebuah madzhab, lantas ia mengatakan bahwa
saya adalah bermadzhab Syafi’i, maka pernyataan yang sedemikian itu tidaklah absah
sebagai pengakuan bilamana hanya sekedar ucapan belaka.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Arial","sans-serif";">وَقِيْلَ: إِذَا
الْتَزَمَ الْعَامِّيُّ مَذْهَبًا مُعَيَّنًا يَلْزَمُهُ الْإِسْتِمْرَارُ
عَلَيْهِ لِأَنَّهُ إِعْتَقَدَ أَنَّ الْمَذْهَبَ الَّذِيْ اِنْتَسَبَ إِلَيْهِ
هُوَ الْحَقُّ، فَعَلَيْهِ الْوَفَاءُ بِمُوْجَبِ اعْتِقَادِهِ. وَلْلْمُقَلِّدِ
تَقْلِيْدُ غَيْرِ إِمَامِهِ فِيْ حَادِثَةٍ، فَلَهُ أَنْ يُقَلِّدَ إِمَامًا فِيْ
صَلَاةِ الظُّهْرِ مَثَلًا وَيُقَلِّدَ إِمَامًا آخَرَ فِيْ صَلَاةِ الْعَصْرِ</span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"><span dir="LTR"></span>.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Tetapi menurut sebuah pendapat yang
lain menyatakan bahwa ketika seorang awam itu konsisten mengikuti satu madzhab
tertentu maka wajiblah baginya untuk menetapkan madzhab pilihannya. Karena
jelas seorang awam itu meyakini bahwa madzhab yang ia pilih adalah madzhab yang
benar. Maka konsekuensi yang harus ia terima adalah wajib menjalankan apa yang
menjadi ketentuan madzhab yang ia yakini.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Bagi seseorang yang taqlid boleh mengikuti selain imamnya dalam sebuah
masalah yang timbul padanya. Misalnya saja ia taqlid pada satu imam dalam
melaksanakan shalat Dzuhur, dan ia taqlid dan mengikuti imam lain dalam
melaksanakan shalat Ashar.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Arial","sans-serif";">وَالتَّقْلِيْدُ
بَعْدَ الْعَمَلِ جَائِزٌ، فَلَوْ صَلَّى شَافِعِيٌّ ظَنَّ صِحَّةَ صَلَاتِهِ
عَلَى مَذْهَبِهِ ثُمَّ تَبَيَّنَ بُطْلَانُهَا فِيْ مَذْهَبِهِ وَصِحَّتُهَا
عَلَى مَذْهَبِ غَيْرِهِ فَلَهُ تَقْلِيْدُهُ وَيَكْتَفِيْ بِتِلْكَ الصَّلَاةِ</span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"><span dir="LTR"></span>.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Jadi taqlid setelah selesainya
melakukan sebuah amal atau ibadah adalah boleh. Untuk memahami hal ini dapatlah
digambarkan sebuah masalah: “Bila seorang yang bermadzhab Syafi’i melakukan
shalat dan ia menyangka atas keabsahan shalatnya menurut pandangan madzhabnya,
ternyata kemudian menjadi jelas bahwa shalatnya adalah batal menurut madzhab
yang dianutnya dan sah bila menurut pendapat yang lain, maka baginya boleh
langsung taqlid pada madzhab lain yang mengesahkan shalatnya. Dengan demikian
cukup terpenuhilah kewajiban shalatnya.” <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif";"><b>6.
Pasal Menjelaskan Perpecahan Umat Nabi Muhammad Saw. Menjadi 73 Sekte
dan Penjelasan tentang Pokok-pokok Sekte yang Sesat dan Penjelasan Golongan
yang Selamat, Yakni Ahlussunnah wal Jama’ah</b><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif";"> <span dir="RTL" lang="AR-SA">فَصْلٌ) فِيْ بَيَانِ
افْتِرَاقِ أُمَّةِ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى ثَلَاثٍ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>)<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Arial","sans-serif";">وَسَبْعِيْنَ
فِرْقَةً، وَبَيَانِ أُصُوْلِ الْفِرَقِ الضَّالَّةِ وَبَيَانِ الْفِرْقَةِ</span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Arial","sans-serif";">النَّاجِيَةِ وَهُمْ
أَهْلُ السُّنَّةِ وَالْجَمَاعَةِ</span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"><span dir="LTR"></span>.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Arial","sans-serif";">رَوَى أَبُوْ
دَاوُدَ وَالتِّرْمِذِيُّ وَابْنُ مَاجَهْ عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ
عَنْهُ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ</span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"><span dir="LTR"></span>:<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif";">{<span dir="RTL" lang="AR-SA">اِفْتَرَقَتِ
الْيَهُوْدُ عَلَى إحْدَى وَسَبْعِيْنَ فِرْقَةً، وَتَفَرّقَتِ النَّصَارَى عَلَى
اِثْنَتَيْنِ وَسَبْعِينَ فِرْقَةً، وَتَفَرّقَتِ أُمّتِيْ عَلَى ثَلَاثٍ وَسَبْعِيْنَ
فِرْقَةً، كُلُّهَا فِي النَّارِ إِلَّا وَاحِدَةٌ، قَالُوْا: وَمَنْ هُمْ يَا
رَسُوْلَ اللهِ؟ قَالَ: هُمْ اَلَّذِيْ أَنَا عَلَيْهِ وَأَصْحَابِيْ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>}.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Imam Abu Dawud, at-Tirmidzi dan Ibnu
Majah telah meriwayatkan sebuah hadits dari Abu Hurairah Ra., sesungguhnya
Rasulullah Saw. bersabda: “Kaum Yahudi telah terpecah menjadi 71 golongan, dan
kaum Nasrani terpecah menjadi 72 golongan, dan umatku akan terpecah menjadi 73
golongan, semua golongan tersebut masuk neraka kecuali hanya satu golongan
saja. Para sahabat bertanya: “Siapa (satu golongan yang selamat itu) wahai
Rasulullah?” Rasulullah Saw. menjawab: “Golongan yang selamat itu adalah
kelompok yang komitmen dalam mengikutiku dan para sahabatku.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Arial","sans-serif";">قَالَ الشِّهَابُ
الْخَفَاجِيُّ رَحِمَهُ اللهُ تَعَالَى فِي نَسِيْمِ الرِّيَاضِ: وَالْفِرْقَةُ
النَّاجِيَةُ هُمْ أَهْلُ السُّنَّةِ وَالْجَمَاعَةِ</span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"><span dir="LTR"></span>.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Imam Syihab Khafaji rahimahullah
berkata di dalam kitabnya Nasim ar-Riyadh: “Golongan yang selamat itu adalah
kelompok Ahlussunnah wal Jama’ah.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Arial","sans-serif";">وَفِيْ حَاشِيَةِ
الشَّنْوَانِيِّ عَلَى مُخْتَصَرِ ابْنِ أَبِيْ جَمْرَةَ: هُمْ أَبُو الْحَسَنِ
الْأَشْعَرِيُّ وَجَمَاعَتُهُ أَهْلُ السُّنَّةِ وَأَئِمَّةُ الْعُلَمَاء، لِأَنَّ
اللهَ تَعَالَى جَعَلَهُمْ حُجَّةً عَلَى خَلْقِهِ، وَإِلَيْهِم تَفْزَعُ
الْعَامَّةُ فِيْ دِيْنِهِمْ، وَهُمْ اَلْمَعْنِيُّوْنَ بِقَوْلِهِ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: {إِنَّ اللهَ لَا يَجْمَعُ أُمَّتِيْ عَلَى ضَلَالَةٍ</span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"><span dir="LTR"></span>}.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Dalam kitab Hasyiyah asy-Syanwani ‘ala
Mukhtashar Ibn Abi Jamrah dinyatakan bahwa golongan yang selamat itu adalah
mereka yang berafiliasi kepada Imam Abu al-Hasan al-Asy’ari dan jamaahnya yaitu
Ahlussunnah dan aimmatul ‘ulama. Karena Allah Ta’ala telah menjadikan mereka sebagai hujjah bagi makhlukNya. Dan kepada
merekalah masyarakat memiliki kecondongan dalam mengembalikan berbagai permasalahan
agama mereka.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Golongan inilah yang dikehendaki
Rasulullah Saw. dengan sabda beliau: “Sesungguhnya Allah tidak akan
mengumpulkan ummatku untuk sepakat dalam berbuat kesesatan.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Arial","sans-serif";">قَالَ الْإمَامُ
أَبُوْ مَنْصُوْرِ بْنُ طَاهِرٍ اَلتَّمِيْمِيُّ فِيْ شَرْحِ هَذَا الْحَديْثِ:
قَدْ عَلِمَ أَصْحَابُ هَذِهِ الْمَقَالَاتِ أَنَّهُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ لَمْ يُرِدْ بِالْفِرَقِ
الْمَذْمُوْمَةِ اَلْمُخْتَلِفِيْنَ فِيْ فُرُوْعِ الْفِقْهِ مِنْ أَبْوَابِ
الْحَلَالِ وَالْحَرَامِ، وَإِنَّمَا قَصَدَ بِالذَّمِّ مَنْ خَالَفَ أَهْلَ
الْحَقِّ فِيْ أُصُوْلِ التَّوْحِيْدِ، وَفِيْ تَقْدِيْرِ الْخَيْرِ وَالشَّرِّ،
وَفِيْ شُرُوْطِ النُّبُوَّةِ وَالرِّسَالَةِ، وَفِيْ مُوَالَاةِ الصَّحَابَةِ
وَمَا جَرَى مَجْرَى هَذِهِ الْأَبْوَابِ، لِأَنَّ الْمُخْتَلِفِيْنَ فِيْهَا قَدْ
كَفَّرَ بَعْضُهُمْ بَعْضًا بِخِلَافِ النَّوْعِ الْأَوَّلِ، فَإِنَّهُمْ
اِخْتَلَفُوْا فِيْهِ مِنْ غَيْرِ تَكْفِيْرٍ وَلَا تَفْسِيْقٍ لِلْمُخَالِفِ
فِيْهِ، فَيُرْجَعُ تَأْوِيْلُ الْحَدِيْثِ فِي افْتِرَاقِ الْأُمَّةِ إِلَى هَذَا
النَّوْعِ مِنَ الْإِخْتِلَافِ</span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"><span dir="LTR"></span>.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Imam Abu Mansur bin Thahir at-Tamimi
dalam menjelaskan hadits ini mengemukakan: “Sungguh orang-orang yang memiliki
maqalah ini mengetahui bahwa Rasulullah Saw. tidak bermaksud mengidentifikasi
golongan yang tercela itu ditujukan kepada golongan yang berselisih dalam
menyikapi masalah-masalah fiqh yang bersifat furu’iyyah, yang berkaitan dengan
hukum halal dan haram. Akan tetapi beliau Saw. menghendaki dengan pencelaan
tersebut untuk orang yang menentang ahlul haq di dalam permasalahan dasar-dasar
tauhid, di dalam masalah taqdir baik dan buruk, di dalam memberikan
batasan-batasan/syarat-syarat kenabian dan kerasulan, di dalam masalah
bagaimana mencintai para sahabat, dan hal apa saja yang berkaitan dengan
masalah-masalah tersebut di atas. Karena mereka yang berselisih dalam
masalah-masalah ini telah saling mengkafirkan satu sama lainnya. Berbeda dengan
perselisihan yang terjadi pada golongan pertama. Mereka berbeda pendapat dalam
masalah-masalah fiqh tanpa mengkafirkan yang lain dan tanpa menfasiq-kan golongan
lain yang berbeda pendapat. Oleh karena itulah interpretasi yang benar adalah
disandarkan pada perbedaan-perbedaan pendapat macam ini (perbedaan aqidah,
bukan perbedaan furu’iyyah dalam fiqh).”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Arial","sans-serif";">وَقَدْ حَدَثَ فِيْ
آخِرِ أَيَّامِ الصَّحَابَةِ خِلَافَ الْقَدَرِيَّةِ مِنْ مَعْبَدٍ اَلْجُهَنِيّ
وَأَتْبَاعِهِ، وَتَبَرَّأَ مِنْهُمْ اَلْمُتَأَخِّرُوْنَ مِنَ الصَّحَابَةِ
كَعَبْدِ اللهِ بْنِ عُمَرَ وَجَابِرٍ وَأَنَسٍ وَنَحْوِهِمْ رَضِيَ اللهُ
عَنْهُمْ أَجْمَعِيْنَ</span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"><span dir="LTR"></span>.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Pada masa akhir era sahabat terjadilah perselisihan, yaitu
Qodariyyah yang dicikalbakali oleh Ma’bad
al-Juhani dan para pengikutnya. Dalam perselisihan ini sejumlah sahabat
mutaakhirin berlepas tangan dari golongan tersebut, seperti Abdullah bin Umar,
Jabir, Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhum ajma’in dan lain-lain.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Arial","sans-serif";">ثُمَّ حَدَثَ
الْخِلَافُ بَعْدَ ذَلِكَ شَيْئًا شَيْئًا إِلَى أَنْ تَكَامَلَتْ اَلْفِرَقُ
الضَّالَّةُ اِثْنَيْنِ وَسَبْعِيْنَ فِرْقَةً، وَالثَّالِثَةُ وَالسَّبْعُوْنَ
هُمْ أَهْلُ السُّنَّةِ وَالْجَمَاعَةِ، وَهُمْ اَلْفِرَقُ النَّاجِيَةُ</span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Setelah itu, bermuncullah
perbedaan-perbedaan pendapat, dan sedikit demi sedikit hingga sempurnalah
perpecahan di antara ummat Islam itu menjadi 72 golongan yang sesat, dan
golongan yang ke 73 adalah Ahlussunnah wal Jama’ah sebagai kelompok yang
selamat.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Arial","sans-serif";">فَإِنْ قِيْلَ:
هَذِهِ الْفِرَقُ مَعْرُوْفَةٌ؟ فَالْجَوَابُ: إِنَّا نَعْرِفُ الْإِفْتِرَاقَ
وَأُصُوْلَ الْفِرَقِ، وَأَنَّ كُلَّ طَائِفَةٍ مِنَ الْفِرَقِ اِنْقَسَمَتْ إِلَى
فِرَقٍ وَإِنْ لَمْ نُحِطْ بِأَسْمَاءِ تِلْكَ الْفِرَقِ وَمَذَاهِبِهَا</span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"><span dir="LTR"></span>.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Jika ditanyakan: “Apakah sekte-sekte
itu kesemuanya diketahui dan populer di tengah-tengah kita?” Maka jawabannya:
“Kita mengetahui perpecahan dan
pokok-pokok sekte-sekte tersebut, dan kita mengetahui setiap kelompok
dari sekte-sekte tersebut terbagi lagi dalam beberapa kelompok, walaupun secara
detail kita tidak mengetahui nama dari masing-masing sekte itu sekaligus
madzhab yang mereka anut masing-masing.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Arial","sans-serif";">وَأُصُوْلُ
الْفِرَقِ اَلْحَرُوْرِيَّةُ، وَالْقَدَرِيَّةُ، وَالْجَهْمِيَّةُ،
وَالْمُرْجِئَةُ، وَالرَّافِضَةُ، وَالْجَبَرِيَّةُ. وَقَدْ قَالَ بَعْضُ أَهْلِ
الْعِلْمِ رَحِمَهُمُ اللهُ تَعَالَى: أُصُوْلُ الْفِرَقِ الضَّالَّةِ هَذِهِ
السِّتُّ، وَقَدْ اِنْقَسَمَتْ كُلُّ فِرْقَةٍ مِنْهَا اِثْنَتَيْ عَشْرَةَ
فِرْقَةً فَصَارَتْ إِلَى اثْنَتَيْنِ وَسَبْعِيْنَ فِرْقَةً</span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"><span dir="LTR"></span>.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Pokok-pokok sekte tersebut ialah golongan Haruriyah, Qadariyah,
Jahmiyah, Murji’ah, Rafidhah dan Jabariyah. Sebagian dari ahli ilmu menegaskan
bahwa pokok-pokok sekte yang sesat adalah enam golongan tersebut. Masing-masing
dari 6 kelompok terpecah menjadi 12 sekte hingga terhitunglah jumlah menjadi 72
sekte. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Arial","sans-serif";">قَالَ ابْنُ
رُسْلَانَ رَحِمَهُ اللهُ تَعَالَى: قِيْلَ إِنَّ تَفْصِيْلَهَا عِشْرُوْنَ،
مِنْهُمْ رَوَافِضُ، وَعِشْرُوْنَ مِنْهُمْ خَوَارِجُ، وَعِشْرُوْنَ قَدَرِيَّةٌ،
وَسَبْعَةٌ مُرْجِئَةٌ، وَفِرْقَةٌ نَجَّارِيَّةٌ، وَهُمْ أَكْثَرُ مِنْ عَشْرِ
فِرَقٍ وَلَكِنْ يُعَدُّوْنَ وَاحِدَةً، وَفِرْقَةٌ حَرُوْرِيَّةٌ، وَفِرْقَةٌ
جَهْمِيَّةٌ، وَثَلَاثُ فِرَقٍ كَرَّامِيَّةٌ، فَهِذهِ اِثْنَتَانِ وَسَبْعُوْنَ
فِرْقَةً</span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"><span dir="LTR"></span>.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Imam Ibnu Ruslan rahimahullaah
berkata: “Sebuah pendapat mengemukakan bahwa secara rinci golongan-golongan
tersebut dapat diklasifikasikan menjadi 20 golongan. Diantara mereka termasuk
golongan Rawafidh (Rafidhah), 20 sekte golongan Khawarij, 20 golongan Qadariyah,
7 golongan Murji’ah dan satu golongan Najjariyah. Masing-masing itupun
tersekat-sekat menjadi lebih dari 10 golongan, tetapi perpecahan
kelompok-kelompok itu hanya dihitung sebagai satu sekte, dan satu golongan
Haruriyah, dan satu golongan Jahmiyah, dan 3 golongan Karramiyah. Dari rincian
inilah secara keseluruhan terhitung jumlah sekte adalah 72 golongan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Arial","sans-serif";">وَاللهُ أَعْلَمُ
بِالصَّوَابِ</span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif";">***<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif";">_______________________________________<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Sumber Penulisan: Irsyad as-Sari fi
Jam’ Muallafat asy-Syaikh Hasyim Asy’ari halaman 5-24 oleh Gus Ishom (KH.
Ishomuddin Hadziq) cucu Hadhratus Syaikh KH. Hasyim Asy’ari. Dan
dialihbahasakan oleh KH. Abdullah Afif Pekalongan pada tanggal 21 Syawwal 1434
H/28 Agustus 2013 M</span><span lang="EN"><o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
Unknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-7437626801301800612.post-79795722317055697912015-01-30T16:04:00.001-08:002015-04-09T17:25:00.508-07:00BUKTI AL-AMIN DALAM SEJARAH NABI MUHAMMAD<div class="clearfix" style="background-color: white; color: #141823; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 15.359999656677246px; zoom: 1;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjYjft-9zBUvmOishF0hLcVY2dUabx0uQAitdej9zVs7KlYfbVw326rDUwwVsE2W1Y6R8eiO_Gu-V8dxmuBx4QtGfiH619Uln-NSyF6psbKfj4nXOluGLC4uNfFxaHX-E-m3Lfd9oLz3g8/s1600/akhlak-nabi-muhammad-saw.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjYjft-9zBUvmOishF0hLcVY2dUabx0uQAitdej9zVs7KlYfbVw326rDUwwVsE2W1Y6R8eiO_Gu-V8dxmuBx4QtGfiH619Uln-NSyF6psbKfj4nXOluGLC4uNfFxaHX-E-m3Lfd9oLz3g8/s1600/akhlak-nabi-muhammad-saw.jpg" height="240" width="320" /></a></div>
<h2 class="_5clb" style="font-size: 24px; line-height: 28px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: center;">
<strong style="font-size: 14px; line-height: 20px;"><br /></strong></h2>
<h2 class="_5clb" style="font-size: 24px; line-height: 28px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: center;">
<strong style="font-size: 14px; line-height: 20px;">Oleh: </strong></h2>
<h2 class="_5clb" style="font-size: 24px; line-height: 28px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: center;">
<strong style="font-size: 14px; line-height: 20px;">Asy-Syaikh Al-Hafizh As-Sayyid Shohibul Faroji Azmatkhan</strong></h2>
</div>
<div class="_5k3v _5k3w clearfix" style="background-color: white; color: #141823; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px; margin-top: 16px; word-wrap: break-word; zoom: 1;">
<br />
<br />
<blockquote style="border-left-color: rgb(221, 221, 221); border-left-style: solid; border-left-width: 5px; margin: 0px; padding: 0px 15px;">
”Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” (QS. Al Ahzab: 21)</blockquote>
<br />
Al-Amin adalah gelar Rasulullah yang artinya "AMANAH" atau "DAPAT DIPERCAYA".<br />
<br />
Adapun fakta-fakta Rasulullah merupakan pribadi yang amanah adalah:<br />
<br />
<ol style="padding: 0px 10px 0px 25px;">
<li><strong>Tahun 577-578 Masehi (Saat usia Nabi Muhammad 7-8 tahun)</strong>, telah dididik sifat "AMANAH" oleh Kakeknya, As-Sayyid 'Abdul Muthallib bin Hasyim untuk mengikuti kafilah perdagangan di 3 Pasar Besar, yaitu: Pasar Ukaz Kuno, Pasar Mujannah, dan Pasar Dzu Majaz. Abdul Muthallib adalah Imam (Pemimpin) dari 3 pasar Tersebut. Rasulullah pertama kali mendapatkan pelajaran berdagang dari kakek kandungnya, tentang arti AMANAH dalam berdagang dan bahaya riba. Gelar Al-Amin sudah disematkan di belakang nama Nabi Muhammad kecil.</li>
<li><strong>Tahun 579-584 Masehi (Saat usia Nabi Muhammad 9-11 tahun)</strong>, Nabi Muhammad diasuh oleh pamannya yang bernama As-Sayyid Abu Thalib bin Abdul Muthallib bin Hasyim. ABu Thalib menggantikan posisi 'Imam' di 3 pasar besar Pasar Ukaz Kuno, Pasar Mujannah, dan Pasar Dzu Majaz. Ketika usia Nabi Muhammad bin Abdullah masih 9-11 tahun, beliau belajar berdagang, dengan kurikulum: mengenal barang-barang perdagangan yang halal, adab-adab pasar, kejujuran dalam berdagang, amanah dalam berdagang, akad perdagangan yang benar, dan tentang bahaya riba.</li>
<li><strong>Tahun 583 Masehi (Saat usia Nabi Muhammad 12 tahun)</strong>. Nabi Muhammad yang masih anak-anak ini mengikuti Kafilah Perdagangan Antar Negara yang dipimpin oleh pamannya, As-Sayyid Abu Thalib bin Abdul Muthallib ke Suriah. Saat perjalanan kafilah ini, Muhammad dan Abu Thalib bertemu dengan Bakhira (seorang Ulama Eskatologi yang hafal kitab-kitab Injil, Zabur dan Taurat), ulama ini melihat tanda-tanda kenabian pada diri seorang Nabi Muhammad yang masih anak-anak. Dan Bakhira berpesan kepada Abu Thalib agar menjaganya karena kelak ia (Nabi Muhammad bin Abdullah) adalah NABI AKHIR ZAMAN dan TIDAK ADA NABI SETELAHNYA. Saat inilah Abu Thalib meyakini dan mengimani bahwa Nabi Muhammad adalah seorang Nabi dan Rasul, meskipun saat itu Nabi Muhammad belum menerima wahyu dari Allah. Abu Thalib dan Bakhira benar-benar beriman akan kenabian dari Nabi Muhammad bin Abdullah. Dan merahasiakan keimanan tersebut, serta merahasiakan BERITA BESAR KENABIAN MUHAMMAD, karena dalam rangkan menyelamatkan Nabi Muhammad dari segala ancaman pembunuhan orang-orang yang dengki dan orang kafir yang tidak menginginkan munculnya Nabi Akhir Zaman.</li>
<li><strong>Tahun 590 Masehi (Usia Nabi Muhammad baru 20 tahun) </strong>Nabi Muhammad mendirikan Hilful-Fudul. Hilful-Fudul merupakan sebuah lembaga yang bertujuan membantu orang-orang miskin dan teraniaya. Keadaan di Makkah pada waktu itu memang sedang tidak kondusif, hal ini karena adanya perselisihan antara suku Quraisy dengan suku Hawazin. Melalui Hilful-Fudûl inilah sifat-sifat kepemimpinan Nabi Muhammad mulai tampak. Melalui aktivitasnya dalam lembaga ini, di samping ikut membantu pamannya berdagang, namanya semakin terkenal sebagai orang yang terpercaya (amanah). Kejujuran yang sudah kental dan melekat erat dalam jiwa Nabi Muhammad saw akhirnya menyebar dengan cepat dari mulut ke mulut. Dengan kejujuran yang dimilikinya, Nabi Muhammad saw akhirnya mampu memperluas relasi dagangnya. Dan dengan kejujurannya itulah, semakin terkenal Nabi Muhammad SAW memperoleh gelar Al-Amin yang artinya orang yang dapat dipercaya.</li>
<li><strong>Tahun 595 Masehi (Usia Nabi Muhammad 25 tahun)</strong>, Nabi Muhammad berhasil menjadi Pedagang yang sangat Kaya Raya. Dalam sebuah riwayat yang shahih, konon saat usia 25 tahun inilah harta Nabi Muhammad mencapai 6.820.000 dinar dan 17.215 dirham. Riwayat ini secara hitungan keuntungan dagang sangat masuk akal, karena start perdagangan Nabi Muhammad adalah usia 7 tahun, jika usia 25 tahun menjadi manusia TERKAYA, sangatlah wajar, karena ada proses 18 tahun Nabi Muhammad sangat aktif di Perdagangan dan di pasar-pasar Besar saat itu. Nabi Muhammad menjadi sebuah "BRAND PERDAGANGAN" atau "BRAND KAFILAH". Sehingga seorang wanita kaya raya yang bernama KHADIJAH BINTI KHUWAILID mengajukan proposal kerjasama untuk berkongsi dan menanamkan investasi di kafilah dagang "AL-AMIN" milik Nabi Muhammad bin Abdullah. Bahkan Khadijah ini mengutus Maisarah (karyawan laki-laki) untuk mewakilinya mengikuti ekspedisi perdagang Nabi Muhammad ke 17 Pasar yang dipimpin oleh Nabi Muhammad bin Abdullah. Kejujuran dan sifat amanah Nabi Muhammad inilah yang mendorong Khadijah untuk mengajukan lamaran (khitbah) kepada Abu Thalib (Paman Nabi), agar bisa menikahi Muhammad muda yang SUPER KAYA. Dalam riwayat diceritakan bahwa maskawin Nabi Muhammad untuk Khadijah senilai 100 ekor unta muda. Di zaman Nabi, harga seekor unta muda yang kwalitas tinggi adalah 25 dinar atau 250 dirham, maka 100 ekor unta muda sama dengan 25 x 100 = 2.500 dinar emas murni. Subhanallah...sampai saat ini belum ada maskawin (mahar) yang lebih tinggi dari maskawin yang diberikan Rasulullah. Jika kita tengok sejarah pemberian mahar dari Rasulullah kepada para isterinya, tercatat: (1) Mahar untuk Khadijah 2.500 dinar atau 25.000 dirham, (2) Mahar (maskawin) untuk Aisyah 500 dirham, berdasarkan hadis dari Abi salamah berkata: Aku pernah bertanya kepada Aisyah: Berapakah mahar Rasulullah SAW? Ia menjawab: Adalah mahar kepada istri-istrinya itu dua belas setengah uqiyah. Aisya bertanya: Tahukah engkau apakah annasysyu, jadi seluruhnya yaitu lima ratus dirham” (HR Jama’ah kecuali Bukhari dan Tirmidzi), (3) Mahar untuk Ummu Habibah adalah 4.000 dirham, berdasarkan hadis “Dan dari “Urwah dari Umi Habibah, sesungguhnya Rasulullah saw. Telah mengawininya, sedang ia berada di Habasyah yang dinikahkan oleh Najasyi (raja Habasyah) dan ia memberi mahar empat ribu (dirham) serta memberi perbekalan dari dirinya sendiri, ia mengirimnya bersama Syurahbil bin Hasanah dan Rasulullah saw. tidak mengirim apapun kepadanya sedang mahar untuk istri-istrinya (yang lain selain Khadijah) adalah empat ratus dirham” (HR Ahmad dan Nasai). Bagi Muhammad bin Abdullah mahar-mahar untuk para isterinya adalah murah, sebagaimana beliau SAW besabda: “Seorang wanita yang penuh barakah dan mendapat anugerah Allah adalah yang maharnya murah, mudah menikahinya, dan akhlaqnya baik. Namun sebaliknya, wanita yang celaka adalah yang mahal maharnya, sulit menikahinya, dan buruk akhlaqnya.” Jika mahar sebesar itu "MURAH" bagi Nabi Muhammad bin Abdullah. Maka sangat jelas sekali bahwa Nabi Muhammad Saw adalah Manusia yang paling kaya, bahkan Allah sendiri menyebut Nabi Muhammad adalah kaya raya, tidak ada manusia manapun yang disebut ALLAH kaya raya, kecuali hanya 1 orang yaitu Nabi Muhammad, Allah berfirman dalam surah Ad-Dhuha ayat 8: Wawajadaka 'Aa'ilan Fa'aghna (Dan Kami mendapatimu (Muhammad) tidak punya apa-apa, lalu kami jadikan kamu (Muhammad) kaya raya). (QS. Ad-Duha: 8).</li>
<li><strong>Tahun 605 Masehi (Usia Nabi Muhammad 35 tahun)</strong>, Nabi Muhammad saw selain terkenal dengan kejujurannya, beliau juga terkenal dengan memiliki sifat adil dan rasa kemanusiaan yang tinggi. Hal ini dapat dilihat dalam aktivitas beliau di sepanjang sejarah perjuangan islam yang beliau tempuh hingga akhir hayat. Salah satu contoh keadilan yang dilakukan oleh Nai Muhammad saw dapat kita lihat dalam sejarah perbaikan Ka’bah yang rusak karena banjir. Ketika bangunan Ka’bah rusak karena banjir, penduduk Makkah-pun kemudian bergotong-royong untuk memperbaikinya. Saat pekerjaan sampai pada pengangkatan dan peletakan Hajar Aswad ke tempatnya semula, terjadi perselisihan. Masing-masing suku ingin mendapat kehormatan untuk melakukan pekerjaan itu. Akhirnya salah satu dari mereka kemudian berkata, “Serahkan putusan ini pada orang yang pertama memasuki pintu Shafa ini.” Mereka semua berhenti bekerja dan menunggu orang pertama yang akan memasuki pintu Shafa tersebut. Tidak lama setelah itu, tampaklah Nabi Muhammad SAW muncul dari sana. Melihat sosok Nabi Muhammad saw, mereka semua kemudian berseru, “Itu dia Al-Amin, orang yang terpercaya. Kami rela menerima semua keputusannya.” Setibanya ditempat itu, merekapun menceritakan perselisihan yang tengah mereka hadapi. Setelah mengerti duduk perkaranya, Nabi Muhammad SAW lalu membentangkan sorbannya di atas tanah, dan meletakkan Hajar Aswad di tengah-tengah, lalu meminta semua kepala suku memegang tepi sorban itu dan mengangkatnya secara bersama-sama. Setelah Hajar Aswad telah sampai pada ketinggian yang diharapkan, Nabi Muhammad SAW kemudian meletakkan batu itu pada tempatnya semula. Dengan demikian selesailah perselisihan di antara suku-suku tsb dan mereka pun puas dengan cara penyelesaian yang sangat bijak itu. Begitulah akhlak yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad saw sebagai suri tauladan yang baik. Sebuah akhlak yang merupakan realisasi dari kitab suci Al Quran. Maka sudah sepatutnya bagi kita selaku umat muslim untuk menjadikan beliau sebagai satu-satunya uswah dalam kehidupan kita.</li>
<li><strong>Tahun 610 Masehi (Usia Nabi Muhammad 40 tahun)</strong> Wahyu pertama turun kepada Nabi Muhammad dan beliau menjadi nabi sekaligus rasulullah yang terakhir, di usia 40 tahun inilah, Nabi Muhammad fokus pada dakwah Islam, adapun sebagai pedagang, Rasulullah menjadi Pemimpin perdagangan sampai beliau meninggal dunia. Karena dalam Islam ada ajaran tentang Syariat Perdagangan (Fiqih Buyuu', Fiqih Suuq Islam, Fiqih Dinar, Fiqih Mu'amalah, dan lain-lain). Rasulullah adalah Teladan terbaik untuk sistem perdagangan Islam.</li>
</ol>
<br />
<br />
Wallahu A'lamu Bish Shawwab<br />
<br />
<br />
<strong>Referensi:</strong><br />
<ol style="padding: 0px 10px 0px 25px;">
<li>Al-Qur'anul Karim</li>
<li>Imam Bukhari, Kitab Shahih Bukhari</li>
<li>Imam Muslim, Kitab Shahih Muslim</li>
<li>Imam Ahmad, Musnad Ahmad</li>
<li>Imam Nawawi, Tahzhib as-Sirah, sebuah biografi Rasulullah </li>
<li>Imam Adz-Dzahabi, Siyar Alamin Nubala, </li>
<li>Imam Ibn Katsir, Al-Bidayah wa Nihayah, </li>
<li>Imam Ibnu Hajar Al-Asqalani, Fathul Bari , </li>
<li>Imam Ibnul Qayyim Al-Jauziyyah, Zad al-Ma'ad, </li>
<li>Asy-Syaikh Shafiyyurahman al-Mubarakfuri, Raudhatul Anwar, </li>
<li>Michael H. Hart, The 100, , Carol Publishing Group, July 1992, paperback, 576 halaman, ISBN 0-8065-1350-0</li>
<li>Muhammad, prophet of Islam. The Columbia Encyclopedia, Sixth Edition. 2001-07</li>
<li>Martin Lings, Muhammad: Kisah Hidup Nabi berdasarkan Sumber Klasik. Jakarta: Penerbit Serambi, 2002. ISBN 979-3335-16-5</li>
<li>John Esposito (1998). Islam: The Straight Path. Oxford University Press. ISBN 0-19-511233-4. p.18</li>
<li>Bullough, Vern; Brenda Shelton, Sarah Slavin (1998). The Subordinated Sex: A History of Attitudes Toward Women. University of Georgia Press. ISBN 978-0-8203-2369-5. p.119</li>
<li>Reeves, Minou (2003). Muhammad in Europe: A Thousand Years of Western Myth-Making. NYU Press. ISBN 978-0-8147-7564-6. p.46</li>
<li>Watt, M. Aisha bint Abi Bakr. Article at Encyclopaedia of Islam Online. Ed. P.J. Bearman, Th. Bianquis, C.E. Bosworth, E. van Donzel, W.P. Heinrichs. Brill Academic Publishers. ISSN 1573-3912. pp. 16-18</li>
</ol>
</div>
administrator2http://www.blogger.com/profile/08863993415188837777noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-7437626801301800612.post-79503725625729200032015-01-25T09:54:00.002-08:002015-01-25T09:54:30.697-08:00MENJAWAB & MENGKLARIFIKASI FITNAH & PEMBUNUHAN KARAKTER TERHADAP SAYYID SHOHIBUL FAROJI AZMATKHAN & MAJELIS DAKWAH WALISONGO<div class="_4_j7" style="background-color: white; color: #141823; font-family: Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; font-weight: bold; line-height: 18px;">
AssalamuAlaikum …</div>
<div class="mbm _4_j8" style="background-color: white; color: #141823; font-family: Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 18px; margin-bottom: 10px;">
<div class="text_exposed_root text_exposed" id="id_54c52b32ac1492b45501414" style="display: inline;">
<div style="margin-bottom: 4px; margin-top: 4px;">
<br /></div>
<div style="margin-bottom: 4px; margin-top: 4px;">
Bismillahirrahmanirrahim…..</div>
<div style="margin-bottom: 4px; margin-top: 4px;">
<span class="text_exposed_show" style="display: inline;"><br /></span></div>
<div class="text_exposed_show" style="display: inline;">
<div style="margin-bottom: 4px; margin-top: 4px;">
<b>I. </b><b>LATAR BELAKANG FITNAH</b></div>
<div style="margin-bottom: 4px; margin-top: 4px;">
<b><br /></b></div>
<div style="margin-bottom: 4px; margin-top: 4px;">
Berkaitan dengan berbagai pemberitaan yang tersebar di berbagai media internet yang berhubungan dengan pribadi Sayyid Shohibul Faroji Azmatkhan & Majelis Dakwah Walisongo, maka kami atas nama Pengurus Majelis Dakwah Walisongo dan Ikatan Keturunan Raden Fattah Azmatkhan,akan memberikan krarifikasi mengenai adanya informasi simpang siur terhadap sosok beliau. Selama ini yang kami amati ada beberapa blog dan juga grup-grup media sosial yang isinya banyak mendeskriditkan, memfitnah dan membunuh karakter Sayyid Shohibul Faroji Azmatkhan, Majelis Dakwah Walisongo dan juga keluarga besar Raden Fattah.</div>
<div style="margin-bottom: 4px; margin-top: 4px;">
<br /></div>
<div style="margin-bottom: 4px; margin-top: 4px;">
Selama ini fihak keluarga besar Sayyid Shohibul Faroji Azmatkhan dan Majelis Dakwah Walisongo tidak pernah menanggapi apa yang difitnahkan dan dituduhkan kepada beliau dan juga kami, ini semua demi untuk memberikan pembelajaran kepada mereka bahwa kami tidak ingin terjadinya perpecahan antar umat Islam. Sekian tahun Sayyid Shohibul Faroji Azmatkhan, Majelis Dakwah Walisongo dan Juga Keluarga Raden Fattah difitnah, dihujat dan dibunuh karakternya dengan berbagai tujuan dan alasan, dan selama itu pula kami bersabar dan tidak pernah mau menanggapi. Selama ini kami hanya memilih diam, namun bukan berarti kami takut, tapi kami lebih memilih semua itu dengan cara berkarya dan membuktikan apa yang kami kemukakan melalui riset dan penelitian ketimbang kami harus berhadapan dengan debat kusir, caci maki yang tidak berkesudahan.</div>
<div style="margin-bottom: 4px; margin-top: 4px;">
<br /></div>
<div style="margin-bottom: 4px; margin-top: 4px;">
Namun bila melihat kondisi akhir-akhir ini,ternyata serangan demi serangan rupanya tidak berhenti dan justru semakin mengganas. Tuduhan, fitnah, hasutan yang tidak bertanggungjawab rupanya terus dilakukan yang tujuannya adalah pembunuhan karakter, dan sepertinya ini sudah tidak bisa ditolerir lagi. Jika dilihat modus dan motifnya, sepertinya fihak-fihak tersebut menginginkan agar Sayyid Shohibul Faroji Azmatkhan, Majelis Dakwah Walisongo hancur dan tidak bisa berkiprah lagi dalam dunia ilmu pengetahuan islam. Sepertinya ada kekuatan yang sistematis dalam melakukan fitnah-fitnah tersebut, karena sampai sekarang dibeberapa media internet oknum-oknum tersebut seperti bergerak secara bersama-sama dalam melakukan aksinya. oleh karena itu demi untuk meluruskan dan menjawab fitnah-fitnah tersebut, kami akan menjawab informasi-informasi yang telah menghancurkan nama baik dari sosok beliau dan juga organisasi Majelis Dakwah Walisongo.</div>
<div style="margin-bottom: 4px; margin-top: 4px;">
<br /></div>
<div style="margin-bottom: 4px; margin-top: 4px;">
<b>II. </b><b>BENTUK FITNAH</b></div>
<div style="margin-bottom: 4px; margin-top: 4px;">
<b><br /></b></div>
<div style="margin-bottom: 4px; margin-top: 4px;">
1. Menuduh bahwa nasab Sayyid Shohibul Faroji Azmatkhan Palsu</div>
<div style="margin-bottom: 4px; margin-top: 4px;">
2. Bersikap MENYERANG PRIBADI melalui tulisan dibeberapa media internet kepada sosok Sayyid Shohibul Faroji Azmatkhan</div>
<div style="margin-bottom: 4px; margin-top: 4px;">
3. Mencemarkan nama baik Sayyid Shohibul Faroji Azmatkhan & Majelis Dakwah Walisongo</div>
<div style="margin-bottom: 4px; margin-top: 4px;">
<br /></div>
<div style="margin-bottom: 4px; margin-top: 4px;">
<b>III.</b><b>PELAKU FITNAH</b></div>
<div style="margin-bottom: 4px; margin-top: 4px;">
<b><br /></b></div>
<div style="margin-bottom: 4px; margin-top: 4px;">
Orang-orang yang kami ketahui sering melakukan fitnah dan pencemaran nama baik, mereka itu terdiri dari beberapa grup dan juga ada yang bersifat pribadi diantaranya memiliki akun dan dan inisial profil didunia Internet seperti : <b>NAGP/KL/L, AKW, CAK, NAA/M, AZA, JK, KAT, SW, AQA, IBB, AF, MBP. </b>Mereka ini sebagian dahulunya pernah dekat dengan Sayyid Shohibul Faroji Azmatkhan, namun karena tidak sependapat, justru kemudian hari melakukan tindakan-tindakan tidakmenyenangkan seperti yang diungkapkan diatas. Kami tidak tahu apakah mereka ini bergerak secara perorangan atau ada yang membiayai dan mengkomandainya. Yang jelas orang-orang ini sampai saat ini masih terus melakukan fitnahannya.</div>
<div style="margin-bottom: 4px; margin-top: 4px;">
<br /></div>
<div style="margin-bottom: 4px; margin-top: 4px;">
<b>IV.</b><b>TUJUAN</b></div>
<div style="margin-bottom: 4px; margin-top: 4px;">
<b><br /></b></div>
<div style="margin-bottom: 4px; margin-top: 4px;">
1. Sebagai balas dendam pribadi dengan mencari berbagai celah/kelemahan kehidupannya.</div>
<div style="margin-bottom: 4px; margin-top: 4px;">
2. Agar masyarakat tidak percaya kepada beliau dan juga Majelis Dakwah Walisongo terutama dalam bidang ilmu sejarah, Ilmu nasab, Dinar Dirham dan ilmu keagamaan islam lainnya.</div>
<div style="margin-bottom: 4px; margin-top: 4px;">
3. Mengadudomba <b>(Devide Et Impera) </b>antar keturunan Azmatkhan dengan selalui mengkaitkan nama Sayyid Shohibul Faroji Azmatkhan sebagai biang keladinya melalui berbagai tulisan dan komentar.</div>
<div style="margin-bottom: 4px; margin-top: 4px;">
4.Agar Sayyid Shohibul Faroji Azmatkhan dan Majelis Dakwah Walisongo tidak lagi gencar untuk membicarakan ilmu sejarah, Ilmu Nasab, Dinar Dirham, dan ilmu-ilmu lain.</div>
<div style="margin-bottom: 4px; margin-top: 4px;">
5. Agar Sayyid Shohibul Faroji Azmatkhan hancur nama baiknya sehingga nantinya berpengaruh pada organisasi dan pengikut serta murid-muridnya dan orang-orang yang akan mempelajari biografi beliau.</div>
<div style="margin-bottom: 4px; margin-top: 4px;">
<br /></div>
<div style="margin-bottom: 4px; margin-top: 4px;">
<b>V. </b><b>SIKAP & JAWABAN KAMI :</b></div>
<div style="margin-bottom: 4px; margin-top: 4px;">
<b><br /></b></div>
<div style="margin-bottom: 4px; margin-top: 4px;">
1.<b>Bahwa Kampanye Hitam</b> yang menyerang, menyudutkan Sayyid Shohibul Faroji Azmatkhan adalah bentuk <b>PEMBUNUHAN KARAKTER</b> terhadap sosok Ulama Nusantara dan itu adalah merupakan <b>FITNAH (SPAM)</b>.</div>
<div style="margin-bottom: 4px; margin-top: 4px;">
<br /></div>
<div style="margin-bottom: 4px; margin-top: 4px;">
2. Bahwa blog-blog tertentu yang mengkritisi dan menuduh profil dan nasab Sayyid Shohibul Faroji Azmatkhan palsu adalah <b>Blog Illegal (SPAM)</b> dan orang-orang yang mempunyai blog tersebut tidak berhak menilai dan menghakimi nasab orang lain, karena dia bukan ahli nasab, dia bukan ahli sejarah. Dalam urusan Kesultanan Palembang Darussalam salah satu oknum tersebut juga bukan Pengurus Dzurriyah Kesultanan Palembang. Sedangkan Ketua Umum Himpunan Dzurriyah Kesultanan Palembang yang sah adalah Sultan Iskandar Mahmud Baddaruddin. Sejak tahun 2004 Sultan Iskandar Mahmud Baddaruddin adalah Ketua Umum Himpunan Dzurriyah, dan beliau ini sudah memberikan pernyataan jika nasab Sayyid Shohibul Faroji Azmatkhan adalah benar.</div>
<div style="margin-bottom: 4px; margin-top: 4px;">
<br /></div>
<div style="margin-bottom: 4px; margin-top: 4px;">
3. Bahwa mereka yang selama ini memfitnah,menyudutkan dan mencemarkan nama baik Sayyid Shohibul Faroji Azmatkhan & Majelis Dakwah Walisongo <b>adalah manusia-manusia yang lebih banyak bersikap emosional seperti provokatif & agitatif </b>daripada menampilkan keilmuannya, sehingga apapun yang dikemukakan isinya selalu bersifat tendensius, subyektif dan berisikan pendapat yang tidak profesionaldan tidak Proporsional.</div>
<div style="margin-bottom: 4px; margin-top: 4px;">
<br /></div>
<div style="margin-bottom: 4px; margin-top: 4px;">
4. Bahwa mereka yang gemar melakukan fitnah tersebut, diindikasikan banyak yang tidak mengikuti tingkah laku & akhlaknya Rasulullah SAW. Dalam bidang keilmuan, mereka ini juga sering sekali tidak menggunakan SANAD yang selama ini dipegang teguh oleh keluarga besar keturunan Rasulullah SAW, terutama dalam beberapa kajian keilmuan sepertii lmu sejarah, ilmu nasab dan ilmu-ilmu agama yang lainnya.</div>
<div style="margin-bottom: 4px; margin-top: 4px;">
<br /></div>
<div style="margin-bottom: 4px; margin-top: 4px;">
Demikianlah jawaban kami, semoga jawaban kami ini dapat difahami semua fihak agar kiranya fitnah-fitnah yang beredar selama ini bisa disikapi secara jernih dan bijaksana.</div>
<div style="margin-bottom: 4px; margin-top: 4px;">
<br /></div>
<div style="margin-bottom: 4px; margin-top: 4px;">
<b>Atas Nama Pengurus Majelis Dakwah Walisongo</b></div>
<div style="margin-bottom: 4px; margin-top: 4px;">
<br /></div>
<div style="margin-bottom: 4px; margin-top: 4px;">
<b>Iwan Mahmud Al Fattah Azmatkhan</b></div>
</div>
</div>
</div>
Unknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-7437626801301800612.post-69344956801707375372014-06-16T21:02:00.002-07:002015-04-09T17:24:27.033-07:00Resensi Buku The Return Of Dinar Dirham<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhHYYP3XWLny8TyXxH3P3fkH7Ch59I_bdx3ak29XBwD1pP49Bz-WNyOr5SF49JtH-x74NGSmmrSX0Lb7bwg-mx9bPc7M2Jlo-7zVuyI0zvSSyINgEg36d1_4AxmD6sGUHNzyk1zTtjujdE/s1600/THE+RETURN+OF+DNDs.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhHYYP3XWLny8TyXxH3P3fkH7Ch59I_bdx3ak29XBwD1pP49Bz-WNyOr5SF49JtH-x74NGSmmrSX0Lb7bwg-mx9bPc7M2Jlo-7zVuyI0zvSSyINgEg36d1_4AxmD6sGUHNzyk1zTtjujdE/s1600/THE+RETURN+OF+DNDs.jpg" height="320" width="226" /></a></div>
<br style="background-color: white; color: #37404e; font-family: Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13.63636302947998px; line-height: 20px;" />
<span style="background-color: white; color: #37404e; font-family: Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13.63636302947998px; line-height: 20px;">Identitas Buku</span><br />
<span style="background-color: white; color: #37404e; font-family: Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13.63636302947998px; line-height: 20px;">Judul : The Return Of Dinar Dirham</span><br />
<span style="background-color: white; color: #37404e; font-family: Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13.63636302947998px; line-height: 20px;">Pengarang : Asy-Syaikh As-Sayyid Shohibul Faroji Azmatkhan Al-Hafizh</span><br />
<span style="background-color: white; color: #37404e; font-family: Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13.63636302947998px; line-height: 20px;">Penerbit : Majelis Dakwah Walisongo & Muamalah College</span><br />
<span style="background-color: white; color: #37404e; font-family: Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13.63636302947998px; line-height: 20px;">Pencetak : PT. Sabiq</span><br />
<span style="background-color: white; color: #37404e; font-family: Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13.63636302947998px; line-height: 20px;">Tahun terbit : cetakan pertama 2014</span><br />
<span style="background-color: white; color: #37404e; font-family: Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13.63636302947998px; line-height: 20px;">Tebal halaman : 470 halaman</span><br />
<span style="background-color: white; color: #37404e; font-family: Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13.63636302947998px; line-height: 20px;">Ukuran buku : 14 x 12 cm</span><span class="text_exposed_show" style="background-color: white; color: #37404e; display: inline; font-family: Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13.63636302947998px; line-height: 20px;"><br />Harga : Rp 100.000,-<br /><br />Dinar dirham hadir kembali. Para praktisi keuangan di seluruh dunia menyerukan kehadirannya kembali demi memulihkan mata uang yang kokoh dan syar’i yang dicontohkan oleh 124.000 Nabi dan Rasul. Kita harus menerapkan seruan Allah yaitu dinar dirham. Karena dinar dirham adalah salah satu senjata untuk memberantas riba, sebagaimana Imam ‘Ali bin Abi Thalib berkata, “Sumber kerusakan di alam semesta adalah merajalelanya praktek riba”<br />The Return Of Dinar Dirham adalah buku panduan praktisi muamalah Islam karya Asy-Syaikh As-Sayyid Shohibul Faroji Azmatkhan Al-Hafizh, ditulis tahun 2014 yang menjelaskan tentang bahaya riba dari berbagai sudut pandang, yaitu pandangan dalil-dalil syar’i (Al-Qur’an, As-Sunnah, Ijma’ Shahabat dan Qoul Fuqoha). Penulis juga menjelaskan macam-macam riba, hal yang menimbulkan terjadinya riba, contoh praktik riba, dampak riba dan sejarah munculnya riba.<br />Penulis juga memaparkan dengan lugas dan jelas agar berhati-hati dalam menerapkan dinar dirham, karena jika tidak berhati-hati, bisa jatuh dalam praktek riba juga. Dalam hal ini penulis menjelaskan dinar dirham yang termasuk dalam kategori riba yaitu: dinar dirham yang menyimpang dari petunjuk Al-Qur’an, bertentangan dengan petunjuk dan sunnah Rasulullah, bertentangan dengan amal Madinah, yaitu amal Nabi Muhammad dan para sahabatnya. Penulis juga menjelaskan tentang ribanya uang kertas dalam perspektif fiqih, ekonomi mikro dan makro, ilmu mata uang, konspirasi Yahudi Zionis dan dalam perspektif sistem demokrasi.<br />Penulis juga memaparkan ilmu koin dinar dirham, seperti sejarah koin dinar dirham, pecahannya, cara menakar kadar dan menimbang beratnya, juga cara mendesain dinar dirham dan mencetaknya. Dikupas dan dijelaskan berdasarkan sanad yang didapat dari penulis.<br />Penulis juga menjelaskan secara detail kronologi sejarah dinar dirham sejak periode 5767 SM sampai sekarang ini. Yang membuktikan bahwa dinar dirham adalah satu paket dengan keberadaan manusia sebagai khalifah fil ardhi.<br />Penulis juga menjelaskan dinar dirham dalam perspektif ilmu tafsir, hadits-hadits, fiqih perbandingan sembilan madzhab, dan aplikasi dinar dirham dalam pasar-pasar Islam, masjid, perdagangan, baitulmal, zakat, Kesultanan Islam, dan Khilafah Islam. Serta juga diterangkan tentang dosa-dosa dan hukuman bagi orang-orang yang menimbun dinar dirham untuk menghalangi praktek muamalah Islam.<br />Asy-Syaikh As-Sayyid Shohibul Faroji Azmatkhan Al-Hafizh (lahir di Banyuwangi, Jawa Timur, 13 Juni 1977). Berpendidikan pesantren Al-Qur’an, dan kuliah di beberapa universitas, serta belajar dengan banyak ulama dalam dan luar negeri yang memiliki sanad keilmuan yang bersambung kepada Rasulullah. Banyak karya tulis yang ditulis olehnya, baik yang sudah diterbitkan secara umum, maupun untuk kalangan terbatas. Ia menulis sejak tahun 1999, tulisan pertama adalah Tafsir Ma’rifatullah.<br />Buku ini ditulis berdasarkan sumber-sumber yang didapatkan dari para guru yang menjadi sanad bagi keilmuannya. Sudut pandang penulis dalam menjelaskan dinar dirham adalah dikembalikan pada perspektif Al-Qur’an, Hadits, fiqih, ushul fiqih, dan ilmu dinar dirham bersanad dengan tujuan untuk memberikan wawasan bahwa dinar dirham harus sesuai dengan Syari’at Islam. Karena ia bukan sekedar alat tukar, namun ia merupakan standar zakat, standar muamalah Islam, standar keuangan Islam dan standar nilai.<br />Kelebihan buku ini adalah bahasa yang digunakan mudah dipahami dan dimengerti oleh pembaca. Buku ini menggunakan banyak sudut pandang sekaligus yang jarang dilakukan oleh penulis lainnya. Dan buku ini ditulis dengan sanad keilmuan. Sanad merupakan ruh bagi khazanah keilmuan Islam.<br />Kekurangan dalam buku ini adalah ditulis secara global atau secara umum saja, karena buku ini merupakan intisari dari buku Ensiklopedi Dinar Dirham yang ditulis beberapa volume, oleh penulis yang sama.<br />Semoga buku ini bermanfaat bagi umat Islam, khususnya bagi praktisi dan pengamal dinar dirham, agar selalu terbimbing di jalan yang benar, yaitu Dînul Islam.</span>administrator2http://www.blogger.com/profile/08863993415188837777noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-7437626801301800612.post-49096022185008348812013-11-14T15:13:00.003-08:002015-04-09T17:12:32.691-07:00CHRISTIAN SNOUCK HURGRONJE, INILAH ORANG YANG MERUSAK NASAB & SEJARAH ISLAM DI INDONESIA<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13.333333969116211px; line-height: 15.989583969116211px;">
<h2 style="font-size: 13px; line-height: 16px;">
Oleh:</h2>
<h2 style="font-size: 13px; line-height: 16px;">
Iwan Mahmoed AL-Fattah Azmatkhan</h2>
<h2 style="font-size: 13px; line-height: 16px;">
</h2>
<h2 style="font-size: 13px; line-height: 16px;">
Anda tentu masih ingat, ketika kita masih Di SD dimana sering sekali kita mendapatkan materi tentang Keislaman dari guru agama Islam maupun guru sejarah khususnya pada topik penyebaran Islam di Indonesia. Dalam setiap materi yang diajarkan oleh guru-guru itu kita hal yang tidak asing dan sangat akrab ditelinga kita bahwa "ISLAM DIBAWA KE INDONESIA MELALUI PEDAGANG-PEDAGANG GUJARAT INDIA". Dengan begitu PDnya guru guru kita pada waktu itu menjelaskan tentang teori yang satu ini, dan hampir dapat dipastikan bahwa teori-teori yang lain harus tersingkir dalam sejarah masuk dan berkembangnya Islam ini..</h2>
</div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13.333333969116211px; line-height: 15.989583969116211px;">
<div style="line-height: 16px; padding: 0px;">
<br /></div>
<div style="line-height: 16px; padding: 0px;">
Dalam buku "POLITIK BELANDA TERHADAP ISLAM DAN KETURUNAN ARAB DI INDONESIA, yang disusun oleh Sayyid Hamid AL Qadri halaman 11 dan 12 , Sayyid Hamid mengatakan bahwa "teori tentang masuknya Islam Di Indonesia lewat India,adalah teorinya Snouck, Dan ia terkenal sangat gigih dalam membuktikan bahwa Agama Islam masuk ke Indonesia melalui jalur India ini, dengan mengatakan <em>"bukan orang-orang arab yang memasukkan agama Islam di Indonesia, tetapi orang India". A</em>kibat adanya teori yang satu ini banyak akhirnya fihak yang memandang bahwa Arab sama sekali tidak mempunyai sumbangsih apapun dalam perkembangan Islam. Kenapa ia begitu ngotot menyebarkan teori yang menyesatkan ini, tidak lain dan tidak bukan ia ingin memutus mata rantai hubungan antara Indonesia dan Arab, kenapa demikian? karena selama Ini fihak Belanda sangat kesulitan dalam menundukkan pejuang-pejuang Islam terhadap tirani kekuasaan mereka. Hubungan antara Arab dan Indonesia menjadi sangat serius dimata mereka, karena secara umum banyak orang Indonesia serta tokoh tokoh Islamnya mempunyai hubungan yang kuat, baik lewat Syarif Syarif Mekkah maupun pada saat mereka musim haji, apalagi pada musim haji ratusan tahun yang lalu banyak orang Indoenesia yang bermukim di kawasan timur tengah, sehingga dengan adanya interaksi ini sering membawa perubahan cara berfikir terutama dalam menyikapi penjajahan. Dan satu-satunya negara yang membuat repot para penjajah khususnya Belanda ini adalah Indoneisa. Negara-negara Penjajah dinegeri lain tidaklah terlalu repot menghadapi koloni-koloninya, walaupun koloni-koloni tersebut banyak yang negara Islam, memang koloni koloni itu ada pula perlawanan, namun secara umum kondisinya banyak yang adem ayem, ini berbeda dengan Indonesia, yang setiap beberapa tahun selalu timbul perlawanan diberbagai wilayah. Kenapa bisa terjadi perlawanan-perlwanan itu, tidak lain dan tidak bukan karena peran ulama-ulama yang mempunyai hubungan yang kuat dan mendapat pengaruh dari arab, baik secara sanad keilmuan maupun secara nasab. Adanya hubungan inilah sering menyebabkan kesadaran untuk berjuang, terutama umat Islamnya. Apalagi pada masa itu kekuasaan di Arab, khususnya Makkah dan MAdinah masih kuat memegang faham Ahlussunnah wal jamaah yang memiliki kesamaan dengan bangsa ini. Syarif Syarif Mekkah pada masa itu adalah masih satu nasab dihampir sebagian ulama-ulama kita. Dunia arab sedari dulu memang sangat akrab dengan Nusantara ini, tidak hanya dimulai dari abad 13, sd 15, tapi jauh sejak masa Sayyidina Usman hubungan Arab dan Nusantara sudah terjalin. beberapa penyebar Islam di Aceh banyak dari keturunan Arab. Salah satu penyebar agama Islam di JAwa juga berasal dari Arab yaitu Walisongo. Secara nasab dan budaya mereka adalah keturunan Arab dan hampir dapat dipastikan bahwa pengaruh mereka tidaklah kecil, mereka bukanlah "figuran" dalam sejarah bangsa ini, mereka justru adalah aktor utama dalam berkembangnya Islam Di Nusantara ini..</div>
<div style="line-height: 16px; padding: 0px;">
<br /></div>
<div style="line-height: 16px; padding: 0px;">
Hubungan yang mesra antara Ulama Indonesia dengan Arab inilah yang salalu membuat belanda ketir ketir, karena perlawanan yang dipimpin oleh ulama ini sangat ditakuti, karena mereka sudah memegang prinsip JIHAD FI SABILILLAH..Sesuatu prinsip yang paling ditakuti dalam konsep perang dimanapun berada, karena konsep ini tidak memikirkan kematian, justru konsep ini tujuannya adalah menyongsong kematian dengan ridho Allah, sehingga ketika berperangpun mereka sudah tidak berfikir untuk mati atau luka..Mulai dari perang Palembang dengan Sultan Mahmud Badarudin, Perang Diponegero, Perang Banjarmasin, Perang Aceh, hampir semuanya membuat fihak Belanda kewalahan dan nyaris membuat kas mereka bangkrut. Oleh karena itu untuk mengatasi hal-hal seperti ini maka Fihak Belandapun berfikir keras dengan mencari akal dengan mengadakan penelitian agar perlawanan-perlawanan itu bisa dipadamkan, maka akhirnya melalui salah seorang Politikus mereka yaitu "TUAN BESAR " Snouck ini dimulailah proyek penelitian untuk melemahkan perlawanan Islam. Snouck menurut saya adalah seorang Politikus ketimbang sebagai ilmuwan. Karena seorang ilmuwan sejati tidak akan pernah mengorbankan dirinya demi politik kekuasaan. Sehingga karena perannya sebagai poltikus, sudah tentu apa yang dilakukannya hanya untuk kekuasaan dan langgengnya kekuasaan kolonialis negaranya. Sebagai seorang politikus (walaupun dibingkai dengan gelar akademis) cara-cara licik selalu dia terapkan. Mulai dari pura-pura masuk Islam dan berganti nama menjadi Abdul Gaffar, kemudian pergi haji dan menetap disana sambil pura-pura belajar agama Islam kepada beberapa ulama, sehingga mampu mengecoh beberapa ulama disana. Manusia yang licik ini bahkan sempat bertemu dengan Syekh Nawawi Al Bantani yang merupakan ulama besar dunia dan Ulama Kebanggaan Nusantara, sekaligus guru dari ulama-ulama Indonesia. Semua kehidupan dan hubungan ulama-ulama mekkah dengan putra-putra Indonesia mendapatlkan perhatian serius dari manusia yang satu ini. ABDUL GAFFAR palsu ini pura-pura hidup sebagai seorang muslim dan mempelajari bagaimana hubungan Syekh Nawawi dengan para pelajar Indonesia. selain Syekh Nawawi, ulama-ulama Indonesia yang mukim di Mekkah tidak luput dari penyelidikannya Seperti Syekh Ahmad Khotib Al Minangkawabawi, Syekh Ahmad Khotib Sambas, Syekh Abdul Ghani Bima, dan lain-lain. Setelah selesai dalam “penelitiannya” kemudian Tuan Snouck kembali pulang kenegaranya dan kembali menjalani kehidupanya dan masuk agamanya kembali.</div>
<div style="line-height: 16px; padding: 0px;">
<br /></div>
<div style="line-height: 16px; padding: 0px;">
Melalui penelitian Snouck inilah akhirnya Belanda menjadi tahu titik lemah perlawanan para pejuang Islam, tidak lama setelah kedatangannya di Belanda, Snouck melaporkan semua hasil “penelitiannya”. Fihak Belanda mulai menerapkan usulan-usulan dari Snouck demi melemahkan perlawanan Islam. Teori-teori yang seolah-olah Ilmiah ini terus disebarkan dan didengungkan keberbagai forum, hubungan antara ulama, pelajar, dan rakyat dipisahkan. Hubungan dengan kaum priyayi/bangsawan kerajaan setempat diperkuat tapi demi untuk kepentingan mereka. Belanda juga mulai memutus hubungan antara ulama Indonesia dengan ulama Mekkah. Sedapat mungkin peran ulama betul-betul mereka injak dan mereka pinggirkan baik lewat politik apalagi lewat kajian-kajian ilmiah, tidak heran pasca gerakan snouck ini bermuncullanlah para "ilmuwan-ilmuwan" dari fihak kolonialis ini yang kerjanya mencari titik lemah sejarah perkembangan islam dengan selalu menjungkirbalikkan fakta-fakta yang ada. Mungkin tidak semua, namun karena kebanyakan mereka hidup dibawah ketiak negaranya, maka banyak dari mereka yang bersedia "menghambakan" dirinya demia kekuasaan semata. Anehnya dengan adanya fakta seperti ini, sampai sekarang masih saja orang Indonesia masih memakai teori ini bahkan banyak dari mereka yang bahkan kagum dengan sosok yang licik ini, padahal hancurnya perlawanan islam di Nusantara, terutama perang Aceh adalah karena peran licik dari seorang yang mengaku sebagai akademisi dan ilmuwan, padahal sebenarnya ia adalah seorang politikus licik yang memang sering menggunakan cara-cara apapun, apalagi politikus politikus yang dibiayai demi kepentingan Kolonial..</div>
</div>
administrator2http://www.blogger.com/profile/08863993415188837777noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-7437626801301800612.post-41576164278089012642013-11-14T15:11:00.001-08:002015-04-09T17:12:59.934-07:00Imam Ahmad Al-Muhajir bin Isa Ar-Rumi<div style="background-color: white; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14.44444465637207px; line-height: 20px;">
<h2 style="font-size: 13px; margin: 0px; padding: 0px;">
<span style="color: #333333; font-size: 24px; line-height: 28px;">IMAM AHMAD AL MUHAJIR BIN ISA AR RUMI (Bapak Biologi, Idiologi, dan Ruhani Ulama Walisongo dan Sultan- Sultan Azmatkhan)</span></h2>
<h2 style="font-size: 13px; margin: 0px; padding: 0px;">
</h2>
<h2 style="font-size: 13px; margin: 0px; padding: 0px;">
Imam Ahmad Al Muhajir..bila disebut nama ini, bagi orang orang yang terbiasa bergaul dengan komunitas ahlul bait terutama kaum alawiyin, pasti sudah tidak asing lagi. Para pecinta ahlul bait di Jakarta maupun seluruh Nusantara, pasti tidak asing dengan nama yang satu ini. Nama ini adalah sebuah nama wajib yang harus disebut dalam setiap pembacaan doa maupun acara-acara keagamaan. Dalam pengalaman saya mengikuti kegiatan maulid, khaul, Isra Mi'raj yang dilaksanakan oleh para habaib maupun kyai-kyai di Jakarta, nama Imam Ahmad Al Muhajir pasti disebut. Dari Tahun 1989 s/d tahun 2000an, ketika saya sering mengikuti kegiatan-kegiatan rutin yang diadakan majelis-majelis besar Di Jakarta ini, nama Imam Ahmad Al Muhajir masih terus abadi dan sering disebut-sebut sebagai orang pertama dalam urutan kaum alawiyin dalam pemberian doa dan fatehah. Bukan itu saja bahkan penyebutan nama beliau sudah bukan milik para ahlul bait kalangan alawiyin lagi, penyebutan nama beliau bahkan sudah merata bagi kalangan majelis taklim atau majelis-majelis keagamaan di seantero jakarta bahkan Nusantara ini. Tidak menyebut nama beliau, rasanya seperti tidak sah saja dalam setiap kegiatan. Saya sendiri dalam setiap doa, sebelumnya selalu menyebut nama beliau ini, tanpa saya sadari (mungkin ini karena ajaran guru guru saya dulu) nama beliau pasti selalu saya sebut, bahkan beberapa hari yang lalu ketika sahabat saya yang seorang ustad memimpin pembacaan ratib haddad, beliau saya tegur dengan nada bercanda, saya katakan kepada sahabat saya itu, "kok nama Imam Ahmad Al Muhajir gak disebut", begitu mendengar kalimat ini, teman saya kaget dan baru sadar dan senyum, dia menjawab, "wah, kok ana bisa lupa ya, padahal nama Imam Ahmad selalu ana sebut". Dulu saya pernah bertanya-tanya, siapa Imam Ahmad Al Muhajir ini? Mengapa namanya tidak lekang oleh waktu dan selalu tidak terlupakan dalam kegiatan-kegiatan keagamaan yang dilakukan umat Islam Di Jakarta maupun di Nusantara ini yang memang mayoritas sering mengadakan tradisi maulid, Khaul dan kegiatan-kegiatan agama lain.</h2>
</div>
<div style="background-color: white; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14.44444465637207px; line-height: 20px;">
Begitu eratnya nama ini pada masyarakat Islam yang sering mengadakan kegiatan-kegiatan keagamaan, sampai-sampai banyak fihak yang berusaha mempelajari biografi dari seorang Imam Ahmad Al Muhajir, salah satunya adalah KH Abdoellah bin Nuh, seorang ulama international Indonesia, kecintaan beliau akan ahlul bait didedikasikan dengan membuat buku Al Imam Ahmad Muhajir.. Saya sendiri berusaha keras untuk mempelajari biografi tokoh yang fenomenal ini, sepertinya magnet dari beliau ini sangat luar biasa. Tidak mungkin bila nama seorang disebut bila tidak mempunyai jasa yang besar. Tidak mungkin namanya abadi bila dakwahnya tidak berhasil. Setiap nama yang disebut terus menerus, bahkan hampir seribu tahun, pasti nama dan kedudukan orang itu sangat istimewa, contohnya seperti Syekh Abdul kodir Jaelani. Penulisan sejarah tentang Imam Ahmad Al Muhajir ini bahkan dapat dikatakan sangat banyak, hanya saja untuk edisi Indonesia masih terbatas, yang banyak adalah edisi bahasa arab, kebanyakan orang menulis dalam edisi bahasa Indonesia masih menulis figur-figur yang sudah melekat kuat di bangsa ini, seperti Syekh Abdul Kodir Jaelani. Namun betapapun demikian, jasa dan peranan dari Imam Ahmad al Muhajir tidaklah kalah dari saudara senasabnya itu..Ya kedua-duanya adalah zuriah dan permata dari Rasulullah SAW, hanya saja yang satu di bagdad yang satu lagi di Hadramaut Yaman. Namun sebenarnya sebelum Imam Ahmad menetap di Hadramaut beliau pernah ditinggal di Basrah Irak, namun karena fitnah terhadap Ahlu Bait makin menggila akhirnya beliau memutuskan hijrah ke Hadranmaut Yaman untuk berdakwah, bukan menyingkir karena takut!. sekali lagi beliau hijrah dari basrah ke Hadramaut Yaman karena memang untuk berdakwah. Nama Al Muhajir sendiri berarti BERPINDAH. beliau berpindah dari Basrah ke Yaman, Kepindahan beliau dari Basrah ke Yaman ini akhirnya dinisbatkan dengan namanya, yaitu Imam Ahmad AL Muhajir.<br />
<br />
Imam Ahmad dalam sebagian kecil biografinya, seperti yang ditulis Faris Khorirul Anam Lc dalam bukunya yang berjudul AL IMAM MUHAJIR (Leluhur Walisongo dan Habaib di Indonesia) dalam pendahuluan bukunya mengatakan bahwa Imam Ahmad adalah pembesar (kibar) dari keturunan Rasulullah SAW. Ini artinya kedudukan beliau mempunyai pengaruh yang kuat pada keluarga besar ahlul Bait Nabi Muhammad SAW khususnya keturunan dari jalur beliau ini. Karena dari beliaulah telah lahir puluhan ribuan ulama keturunan beliau yang banyak menyebar keseluruh dunia, termasuk walisongo!!. Ya Imam Ahmad Al Muhajir adalah salah satu nenek moyangnya walisongo. Tidak hanya walisongo, Imam Ahmad Al Muhajir juga merupakan leluhurnya sebagian para sultan di Nusantara. Imam Ahmad Al Muhajir bukan hanya leluhurnya para habaib yang datang pada abad 18, namun ia juga merupakan leluhurnya walisongo, sebagian sultan di nusantara, dan ia juga merupakan leluhurnya sebagian ulama di Nusantara. Sebagian yang disebut-sebut ini nasabnya banyak yang kembali kepada Imam Ahmad Al Muhajir. Dalam catatan-catatan zuriat keturunan walisongo dan sebagian para sultan-sultan serta ulama-ulama dibeberapa daerah, kebanyakan nasab mereka, salah satu leluhurnya adalah Imam Ahmad Al Muhajir. Imam Ahmad Al Muhajir sendiri adalah leluhur ke 9 dari Sayyid Abdul Malik Azmatkhan yang merupakan nenek moyangnya walisongo, sebagian sultan-sultan dan ulama-ulama keturunan Azmatkhan. Sayyid Abdul Malik Azmatkhan sendiri adalah keturunan ke 9 dari Imam Ahmad Al Muhajir. Sayyid Abdul Malik bahkan dibelakang namanya sering dinisbatkan dengan nama Al Muhajir, mirip dengan datuknya Imam Ahmad Al Muhajir. Adanya hubungan nasab antara Sayyid Abdul Malik dan Imam Ahmad Al Muhajir inilah semakin memperkuat hubungan batin antara walisongo dengan seluruh Zuriah alawiyin. Dalam berbagai catatan nasab ulama yang menekuni nasab ahlul bait, banyak yang menyatakan bahwa Sayyid Abdul Malik memang bernasabkan kepada Imam Ahmad Al Muhajir karena ayah dari Sayyid Abdul Malik adalah Sayyidina Alwi Ammil faqih yang merupakan salah satu paman dari Al Imam Al Faqih Muqaddam (Sayyidina Muhammad bin Ali Baalawy). Al Imam Faqihil Muqoddam adalah pemuka alawiyin dari jalur sayyidina Ali (adik Sayyidina Alwi Ammil Faqih), sedangkan Sayyid Abdul Malik pemuka alawiyin dari jalur Sayyidina alwi ammil faqih (kakak dari sayyidina Ali). Artinya Sayyid Abdul Malik adalah sepupuan dengan Al Faqihil Muqaddam. Antara Sayyid Abdul Malik bin Alwi Ammil Faqih dan Al Imam Faqihil Muqoddam Muhammad bin Ali Baalawy adalah pemuka alawiyin. kedua-duanya banyak menurunkan ulama besar. Al Imam Faqihil Muqaddam sendiri banyak menurunkan marga atau Fam dalam jumlah kurang lebih 115 fam, sedangkan sayyid abdul malik (terutama dari jalur ayahnya Al Imam Alwi Ammil Faqih) hanya menurunkan 15 fam, namun kedua duanya memiliki keturunan yang sangat banyak, keturunan Sayyid Abdul Malik Azmatkhan, bahkan sebenarnya memiliki fam pecahan yang juga tidak kalah banyaknya dan ini terdata dalam kitab nasab Ensiklpedia Nasab Al Husaini, mereka itu menyebar keseluruh dunia, khususnya di kawasan Asia Tenggara dan Asia Selatan.<br />
<br />
Dapat dikatakan bahwa Imam Ahmad Al Muhajir adalah bapak biologis, idiologis, ruhani bagi bangsa ini, bukan hanya para zuriah habaib yang sekarang, namun ia juga bagian penting dari keluarga besar walisongo, sultan sultan, ulama-ulama dan Rakyat Indonesia. Adalah sebuah hal yang wajar bila kita mau mempelajari sosok yang mulia ini. Kalau kita sering menyebut Imam Abdullah bin Alwi Alhaddad, Imam Al Gazali, Imam Nawawi, dan imam-imam yang lain, mengapa pula nama Imam Ahmad Al Muhajir kita tidak sebut, padahal jasanya terhadap bangsa ini luar biasa, melalui keturunannya bangsa ini bisa mengenal Islam, melalui keturunannya bangsa ini bisa berdiri, jadi sudah sewajarnya nama yang satu ini mendapat tempat di hati bangsa Indonesia ini..</div>
administrator2http://www.blogger.com/profile/08863993415188837777noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-7437626801301800612.post-17479635414269898392013-11-14T15:07:00.002-08:002015-04-09T17:15:05.960-07:00Tubagus Syariun bin Tubagus Laytani Azmatkhan (Ulama Betawi)<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14.44444465637207px; line-height: 20px; text-align: center;">
<b>Oleh:</b></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14.44444465637207px; line-height: 20px; text-align: center;">
<b>Iwan Mahmoed Al-Fattah Azmatkhan</b></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14.44444465637207px; line-height: 20px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14.44444465637207px; line-height: 20px;">
RADEN HAJI GURU SYARIUN (KONGRIUN) BIN RADEN LAYTANI AZMATKHAN, ULAMA SUFI DARI TEGAL PARANG MAMPANG PRAPATAN, AZMATKHAN YANG MASTUR DARI BUMI BETAWI</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14.44444465637207px; line-height: 20px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14.44444465637207px; line-height: 20px;">
Beliau adalah guru besarnya untuk masyarakat Tegal Parang dan Mampang Prapatan serta daerah Pancoran Jakarta Selatan pada masa lalu. Tegal Parang, Mampang Prapatan dan Pancoran adalah satu daerah yang yang cukup kuat dengan nilai-nilai Islaminya. Sejak dulu sampai sekarang Tegal Parang dan Mampang Prapatan, dan Pancoran adalah merupakan salah satu basis keislaman Masyarakat Betawi Asli. Selain Condet, Kwitang, Tegal Parang, Mampang Prapatan dan Pancoran dari dulu sudah terkenal atau Mahsyur sebagai gudangnya beberapa ulama Betawi. Mungkin sebagian besar masyarakat Betawi nama GuruMughni (Kuningan), Guru Marzuki (Klender), Guru Mansur, Guru Madjid, Guru Mahmud, Guru Amin, Guru Mujtaba sudah cukup dikenal, namun rupanya ada satu nama yang kiranya tidak kalah pamornya dengan nama-nama yang saya sebut ini, yaitu beliau Raden Guru Syariun bin Raden Laytani yang berasal dari Tegal Parang. Berbicara ulama Betawi yang Azmatkhan, memang sangatlah menarik untuk dibahas, karena mereka-mereka ini jarang diketahui sejarah dan nasabnya, tapi uniknya justru mereka ini sering memberikan pengaruh yang kuat pada masyarakatnya. Saya sengaja mengangkat sosok beliau ini, agar orang-orang Betawi lebih mengenal siapa saja sebenarnya ulama-ulama asli Betawi, terutama ulama Betawi yang merupakan Keturunan Azmatkhan Al Husaini. Ulama Betawi itu tidak hanya didominasi oleh Ahlul Bait dari jalur lain, tapi Keluarga Azmatkhan juga mempunyai putra-putra terbaiknya. Ulama Betawi Keturunan Azmatkhan bila dilacak nasabnya, banyak bertebaran di Betawi ini, namun karena mereka banyak yang menginginkan dirinya Mastur, akhirnya banyak pula dari mereka yang tidak diketahui sejarah dan nasab, namun hal ini juga bisa dimaklumi, karena kebanyakan mereka itu mastur karena berbagai pertimbangan, salah satunya agar mereka tidak diawasi dan diburu oleh penjajah.Seperti yang kita tahu bahwa Penjajah ini paling benci dengan keluarga besar keturunan Walisongo (Azmatkhan) karena dari keturunan Walisongo melalui tokoh-tokohnya sering mengadakan perlawanan-perlawanan. Adanya pengawasan yangketat dari penjajah telah membuat sebagian besar keturunan Azmatkhan lebih memilih Mastur dan jarang menunjukkan dirinya, jika mereka adalah Dzuriah dan Ahlul Baitnya Rasulullah SAW, apalagi wajah mereka banyak yang sudah tidak arablagi.</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14.44444465637207px; line-height: 20px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14.44444465637207px; line-height: 20px;">
Untuk Tulisan kali ini saya akan coba mengangkat sosok Ulama Sufi Betawi yang mastur ini. Mungkin bagi sebagian besarorang Betawi, nama beliau ini jarang dikenal, namun jangan lupa beliau ini sebenarnya adalah seorang ulama besar Keturunan Azmatkhan. Harus diakui bahwa Betawi ternyata tidak hanya menyimpan kehidupan budaya yang kaya, namun dia juga banyak menyimpan data sejarah dan nasab ulama-ulama keturunan Azmatkhan. Maka wajar menurut saya sudah seharusnya sosok beliau ini diangkat dalam bentuk sejarah atau Manaqib agar kelak sejarah itu bisa dibaca oleh anak cucunya dan juga orang-orang yang mencintai ulama serta masyarakat Betawi pada umumnya. Menurut saya beliau ini bisa dikatakan setara dengan ulama-ulama besar Betawi lainnya, karena beliau ini hidup diera ulama-ulama besar Betawi pada masa lalu. Diperkirakan beliau inihidup antara tahun 1850an s/d 1926 atau mungkin bisa saja lebih, karena menurut beberapa keturunannya, beliau wafat dalam usia yang cukup tua, antara 80 s/d 90tahun. Jadi Guru Syariun masih satu zaman dengan ulama-ulama Betawi yang saya sebutkan diatas, belum lagi ulama-ulama besar dari daerah lain seperti Mbah Kholil Bangkalan, Syekh Nawawi Banten, KH Hasyim Asyari. Namun demikian karena kehidupan beliau ini memang cenderung hidupnya sufi dan juga mastur sehingga keberadaan sejarah dirinya jarang diangkat oleh beberapa penulis-penulis sejarah Betawi, padahal jasa beliau dalam dunia dakwah di Betawi, khususnya didaerah Jakarta Selatan seperti tegal Parang, Mampang dan sekitarnya tidaklah kecil.</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14.44444465637207px; line-height: 20px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14.44444465637207px; line-height: 20px;">
Di daerah Tegal Parang, Mampang Prapatan dan Pancoran, sampai sekarang kegiatan-kegiatan Agama Islamnya masih marak. Masjid dapat dikatakan ada dimana-mana. Bisa dikatakan Mampang Prapatan, Tegal Parang, Pancoran adalah daerah yang Islami, Tawuran jarang terdengar, Narkoba juga jarang terlihat, tempat-tempat maksiat juga nyaris tidak terlihat. Daerah-daerah ini lebih banyak Majelis Taklimnya, Masjid-masjid, pemakaman muslim, Lembaga Sosial Islam, Lembaga Pendidikan Islam, dan akitifitas-aktifitas keislaman lainnya. Daerah-daerah kehidupan kekeluargaannya juga masih terjalin cukup dekat. Sekalipun kini banyak pendatang-pendatang dari daerah lain dan banyak berdiri bangunan-bangunan mewah, kesan Keislaman daerah-daerah ini masih sangat kuat. Bahkan beberapa pusat dakwah pada sebagian pemuda muslim pada masa sekarang salah satunya berada di Masjid Al Munawar Pancoran. Memasuki daerah-daerah yang basis keslamannya kuat ini akan terasa nyaman bagi orang-orang yang memilki tingkat ruhani yang baik. Tegal Parang, Mampang Prapatan dan Pancoran mayoritas penduduknya adalah warga Betawi Asli dan memang identik dengan Islam. Setiap waktu masuk Sholat, Adzan dari satu mesjid ke Mesjid saling sambung menyambung. Apalagi jika sudah masuk waktu subuh,suara Adzan didaerah ini betul-betul semarak. Saya sendiri juga heran dengan daerah yang satu ini karena buat saya kegiatan-kegiatan keagamaan yang mereka lakukan memang sangat bernuansa Betawi dan khas. Saya sebagai orang yang senang berpetualang dan sering mengamati berbagai kehidupan masyarakat di beberapa wilayah Indonesia, kadang sering terkagum-kagum dengan militansi masyarakat Tegal Parang, Mampang Prapatan dan Pancoran dalam menjalankan kegiatan-kegiatan keagamaan. Dari mulai Maulid, Khaul, Muharam, Isra Mi’raj daerah ini benar-benar semarak. Saya sampai berfikir, rasa-rasanya kegiatan agama Islam yang marak didaerah ini tidak mungkin terjadi tanpa adanya campur tangan beberapa ulama-ulama masa lalu. Disaat pikiran saya sedang tertuju pada hal tersebut, tiba-tiba saya mendapatkan satu nama yang kiranya bisa dikaitkan dengan kesemarakan kegiatan islam didaerah ini. Akhirnya dari beberapa orangtua yang merupakan penduduk asli Tegal Parang, Mampang Prapatan dan Pancoran, saya mendapati satu nama yang kiranya bisa dihubungkan dengan maraknya kegiatan-kegiatan Islam yang ada di daerah ini yaitu tokoh yang bernama Raden Guru Syariun bin Raden Laytani. Berbagai cerita saya dapati tentang jati diri seorang Guru Syariun daripara sesepuh disana. Dulu ketika saya mendengar cerita-cerita masyarakat Tegal Parang tentang beliau ini saya jadi merasa penasaran dan bertanya-tanya siapa sebenarnya sosok yang satu ini. Bagi Masyarakat yang usianya 70 atau 80 tahun yang merupakan penduduk asli Tegal Parang sepertinya memang cukup mengenal namanya.</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14.44444465637207px; line-height: 20px;">
Cerita tentang beliau banyak saya terima kemudian saya olah, untuk kemudian saya teliti kembali. Rasa-rasanya dalam hati kecil saya, sosok ini bukanlah orang sembarangan, karena cerita yang saya dapati banyak sekali kelebihan-kelebihanbeliau ini. Dari riwayat-riwayat yang saya peroleh (lebih dari 10 riwayat dari orang-orang yang mengerti Sejarah nasab & riwayat beliau) selain merupakan orang yang alim, beliau ini sering dikaitkan dengan hal-hal yang ajaib(karomah). Buat saya Karomah adalah sebuah hal yang wajar yang terjadi kepada para Wali Allah, karena memang Wali itu adalah kekasih Allah. Tiga atau empat tahun yang lalu saat saya mendengar nama beliau ini saya memang belum begitu tertarik, tapi ketika suatu saat ada silaturahmi beberapa keluarga Tegal Parang, terbukalah sosok yang satu ini. Beliau ternyata memang ulama besar Tegal Parangp ada masa lalu dan merupakan salah satu leluhur sebagian besar masyarakat Tegal Parang dan Mampang Prapatan.</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14.44444465637207px; line-height: 20px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14.44444465637207px; line-height: 20px;">
Di Tegal Parang Guru Syariun lebih dikenal dengan nama KONG RIUN. Kalau kita menyebut nama Kong Riun pada beberapa sesepuh Tegal Parang, Insya Allah mereka kenal. Kong Riun adalah ulama dengan tipikal Low Profil. Tidak terlihat jika beliau ini adalah seorang ulama. Beliau hidup sederhana dan banyak mengajar diberbagai tempat di Betawi pada masa lalu. Sosok Kong Riun dimata anak cucunya dianggap sebagai figur yang cukup memberikan uswah. Cerita-cerita tentang kebaikannya selalu saya dengar.</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14.44444465637207px; line-height: 20px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14.44444465637207px; line-height: 20px;">
Pertanyaannya sekarang siapa sebenarnya beliau ini? Kenapa nama beliau ini bisa begitu legendaris dimata beberapa masyarakat asli Tegal Parang.</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14.44444465637207px; line-height: 20px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14.44444465637207px; line-height: 20px;">
Akhirnya tahun 2011, suatu saatkeluarga besar Istri saya mendapat sebuah surat undangan dari sebuah perkumpulan yang menamakan diri dengan IKGS atau Ikatan Keluarga Guru Syariun untuk melaksanakan Khaulnya. Pas ketika melihat nama Guru Syariun tertera dikertas undangan itu terus terang saya kaget, saya katakan kepada beberapa sesepuh disana “lho kalau begitu Kong Riunitu ada perkumpulan keluarga besarnya toh”, barulah ketika saya keluarkan kalimat itu, beberapa sesepuh mengatakan, “memang ada, bahkan sudah lama berdiri dan salah satu anggota yang cukup aktif justru Almarhum paman istri kamu itu”.Mertua saya bahkan mengatakan bahwa pada tahun 1980an beliau sering menghadiri acara Khaul Kong Riun bersama Almarhumah Istrinya. Dan disana mertua saya sering dijamu dan disambut beberapa familinya. Bahkan setiap habis acara khaul mertua saya sering diberi oleh-oleh burung dan buah-buahan seperti rambutan, kecapi dan lain-lain. Wah, betapa kagetnya saya jika didepan mata saya sendiri ada data primer yang valid, tapi justru saya tidak tahu. Maka ketika acara ini berlangsung saya mengajak istri, mertua dan beberapa keluarg auntuk mendatangi acara khaul yang diadakan di Cilebut Bogor Jawa Barat yang lokasinya tidak jauh dari stasiun Cilebut.</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14.44444465637207px; line-height: 20px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14.44444465637207px; line-height: 20px;">
Pada saat kami tiba diacara khaul, saya kaget karena jamaah yang datang sekitar 3000 orang, wah banyak sekali mereka itu. Lebih kaget lagi ketika saya bertemu dengan banyak teman kuliah saya yang ternyata banyak dari keturunan beliau. Jadi kami seperti reuni. Dan hebatnya ribuan orang itu ternyata banyak yang merupakan keturunan dan juga keluarga besar Kesultanan Banten. Ah, rupanya Kong Riun ini ternyata keturunan Kesultanan Banten. Dari awal sebenarnya saya juga sudah menebak jika beliau ini pasti keturunan Kesultanan, karena didepan namanya ada Gelar Raden begitu juga Bapaknya. Orang Betawi yang didepan namanya memakai gelar Raden biasanya pasti keturunan dari Keluarga Kesultanan. Jarang saya lihat orang Betawi memakai budaya seperti ini selain mereka yang berasal dari keturunan Kesultanan. Dari silsilah yang kami beli ternyata memang beliau ini adalah keturunan DariPangeran Sageri bin Sultan Ageng Tirtayasa. Pangeran Sageri adalah seorang Pangeran dari Kesultanan Banten yang menyingkir ke Jayakarta untuk menghindari Konflik antara Sultan Haji Palsu (Abdul Kahhar Palsu) dengan Sultan Ageng Tirtayasa. Pangeran Sageri adalah Azmatkhan, karena leluhurnya adalah Sultan Hasanuddinbin Sunan Gunung Jati Azmatkhan. Pangeran Sageri sendiri dimakamkan di Jatinegara Kaum. Keturunan Beliau menyebar keberbagai wilayah Jakarta dan sekitarnya. Adanya silsilah yang tertera ini telah menegaskan jika Raden Guru Syariun bin Raden Laytani adalah Ahlul Bait dari Azmatkhan. Nasab Keluarga Besar Pangeran Sageri khususnya juga Kong Riun beserta kuturunannya sudah masuk dalam kitab AL MAUSUU’AH LI ANSAABI AL IMAM AL HUSAINI (ENSIKLOPEDIA NASAB ALHUSAINI) yang disusun oleh Sayyid Bahruddin bin Sayyid Abdurrazak Azmatkhan AlHafidz & Sayyid Shohibul Faroji bin Sayyid Muhammad Misbah Azmatkhan AlHafidz, Penerbit Madawis.</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14.44444465637207px; line-height: 20px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14.44444465637207px; line-height: 20px;">
Dari acara khaul yang diadakan ini, saya memang melihat banyak kyai-kyai, ajengan dan ulama-ulama keturunan Banten dan Jawa Barat yang hadir. Dan semua rata-rata banyak menceritakan tentang sosok Kong Riun. Rupanya mereka ini sudah lama tahu dengan sosok KongRiun. Acara ini menegaskan jika Kong Riun bukanlah orang sembarangan. Beberapa kyai bahkan dalam ceramahnya menyebutkan bahwa mereka sebenarnya sudah lama mendengar nama Kong Riun, cuma mereka penasaran dimana sebenarnya makam Ulama besar yang satu ini karena di Tegal Parang, Mampang Parapatan, Pancoran tidak ada, dan akhirnya mereka baru tahu jika makam beliau ini ada di Cilebut Bogor Jawa Barat. Beberapa keturunan Kong Riun yang mengerti Sejarah dan Nasab Kong mengatakan kepada saya jika Keluarga Besar Kong Riun itu tersebar diberbagai wilayah Jakarta dan sekitarnya. Mereka dulunya banyak yang memakai gelar Ateng. Keluarga Besar Kong Riun sendiri banyak terdapat Di Tegal Parang, Mampang Prapatan, Pancoran, Cililitan,Citayam, Cilebut, Pasar Minggu, dan wilayah-wilayah lain. Beberapa Keturunan Kong Riun dan juga keluarga besarnya mengatakan kepada kami bahwa beberapa Kyai beken yang ada di Mampang Prapatan, Pancoran, Tegal Parang garis nasabnya masih ada hubungan dengan keluarga besar Kong Riun.</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14.44444465637207px; line-height: 20px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14.44444465637207px; line-height: 20px;">
Kong Riun adalah orang yang alim dan punya banyak beberapa kelebihan. Dari beberapa riwayat yang kami peroleh beliau ini adalah orang yang penyayang terhadap faqir miskin. Ada sebuah cerita yang menurut kami menunjukkan kepolosan dan ketulusan hati seorang Kong Riun. Riwayat ini kami peroleh dari beberapa orang tua di Condet dimana Musholah mereka yang bernama Mushola Attakwa (Dekat jalan raya Condet), Guru Syariun pernah mengajar. Pada suatu saat setelah Kong Riun Mengajar, Kong Riun Bingung ketika mau pulang ke rumahnya, beliau bingung karena tidak punya uang untuk membayar getek dikali Ciliwung. Saat itu kehidupan Kali Ciliwung masih alami dan Condet masih bernuansa kampung Betawi yang asri. Ciliwung pada masa itu arus sungainya deras sehingga fungsi getek sangat vital untuk penyebrangan. Para muridnya begitu tahu kegundahan hati Kong Riun, akhirnya semua patungan dengan mengumpulkan uang yang ternyata setelah dikumpulkan jumlahnya cukup banyak. Hasil Patungan yang jumlahnya cukup banyak itu diberikan kepada Kong Riun. Kong Riun melihat perbuatan murid-muridnya itu beliau merasa terharu dan akhirnya beliau menerima uang itu. Setelah mengajar Kong Riun pulang dan naik getek, saat setelah tiba di Daerah Pasar Minggu beliau kemudian membayar getek,namun yang membuat tukang getek kaget sekaligus gembira adalah jumlah uang yang diberikan, karena uang yang diberikan Kong Riun adalah semua uang hasil patungan murid-muridnya. Uang itu jumlahnya cukup banyak untuk ukuran pada masa itu, mungkin bisa satu atau dua minggu bisa menghidupi perekonomian si tukang getek. Si tukang getak pulang dan menceritakan kejadian tersebut kepada beberapa warga Condet, dan kebetulan saat dia bercerita ada murid-murid Kong Riun. Mendengar berita ini, para murid Kong Riun kaget. Ketika Kong Riun kembali mengajar, beberapa murid bertanya kepada Kong Riun, kenapa uangnya dikasih semua sama tukang getek, padahal jumlahnya banyak dan bisa digunakan untuk keperluan yang lain. Kong Riun menjawab kalaudia hanya butuh untuk bayar getek saja, bukan buat apa-apa. Mendengar hal ini kagetlah mereka, dan semakin yakinlah mereka akan kualitas iman dan kedudukan seorang Kong Riun sebagai ulama. Kong Riun inipada masa lalu sangat terkenal di Condet. Bahkan menurut salah satu paman Istrisaya, nama Kong Riun cukup tenar didaerah Cililitan, bahkan jawara-jawara disekitar Cililitan cukup mengenal baik Kong Riun ini. Nama Kong Riun didaerah Condet dan Cililitan pada tahun 1920 ternyata cukup mendapatkan tempat.</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14.44444465637207px; line-height: 20px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14.44444465637207px; line-height: 20px;">
Cerita lain mengenai kelebihan beliauyang juga diriwayatkan oleh beberapa orang tua Condet, suatu saat Kong Riun memeliharaIkan dikolam rumahnya, beberapa muridnya ketika berkunjung ke Tegal Parang sering melihat keberadaan ikan-ikan tersebut. Pada suatu saat ikan dikolam milik Kong Riun itu hilang, gemparlah murid-muridnya. Dan tanpa diduga ikan itu sudah ada dipasar minggu untuk dijual, anehnya dari pagi sampai sore, ikan itu tidak laku-laku,karena setiap orang yang mau beli ikan tersebut, tahu jika ikan itu milik Kong Riun, sehingga mereka tidakada yang berani membeli ikan-ikan tersebut, padahal ikan itu gemuk gemuk dan dijual murah oleh si pedagang, namun setiap orang yang mau beli tiba-tiba jadi merasa takut dan takut kualat. Orang sekitar pasar jaditahu kalau ikan itu milik Kong Riun, Beberapa orang berkata, “itu ikan Kong Riun kok bisa ada dipasar”, dan kalimat ini akhirnya didengar juga oleh Kong Riun, akhirnya Kong Riun pergi menuju ke Pasar Minggu, dan saat bertemu dengan Sang Pedagang itu, secara tiba-tiba pedagang itu gemetar dan ketakutan, karena malu jika perbuatannya ketahuan sama Kong Riun,tapi apa kata Kong Riun, sambil tersenyum beliau bilang “Udah lu ambil aja tuh semua ikan dan bawa pulang buat anak bini lu, tapi besok-besok lu jangan nyolong lagi ya”. Dengan rasa malu namun juga terharu, si Pedagang menjawab, “iye Kong, gak lagi lagi dah aye nyolong”.</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14.44444465637207px; line-height: 20px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14.44444465637207px; line-height: 20px;">
Cerita yang juga membuat kita bisa mengambil suri tauladan dari beliau ini adalah sikapnya kepada binatang.Suatu saat Kong Riun pergi mengajar didaerah Pasar Minggu, dari Pasar Minggu beliau kemudian pulang ke Cilebut, saat beliau pulang beliau diberi oleh-oleh buah Rambutan oleh beberapa muridnya. Rambutan itu beliau bawa sampai Cilebut. Namun begitu sampai Cilebut Kong Riun Kaget, karena ada beberapa semut dibajunya. Semut itu mungkin dari buah Rambutan. Maka setelah beliau melihat semut dibajunya, beliau naik lagi kereta dari Cilebut untuk kembali ke Pasar Minggu. Murid-murid yang di Pasar Minggu kaget, mereka berkata, “lho kok balik lagi Kong?”, dengan nada tenang Kong Riun berkata, “ini balikin semut ketempat asalnye, kasihan die kebawa sama ane sampai ke Cilebut”. Muridnya yang mendengar ucapan sang guru kaget dan tidakmenduga, hanya gara-gara Semut Kong Riun mau balik dari Cilebut ke PasarMinggu.</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14.44444465637207px; line-height: 20px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14.44444465637207px; line-height: 20px;">
Salah satu karomahnya yang juga cukup mahysur dikalangan keturunannya adalah sebagai berikut:,Suatu saat beliau mau mengambil Wudhu di sumur dekat rumahnya yang berada di Cilebut, pada saat mengangkat air di ember, beliau merasa bahwa beban embernya tiba-tiba terasa sangat berat, sehingga ketika diangkat ember itu cukup juga membuat Kong Riun kerepotan. Dan pas ember itu sampai diatas bibir sumur, Kong Riun kaget, karena ember itu tiba-tiba berisikan emas,melihat kondisi ini, Kong Riun berkata,”Ya Allah saya butuh air buat Sholat,bukannya emas”. Setelah berkata demikian Ember yang berisi emas itu beliau turunkan,dan setelah mengangkat ember yang kedua kalinya barulah air sumur beliau peroleh. Kekeramatan Kong Riun juga banyak terjadi pada anak-anaknya. Namun keturunan Kong Riun lebih memilih Low Profil, alias tidak mau kelihatan dan inginterlihat biasa saja. Cerita-cerita lain yang tidak kalah menakjubkan, misalnya setiap beliau habis mengajar kemudian pulang, saat hujan beliau ini tidak pernah basah dan kehujanan, padahal jelas-jelas dia dimata muridnya kehujanan dan tidak pakai payung. Pernah juga suatu saat beliau naik kereta api dari pasar minggu menuju Cilebut, dan karena waktu itu dia tidak punya tiket, dia diturunkan masinis, anehnya setelah diturunkan disalah satu stasiun, kereta tidak bisa jalan-jalan, sontak penumpang pada heran, namun ada beberapa orang yang "curiga" pada Kong Riun, mereka memandang bahwa mungkin karena orangtua ini kereta tidak bisa jalan. mereka berfikir, pasti orangtua ini bukan orang biasa, sehingga sang masinispun akhirnya menaikkan kembali kong riun, dan ajaibnya kereta itu kemudian berjalan normal kembali. Memang kadang penampilan Kong Riun itu tidak seperti ulama pada umumnya, dia lebih senang berpenampilan apa adanya, sehingga bagi orang yang baru kenal, mungkin akan menganggap dia biasa saja.</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14.44444465637207px; line-height: 20px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14.44444465637207px; line-height: 20px;">
Guru Syariun adalah asli berasal Tegal Parang tapi berasal dari keturunan Kesultanan Banten. Leluhurnya yaitu Pangeran Sageri dimakamkan di Jatinegara Kaum, sebuah daerah di Jakarta yang usianya cukup tua, karena didirikan pada tahun 1620 olehPangeran Ahmad Jaketra Azmatkhan. Tegal Parang pada masa lalu sama seperti daerah Condet, masih banyak perkebunan yang lebar, sawah masih banyak dan jarak rumahnya saling berjauhan dan masih banyak dihuni penduduk asli Betawi. Keluarga Besar Kong Riun terutama Ayahnya Raden Laytani merupakan orang yang dihormati pada masa itu. Walaupun Kong Riun keturunan Kesultanan Banten yang bahasa banyak menggunakan bahasa Sunda, namun karena Kong Riun dan keluarga besarnya tinggal didaerah Betawi yang asli, maka bahasa yang digunakan sehari-haripun adalah bahasa Betawi. Jadi percakapan keluarga besar Kong Riun ya bahasa Betawi. Pada masa Kong Riun hidup daerah seperti Tegal Parang, Mampang, Pancoran masih sepi, sehingga nyaris seperti kehidupan didaerah ini seperti kehidupan didesa dipedalaman. Kondisi daerah-daerah ini masih banyak sebagian yang hutan, sampai tahun 1950 awal, daerah Mampang, Tegal, Tebet, Bangka, sering disebut, tempat jin Buang anak, karena begitu sepinya. Menurut ayah saya, sampai tahun 1959 daerah-daerah ini masih sangat sepi. Ayah saya yang dulu pernah ditawari tanah didaerah tersebut, justru menolak karena kondisi daerah itu masih sepi dan tradisional. Daerah Betawi yang ramai, kata ayah saya kebanyakan didaerah Jakarta Pusat seperti Senen, Kwitang, Sawah Besar, Tanah Tinggi, Tanah Abang, Kemayoran.</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14.44444465637207px; line-height: 20px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14.44444465637207px; line-height: 20px;">
Kong Riun dari jalur ayahnya adalah Azmatkhan, dan jika diambil silsilah dari Almarhumah. Ibudan kakeknya, beliau memang masih keturunan Hadramaut Yaman, itu sebabnya waja hanak keturunan beliau banyak yang menunjukan wajah Arab. Tidak heran memang banyak keturunan Kong Riun wajahnya mirip juga dengan wajah-wajah Timur Tengah. Adapun Nama Syari'un di berikan seorang Syeikh kepada ayah beliau yg artinya dari Syari'uun = "Orang yang mengikuti hukum2 Syar'iy.."</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14.44444465637207px; line-height: 20px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14.44444465637207px; line-height: 20px;">
Beliau sebagai seorang sufi juga Tahfidzul Qur'an, dan kelebihan menghafal Al-Qur'an beliau dapati dari Almarhum ayahnya Raden Laytani. Sejak Usia beliau 5 Tahun beliau sudah mulai menghafal.Dan beliau ini juga mempelajari Kitab Al-Gunyah, Fiqh Al-Um, Manaqib, dan Awrad Syeikh Hisyam Al-Hadromi dan beberapa kitab Tauhid dan Tafsir. yang kesemua rangkuman dari pelajarannya di buat catatan dengan tulisan tangannya sendiri. Buku inilah yang sempat dicari beberapa murid dan anak cucu beliau saat beliau meninggal dunia, dan terakhir Buku tulis tangan Beliau yang menyimpannya adalah Almarhum Yahya Bin Khalid Bin Guru Syari'un (Krobokan Pasar Minggu). Gambaran fisik seorang guru Syariun yang kami peroleh dari salah seorang keturunannya, Guru Syariun digambarkan berhidung mancung, bersih pipinya, senyumnya yg tak pernah lepas (wajah nya seakan selalutersenyum) tidak tinggi juga tidak pula kecil tubuhnya, halus pipinya, berbekas sujud di keningnya. Wajah Kong Riun memperlihatkan jika beliau adalah seorang ahli ibadah. Gaya hidupnya benar-benar gaya hidup sufi. Salah satu hadits dan amalan Raden Guru Syari'un yaitu haditsRasulullah SAW dari Abi Hurairah radhiyallahu `anhu yang berbunyi <strong>"DemiAllah, sesungguhnya aku akan mendekatkan kamu cara solat Rasulullah S.A.W. MakaAbu Hurairah melakukan qunut pada solat Zuhur, Isya' dan Subuh. Beliaumendoakan kebaikan untuk kaum mukminin dan memintakan laknat ke atasorang-orang kafir"</strong>. Raden Guru Syari'un adalah hamba Allah yang hafal Al-Qur'an, sabar dalam setiap keadaan dan istiqomah dalam taqwa dan senantiasa memperhatikan kekuatan imannya, sifat kewaliyannya telah membekas di sepanjang hidupnya.</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14.44444465637207px; line-height: 20px;">
Raden Haji Guru Syariun Azmatkhan wafat pada tahun 1926 Masehi, beliau dimakamkan di Cilebut Bogor Jawa Barat, tidak jauh dari Sungai Ciliwung. Pada saat sakit dan menjelang wafatnya, beliau masih terus berzikir, meski dari mulut dan hidungnya banyak mengeluarkan darah,senyumnya tidak pernah hilang kepada anak-anak dan istrinya. Setiap tahun perayaan Khaulnya dirayakan di CilebutJawa Barat dan dihadiri banyak Ajengan dari Jawa Barat dan juga beberapa tokohpolitik dari Jawa Barat.</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14.44444465637207px; line-height: 20px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14.44444465637207px; line-height: 20px;">
Sumber Tertulis :</div>
<ol style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14.44444465637207px; line-height: 20px; padding: 0px 10px 0px 25px;">
<li>Al Mausuu’ah Li Ansaabi Al Imam Al Husaini (Ensiklopedia Nasab Al Husaini), Oleh : Sayyid Bahruddin bin Abdurrozaq Azmatkhan & Sayyid Shohibul Faroji bin Sayyid Muhammad Misbah Azmatkhan Al Hafiz, Penerbit Madawis.</li>
<li>Silsilah Keluarga Haji Letek Dan Raden Koja, Penerbit IKGS</li>
</ol>
administrator2http://www.blogger.com/profile/08863993415188837777noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-7437626801301800612.post-41173052482446050562013-11-14T15:03:00.000-08:002013-11-14T15:03:00.236-08:00Kitab Al-Mausuu'ah Li Ansaabi Al Imam Al-Husaini<div style="background-color: white; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14.44444465637207px; line-height: 20px; text-align: center;">
<b>oleh:</b></div>
<div style="background-color: white; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14.44444465637207px; line-height: 20px; text-align: center;">
<b>Iwan Mahmoed Al-Fattah Azmatkhan</b></div>
<div style="background-color: white; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14.44444465637207px; line-height: 20px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14.44444465637207px; line-height: 20px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14.44444465637207px; line-height: 20px;">
KITAB NASAB AL MAUSUU’AH LI ANSAABI AL -IMAM AL -HUSAINI (KITAB ENSIKLOPEDIA NASAB AL HUSAINI), KITAB NASAB BERSANAD SAMPAI RASULULLAH SAW, KITAB NASAB YANG KAYA AKAN RISET DAN PENELITIAN</div>
<div style="background-color: white; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14.44444465637207px; line-height: 20px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14.44444465637207px; line-height: 20px;">
Banyak orang bertanya-tanya dan heran bagaimana sebenarnya cerita tentang Kitab Al Mausuu’ah Li Ansaabi Al Imam Al Husaini itu? Beberapa orang <span class="text_exposed_show" style="display: inline;">merasa heran dengan kitab ini karena ternyata dari sekian masalah-masalah nasab yang rumit dan misterius, kitab ini justru bisa menjawab dengan tuntas dan ilmiah. Apa sebenarnya isi kitab ini sehingga banyak persoalan-persoalan nasab bisa terselesaikan dengan baik, padahal di kitab-kitab nasab yang lain, belum tentu bisa menjawab permasalahan-permasalahan tersebut. Beberapa orang yang pernah gagal mengurus nasab disebuah Instansi Nasab tertentu, namun ketika bertemu dengan data-data yang ada di Kitab Al Mausuu’ah justru akhirnya menemukan jawaban, terutama mereka yang merupakan keturunan Walisongo, bahkan mereka yang berasal dari fam lain juga merasa lega ketika data nasab mereka ternyata juga tersimpan baik dikitab Al Mausuu’ah ini. Namun demikian, bukan berarti jika setiap ada masalah nasab kitab ini jadi dianggap “murahan” justru nasab-nasab yang masuk kedalam kitab ini adalah nasab-nasab yang jelas. Nasab-nasab yang belum jelas justru untuk sementara tidak dimasukan sampai ada penelitian nasab yang nanti bisa menguatkan data-data tersebut. Orang-orang yang masuk dalam kitab nasab ini adalah orang-orang yang sudah jelas nasabnya. Apabila ada nasab yang tidak jelas, meragukan, samar, kontroversi, maka kitab ini justru menjadi filter bagi nasab-nasab “bermasalah” tersebut. Tidak heran kitab Al Mausuu’ah ini kini banyak dibicarakan orang-orang yang menekuni ilmu nasab. Disamping berisi nasab, kelebihan kitab ini juga memberikan catatan khusus tentang silsilah, geneologi dan sejarah khususnya yang berkaitan dengan Walisongo, Azmatkhan dan Fam-fam yang berkaitan dengan ahlul bait. Dapat dikatakan jika kitab ini paling banyak dicari oleh orang-orang yang menekuni ilmu nasab. Namanya tenar tapi bentuk kitabnya masih banyak yang belum tahu.</span></div>
<div class="text_exposed_show" style="background-color: white; display: inline; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14.44444465637207px; line-height: 20px;">
<br />
Apa sebenarnya keistimewaan isi kitab ini sehingga mampu menjawab masalah-masalah nasab yang terkesan rumit dan sulit untuk dipecahkan khususnya bila berkaitan dengan Keluarga Besar Nabi Muhammad SAW dari keturunan Sayyidina Husein. Permasalahan-permasalahan rumit pada nasab, melalui kitab ini banyak yang berhasil tertangani, contoh kasus : ada seorang ulama besar dari sebuah negara diluar sana, ketika suatu saat memperlihatkan nasabnya kepada beberapa orang yang terbiasa mengurusi nasab, nasabnya ternyata tidak diterima, karena menurut orang-orang tersebut nasab sang ulama tersebut dianggap bermasalah. Nasab ulama ini dianggap bermasalah, karena dalam catatan nasabnya, beliau baru masuk pada generasi 29 dari generasi Rasulullah SAW, padahal pada waktu itu generasi Rasulullah SAW saat rata-rata berada pada generasi 38 dan 39. Menurut mereka dimana 9 atau beberapa generasi yang “hilang” itu. Mendapat tanggapan seperti ini, kontan sang ulama merasa kaget dan tidak habis fikir, dia yang merupakan ulama besar dan bernasab kepada Rasulullah SAW dianggap bermasalah nasabnya. Adanya hal ini terang membuat sang ulama meradang kepada orang-orang tersebut, sehingga akhirnya ulama tersebut menjadi patah arang kepada mereka yang telah meneliti nasabnya. Namun ketika kasus ini berhadapan dengan Kitab Al Mausuu’ah justru kasus nasab sang ulama besar itu bisa selesai dengan baik dan bijak, karena kitab nasab Al Mausuu’ah menerima nasab sang ulama tersebut. Kenapa bisa diterima? Karena nasab sang ulama besar ini, beberapa leluhurnya umurnya panjang-panjang dan rata-rata mereka kebanyakan menikah dalam usia yang cukup tua, sehingga ketika anak mereka lahir, mereka ada yang sudah wafat karena sudah tua, dan ini terulang lagi beberapa generasi, dapat dikatakan jika leluhur para ulama tersebut mengalami yang namanya “keterlambatan generasi” Kenapa kitab Al Mausuu’ah ini bisa mendeteksi hal ini? Karena penyusun kitab ini melakukan deteksi dini dalam bidang sejarah, khususnya manaqib beberapa leluhur sang ulama tersebut. Ini hanya satu contoh kasus, sebenarnya masih banyak kasus-kasus yang lain yang juga tidak kalah menariknya.<br />
<br />
Kitab ini juga menjadi sebuah “juru selamat” dalam menyelamatkan nasab-nasab yang diselewengkan kepada fihak-fihak lain. Nasab-nasab tokoh masa lalu yang merupakan keluarga besar Azmatkhan tapi dianggap keturunan kerajaan yang bukan Islam, berhasil terselamatkan dari pemalsuan-pemalsuan tersebut. Nama-nama Arya Dillah, Syekh Bela Belu, Bondan Kejawan, Raden Fattah, Jaka Tingkir, Ki Ageng Pengging, Jaka Tarub, Arya Penangsang, Pangeran Sanghyang, dll berhasil “dikunci” untuk tidak bisa lagi dipalsukan oleh oknum dan buku-buku kuno yang bermasalah. Kitab Al Mausuu’ah adalah kitab nasab yang disusun oleh para Keturunan Sunan Kudus Azmatkhan yang track recordnya banyak terdiri dari ulama-ulama ahli nasab. Sunan Kudus sendiri sejak zaman Walisongo sudah menyusun nasab-nasab keluarga besar Walisongo, beliau meneruskan pekerjaan ini dari ayahnya, sedangkan ayahnya meneruskan dari kakeknya dan terus sampai kepada Rasulullah SAW. Kitab Al Mausuu’ah disusun tidak sembarangan. Sebelum kitab ini disusun, sanad ilmu nasab jelas harus ada dan bersambung kepada Rasulullah SAW. Apabila sanad ilmu nasab tidak ada, maka kapasitas ilmu dan isi dari ilmu nasab itu wajib dipertanyakan. Beberapa ulama ahli nasab rata-rata semua mempunyai sanad yang langsung kepada Rasulullah SAW. Setiap ilmu agama yang dipelajari oleh setiap muslim memang wajib hukumnya mempunyai sanad. Karena tanpa adanya sanad dikhawatirkan akan banyak terjadi penyelewengan, orang yang tidak punya sanad,akan selalu bebas bicara seenak hatinya, mereka akan bebas memberikan fatwa sesuai dengan kemampuan mereka tanpa bersandarkan kepada sanad. Demikian pula ilmu nasab. Wajib hukumnya mereka mempunyai adanya sanad.<br />
<br />
Kewajiban adanya sanad dalam kitab wajib hukumnya. Setelah adanya sanad, maka kitab ini disusun harus berdasarkan kajian-kajian ilmu islam yang relevan dengan ilmu nasab. Kajian ilmu nasab yang dilakukan dalam kitab ini metodeloginya mengikuti metodelogi ilmu Hadist. Klasifikasi Nasab sangat jelas didalam kitab ini. Sehingga dengan mengikuti metodelogi ilmu Hadist, data-data yang masuk dalam kitab ini bisa diterima dari sudut pandang metodelogi tersebut, Sehingga sampai saat ini data-data yang masuk dalam kitab ini semuanya masuk dalam kategori pasti dan Shahih. Tentu untuk membicarakan hal ini yang bisa menjelaskannya adalah ulama ilmu nasab.<br />
<br />
Para penyusun kitab ini juga diharuskan mempunyai ilmu agama yang kompleks, ia harus hafal Al Quran, Ia harus mengerti dan faham Tafsir Qur’an, dia juga harus Hafal Ribuan Hadist, dia juga harus menguasai Fiqih 4 Mazhab (bahkan salah seorang ulama ahli nasab mengatakan kepada saya, bahwa 4 fiqih mazhab itu masih belum apa-apa, justru yang lebih bagus sampai mencapai 9 s/d 30 mazhab!) dan beberapa pengetahuan Islam lainnya. Ahli nasab juga harus hafal terhadap keberadaan nama-nama ribuan nasab. Disamping itu seorang ulama nasab biasanya mempunyai kemampuan menulis dan menghasilkan sebuah karya, akan sangat aneh bila ada ulama ahli nasab tapi tidak mempunyai karya tulis. Rata-rata semua ulama ahli nasab mempunyai karya tulis tentang kajian ilmu nasab, dan juga kajian-kajian ilmu agama lain. Penyusun Kitab nasab juga harus menguasai pengetahuan sejarah yang baik, tanpa ada pengetahuan sejarah baik dia akan akan buntu dalam mencari titik temu antara satu sejarah dengan sejarah lain. Adalah hal yang sangat aneh bila ada ahli nasab membenci dan anti dengan sejarah, padahal Al Qur’an sendiri dalam beberapa surat sering bercerita tentang sejarah. Intinya seorang ulama ahli nasab itu harus multi talent, karena tanpa adanya sifat multi talent ini akan sulit bagi dia menekuni ilmu yang sangat menakjubkan ini. Oleh karena syarat untuk menjadi ulama ahli nasab, memang betul-betul berat.<br />
Beberapa ulama nasab bahkan pernah mengatakan kepada saya, bahwa ada 4 hal yang harus dihafal dalam mempelajari agama islam :<br />
<ol style="padding: 0px 10px 0px 25px;">
<li>Al Qur’an</li>
<li>Hadist</li>
<li>Sanad</li>
<li>Nasab</li>
</ol>
<br />
Kalau anda tidak hafal Al quran, ya mungkin Hadist, kalau tidak hafal Hadist ya minimal sanad-sanad keilmuan bisa hafal, dan apabila kita tidak hafal juga sanad-sanadnya, paling tidak nasab kita harus hafal, dan saya sendiri memilih yang nomor 4 ini karena dari nomor 1 s/d 3 kemampuan saya memang tidak ada. Namun berdasarkan pengalaman beberapa orang yang menekuni nasab, ketika mereka sudah “tercebur” dalam dunia yang asyik ini, mau tidak mau dia juga harus belajar Al quran, Hadist dan kajian-kajian lain, paling tidak dasar-dasarnya saja dulu.<br />
<br />
Pengetahuan dan dasar ilmu nasab yang kajiannya mempunyai cabang dasar 100 ilmu sudah jelas harus bisa dikuasai. Ilmu nasab sendiri bukan hanya sekedar catat-mencatat, tapi dalam kajiannya nanti ilmu ini akan banyak berhubungan dengan berbagai cabang ilmu pengetahuan lain. Nah kitab Al Mausuu’ah ini mempunyai syarat-syarat yang saya sebut diatas. Kitab ini jelas tidak diperuntukkan untuk umum, karena isi dari kitab ini tidak semua orang bisa memahaminya dengan baik, sama seperti kitab-kitab tassawuf tingkat tinggi, contoh karya-karya Ibnul Arobi. Mungkin diantara kita pernah mendengar kitab Al Hikam, Al Kasyaf, dan kitab-kitab yang senada seirama ini, nah yang bisa menjelaskan kitab-kitab model seperti ini ya ulama yang sudah malang melintang dan karatan dalam ilmu tassawuf. Kalau yang baru kenal dasarnya saja tapi sudah berani membaca kitab-kitab tersebut, ya bisa kacau pemikirannya, sehingga akhirnya dengan kemampuannya yang terbatas, akhirnya dia berani mengambil kesimpulan yang sefihak. Demikian pula kitab ini, Tidak mungkin kitab ini diperjual belikan, tidak mungkin kitab ini diperbanyak apalagi difotocopi, karena isinya banyak yang sulit untuk dijelaskan buat orang awam. Kalau ada kitab nasab yang berupa fotocopy artinya kitab nasab itu hukumnya haram, karena setahu saya kitab nasab itu tidak boleh difotocopy atau diperbanyak. Bagaimana mungkin kita akan mentahqiq sebuah nasab, kalau sumber utamanya saja berasal dari yang haram, bagaimana pula status nasab yang ditahqiq itu, asalnya sudah haram, bagaimana hasil pentahqigannya?. Apakah dengan tidak diperbolehkannya kitab Nasab Al Mausuu’ah ada kesan Mistik? Ya tidaklah...ada-ada saja, atau apakah dengan tidak disharenya kitab ini ada kesan eksklusifitas? Padahal Al Qur’an dan Hadist saja banyak dicetak dan dijual bebas. Ini yang menurut saya penilaian yang salah yang perlu kita luruskan. Al Qur’an dan Ilmu Hadist atau ilmu-ilmu agama lain, sebenarnya hal yang paling baik, bukan belajar lewat buku, kajian-kajian seperti itu harus ada gurunya. Selama ini banyak orang ngawur dalam bicara agama, karena ia membaca buku agama tanpa ada guru, apalagi bacaan-bacaan yang berupa terjemahan. Inilah gunanya sanad, apabila kita punya sanad dan guru, maka apa yang pelajari dan kita sampaikan Insya Allah tidak melenceng.<br />
<br />
Tidak bisa dijelaskan tentang kitab ini kepada masyarakat umum karena data-data yang ada dalam kitab ini berasal dari kajian-kajian yang sangat mendalam dan teliti. Kitab ini justru sangat ilmiah dan rasional, kutipan-kutipannya juga bisa dipertanggungjawabkan (itu karena ada sanad). Kitab ini justru menghindari hal-hal yang bersifat irasional, karena memang yang namanya nasab identik dengan ilmu pengetahuan. Dunia Ilmu nasab adalah dunia Riset, jadi kalau ada orang ingin nasabnya diteliti tapi tidak mau diriset itu sama saja dia tinggal enaknya saja. Ilmu nasab itu bukan ilmu sembarangan, ilmu penuh dengan kajian-kajian yang bisa menguras pemikiran kita, namun demikian bagi orang yang cinta dengan dunia seperti ini, mau terkuras atau tidak,tetap saja dia “menikmati”.<br />
<br />
Salah satu kelebihan Kitab Al Mausuu’ah ini, didalam setiap nama orang itu ada keterangan Footnotenya, jadi bisa anda bayangkan betapa tebal dan lengkapnya kitab ini, setiap fotnote nasab, penjelasannya sangat rinci dan detail disertai kitab-kitab rujukan tentang nasab itu. Saking begitu lengkapnya Footnote, sampai ketika ada orang yang katanya biasa mengurusi nasab, berkata, bahwa dia sangat “pusing” ketika melihat data pada kitab Al Mausuu’ah ini, karena menurut dia, ketika dia mengurusi nasab, paling-paling tugasnya hanya cuma menulis dan mencatat nasab, tanpa ada embel-embel keterangan pada setiap nama. Jangankan membaca footnote, riset nasab saja belum tentu dia bisa lakukan. Kelebihan lain kitab ini, kitab ini tidak alergi terhadap semua data-data dari cabang ilmu pengetahuan lain. Dan yang juga tidak kalah pentingnya, kitab ini selalu diupdate setiap waktu, jadi kitab ini tidak menutup kemungkinan adanya sebuah revisi berupa penambahan atau pelurusan sebuah data dan ini adalah ciri sebuah ilmu yang selalu berkembang, Inilah yang tidak dimiliki kitab-kitab nasab lain. Beberapa orang yang pernah menekuni nasab kebanyakan saya lihat pasrah bongkokan dan fanatik sekali dengan beberapa kitab, sehingga jika tidak ada keterangan di kitab itu langsung saja mereka mengatakan bahwa nasab itu palsu atau bermasalah, padahal setiap nasab itu selalu berkembang. Kefanatikan beberapa orang terhadap sebuah kitab nasab sebenarnya sah-sah saja, hanya yang perlu kita harus ketahui, bahwa jika kita ingin menekuni nasab, jangan pernah kita membatasi diri hanya dengan beberapa sumber saja, apalagi sampai fanatik buta dan pasrah bongkokan, Kitab Al Mausuu’ah saja menerima data-data terbaru, kitab ini selalu terus diupdate, dan sudah tentu data-data yang diupdate juga sudah ada klasifikasinya dan disaring dengan ketat serta hati-hati. Yang juga tidak kalah hebatnya, kitab ini terus menerima informasi dari berbagai lembaga nasab dibeberapa negara dan juga ulama nasabnya, khususnya laporan-laporan keturunan ahlul bait dari jalur Sayyidina Husein. Setiap hari laporan nasab dari luar negeri cukup banyak, sehingga semakin hari kitab ini volumenya makin tebal dan isinya semakin tajam dan berkelas.<br />
<br />
Pertanyaannya sekarang, siapakah penyusun kitab yang luar biasa ini? Salah satu penyusun kitab ini adalah Sayyid Bahruddin dan Sayyid Abdurrozaq Azmatkhan dan Sayyid Shohibul Faroji bin Sayyid Muhammad Misbah Azmatkhan. Kedua-duanya adalah keturunan Sunan Kudus. Sayyid Bahruddin generasi ke 37 sedangkan Sayyid Shohibul Faroji generasi ke 39. Sayyid Bahruddin adalah ulama ahli nasab dari Banyuwangi, Beliau telah menyusun dan meneliti nasab sejak tahun 1918 Masehi sampai dengan 1992. Ayahnya Sayyd Abdurrozaq juga merupakan ulama ahli nasab, begitu pula datuk-datuknya seperti Sayyid Mustofa, sayyid Mujtaba, Sayyid Makki, dan terus sampai kepada Sayyid Abdul Malik Azmatkhan dan akhirnya sampai kepada Rasulullah SAW. Sayyid Bahruddin adalah ulama yang mastur, tidak terlihat jika beliau ini ulama ahli nasab yang tinggi derajatnya. Penelitian yang beliau lakukan ini betul-betul luar biasa, beberapa daerah di Indonesia dia sambangi demi untuk penelitian nasab, tanpa ada yang membiayai, dia berjalan keberbagai tempat untuk menghimpun nasab-nasab keluarga besar keturunan Rasulullah SAW. Perburuan beliau terhadap data-data nasab bahkan sudah merambah keberbagai negara,dari mulai Mekkah, Hadramaut, India dan beberapa tempat lain. Perjalanan beliau ini memang jarang diketahui orang banyak, karena beliau memang tidak senang dengan hal-hal yang sifatnya publikasi. Saking begitu masturnya beliau sebagai ulama ahli nasab, orang-orang dekatnya saja tidak tahu akan diri beliau sebagai ahli nasab, mereka tahunya bahwa beliau hanya seorang guru ngaji kampung. Begitu masturnya beliau, fotonya saja sulit didapat, sehari-harinya beliau memakai peci atau songkok hitam dan baju koko biasa. Sayyid Bahruddin betul-betul luar biasa, sederhana orangnya tapi data yang dimiilikinya cukup banyak membuat orang takjub. Lengkapnya data beliau ini, akhirnya disusun menjadi sebuah Ensiklopedia atau Al Mausuu’ah.<br />
<br />
Dahulunya kitab nasab ini masih berupa tulisan-tulisan tangan Sayyid Bahruddin dan tulisan tersebut banyak memakai tulisan arab, namun setelah era digital, naskah-naskah dan kitab-kitab tulisan beliau, ditulis ulang dalam bentuk digital dengan sistem yang lebih canggih dan tertata dan berbahasa Indonesia, sehingga ketika akan mencari dan meneliti sebuah nasab, akan lebih mudah dan simpel. Rujukan kitab Al Mausuu’ah banyak yang berasal dari kitab-kitab nasab berbahasa Arab, baik yang klasik maupun kontemporer, namun disamping rujukan yang berbahasa arab itu, rujukan lain juga banyak dipakai termasuk tulisan-tulisan luar negeri dan tulisan-tulisan lokal. Artinya kitab ini cukup kooperatif dan bisa berkolaborasi dan disingkronkan dengan data yang lain, selama data-data lain itu benar dan tidak bertabrakan dengan kaidah-kaidah ilmu nasab. Naskah dan tulisan tangan Sayyid Bahrudin Azmatkhan kemudian dilanjutkan oleh cucunya Sayyid Shohibul Faroji Azmatkhan yang sejak kelas 4 SD sudah berkecimpung dengan dunia nasab, dan pada kelas 2 SMP sudah mulai mendalami dan meneliti nasab dibawah bimbingan kakeknya yaitu Sayyid Bahruddin Azmatkhan. Gemblengan Sayyid Bahruddin kepada cucunya ini telah menjadikan Sayyid Shohibul Faroji Azmatkhan menjadi wakil dari Keluarga Besar Sunan Kudus dalam menangani urusan berbagai nasab Keturunan Sayyidina Husein maupun Sayyidina Hasan, tidak itu saja pengetahuan ilmu agama lainpun turut digojlok oleh kakeknya. Tidak it saja, kini Sayyid Shohibul Faroji Azmatkhan ini juga menjabat sebagai Mufti di Kesultanan Palembang Darussalam, berdampingan dengan Sultan Iskandar Mahmud Baddaruddin. Sayyid Shohibul Faroji Azmatkhan ini merupakan penulis yang cukup produktif, hanya saja tulisan-tulisan beliau ini belum banyak diterbitkan, karena nilai “karat” dan “ kadarnya” yang memang cukup berat dimata beberapa penerbit buku. Ditangan Sayyid Shohibul Faroji Azmatkhan ini kitab nasab Al Mausuu’ah ini diwariskan. Kitab nasab ini jelas merupakan warisan walisongo yang sangat berharga.<br />
<br />
Keberadaannya bersama orang yang tepat, apabila kitab ini berada ditangan yang tidak benar, maka akan rusaklah nasab-nasab yang tercatat didalamnya, apalagi sekarang ini yang namanya pemalsuan sudah sangat canggih, namun sekalipun ada beberapa oknum mencoba ingin memalsukan, yakinlah hal itu tidak akan berhasil, karena sesuatu yang haram itu tidak akan pernah mendapatkan kebenaran dan keberkahan. Mereka yang sering memalsukan, menggandakan kitab nasab tanpa izin dan tanpa ada “ijab qobul” dari pewaris kitab nasab tertentu sama saja seperti “pencuri intelektual”, sampai kapanpun data yang mereka miliki tidak akan pernah benar dimata Allah. Sampai kapanpun apabila kitab-kitab tersebut berasal dari sumber yang haram atau subhat, maka sudah bisa dipastikan, nasab-nasab yang nanti ditahqiqan itu akan “bermasalah” pula.<br />
<br />
Kitab Nasab Al Mausuu’ah adalah kitab nasab yang Insya Allah bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah, karena kitab ini para penyusunnya semua memiliki sanad. Namun demikian kitab ini bukan Al Qur’an dan Kitab Hadist, tapi tetap saja dalam kajiannya selalu mengekor metodologi kedua ilmu yang disebut itu. Sekecil mungkin segala kesalahan data dihindari, kalaupun ada kesalahan data, mungkin margin errornya hanya kurang dari 1 %. Dan biasanya bila ada margin error maka biasanya akan cepat terdeteksi dengan cara talaqqi. Talaqqi adalah sebuah cara untuk menetapkan nasab-nasab yang kiranya bermasalah, terutama ketika itu diukur dengan cara ilmu nasab. Talaqqi ini adalah sebuah cara jitu untuk mengkerangkeng nasab-nasab yang kiranya dicurigai palsu yang dilakukan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggungjawab. Oleh karena itu kitab ini memang betul-betul menjalankan penyaringan data nasab dengan cara yang cukup ketat, detail dan tajam. Siapapun yang coba-coba ingin memalsukan nasab, Insya Allah akan bisa terdeteksi...<br />
<br />
Demikianlah sekelumit kitab Al Mausuu’ah Li Ansaabi Al-Imam Al Husaini atau Ensiklopedia Nasab Al Husaini, yang disusun oleh para keturunan Sunan Kudus dengan didasari sanad yang sampai kepada Rasulullah SAW..<br />
<br />
Wallahu A’lam Bisshowab....</div>
administrator2http://www.blogger.com/profile/08863993415188837777noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-7437626801301800612.post-39028424861506524532013-10-07T03:16:00.002-07:002015-04-09T17:25:38.620-07:00Perjuangan Buya HAMKA<img alt="Nasehat HAMKA" class="photo_img img" src="https://fbcdn-sphotos-f-a.akamaihd.net/hphotos-ak-ash4/1376446_241758535975107_1847781136_n.jpg" style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px; margin: 0px; max-width: 100%; padding: 0px;" title="Nasehat HAMKA" /><br />
<div class="_5k3v _5k3w clearfix" style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px; margin-top: 16px; word-wrap: break-word; zoom: 1;">
<div class="caption">
Nasehat HAMKA</div>
<br />
<br />
<div style="text-align: center;">
<strong>Oleh:</strong></div>
<div style="text-align: center;">
<strong>Asy-Syaikh Shohibul Faroji Azmatkhan Al-Hafizh</strong></div>
<div style="text-align: center;">
<strong>(Syekh Mufti Kesultanan Palembang Darussalam)</strong></div>
<br />
<br />
<strong>KELAHIRANNYA</strong><br />
Prof. Dr. Haji Abdul Malik Karim Amrullah atau lebih dikenal dengan julukan Hamka, yakni singkatan namanya, (lahir di Sungai Batang, Tanjung Raya, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, 17 Februari 1908 – meninggal di Jakarta, 24 Juli 1981 pada umur 73 tahun) adalah sastrawan Indonesia, sekaligus ulama, ahli filsafat, dan aktivis politik.<br />
<span class="photo " style="padding: 0px;"><img alt="Rumah yang ditempati oleh Hamka bersama neneknya selama di Maninjau, yang setelah direnovasi pada tahun 2001 dijadikan Museum Rumah Kelahiran Buya Hamka" class="photo_img img" src="https://fbcdn-sphotos-c-a.akamaihd.net/hphotos-ak-prn2/s720x720/1235109_241753105975650_1028139784_n.jpg" style="border: 0px; margin: 0px; max-width: 100%; padding: 0px;" title="Rumah yang ditempati oleh Hamka bersama neneknya selama di Maninjau, yang setelah direnovasi pada tahun 2001 dijadikan Museum Rumah Kelahiran Buya Hamka" /></span><br />
<div class="caption">
Rumah yang ditempati oleh Hamka bersama neneknya selama di Maninjau, yang setelah direnovasi pada tahun 2001 dijadikan Museum Rumah Kelahiran Buya Hamka</div>
<br />
<br />
<strong>KEHIDUPAN PERTAMA</strong><br />
Hamka lahir pada 17 Februari 1908 [Kalender Hijriyah: 13 Muharram 1362] di Minangkabau, Sumatera. Ia lahir sebagai anak pertama dari tujuh orang bersaudara dan dibesarkan dalam keluarga yang taat melaksanakan ajaran agama Islam. Ayahnya bernama Abdul Karim Amrullah, ulama pembaru Islam di Minangkabau yang akrab dipanggil dengan sebutan Haji Rasul, sementara ibunya, yakni Sitti Shafiyah, berasal dari keturunan seniman di Minangkabau. Adapun ayah dari Abdul Karim, kakek Hamka, yakni Muhammad Amrullah dikenal sebagai ulama pengikut Tarekat Naqsyabandiyah.<br />
<br />
Sebelum mengenyam pendidikan di sekolah, Hamka tinggal bersama neneknya di sebuah rumah di dekat Danau Maninjau. Ketika berusia enam tahun, ia pindah bersama ayahnya ke Padang Panjang. Sebagaimana umumnya anak-anak laki-laki di Minangkabau, sewaktu kecil ia belajar mengaji dan tidur di surau yang berada di sekitar tempat ia tinggal, sebab anak laki-laki Minang memang tak punya tempat di rumah.[1] Di surau, ia belajar mengaji dan silek, sementara di luar itu, ia suka mendengarkan kaba, kisah-kisah yang dinyanyikan dengan alat-alat musik tradisional Minangkabau.[2] Pergaulannya dengan tukang-tukang kaba, memberikannya pengetahuan tentang seni bercerita dan mengolah kata-kata. Kelak melalui novel-novelnya, Hamka sering mencomot kosakata dan istilah-istilah Minangkabau. Seperti halnya sastrawan yang lahir di ranah Minang, pantun dan petatah-petitih menjadi bumbu dalam karya-karyanya.<br />
<span class="photo " style="padding: 0px;"><img alt="Tasawwuf Hamka" class="photo_img img" src="https://fbcdn-sphotos-d-a.akamaihd.net/hphotos-ak-frc3/1378654_241753835975577_441349262_n.jpg" style="border: 0px; margin: 0px; max-width: 100%; padding: 0px;" title="Tasawwuf Hamka" /></span><br />
<div class="caption">
Tasawwuf Hamka</div>
<br />
<br />
<strong>PENDIDIKAN</strong><br />
Pada tahun 1915, setelah usianya genap tujuh tahun, ia dimasukkan ke sebuah Sekolah Desa dan belajar ilmu pengetahuan umum seperti berhitung dan membaca di sekolah tersebut.[3][4] Pada masa-masa itu, sebagaimana diakui oleh Hamka, merupakan zaman yang seindah-indahnya pada dirinya. Pagi ia bergegas pergi ke sekolah supaya dapat bermain sebelum pelajaran dimulai, kemudian sepulang sekolah bermain-main lagi, bercari-carian, bermain galah, bergelut, dan berkejar-kejaran, seperti anak-anak lainnya bermain.[2] Dua tahun kemudian, sambil tetap belajar setiap pagi di Sekolah Desa, ia juga belajar di Diniyah School setiap sore.[5] Namun sejak dimasukkan ke Thawalib oleh ayahnya pada tahun 1918, ia tidak dapat lagi mengikuti pelajaran di Sekolah Desa.[6][7] Ia berhenti setelah tamat kelas dua.[8] Setelah itu, ia belajar di Diniyah School setiap pagi, sementara sorenya belajar di Thawalib dan malamnya kembali ke surau.[9] Demikian kegiatan Hamka kecil setiap hari, sesuatu yang—sebagaimana diakuinya—tidak menyenangkan dan mengekang kebebasan masa kanak-kanaknya.[10]<br />
<br />
Selama belajar di Thawalib, ia bukan termasuk anak yang pandai, bahkan ia sering tidak hadir beberapa hari karena merasa jenuh dan memilih mencari ilmu dengan jalannya sendiri.[2] Ia lebih senang berada di sebuah perpustakaan umum milik gurunya, Zainuddin Labay El Yunusy daripada dipusingkan dengan pelajaran-pelajaran yang harus dihafalnya di kelas.[11][12] Dari perpustakaan tersebut, ia leluasa membaca bermacam-macam buku, bahkan beberapa ia pinjam untuk dibawanya pulang. Namun, karena buku yang dipinjamnya itu tidak ada hubungannya dengan pelajaran, ia sempat dimarahi oleh ayahnya ketika ketahuan tengah asyik membaca Kaba Cindua Mato. Ayahnya berkata, "Apakah engkau akan menjadi orang alim nanti, atau menjadi orang tukang cerita?"[13][14]<br />
<br />
Sebagai usaha untuk menunjukkan diri kepada ayahnya dan sebagai akibat dari persentuhannya dengan buku-buku yang dibacanya tentang daya tarik Jawa Tengah, menyebabkan Hamka sangat berminat untuk merantau ke Tanah Jawa. Pada saat yang sama, ia tidak lagi tertarik untuk menyelesaikan pendidikan di Thawalib. Setelah belajar selama empat tahun, ia memutuskan untuk keluar dari Thawalib, sementara program pendidikan di sekolah tersebut dirancang selama tujuh tahun. Ia keluar tanpa memperoleh ijazah. Pada masa-masa setelah itu, Hamka sempat dibawa ke Parabek, sekitar 5 km dari Bukittinggi pada tahun 1922 untuk belajar kepada Syekh Ibrahim Musa, tetapi tidak berlangsung lama.[5] Ia lebih memilih mengikuti kata hatinya untuk menuntut ilmu dan pengalaman menurut caranya sendiri. Ia memutuskan untuk bertolak ke pulau Jawa. Namun, usaha yang pertama sempat terjegal oleh ayahnya.<br />
<br />
<strong>PENGEMBARAAN KE JAWA</strong><br />
Hamka telah berkelana ke sejumlah tempat di Minangkabau sejak berusia remaja, sehingga dijuluki oleh ayahnya dengan sebutan "Si Bujang Jauh".[13] Ketika berusia 15 tahun, setelah mengalami suatu peristiwa yang mengguncangkan jiwanya, yakni perceraian orang tuanya, Hamka telah berniat pergi ke pulau Jawa setelah mengetahui bahwa Islam di Jawa lebih maju daripada Minangkabau terutama dalam hal pergerakan dan organisasi. Namun setiba di Bengkulu, Hamka terkena wabah penyakit cacar, sehingga setelah sekitar dua bulan berada di atas pembaringan, ia memutuskan kembali ke Padang Panjang.[11] Meski begitu niatnya untuk pergi ke pulau Jawa tidak terbendung. Pada tahun 1924, setahun setelah sembuh dari penyakit cacar, ia kembali berangkat ke pulau Jawa.<br />
<br />
Setiba di pulau Jawa, Hamka bertolak ke Yogyakarta dan menetap di rumah adik kandung ayahnya, Ja'far Amrullah.[15][16] Melalui pamannya itu, ia mendapat kesempatan mengikuti berbagai diskusi dan pelatihan pergerakan Islam yang diselenggarakan oleh Muhammadiyah dan Sarekat Islam.[17] Selain mempelajari pergerakan Islam, ia juga meluaskan pandangannya dalam persoalan gangguan terhadap kemajuan Islam seperti kristenisasi dan komunisme. Selama di Jawa, ia aktif dalam berbagai kegiatan sosial dan agama. Dalam berbagai kesempatan, ia berguru kepada Bagoes Hadikoesoemo, HOS Tjokroaminoto, Abdul Rozak Fachruddin, dan Suryopranoto.[18] Sebelum kembali ke Minangkabau, ia sempat mengembara ke Bandung dan bertemu dengan tokoh-tokoh Masyumi seperti Ahmad Hassan dan Mohammad Natsir, yang memberinya kesempatan belajar menulis dalam Majalah Pembela Islam.[19] Selanjutnya pada tahun 1925, ia pergi ke Pekalongan, Jawa Timur untuk menemui Ahmad Rasyid Sutan Mansur—yang waktu itu menjabat sebagai Ketua Muhammadiyah cabang Pekalongan—sekaligus belajar kepadanya. Selama di Pekalongan, ia menetap di rumah kakak iparnya itu dan mulai tampil berpidato di beberapa tempat.[20][21]<br />
<br />
Dalam perantauan pertamanya ke pulau Jawa, ia mengaku memiliki semangat baru dalam mempelajari Islam. Ia juga melihat ada perbedaan antara misi pembaruan Islam di Minangkabau dan Jawa; jika di Minangkabau ditujukan pada pemurnian ajaran Islam dari praktik yang dianggap salah, seperti tarekat, taklid, dan khirafat, maka di Jawa lebih berorientasi kepada usaha untuk memerangi keterbelakangan, kebodohan, dan kemiskinan.<br />
<br />
<strong>MENUNAIKAN IBADAH HAJI</strong><br />
Setelah setahun lamanya berada di Jawa, pada bulan Juli 1925 Hamka kembali ke Padang Panjang.[22] Di Padang Panjang, ia menulis majalah pertamanya berjudul Chatibul Ummah, yang berisikan kumpulan pidato yang didengarkannya di Surau Jembatan Besi,[23] dan Majalah Tabligh Muhammadiyah.[24] Di sela-sela aktivitasnya dalam bidang dakwah melalui tulisan, ia menyempatkan berpidato di beberapa tempat di Padang Panjang. Namun pada saat itu, semuanya justru dikritik tajam oleh ayahnya, "Pidato-pidato saja adalah percuma, isi dahulu dengan pengetahuan, barulah ada arti dan manfaatnya pidato-pidatomu itu." Di sisi lain, ia tidak mendapatkan penerimaan baik dari masyarakat. Ia sering kali dicemooh sebagai "tukang pidato yang tidak berijazah",[25] bahkan ia sempat mendapat kritikan dari sebagian ulama karena ketika itu ia belum menguasaibahasa Arab dengan baik.[26] Berbagai kritikan yang ia terima di tanah kelahirannya, ia jadikan cambuk untuk membekali diri lebih matang.<br />
<br />
Pada bulan Februari 1927, ia mengambil keputusan pergi ke Mekkah untuk memperdalam ilmu pengetahuan kegamaannya, termasuk untuk mempelajari bahasa Arab dan menunaikan ibadah hajinya yang pertama.[27] Ia pergi tanpa pamit kepada ayahnya dan berangkat dengan biaya sendiri.[28] Selama di Mekkah, ia menjadi koresponden Harian Pelita Andalas sekaligus bekerja di sebuah perusahaan percetakan milik Tuan Hamid, putra Majid Kurdi, yang merupakan mertua dari Ahmad Khatib Al-Minangkabawi.[29][30] Di tempat ia bekerja itu, ia dapat membaca kitab-kitab klasik, buku-buku, dan buletin Islam dalam bahasa Arab, satu-satunya bahasa asing yang dikuasainya.<br />
<br />
Menjelang pelaksanaan ibadah haji berlangsung, Hamka bersama beberapa calon jemaah haji lainnya mendirikan organisasi Persatuan Hindia-Timur, sebuah organisasi yang memberikan pelajaran manasik haji kepada calon jemaah haji asal Indonesia.[26] Setelah menunaikan haji, dan beberapa lama tinggal di Tanah Suci, ia berjumpa dengan Agus Salim dan sempat menyampaikan hasratnya untuk menetap di Mekkah, tetapi Agus Salim justru menasihatinya untuk segera pulang.[31] "Banyak pekerjaan yang jauh lebih penting menyangkut pergerakan, studi, dan perjuangan yang dapat engkau lakukan. Karenanya, akan lebih baik mengembangkan diri di tanah airmu sendiri", ujar Agus Salim.[32] Ia pun segera kembali ke tanah air setelah tujuh bulan bermukim di Mekkah. Namun, bukannya pulang ke Padang Panjang, Hamka malah menetap di Medan, kota tempat berlabuhnya kapal yang membawanya pulang.[33]<br />
<span class="photo " style="padding: 0px;"><img alt="Suasana pelaksanaan haji di Masjidil Haram, Mekkah. Perjalanan Hamka ke Mekkah pada tahun 1927 meletupkan inspirasi baginya untuk menulis Di Bawah Lindungan Ka'bah" class="photo_img img" src="https://fbcdn-sphotos-f-a.akamaihd.net/hphotos-ak-ash4/1394035_241756109308683_472026785_n.jpg" style="border: 0px; margin: 0px; max-width: 100%; padding: 0px;" title="Suasana pelaksanaan haji di Masjidil Haram, Mekkah. Perjalanan Hamka ke Mekkah pada tahun 1927 meletupkan inspirasi baginya untuk menulis Di Bawah Lindungan Ka'bah" /></span><br />
<div class="caption">
Suasana pelaksanaan haji di Masjidil Haram, Mekkah. Perjalanan Hamka ke Mekkah pada tahun 1927 meletupkan inspirasi baginya untuk menulis Di Bawah Lindungan Ka'bah</div>
<br />
<br />
<strong>KARIER DI MEDAN</strong><br />
Selama di Medan, ia banyak menulis artikel di berbagai majalah dan sempat menjadi guru agama selama beberapa bulan di Tebing Tinggi.[34] Ia mengirimkan tulisan-tulisannya untuk surat kabarPembela Islam di Bandung dan Suara Muhammadiyah yang dipimpin Abdul Rozak Fachruddin di Yogyakarta.[23] Selain itu, ia juga bekerja sebagai koresponden di Harian Pelita Andalas dan menuliskan laporan-laporan perjalanan, terutama perjalanannya ke Mekkah pada tahun 1927. Pada tahun 1928, ia menulis romannya yang pertama dalam bahasa Minangkabau berjudul Si Sabariyah. Pada tahun yang sama, ia diangkat sebagai redaktur Majalah Kemajuan Zaman berdasarkan hasil konferensi Muhammadiyah di Padang Panjang.[35] Setahun berikutnya, ia menulis beberapa buku, antara lain: Agama dan Perempuan, Pembela Islam, Adat Minangkabau, Agama Islam, Kepentingan Tabligh, dan Ayat-ayat Mi’raj. Namun, beberapa di antara kayanya tersebut disita karena dianggap berbahaya bagi pemerintah kolonial yang sedang berkuasa ketika itu.<br />
<br />
Pada 28 Juni 1926, gempa bumi berkekuatan 7,6 SR meluluhlantakkan sebagian besar Padang Panjang, termasuk rumah ayah Hamka di Gatangan, Pasar Usang<br />
<br />
Sewaktu di Medan, orang-orang di kampungnya sudah berkali-kali berkirim surat memintanya pulang, tetapi selalu ditolak oleh Hamka. Oleh sebab itu, ayahnya meminta Ahmad Rasyid Sutan Mansur untuk menjemput dan membujuk Hamka pulang.[22] Bujukan kakak iparnya itu akhirnya membuat Hamka luluh, dan kemudian ia pulang ke kampung halamannya di Maninjau, sementara rumah ayahnya di Padang Panjang luluh lantah akibat gempa bumi pada tahun 1926. Setiba di kampung halamannya, ia diterima ayahnya dengan penuh haru hingga menitikkan air mata. Ayahnya terkejut mengetahui Hamka telah berangkat haji dan pergi dengan ongkos sendiri. Ayahnya bahkan berkata, "Mengapa tidak engkau beri tahu bahwa begitu mulia dan suci maksudmu? Abuya (ayah) ketika itu sedang susah dan miskin. Kalau itu maksudmu, tak kayu jenjang dikeping, tak emas bungkal diasah." Sejak saat itu, pandangan Hamka terhadap ayahnya mulai berubah. Namun, setelah sekitar setahun menetap di Sungai Batang,[36] ia kembali meninggalkan kampung halamannya.<br />
<br />
Hamka pindah ke Medan pada tahun 1936.[37] Di Medan, ia bekerja sebagai editor sekaligus menjadi pemimpin redaksi sebuah majalah pengetahuan Islam yang didirikannya bersama M. Yunan Nasution, yaitu Majalah Pedoman Masyarakat.[38][39] Melalui Pedoman Masyarakat, ia untuk pertama kalinya memperkenalkan nama pena "Hamka".[40] Selama di Medan, ia menulis Di Bawah Lindungan Ka'bah, yang terinspirasi dari perjalanannya ke Mekkah pada tahun 1927.[41] Setelah Di Bawah Lindungan Ka'bah diterbitkan pada tahun 1938, ia menulis Tenggelamnya Kapal Van der Wijck, yang pada awalnya ditulis sebagai cerita bersambung dalam Pedoman Masyarakat.[42] Selain itu, ia juga menerbitkan beberapa roman dan buku-buku lainnya seperti: Merantau ke Deli, Keadilan Ilahi, Tuan Direktur, Angkatan Baru, Terusir, Di Dalam Lembah Kehidupan,Ayahku, Tasawuf Modern, dan Falsafah Hidup.[43][39] Namun pada tahun 1943, Majalah Pedoman Masyarakat yang dipimpinnya dibredel oleh Jepang, yang ketika itu berkuasa di Indonesia.[44]<br />
<br />
<strong>HAMKA & MUHAMMADIYYAH</strong><br />
Setelah perkawinannya dengan Sitti Raham,[45] Hamka aktif dalam kepengurusan Muhammadiyah cabang Minangkabau, yang cikal bakalnya bermula dari perkumpulan Sendi Aman yang didirikan oleh ayahnya pada tahun 1925 di Sungai Batang.[46] Selain itu, ia sempat menjadi pimpinan Tabligh School, sebuah sekolah agama yang didirikan Muhammadiyah pada 1 Januari 1930.[47][48]<br />
<br />
Sejak menghadiri Muktamar Muhammadiyah di Solo pada tahun 1928, Hamka tidak pernah absen menghadiri kongres-kongres Muhammadiyah berikutnya. Sekembalinya dari Solo, ia mulai memangku beberapa jabatan, sampai akhirnya ia diangkat sebagai Ketua Muhammadiyah cabang Padang Panjang. Seusai Muktamar Muhammadiyah ke-19 di Bukittinggi pada tahun 1930, disusul dengan kongres berikutnya di Yogyakarta, ia memenuhi undangan untuk mendirikan cabang Muhammadiyah di Bengkalis.[49] Selanjutnya pada tahun 1932, ia diutus oleh Muhammadiyah ke Makassar dalam rangka mempersiapkan dan menggerakkan semangat rakyat untuk menyambut Muktamar Muhammadiyah ke-21 di Makassar.[50] Selama di Makassar, ia sempat menerbitkan Al-Mahdi, majalah pengetahuan Islam yang terbit sekali sebulan.[35] Pada tahun 1934, setahun setelah menghadiri Kongres Muhammadiyah di Semarang, ia diangkat menjadi anggota tetap Majelis Konsul Muhammadiyah untuk wilayah Sumatera Tengah.[48][51]<br />
<br />
Kariernya di Muhammadiyah kian menanjak sewaktu ia pindah ke Medan. Pada tahun 1942, bersamaan dengan jatuhnya Hindia-Belanda ke dalam tampuk kekuasaan penjajah Jepang, Hamka terpilih menjadi pimpinan Muhammadiyah untuk wilayah Sumatera Timur menggantikan H. Mohammad Said.[52] Namun pada Desember 1945, ia memutuskan kembali ke Minangkabau dan melepaskan jabatan tersebut. Pada tahun berikutnya, ia terpilih menjadi Ketua Majelis Pimpinan Muhammadiyah Sumatera Barat menggantikan S.Y. Sutan Mangkuto.[53] Jabatan ini ia rengkuh hingga tahun 1949.[54]<br />
<br />
Pada tahun 1953, ia terpilih sebagai pimpinan pusat Muhammadyiah dalam Muktamar Muhammadiyah ke-32 di Purwokerto. Sejak saat itu, ia selalu terpilih dalam Muktamar Muhammadiyah selanjutnya, sampai pada tahun 1971 ia memohon agar tidak dipilih kembali karena merasa uzur.[55] Akan tetapi, ia tetap diangkat sebagai penasihat pimpinan pusat Muhammadiyah sampai akhir hayatnya.[56]<br />
<span class="photo " style="padding: 0px;"><img alt="Muhammadiyyah & HAMKA" class="photo_img img" src="https://fbcdn-sphotos-c-a.akamaihd.net/hphotos-ak-ash3/s720x720/564021_241756785975282_1020030261_n.jpg" style="border: 0px; margin: 0px; max-width: 100%; padding: 0px;" title="Muhammadiyyah & HAMKA" /></span><br />
<div class="caption">
Muhammadiyyah & HAMKA</div>
<br />
<br />
<strong>KESETIAAN HAMKA </strong><br />
Ketika dalam sebuah acara Buya Hamka dan istri beliau diundang, mendadak sang pembawa acara meminta istri Buya untuk naik panggung. Asumsinya, istri seorang penceramah hebat pastilah pula sama hebatnya.<br />
<br />
Naiklah sang istri, namun ia hanya bicara pendek. “Saya bukanlah penceramah, saya hanyalah tukang masaknya sang Penceramah.” Lantas beliau pun turun panggung.<br />
<br />
Dan berikut adalah penuturan Irfan, putra Buya, yang menuturkan bagaimana Buya sepeninggal istrinya atau Ummi Irfan.<br />
<br />
“Setelah aku perhatikan bagaimana Ayah mengatasi duka lara sepeninggal Ummi, baru aku mulai bisa menyimak. Bila sedang sendiri, Ayah selalu kudengar bersenandung dengan suara yang hampir tidak terdengar. Menyenandungkan ‘kaba’. Jika tidak Ayah menghabiskan 5-6 jam hanya untuk membaca Al Quran.<br />
<br />
Dalam kuatnya Ayah membaca Al Quran, suatu kali pernah aku tanyakan.<br />
<br />
“Ayah, kuat sekali Ayah membaca Al Quran?”tanyaku kepada ayah.<br />
<br />
“Kau tahu, Irfan. Ayah dan Ummi telah berpuluh-puluh tahun lamanya hidup bersama. Tidak mudah bagi Ayah melupakan kebaikan Ummi. Itulah sebabnya bila datang ingatan Ayah terhadap Ummi, Ayah mengenangnya dengan bersenandung. Namun, bila ingatan Ayah kepada Ummi itu muncul begitu kuat, Ayah lalu segera mengambil air wudhu. Ayah shalat Taubat dua rakaat. Kemudian Ayah mengaji. Ayah berupaya mengalihkannya dan memusatkan pikiran dan kecintaan Ayah semata-mata kepada Allah,” jawab Ayah.<br />
<br />
“Mengapa Ayah sampai harus melakukan shalat Taubat?” tanyaku lagi.<br />
<br />
“Ayah takut, kecintaan Ayah kepada Ummi melebihi kecintaan Ayah kepada Allah. Itulah mengapa Ayah shalat Taubat terlebih dahulu,” jawab Ayah lagi.<br />
<span class="photo " style="padding: 0px;"><img alt="Keluarga HAMKA" class="photo_img img" src="https://fbcdn-sphotos-e-a.akamaihd.net/hphotos-ak-prn2/1378015_241757012641926_656435891_n.jpg" style="border: 0px; margin: 0px; max-width: 100%; padding: 0px;" title="Keluarga HAMKA" /></span><br />
<div class="caption">
Keluarga HAMKA</div>
<br />
<br />
<strong>POLITIK HAMKA</strong><br />
Sejak masih muda, Hamka telah terlibat dalam aktivitas politik, yaitu ketika menjadi anggota Sarekat Islam pada tahun 1925 dan, setelah kemerdekaan ia aktif dengan Partai Masyumi.[61] Pada pemilihan umum 1955, ia terpilih menjadi anggota Dewan Konstituante mewakili Jawa Tengah. Akan tetapi pengangkatan tersebut ditolak karena merasa tempat tersebut tidak sesuai baginya. Atas desakan kakak iparnya, Ahmad Rasyid Sutan Mansur, akhirnya Hamka menerima pengangkatan tersebut.<br />
<br />
Di Konstituante, ia bersama Mohammad Natsir, Mohammad Roem, dan Isa Anshari menjadi pihak yang paling konsisten memperjuangkan syariat Islam menjadi dasar negara Indonesia. Dalam pidatonya, Hamka mengusulkan agar dalam sila pertama Pancasila dimasukkan kembali kalimat tentang "kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluknya", sebagaimana yang termaktub dalam Piagam Jakarta. Akan tetapi, pemikiran Hamka ditentang keras oleh sebagian besar anggota Konstituante, yang umumnya berasal dari pihak komunis. Selanjutnya, dalam sidang Konstituante di Bandung pada tahun 1957, ia menyampaikan pidato penolakannya atas gagasan Presiden Soekarno yang akan menerapkan Demokrasi Terpimpin. Namun, segala usahanya itu kandas setelah Soekarno membubarkan Dewan Konstituante melalui Dekrit Presiden pada 5 Juli 1959 dan, perjalanan politik Hamka dapat dikatakan berakhir setelah Masyumi ikut dibubarkan oleh Presiden Soekarno.<br />
<br />
Sikapnya yang konsisten terhadap agama, menyebabkannya acapkali berhadapan dengan berbagai rintangan, terutama terhadap beberapa kebijakan pemerintah. Keteguhan sikapnya ini membuatnya dipenjarakan oleh Soekarno dari tahun 1964 sampai 1966. Pada awalnya, Hamka diasingkan ke Sukabumi, kemudian ke Puncak, Megamendung, dan terakhir dirawat di rumah sakit Persahabatan Rawamangun, sebagai tawanan. Di dalam penjara ia mulai menulis Tafsir al-Azhar yang merupakan karya ilmiah terbesarnya.[61]<br />
<br />
Pada tahun 1977, Hamka dipilih sebagai ketua umum Majelis Ulama Indonesia yang pertama. Semasa jabatannya, Hamka mengeluarkan fatwa yang bersisi penolakan terhadap kebijakan pemerintah yang akan memberlakukan RUU Perkawinan tahun 1973, dan mengecam kebijakan diperbolehkannya merayakan Natal bersama umat Nasrani. Meskipun pemerintah mendesaknya untuk menarik kembali fatwanya tersebut dengan diiringi berbagai ancaman, Hamka tetap teguh dengan pendiriannya.[62] Akan tetapi, pada tanggal 24 Juli 1981, Hamka memutuskan untuk melepaskan jabatannya sebagai ketua umum Majelis Ulama Indonesia, karena fatwanya yang tidak kunjung dipedulikan oleh pemerintah Indonesia.<br />
<span class="photo " style="padding: 0px;"><img alt="Natsir, Hamka, dan Isa Anshary" class="photo_img img" src="https://fbcdn-sphotos-g-a.akamaihd.net/hphotos-ak-ash3/1385921_241757272641900_1532702435_n.jpg" style="border: 0px; margin: 0px; max-width: 100%; padding: 0px;" title="Natsir, Hamka, dan Isa Anshary" /></span><br />
<div class="caption">
Natsir, Hamka, dan Isa Anshary</div>
<br />
<br />
<strong>SASTRA HAMKA</strong><br />
Hamka juga merupakan seorang wartawan, penulis, editor, dan penerbit. Sejak tahun 1920-an, Hamka menjadi wartawan beberapa buah surat kabar seperti Pelita Andalas, Seruan Islam, Bintang Islam, dan Seruan Muhammadiyah. Pada tahun 1928, ia menjadi editor majalah Kemajuan Masyarakat. Pada tahun 1932, ia menjadi editor dan menerbitkan majalah al-Mahdi di Makassar. Hamka juga pernah menjadi editor majalah Pedoman Masyarakat, Panji Masyarakat, dan Gema Islam.[63]<br />
<br />
Hamka adalah seorang otodidak dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan seperti filsafat, sastra, sejarah, sosiologi dan politik, baik Islam maupun Barat. Dengan kemahiran bahasa Arabnya yang tinggi, ia dapat menyelidiki karya ulama dan pujangga besar di Timur Tengah seperti Zaki Mubarak, Jurji Zaidan, Abbas al-Aqqad, Mustafa al-Manfaluti, dan Hussain Haikal. Melalui bahasa Arab juga, ia meneliti karya sarjana Perancis, Inggris dan Jerman seperti Albert Camus, William James, Sigmund Freud, Arnold Toynbee, Jean Paul Sartre, Karl Marx, dan Pierre Loti.<br />
<br />
Hamka juga banyak menghasilkan karya ilmiah Islam dan karya lain seperti novel dan cerpen. Pada tahun 1928, Hamka menulis buku romannya yang pertama dalam bahasa Minang dengan judul Si Sabariah. Kemudian, ia juga menulis buku-buku lain, baik yang berbentuk roman, sejarah, biografi dan otobiografi, sosial kemasyarakatan, pemikiran dan pendidikan, teologi, tasawuf,tafsir, dan fiqih. Karya ilmiah terbesarnya adalah Tafsir al-Azhar. Di antara novel-novelnya seperti Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck, Di Bawah Lindungan Ka'bah, dan Merantau ke Deli juga menjadi perhatian umum dan menjadi buku teks sastra di Malaysia dan Singapura. Beberapa penghargaan dan anugerah juga ia terima, baik peringkat nasional maupun internasional.[63]<br />
<br />
Pada tahun 1959, Hamka mendapat anugerah gelar Doktor Honoris Causa dari Universitas al-Azhar, Kairo atas jasa-jasanya dalam penyiaran agama Islam dengan menggunakan bahasa Melayu. Kemudian pada 6 Juni 1974, kembali ia memperoleh gelar kehormatan tersebut dari Universitas Nasional Malaysia pada bidang kesusasteraan, serta gelar Profesor dari Universitas Prof. Dr. Moestopo.[63]<br />
<span class="photo " style="padding: 0px;"><img alt="Buya Hamka" class="photo_img img" src="https://fbcdn-sphotos-e-a.akamaihd.net/hphotos-ak-frc3/1385585_241748069309487_1271894765_n.jpg" style="border: 0px; margin: 0px; max-width: 100%; padding: 0px;" title="Buya Hamka" /></span><br />
<div class="caption">
Buya Hamka</div>
<br />
<br />
<strong>KARYA-KARYA HAMKA</strong><br />
<ol style="padding: 0px 10px 0px 25px;">
<li>Kenang-Kenangan Hidup, 4 Jilid, Jakarta: Bulan Bintang, 1979.</li>
<li>Ayahku (Riwayat Hidup Dr. H. Abdul Karim Amrullah dan Perjuangannya), Jakarta: Pustaka Wijaya, 1958.</li>
<li>Khatib al-Ummah, 3 Jilid, Padang Panjang, 1925.</li>
<li>Islam dan Adat, Padang Panjang: Anwar Rasyid, 1929.</li>
<li>Kepentingan Melakukan Tabligh, Padang Panjang: Anwar Rasyid, 1929.</li>
<li>Majalah Tentera, 4 nomor, Makassar, 1932.</li>
<li>Majalah al-Mahdi, 9 nomor, Makassar, 1932.</li>
<li>Bohong di Dunia, cet. 1, Medan: Cerdas, 1939.</li>
<li>Agama dan Perempuan, Medan: Cerdas, 1939.</li>
<li>Pedoman Mubaligh Islam, cet. 1, Medan: Bukhandel Islamiah, 1941.</li>
<li>Majalah Semangat Islam, 1943.</li>
<li>Majalah Menara, Padang Panjang, 1946.</li>
<li>Hikmat Isra’ Mi’raj, 1946 (tempat dan penerbit tidak diketahui).</li>
<li>Negara Islam, 1946 (tempat dan penerbit tidak diketahui),</li>
<li>Islam dan Demokrasi, 1946 (tempat dan penerbit tidak diketahui),</li>
<li>Revolusi Fikiran, 1946 (tempat dan penerbit tidak diketahui),</li>
<li>Dibandingkan Ombak Masyarakat, 1946 (tempat dan penerbit tidak diketahui),</li>
<li>Muhammadiyah Melalui Tiga Zaman, Padang Panjang: Anwar Rasyid, 1946.</li>
<li>Revolusi Agama, Padang Panjang: Anwar Rasyid, 1946.</li>
<li>Sesudah Naskah Renville, 1947 (tempat dan penerbit tidak diketahui).</li>
<li>Tinjauan Islam Ir. Soekarno, Tebing Tinggi, 1949.</li>
<li>Pribadi, 1950 (tempat dan penerbit tidak diketahui).</li>
<li>Falsafah Hidup, cet. 3, Jakarta: Pustaka Panji Masyarakat, 1950.</li>
<li>Falsafah Ideologi Islam, Jakarta: Pustaka Wijaya, 1950.</li>
<li>Urat Tunggang Pancasila, Jakarta: Keluarga, 1951.</li>
<li>Pelajaran Agama Islam, Jakarta: Bulan Bintang, 1952.</li>
<li>K.H. A. Dahlan, Jakarta: Sinar Pujangga, 1952.</li>
<li>Perkembangan Tashawwuf dari Abad ke Abad, cet. 3, Jakarta: Pustaka Islam, 1957.</li>
<li>Pribadi, Jakarta: Bulan Bintang, 1959.</li>
<li>Pandangan Hidup Muslim, Jakarta: Bulan Bintang, 1962.</li>
<li>Lembaga Hidup, cet. 6, Jakarta: Jayamurni, 1962 (kemudian dicetak ulang di Singapura oleh Pustaka Nasional dalam dua kali cetakan, pada tahun 1995 dan 1999).</li>
<li>1001 Tanya Jawab tentang Islam, Jakarta: CV. Hikmat, 1962.</li>
<li>Cemburu, Jakarta: Firma Tekad, 1962.</li>
<li>Angkatan Baru, Jakarta: Hikmat, 1962.</li>
<li>Ekspansi Ideologi, Jakarta: Bulan Bintang, 1963.</li>
<li>Pengaruh Muhammad Abduh di Indonesia, Jakarta: Tintamas, 1965 (awalnya merupakan naskah yang disampakannya pada orasi ilmiah sewaktu menerima gelar Doktor Honoris Causa dari Universitas al-Azhar Mesir, pada 21 Januari 1958).</li>
<li>Sayyid Jamaluddin al-Afghani, Jakarta: Bulan Bintang, 1965.</li>
<li>Lembaga Hikmat, cet. 4, Jakarta: Bulan Bintang, 1966.</li>
<li>Dari Lembah Cita-Cita, cet. 4, Jakarta: Bulan Bintang, 1967.</li>
<li>Hak-Hak Azasi Manusia Dipandang dari Segi Islam, Jakarta: Bulan Bintang, 1968.</li>
<li>Gerakan Pembaruan Agama (Islam) di Minangkabau, Padang: Minang Permai, 1969.</li>
<li>Hubungan antara Agama dengan Negara menurut Islam, Jakarta: Pustaka Panjimas, 1970.</li>
<li>Islam, Alim Ulama dan Pembangunan, Jakarta: Pusat dakwah Islam Indonesia, 1971.</li>
<li>Islam dan Kebatinan, Jakarta: Bulan Bintang, 1972.</li>
<li>Mengembalikan Tasawuf ke Pangkalnya, Jakarta: Pustaka Panjimas, 1973.</li>
<li>Beberapa Tantangan terhadap Umat Islam di Masa Kini, Jakarta: Bulan Bintang, 1973.</li>
<li>Kedudukan Perempuan dalam Islam, Jakarta: Pustaka Panjimas, 1973.</li>
<li>Muhammadiyah di Minangkabau, Jakarta: Nurul Islam, 1974.</li>
<li>Tanya Jawab Islam, Jilid I dan II cet. 2, Jakarta: Bulan Bintang, 1975.</li>
<li>Studi Islam, Aqidah, Syari’ah, Ibadah, Jakarta: Yayasan Nurul Iman, 1976.</li>
<li>Perkembangan Kebatinan di Indonesia, Jakarta: Yayasan Nurul Islam, 1976.</li>
<li>Tasawuf, Perkembangan dan Pemurniannya, cet. 8, Jakarta: Yayasan Nurul Islam, 1980.</li>
<li>Ghirah dan Tantangan Terhadap Islam, Jakarta: Pustaka Panjimas, 1982.</li>
<li>Kebudayaan Islam di Indonesia, Jakarta: Pustaka Panjimas, 1982.</li>
<li>Lembaga Budi, cet. 7, Jakarta: Pustaka Panjimas, 1983.</li>
<li>Tasawuf Modern, cet. 9, Jakarta: Pustaka Panjimas, 1983.</li>
<li>Doktrin Islam yang Menimbulkan Kemerdekaan dan Keberanian, Jakarta: Yayasan Idayu, 1983.</li>
<li>Islam: Revolusi Ideologi dan Keadilan Sosial, Jakarta: Pustaka Panjimas, 1984.</li>
<li>Iman dan Amal Shaleh, Jakarta: Pustaka Panjimas, 1984.</li>
<li>Renungan Tasawuf, Jakarta: Pustaka Panjimas, 1985.</li>
<li>Filsafat Ketuhanan, cet. 2, Surabaya: Karunia, 1985.</li>
<li>Keadilan Sosial dalam Islam, Jakarta: Pustaka Antara, 1985.</li>
<li>Tafsir al-Azhar, Juz I sampai Juz XXX, Jakarta: Pustaka Panjimas, 1986.</li>
<li>Prinsip-prinsip dan Kebijaksanaan Dakwah Islam, Jakarta: Pustaka Panjimas, 1990.</li>
<li>Tuntunan Puasa, Tarawih, dan Idul Fitri, Jakarta: Pustaka Panjimas, 1995.</li>
<li>Adat Minangkabau Menghadapi Revolusi, Jakarta: Tekad, 1963.</li>
<li>Islam dan Adat Minangkabau, Jakarta: Pustaka Panjimas, 1984.</li>
<li>Mengembara di Lembah Nil, Jakarta: NV. Gapura, 1951.</li>
<li>Di Tepi Sungai Dajlah, Jakarta: Tintamas, 1953.</li>
<li>Mandi Cahaya di Tanah Suci, Jakarta: Tintamas, 1953.</li>
<li>Empat Bulan di Amerika, 2 Jilid, Jakarta: Tintamas, 1954.</li>
<li>Merantau ke Deli, cet. 7, Jakarta: Bulan Bintang, 1977 (ditulis pada tahun 1939).</li>
<li>Si Sabariah (roman dalam bahasa Minangkabau), Padang Panjang: 1926.</li>
<li>Laila Majnun, Jakarta: Balai Pustaka, 1932.</li>
<li>Salahnya Sendiri, Medan: Cerdas, 1939.</li>
<li>Keadilan Ilahi, Medan: Cerdas, 1940.</li>
<li>Angkatan Baru, Medan: Cerdas, 1949.</li>
<li>Cahaya Baru, Jakarta: Pustaka Nasional, 1950.</li>
<li>Menunggu Beduk Berbunyi, Jakarta: Firma Pustaka Antara, 1950.</li>
<li>Terusir, Jakarta: Firma Pustaka Antara, 1950.</li>
<li>Di Dalam Lembah Kehidupan (kumpulan cerpen), Jakarta: Balai Pustaka, 1958.</li>
<li>Di Bawah Lindungan Ka'bah, cet. 7, Jakarta: Balai Pustaka, 1957.</li>
<li>Tuan Direktur, Jakarta: Jayamurni, 1961.</li>
<li>Dijemput Mamaknya, cet. 3, Jakarta: Mega Bookstrore, 1962.</li>
<li>Cermin Kehidupan, Jakarta: Mega Bookstrore, 1962.</li>
<li>Tenggelamnya Kapal Van der Wijck, cet. 13, Jakarta: Bulan Bintang, 1979.</li>
<li>Pembela Islam (Tarikh Sayyidina Abubakar Shiddiq), Medan: Pustaka Nasional, 1929.</li>
<li>Ringkasan Tarikh Ummat Islam, Medan: Pustaka Nasional,1929.</li>
<li>Sejarah Islam di Sumatera, Medan: Pustaka Nasional, 1950.</li>
<li>Dari Perbendaharaan Lama, Medan: M. Arbi, 1963.</li>
<li>Antara Fakta dan Khayal Tuanku Rao, cet. 1, Jakarta: Bulan Bintang, 1974.</li>
<li>Sejarah Umat Islam, 4 Jilid, Jakarta: Bulan Bintang, 1975.</li>
<li>Sullam al-Wushul; Pengantar Ushul Fiqih (terjemahan karya Dr. H. Abdul Karim Amrullah), Jakarta: Pustaka Panjimas, 1984.</li>
<li>Margaretta Gauthier (terjemahan karya Alexandre Dumas), cet. 7, Jakarta: Bulan Bintang, 1975.</li>
</ol>
<span class="photo " style="padding: 0px;"><img alt="Karya HAMKA" class="photo_img img" src="https://fbcdn-sphotos-a-a.akamaihd.net/hphotos-ak-prn2/s720x720/1383424_241757689308525_1312198252_n.jpg" style="border: 0px; margin: 0px; max-width: 100%; padding: 0px;" title="Karya HAMKA" /></span><br />
<div class="caption">
Karya HAMKA</div>
<br />
<br />
<strong>MENINGGALNYA HAMKA</strong><br />
Setelah mengundurkan diri dari jabatan ketua MUI, kesehatannya menurun. Atas anjuran dokter Karnen Bratawijaya, dokter keluarga itu, ia diopname di Rumah Sakit Pusat Pertamina pada 18 Juli 1981, yang bertepatan dengan awal Ramadan.[57].<br />
<br />
Pada hari keenam dirawat, ia sempat menunaikan salat Duha dengan bantuan putrinya, Azizah, untuk bertayamum. Siangnya, beberapa dokter datang memeriksa kondisinya, dan kemudian menyatakan bahwa ia berada dalam keadaan koma. Kondisi tersebut tetap berlangsung sampai malam harinya. Tim dokter menyatakan bahwa ginjal, paru-paru dan saraf sentralnya sudah tidak berfungsi lagi, dan kondisinya hanya bisa dipertahankan dengan alat pacu jantung. Pada pukul 10 pagi keesokan harinya, anak-anaknya sepakat untuk mencabut alat pacu jantung, dan Hamka menghembuskan napas terakhirnya tidak lama setelah itu.[58]<br />
<br />
Hamka meninggal dunia pada hari Jum'at, 24 Juli 1981 pukul 10 lewat 37 menit dalam usia 73 tahun. Jenazahnya disemayamkan di rumahnya di Jalan Raden Fatah III. Antara pelayat yang hadir untuk memberi penghormatan terakhir dihadiri Presiden Soeharto dan Wakil Presiden Adam Malik, Menteri Negara Lingkungan Hidup Emil Salim serta Menteri Perhubungan Azwar Anas yang menjadi imam salat jenazahnya.[59] Jenazahnya dibawa ke Masjid Agung dan disalatkan lagi, dan kemudian akhirnya dimakamkan di Taman Pemakaman Umum Tanah Kusir, Jakarta Selatan, dipimpin Menteri Agama Alamsjah Ratoe Perwiranegara.[60]<strong> </strong><br />
<span class="photo " style="padding: 0px;"><img alt="Kuburan HAMKA" class="photo_img img" src="https://fbcdn-sphotos-d-a.akamaihd.net/hphotos-ak-prn2/1385521_241758075975153_1929226559_n.jpg" style="border: 0px; margin: 0px; max-width: 100%; padding: 0px;" title="Kuburan HAMKA" /></span><br />
<div class="caption">
Kuburan HAMKA</div>
<br />
<br />
<strong>FOOTNOTE:</strong><br />
<ol style="padding: 0px 10px 0px 25px;">
<li><strong>^</strong> Tamara, dkk 1983, hlm. 78.</li>
<li><strong>^</strong> Shobahussurur 2008, hlm. 17.</li>
<li><strong>^</strong> Rahzen 2007, hlm. 246.</li>
<li><strong>^</strong> Yusuf 2003, hlm. 40.</li>
<li><strong>^</strong> Safrudin 2008, hlm. 198.</li>
<li><strong>^</strong> Reid dan Marr 1983, hlm. 40.</li>
<li><strong>^</strong> Yusuf 2003, hlm. 41.</li>
<li><strong>^</strong> Kenang-kenangan 70 tahun... 1983, hlm. 260.</li>
<li><strong>^</strong> Kenang-kenangan 70 tahun... 1966, hlm. 26.</li>
<li><strong>^</strong> Yani 2010.</li>
<li><strong>^</strong> Azra 2002, hlm. 267.</li>
<li><strong>^</strong> Abidin 2005, hlm. 170.</li>
<li><strong>^</strong> Tamara, dkk 1983, hlm. 368.</li>
<li><strong>^</strong> Roesmar 2002, hlm. 27.</li>
<li><strong>^</strong> Tamara, dkk 1983, hlm. 238.</li>
<li><strong>^</strong> Hamka 1982, hlm. 149.</li>
<li><strong>^</strong> Hakim 2005, hlm. 26.</li>
<li><strong>^</strong> Yusuf 2003, hlm. 43.</li>
<li><strong>^</strong> Shobahussurur 2008, hlm. 20.</li>
<li><strong>^</strong> Al-Kumayi 2004, hlm. 24.</li>
<li><strong>^</strong> Kenang-kenangan 70 tahun... 1983, hlm. 470.</li>
<li><strong>^</strong> Kenang-kenangan 70 tahun... 1983, hlm. 529.</li>
<li><strong>^</strong> Tamara, dkk 1983, hlm. 198.</li>
<li><strong>^</strong> Abidin 2005, hlm. 231.</li>
<li><strong>^</strong> Kenang-kenangan 70 tahun... 1983, hlm. 471.</li>
<li><strong>^</strong> Yusuf 2003, hlm. 46–47.</li>
<li><strong>^</strong> Tamara, dkk 1983, hlm. 329.</li>
<li><strong>^</strong> Kenang-kenangan 70 tahun... 1983, hlm. 98.</li>
<li><strong>^</strong> Hakim 2005, hlm. 31.</li>
<li><strong>^</strong> Mohammad 2006, hlm. 61.</li>
<li><strong>^</strong> Rosidi 2008, hlm. 346.</li>
<li><strong>^</strong> Al-Kumayi 2004, hlm. 25.</li>
<li><strong>^</strong> Shobahussurur 2008, hlm. 21.</li>
<li><strong>^</strong> Aiyub 2000, hlm. 142.</li>
<li><strong>^</strong> Safrudin 2008, hlm. 201.</li>
<li><strong>^</strong> Hamka 1986, hlm. 318.</li>
<li><strong>^</strong> Yusuf 2003, hlm. 45.</li>
<li><strong>^</strong> Zakariya 2006.</li>
<li><strong>^</strong> Safrudin 2008, hlm. 202.</li>
<li><strong>^</strong> Teeuw 1980, hlm. 104.</li>
<li><strong>^</strong> Teeuw 1980, hlm. 105.</li>
<li><strong>^</strong> Mahayana 2007, hlm. 168.</li>
<li><strong>^</strong> Hamka 1975, hlm. 28.</li>
<li><strong>^</strong> Mohammad 2006, hlm. 62.</li>
<li><strong>^</strong> Leirissa 1994, hlm. 89.</li>
<li><strong>^</strong> Hamka 1983, hlm. 73.</li>
<li><strong>^</strong> Abidin 2005, hlm. 171.</li>
<li><strong>^</strong> Yusuf 2003, hlm. 48.</li>
<li><strong>^</strong> Kenang-kenangan 70 tahun... 1983, hlm. 472.</li>
<li><strong>^</strong> Tamara, dkk 1983, hlm. 384.</li>
<li><strong>^</strong> Hakim 2005, hlm. 27.</li>
<li><strong>^</strong> Toer, dkk 1999, hlm. 246.</li>
<li><strong>^</strong> Kenang-kenangan 70 tahun... 1983, hlm. 20.</li>
<li><strong>^</strong> Muhammadiyah 2005, hlm. 144.</li>
<li><strong>^</strong> Shobahussurur 2008, hlm. 24.</li>
<li><strong>^</strong> Al-Kumayi 2004, hlm. 30.</li>
<li><strong>^</strong> Irfan 2013, hlm. 274.</li>
<li><strong>^</strong> Irfan 2013, hlm. 279.</li>
<li><strong>^</strong> Irfan 2013, hlm. 280.</li>
<li><strong>^</strong> Irfan 2013, hlm. 282.</li>
<li><strong>^</strong> Republika 2011.</li>
<li><strong>^</strong> Hashim, Rosnani (2010). Reclaiming the Conversation: Islamic Intellectual Tradition in the Malay Archipelago. The Other Press. ISBN 9839541749.</li>
<li><strong>^</strong> Irfan 2013, hlm. 290.</li>
</ol>
<br />
<strong>DAFTAR PUSTAKA:</strong><br />
<ul style="list-style-type: square; margin: 10px 0px; padding: 0px 10px 0px 25px;">
<li>Dewan Redaksi Ensiklopedia Islam (2002). "Ensiklopedia Islam, Jilid 4". Departemen Agama(Jakarta: Ichtiar Baru van Hoeve). ISBN 979-8276-65-5.</li>
<li>Shobahussurur (2008). Mengenang 100 tahun Haji Abdul Malik Karim Amrullah Hamka. Jakarta: Yayasan Pesantren Islam Al-Azhar. ISBN 979-177-850-7.</li>
<li>Herry, Mohammad (2006). Tokoh-tokoh Islam yang Berpengaruh Abad 20. Gema Insani. ISBN 979-560-219-5.</li>
<li>Hashim, Rosnani (2010). Reclaiming the Conversation: Islamic Intellectual Tradition in the Malay Archipelago. The Other Press. ISBN 983-954-174-9.</li>
<li>"Cukup Allah sebagai Pelindung: Kisah Hamka di Penjara Sukabumi". Republika. 26 November 2011. Diakses 20 Desember 2011.</li>
<li>Daneel, Inus; Charles Van Engen, Hendrik Vroom (2005). Fullness of Life for All—Challenges for Mission in Early 21st Century. Rodopi. ISBN 904-201-971-9.</li>
<li>Rodgers, Susan (1995). Telling Lives, Telling History: Autobiography and Historical Imagination in Modern Indonesia. University of California Press. ISBN 052-008-547-7.</li>
<li>Zakariya, H. (2006). Islamic Reform in Colonial Malaya: Shaykh Tahir Jalaluddin and Sayyid Shaykh Al-Hadi. ProQuest. ISBN 054-286-357-X.</li>
<li>Abdurrahman, M. (2009). Bersujud di Baitullah. Penerbit Buku Kompas. ISBN 979-709-437-5.</li>
<li>Riddell, P. G. Islam and the Malay-Indonesian World: Transmission and Responses. C. Hurst & Co. Publishers. ISBN 185-065-336-4.</li>
<li>Hamka, Afif (2008). Buya Hamka. Uhamka Press. ISBN 602-804-007-X.</li>
<li>Pandoe, M.D.; Pour, Julius (2010). Jernih Melihat Cermat Mencatat: Antologi Karya Jurnalistik Wartawan Senior Kompas. Penerbit Buku Kompas. ISBN 979-709-487-1.</li>
<li>Panitia Peringatan Buku 70 Tahun Buya Prof. Dr. Hamka (1983). Kenang-kenangan 70 Tahun Buya Hamka. Pustaka Panjimas.</li>
<li>Hamka (1966). Kenang-kenangan Hidup. Kuala Lumpur: Pustaka Antara.</li>
<li>Hamka, Rusydi (1983). Pribadi dan Martabat Buya Prof. Hamka.</li>
</ul>
</div>
Unknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-7437626801301800612.post-38365381710531462472013-10-06T02:39:00.001-07:002015-04-09T17:16:08.811-07:00Fakta Unik Kelahiran Rasulullah Berdasarkan Penuturan Ibunda Nabi Sendiri<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg4j_aN9px8EqxhQY-xCbFQhoE9GlcnZrn_rcT0Ktn_92O2_OMKdzjnNz9bw7sj6wjm_fWQPUCe3TVStC7VmKKvMQpyIyTCGFurocE2Pj3v2TR0crxtsClP1vBt1IoKxnlcT0r82ZlTkeY/s1600/rumah+nabi.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg4j_aN9px8EqxhQY-xCbFQhoE9GlcnZrn_rcT0Ktn_92O2_OMKdzjnNz9bw7sj6wjm_fWQPUCe3TVStC7VmKKvMQpyIyTCGFurocE2Pj3v2TR0crxtsClP1vBt1IoKxnlcT0r82ZlTkeY/s400/rumah+nabi.jpg" height="268" width="400" /></a></div>
<div style="background-color: white; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px; text-align: center;">
<strong><br /></strong></div>
<div style="background-color: white; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px; text-align: center;">
<strong>Oleh:</strong></div>
<div style="background-color: white; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px; text-align: center;">
<strong>Asy-Syaikh As-Sayyid Shohibul Faroji Azmatkhan Al-Hafizh</strong></div>
<div style="background-color: white; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px; text-align: center;">
<strong>(Syekh Mufti Kesultanan Palembang Darussalam)</strong></div>
<div style="background-color: white; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">
Al-Imam Syihabuddin Ahmad bin Hajar Al-Haitami Asy-Syafi’i di kitabnya An-Ni’matul Kubraa ‘Alal ‘Aalam hal. 61 telah menyebutkan ;</div>
<div style="background-color: white; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">
Bahwa sesungguhnya pada bulan kesembilan kehamilan Sayyidah Aminah (bulan Rabi’ul Awwal), saat hari-hari kelahiran Baginda Nabi Muhammad sudah semakin dekat, Allah SWT semakin melimpahkan berbagai macam anugerahnya kepada Sayyidah Aminah, mulai malam tanggal satu hingga malam tanggal 12 Bulan Rabi’ul Awwal malam kelahiran Baginda Rasulullah Muhammad SAW;</div>
<div style="background-color: white; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">
<strong>Pada malam tanggal 1,</strong> Allah SWT melimpahkan segala kedamaian dan ketentraman yang luar biasa kepada Sayyidah Aminah, sehingga Beliau merasakan ketenangan dan kesejukan jiwa yang belum pernah dirasakan sebelumnya.</div>
<div style="background-color: white; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">
<strong>Pada malam tanggal 2,</strong> datang seruan berita gembira kepadanya bahwa sebentar lagi dirinya akan mendapati anugerah agung yang luar biasa dari Allah SWT.</div>
<div style="background-color: white; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">
<strong>Pada malam tanggal 3,</strong> datang seruan memanggil kepadanya…”Wahai Aminah, sudah dekat saatnya Engkau akan melahirkan Nabi Agung Rasulullah Muhammad SAW yang senantiasa memuji dan bersyukur kepada Allah SWT”.</div>
<div style="background-color: white; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">
<strong>Pada malam tanggal 4,</strong> Sayyidah Aminah mendengar beraneka ragam tasbih para malaikat secara nyata dan sangat jelas sekali.</div>
<div style="background-color: white; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">
<strong>Pada malam tanggal 5,</strong> Sayyidah Aminah mimpi bertemu dengan Nabiyyullah Ibrahim AS Khalilullah.</div>
<div style="background-color: white; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">
<strong>Pada malam tanggal 6,</strong> Sayyidah Aminah melihat cahaya Rasulullah SAW memenuhi segala penjuru alam semesta.</div>
<div style="background-color: white; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">
<strong>Pada malam tanggal 7,</strong> Sayyidah Aminah melihat para malaikat silih berganti saling berdatangan mengunjungi kediamannya membawa kabar gembira, sehingga kebahagiaan dan kedamaiannya semakin memuncak.</div>
<div style="background-color: white; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">
<strong>Pada malam tanggal 8,</strong> Sayyidah Aminah mendengar seruan memanggil dimana-mana, suara tersebut sangat jelas mengumandangkan….”Berbahagialah wahai seluruh penghuni alam semesta, telah dekat saat kelahiran Nabi Agung Kekasih Allah SWT Pencipta alam semesta..”</div>
<div style="background-color: white; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">
<strong>Pada malam tanggal 9</strong>, Allah SWT semakin mengucurkan limpahan Belas Kasih Sayangnya kepada Sayyidah Aminah, sehingga tidak ada sedikitpun rasa sedih, susah atau sakit dalam diri dan jiwa Sayyidah Aminah.</div>
<div style="background-color: white; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">
<strong>Pada malam tanggal 10,</strong> Sayyidah Aminah melihat tanah Khoif dan Mina ikut bergembira ria menyambut kelahiran Baginda Nabi Muhammad SAW .</div>
<div style="background-color: white; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">
<strong>Pada malam tanggal 11,</strong> Sayyidah Aminah melihat seluruh penghuni langit dan bumi ikut bersuka cita menyongsong kelahiran Nabi Besar Muhammad SAW.</div>
<div style="background-color: white; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">
<strong>Maka, pada malam 12 Bulan Rabi’ul Awwal,</strong> langit dalam keadaan cerah tanpa ada mendung sedikitpun, saat itu Sayyid Abdul Muthalib sedang bermunajat kepada Allah SWT di sekitar Ka’bah, dan Sayyidah Aminah sendirian di rumah, tanpa ada seorangpun yang menemaninya, tiba-tiba Beliau Sayyidah Aminah melihat tiang rumahnya terbelah, dan perlahanan-lahan muncul empat wanita yang sangat anggun nan cantik jelita dan diliputi cahaya yang memancar berkemilauan serta semerbak harum wewangian memenuhi seluruh ruangan.</div>
<div style="background-color: white; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">
Tiba-tiba <strong>wanita pertama (Hawa Isteri Nabi Adam)</strong> datang dan berkata kepada Sayyidah Aminah; ”Sungguh, berbahagialah engkau wahai Aminah. Tidak ada di dunia ini wanita yang mendapati kemuliaan dan keberuntungan seperti engkau. Sebentar lagi engkau akan melahirkan Nabi Agung junjungan alam semesta Baginda Nabi Muhammad SAW. Kenalilah olehmu sesungguhnya aku ini adalah Hawwa’ Ibunda seluruh umat manusia. Aku diperintahkan Allah SWT untuk menemanimu" Kemudian Ibu Hawwa’ duduk di samping kanan Sayyidah Aminah.</div>
<div style="background-color: white; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">
Dan mendekat lagi <strong>wanita yang kedua (Sarah istri Nabiyyullah Ibrahim As) </strong>kepada Sayyidah Aminah untuk menyampaikan kabar gembira kepadanya;”Sungguh, berbahagialah engkau wahai Aminah. Tidak ada di dunia ini wanita yang mendapati kemuliaan dan keberuntungan seperti engkau. Sebentar lagi engkau akan melahirkan Baginda Nabi Muhammad SAW, seorang Nabi Agung yang dianugerahi Allah SWT kesucian yang sempurna pada diri dan kepribadiannya. Nabi Agung yang ilmunya sebagai sumber seluruh ilmunya para Nabi dan para kekasihnya Allah SWT. Nabi Agung yang cahayanya meliputi seluruh alam. Dan ketahuilah olehmu wahai Aminah, sesungguhnya aku ini adalah Sarah istri Nabiyyullah Ibrahim As, aku diperintahkan Allah SWT untuk menemanimu.” Kemudian Sayyidah Sarah duduk di sebelah kiri Sayyidah Aminah.</div>
<div style="background-color: white; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">
Maka, <strong>wanita ketiga (Asiyah binti Muzahim)</strong> pun kemudian mendekat dan menyampaikan berita gembira kepadanya;”Sungguh, berbahagialah engkau wahai Aminah. Tidak ada di dunia ini wanita yang mendapati kemuliaan dan keberuntungan seperti engkau. Sebentar lagi engkau akan melahirkan Nabi Agung Baginda Nabi Muhammad SAW Kekasih Allah SWT yang paling agung, dan insan sempurna yang paling utama mendapati pujian dari Allah SWT dan dari seluruh makhuk-Nya. Perlu engkau ketahui sesungguhnya aku adalah Asiyah binti Muzahim yang diperintahkan Allah SWT untuk menemanimu”. Kemudian sayyidah Asiyah binti Muzahim tersebut duduk di belakang Sayyidah Aminah.</div>
<div style="background-color: white; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">
Sejenak Sayyidah Aminah semakin kagum, karena <strong>wanita yang ke empat (Maryam Ibunda Nabiyyullah Isa AS)</strong> adalah lebih anggun berwibawa dan memiliki kecantikan luar biasa. Kemudian mendekat kepada Sayyidah Aminah untuk menyampaikan kabar gembira;"Sungguh, berbahagialah engkau wahai Aminah. Tidak ada di dunia ini wanita yang mendapati kemuliaan dan keberuntungan seperti engkau. Sebentar lagi engkau akan melahirkan Nabi Agung Baginda Nabi Muhammad SAW yang dianugerahi Allah SWT berbagai macam mukjizat yang sangat agung dan sangat luar biasa, Beliaulah junjungan seluruh penghuni langit dan bumi, hanya untuk Beliau semata segala bentuk Sholawat (Rahmat Ta’dhim) Allah SWT dan Salam Sejahtera-Nya yang sempurna. Ketahuilah olehmu wahai Aminah, sesungguhnya aku adalah Maryam Ibunda Nabiyyullah Isa AS. Kami semua ditugaskan Allah SWT untuk menemanimu demi menyambut kehadiran Baginda Rasulullah Muhammad SAW." Kemudian Sayyidah Maryam Ibunda Nabiyyullah Isa AS duduk mendekatkan diri di depan Sayyidah Aminah.</div>
<div style="background-color: white; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">
Maka, keempat wanita suci mulia nan agung di sisi Allah SWT tersebut kemudian merapat dan mengelilingi diri Ibunda Rasulullah Muhammad SAW Sayyidah Aminah Binti Wahab, sehingga Ibunda Rasulullah SAW semakin memuncak rasa kedamaian dan kebahagiaan dalam jiwanya. Kebahagiaan dan keindahan yang dialami oleh Ibunda Rasulullah SAW saat itu, tidak bisa terlukiskan dengan kata-kata. Dan peristiwa demi peristiwa yang sangat agung, semakin Allah SWT limpahkan demi penghormatan besar kepada Baginda Rasulullah Muhammad SAW.</div>
<div style="background-color: white; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">
Keajaiban berikutnya adalah Sayyidah Aminah melihat sekelompok demi sekelompok manusia bercahaya saling berdatangan silih berganti memasuki ruangan Sayyidah Aminah dan mereka memanjatkan puja puji dan tasbih kepada Allah SWT dengan berbagai macam bahasa yang berbeda-beda.</div>
<div style="background-color: white; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">
Detik berikutnya adalah Sayyidah Aminah melihat atap rumahnya terbuka dan terlihat oleh Beliau berbagai macam bintang-bintang di angkasa raya yang sangat indah berkilauan yang saling berterbangan di langit ke segenap penjuru angkasa yang sangat cerah dipenuhi cahaya.</div>
<div style="background-color: white; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">
Selanjutnya, Allah SWT limpahkan mandat khusus kepada Malaikat Jibril AS untuk mengemban tugas agung dalam momen yang paling agung dan bersejarah bagi seluruh makhluk Allah SWT, Firman Allah SWT kepadanya;</div>
<div style="background-color: white; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">
يا جبريل صف راح الأرواح في أقداح الشراب يا جبربل انشر سجادات القرب والوصال لصاحب النور والرفعة والإتصال يا جبريل مر مالكا أن يغلق أبواب النيران يا جبريل قل لرضوان أن يفتح أبواب الجنان يا جبريل البس حلة الرضوان يا جبريل اهبط إلى الأرض بالملائكة الصافين والمقربين والكروبيين والحافين يا جبريل ناد في السموات والأرض في طولها والعرض قد آن أوان اجتماع المحب بالمحبوب والطالب بالمطلوب</div>
<div style="background-color: white; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">
Yang artinya kurang lebih;</div>
<div style="background-color: white; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">
“Hai Jibril, serukanlah kepada seluruh arwah suci para Nabi, para Rasul dan para Wali agar berkumpul berbaris rapi menyambut kedatangan Nabi Agung Muhammad SAW. Hai Jibril, bentangkanlah hamparan kemuliaan dan keagungan derajat Al-Qurb dan Al-Wishal kepada Nabi Agung Muhammad SAW yang memiliki Nur dan Maqam luhur di Sisi-Ku. Hai Jibril, perintahkanlah kepada Malik agar menutup semua pintu neraka. Hai Jibril, perintahkanlah kepada Ridlwan agar membuka seluruh pintu sorga. Hai Jibril, pakailah olehmu Hullah Ar-Ridlwan (pakaian khusus yang diliputi Keridloan-Ku) demi menyambut Kekasih-Ku Nabi Agung Muhammad SAW. Hai Jibril, turunlah ke bumi dengan membawa seluruh pasukan malaikat, para Malaikat Muqarrabin, para Malaikat Karubiyyin, para Malaikat yang selalu mengelilingi ‘Arasy, suruh mereka semua turun ke bumi dan berbaris rapi demi memuliakan dan mengagungkan kedatangan Kekasih-Ku Nabi Agung Muhammad SAW. Hai Jibril, kumandangkanlah seruan di seluruh penjuru langit hingga lapis ke tujuh dan di segenap penjuru bumi hingga lapisan paling dalam, beritakan kepada seluruh makhluk-Ku bahwa sesungguhnya …Sekarang telah tiba saatnya kedatangan Nabi akhir zaman, Nabi Agung kekasih Allah SWT, Baginda Nabi Muhammad SAW "</div>
<div style="background-color: white; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">
Kemudian seketika itu pula Malaikat Jibril AS secepat kilat langsung melaksanakan seluruh mandat khusus dan agung dari Allah SWT tersebut. Serentak Beliau bawa seluruh pasukan malaikat turun ke bumi hingga memenuhi seluruh gunung-gunung Makkah dan berbaris rapi meliputi seluruh tanah suci Makkah. Sayap-sayap mereka terlihat laksana mega-mega putih berkilauan memenuhi angkasa. Dan saat itu pula seluruh hewan-hewan yang ada di segenap penjuru di bumi, di lautan dan di angkasa bersuka cita demi menyambut kedatangan Baginda Nabi Muhammad SAW.</div>
<div style="background-color: white; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">
Ibunda Rasulullah SAW Sayyidah Aminah berkata; "Saat itu pula, dengan ijin Allah SWT, bisa terlihat jelas olehku gedung-gedung yang ada di Syiria dan Palestina. Aku juga melihat tiga pilar bendera yang dibawa oleh para malaikat. Yang satu ditancapkan di jagad timur, yang satu ditancapkan di jagad barat dan yang satunya lagi di atas Ka’bah Baitullah. Dalam keadaan yang dipenuhi oleh misteri segala keajaiban yang sedemikian rupa, seketika pula datang serombongan burung-burung bercahaya yang indah memenuhi ruanganku, datang silih berganti. Paruh dan sayapnya adalah berupa mutiara zamrud dan yaqut yang indah sekali. Burung-burung tersebut menebarkan berbagai macam mutiara dan permata yang beraneka ragam indahnya di ruanganku. Setelah itu mereka serentak memanjatkan puja puji dan tasbih kepada Allah SWT. Dan aku lihat pula para malaikat datang bergerombolan dan silih berganti sambil membawa mabkharah (tempat dupa) berupa emas merah dan emas putih yang berisikan dupa-dupa wewangian sorga yang semerbak harum baunya memenuhi seluruh jagad raya, sambil bergemuruh suara mereka mengucapkan sholawat dan salam kepada Nabi Agung Rasulullah Muhammad SAW. Seketika itu pula aku lihat bulan terbelah di atasku laksana qubah, dan bintang-bintang gemerlapan berjajar rapi di atas kepalaku laksana mata rantai emas intan permata. Dan tiba-tiba telah ada di sisiku secangkir minuman putih bening melebihi susu. Seketika aku meminumnya, dan terasa nikmat sekali, kelezatan manisnya melebihi gula dan madu, dan kesejukkannya melebihi salju (es). Maka seketika lepaslah segala dahagaku. Sangat terasa nikmat, segar dan lezat sekali yang belum pernah aku rasakan sebelumnya. Seketika cahaya yang luar biasa meliputi diriku. Kemudian, datanglah burung putih berkilauan cahaya mendekati dan mengusapkan sayapnya pada diriku. Saat itulah tanda-tanda kelahiran mulai aku rasakan dan aku bersandar pada para wanita yang ada di sekelilingku. Seketika lahirlah Nabi Agung akhir zaman, Kekasih Allah SWT yang sempurna, Rasulullah Muhammad SAW, dan saya tidak melihat kecuali hanya sinar cahaya yang sangat agung. Tidak lama kemudian, aku melihat putraku (Rasulullah Muhammad SAW) telah berada di sampingku terselimuti dengan sutera putih di atas hamparan sutera hijau dalam keadaan sujud mengiba ke hadirat Allah SWT dengan mengangkat jari telunjuknya. Dan saya mendengar Beliau Rasulullah SAW mengucapkan";</div>
<div style="background-color: white; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">
ألله أكبر كبيرا والحمد لله كثيرا وسبحان الله بكرة وأصيلا……….</div>
<div style="background-color: white; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">
”Allah Maha Besar dengan segala Keagungan-Nya, Segala Puji bagi Allah atas segala anugerah-Nya, Maha Suci Allah kekal abadi selama-lamanya………”</div>
<div style="background-color: white; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">
Pada saat itulah semakin memuncak kegembiraan seluruh penghuni alam semesta. Para Malaikat, Para Nabi, Para Wali, Para bidadari sorga, seluruh makhluk-makhluk Allah SWT yang ada di daratan, di lautan di angkasa dan bahkan bumi, laut, udara, bintang-bintang, bulan, matahari, langit, kursiy dan Arasy, seluruhnya benar-benar meluapkan kegembiraan dan memuncakkan Sholawat Ta’dhim kepada Kekasih Allah SWT, Nabi Akhir Zaman, Baginda Rasulullah Muhammad SAW. Dan bahkan <strong>Ka’bah Baitullah ikut bergetar selama 3 hari berturut-turut karena bahagia dan bangga menyambut kelahiran Baginda Nabi Muhammad SAW.</strong></div>
<div style="background-color: white; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">
Sebagaimana yang telah disebutkan dalam Maulid Ad-diba’iy Lil Imam Abdur Rahman Ad-Diba’iy hal 192 dan 193 ;</div>
<div style="background-color: white; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">
فاهتز العرش طربا واستبشارا وازداد الكرسي هيبة ووقارا وامتلأت السموات أنوارا وضجت الملائكة تهليلا وتمجيدا واستغفارا</div>
<div style="background-color: white; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">
Yang artinya kurang lebih;</div>
<div style="background-color: white; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">
“Sesungguhnya (pada saat kelahiran Baginda Nabi Muhammad SAW), ‘Arasy seketika gentar hebat luar biasa meluapkan kebahagiaan dan kegembiraannya, dan Kursiy juga semakin tambah kewibawaan dan keagungannya, dan seluruh langit dipenuhi cahaya yang bersinar terang dan para malaikat seluruhnya serentak bergemuruh memanjatkan tahlil, tamjid dan istighfar kepada Allah SWT dengan mengucapkan;</div>
<div style="background-color: white; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">
سبحان الله والحمد لله ولا إله إلا الله والله أكبر أستغفر الله</div>
<div style="background-color: white; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">
Yang artinya kurang lebih;</div>
<div style="background-color: white; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">
“Maha Suci Allah, Segala puji bagi Allah, Tidak ada Tuhan kecuali Allah, Allah Maha Besar, saya beristighfar (memohon ampun) kepada Allah SWT..”</div>
<div style="background-color: white; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">
Sesungguhnya dengan keagungan Beliau Baginda Rasulullah Muhammad SAW di sisi Allah SWT, maka Allah SWT telah memerintahkan kepada para malaikat-Nya yang agung yakni Malaikat Jibril, Malaikat Muqarrabin, Malaikat Karubiyyin, Malaikat yang selalu mengelilingi Arasy dan lainnya agar serentak berdiri pada saat detik-detik kelahiran Baginda Nabi Muhammad SAW dengan memanjatkan Tasbih, Tahmid, Tahlil, Takbir, dan Istighfar kepada Allah SWT.</div>
<div style="background-color: white; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">
<strong>Semua fenomena keajaiban-keajaiban agung yang terjadi pada saat detik-detik kelahiran Baginda Nabi Muhammad SAW yang diwujudkan oleh Allah SWT, semata-mata hanya menunjukkan kepada semua makhluk-makhluknya Allah SWT bahwa Baginda Nabi Muhammad SAW adalah makhluk yang paling dicintai-Nya, makhluk yang paling agung dan mulia derajatnya di sisi-Nya.</strong></div>
<div style="background-color: white; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">
Sayyidul Mursalin, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam di lahirkan di tengah kabilah besar, Bani Hasyim di Mekkah pada pagi hari Senin, tanggal 12 Rabi’ul Awwal 51 Sebelum Hijrah, tahun pertama tragedi pasukan gajah atau empat puluh tahun dari berlalunya kekuasaan kisra Anusyirwan. Juga bertepatan dengan Hari Senin, tanggal 4 Mei 572 M sesuai dengan analisis seorang ‘Alim Besar, Muhammad Sulaiman al-Manshur Furi dan Astrolog (Ahli Ilmu Falak), Mahmud Basya. Rasulullah Lahir dalam keadaan yatim, Ayah beliau Abdullah meninggal dunia saat beliau masih dalam kandungan</div>
<div style="background-color: white; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">
Berikut ini adalah kejadian kejadian luar biasa saat nabi dilahirkan</div>
<div style="background-color: white; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">
Ibunda nabi Muhammad berkata “saat ia dalam kandunganku aku bermimpi melihat cahaya terang yang keluar dari diriku menyinariistana istana Bushra di negri Syam. Demi Allh selama aku hamil sama sekali tidak merasa berat, tidak ada wanita hamil yang merasaseringan dan semudah yang aku rasakan, ketika lahir ia meletakkan telapak tangannya ditanah, sedang kepalanya menengadah kelangit."</div>
<div style="background-color: white; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">
Telah terjadi irhashaat (tanda-tanda awal yang menunjukkan kenabian) ketika milad beliau Shallallahu ‘alaihi wasallam, diantaranya; runtuhnya empat belas balkon istana kekaisaran, padamnya api yang sekian lama disembah oleh kaum Majusi, hancurnya gereja-gerejadisekitar danau Saawah setelah airnya menyusut. (Riwayat tersebut dilansir oleh ath-Thabari, al-Baihaqi)</div>
<div style="background-color: white; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">
Keberkahan yang dirasakan oleh Halimah saat mengasuh Nabi Muhammad</div>
<div style="background-color: white; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">
<strong>1. Unta milik Halimah yang sudah tua yang digunakan untuk membawa Nabi Muhammad secara mengejutkan bisa menempuh jarak yang tidak bisa ditempuh oleh unta lain yang lebih sehat dan lebih muda dari unta miliknya</strong></div>
<div style="background-color: white; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">
“Kemudian kami pergi keluar lagi dan aku menunggangi onta betinaku dan membawa serta beliau Shallallahu ‘alaihi wasallam diatasnya. Demi Allah! Onta betinaku tersebut sanggup menempuh perjalanan yang tidak sanggup dilakukan oleh onta-onta mereka, sehingga teman-teman wanitaku dengan penuh keheranan berkata kepadaku:’wahai putri Abu Zuaib! Celaka! Kasihanilah kami bukankah onta ini yang dulu pernah bersamamu?, aku menjawab:’demi Allah! Inilah onta yang dulu itu!’. Mereka berkata:’demi Allah!Sesungguhnya onta ini memiliki keistimewaan’.”</div>
<div style="background-color: white; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">
<strong>2. Kambing Milik Halimah mengelurakan banyak Susu disaat yang lain tidak setetespun keluar air susunya</strong></div>
<div style="background-color: white; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">
” Kemudian kami mendatangi tempat tinggal kami di perkampungan kabilah Bani Sa’ad. Sepanjang pengetahuanku tidak ada bumi Allah yang lebih tandus darinya; ketika kami datang, kambingku tampak dalam keadaan kenyang dan banyak air susunya sehingga kami dapat memerasnya dan meminumnya padahal orang-orang tidak mendapatkan setetes air susupun walaupun dari kambing yang gemuk. Kejadian ini membuat orang-orang yang hadir dari kaumku berkata kepada para pengembala mereka: celakalah kalian! Pergilah membuntuti kemana saja pengembala kambing putri Abu Zuaib mengembalakannya”</div>
<div style="background-color: white; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">
<strong>Sumber: </strong></div>
<ol style="background-color: white; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px; padding: 0px 10px 0px 25px;">
<li>Kitab Nurul Musthofa Jilid 1, Karya Habib Murtadho bin Abdullah bin Ahmad Al-Kaff, </li>
<li>Riwayat Kehidupan Nabi Muhammad Saw. Karya H.M.H Al-Hamid Al-Husaini</li>
<li>Kitab Al-Hawi Lil Fatawi yang dikarang oleh Al-Imam Asy-Syaikh Jalaluddin Abdur Rahman As-Suyuthi </li>
<li>Kitab Dalailun Nubuwwah Lil Imam Al-Baihaqi</li>
<li>Kitab Dalailun Nubuwwah Lil Imam Abu Na’im Al-Ashfahaniy,</li>
<li>Kitab An-Ni’matul Kubra ‘Alal ‘Aalam Lil Imam Syihabuddin Ahmad Ibnu Hajar Al-Haitami</li>
<li>Kitab Sabiilul Iddikar Lil Imam Quthbul Ghouts Wad-Da’wah Wal-Irsyad Al-Habib Abdullah bin ‘Alawi Al-Haddad</li>
<li>Kitab Al-Ghurar Lil Imam Al-Habib Muhammad bin Ali bin Alawiy Khird Ba Alawiy Al-Husainiy</li>
<li>Kitab Asy-Syifa’ Lil Imam Al-Qadli ‘Iyadl Abul Faidl Al-Yahshabiy</li>
<li>Kitab As-Siirah An-Nabawiyyah Lil Imam As-Sayyid Asy-Syaikh Ahmad bin Zaini Dahlan Al-Hasaniy</li>
<li>Kitab Hujjatullah ‘Alal ‘Aalamin Lis Syaikh Yusuf bin Ismail An-Nabhaniy</li>
</ol>
Unknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-7437626801301800612.post-42499221035542010502013-10-05T07:02:00.001-07:002015-04-09T17:18:43.318-07:00Kesimpulan Tentang Tahun Kelahiran Nabi Secara Astronomi Islam<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">
Didiskusikan oleh:</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">
<strong>1. Syekh Mufti Kesultanan Palembang</strong></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">
<strong>2. Ahmad Ibrahim Adjie (Pakar Astronomi Islam, Metode Kasat Mata)</strong></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">
<strong>A. PERMASALAHAN</strong></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">
“Dalam buku-buku sejarah disebutkan bahwa Nabi Muhammad SAW dilahirkan dalam tahun 570 M dan wafat dalam tahun 632 M. Berarti beliau berumur 632 – 570 = 62 tahun syamsiyah“.</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">
Namun kalau angka 62 tahun dirujukkan pada sumber informasi yang otentik sebagai sumber sejarah, maka akan terdapat perbedaan. Berdasarkan sumber sejarah, menginformasikan : Dari ‘Aisyah RA, Nabi SAW wafat ketika beliau berumur 63 (Shahih Bukhari).</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">
Kita telah pahami, bahwa.satu tahun Syamsiyah (peredaran matahari) terdiri atas 365,2422 hari, sedangkan satu tahun qamariyah (peredaran bulan) terdiri atas 354,5 hari.</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">
Jadi 63 tahun qamariyah jika dikonversi menjadi tahun syamsiyah, akan kita peroleh = 63 x 354,5/365,2422 = 61 tahun syamsiyah. Dengan pernyataan ini, jelas bahwa apa yang tercantum dalam buku-buku sejarah itu tidak benar.</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">
61 tidak sama dengan 62. Alhasil catatan sejarah, masa hidup Rasulullah SAW (570—632 M) perlu ditinjau kembali.</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">
Kalau begitu, kapan Rasulullah SAW lahir?</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">
<strong>B. JAWABAN</strong></div>
<ol style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px; padding: 0px 10px 0px 25px;">
<li><strong>METODE KRONOLOGI SEJARAH KELAHIRAN NABI ISA</strong>, MENURUT H.M.NUR ABDURRAHMAN dalam tulisannya ( <a href="http://waii-hmna.blogspot.com/2000/02/410-umur-nabi-muhammad-saw-570-632.html" target="_blank">Tahun Kelahiran Nabi Muhammad Perspektif Kelahiran Yesus Kristus</a> ). Untuk merevisi (570—632 M) tidaklah sederhana. Apakah perbedaan 62 – 61 = 1 tahun itu dikoreksi pada angka kelahiran beliau (570 M), lalu menjadi (571—632 M)? Ataukah pada angka wafatnya beliau (632 M), lalu menjadi (570—631 M)? Pemilihan salah satu di antara kedua alternatif itu, adalah tindakan yang ceroboh, sebab tidak ada dasarnya. kita perlu mencari data baru yang bersumber dari informasi yang otentik. Dan sekali lagi kita mengambil rujukan dari Shahih Bukhari sebagai sumber informasi sejarah yang otentik. Dari Salman RA, katanya fatrah (zaman antar nabi) antara Nabi Isa AS dengan Nabi Muhammad SAW selama 600 tahun. Untuk dapat meluruskan kebenaran kelahiran Nabi Muhammad SAW, kita mesti tahu kapan lahirnya Nabi Isa AS. Jadi pertanyaannya, kapan Nabi Isa AS dilahirkan? Nabi Isa AS dilahirkan tatkala bangsa Yahudi dijajah oleh imperium Romawi di bawah Kaisar Agustus (63 SM—14 M), memerintah (30 SM—14 M). Kaisar ini, yang nama aslinya Gaius Octavius, yang dikenal sebelumnya dengan nama Octavianus. Kaisar inilah yang memerintahkan supaya penduduk dalam seluruh imperium Romawi disensus untuk keperluan pajak. Di saat sensus yang baru pertama kali diadakan oleh imperium Romawi itu, yang menjadi Gubernur Siria adalah Cyrenius Cyrinus (4 – 1 SM). Maryam melahirkan Nabi Isa AS, disaat sensus diselenggarakan, dimana ketika itu, Herodes Agung menjadi Raja Judea (37—4 SM). Artinya Nabi Isa AS dilahirkan dalam tahun 4 SM. Karena tahun 4 SM itu merupakan tahun persekutuan antara (4—1 SM) dengan (37—4 SM). Interval waktu antara kelahiran Nabi Isa AS dengan Nabi Muhammad SAW adalah 600 x 354,5/365,2422 = 582 tahun syamsiyah. Alhasil Nabi Muhammad SAW dilahirkan dalam tahun -4 + 582 = 578 M. Dan beliau wafat dalam tahun 578 + 61 = 639 M. Apabila Nabi Muhammad SAW, selama 10 tahun qamariyah di Madinah, berarti ketika hijrah umur beliau = 63 – 10 = 53 tahun qamariyah = 53 x 354,5/365,2422 = 51 tahun syamsiyah. Berarti tahun hijrah terjadi dalam tahun 578 + 51 = 629 M, bukan tahun 622 M, seperti selama ini kita ketahui. <strong>Kesimpulan dengan metode Kronologi Sejarah adalah: Nabi Muhammad Lahir tahun 578 M, 1 Hijrah tahun 629 M, dan Wafat Nabi Muhammad tahun 639 M. Kelemahan dari Metode ini karena Tanggal, Bulan dan Tahun Kelahiran Nabi Isa sampai sekarang Masih Diperdebatkan, tidak ada STANDAR YANG TEGAS SECARA DALIL SYAR'I. Kelemahan metode ini tidak akurat karena tidak bisa mendeteksi Hari, tanggal dan bulan dengan tepat. Dan Kelahiran Yesus Kristus tidak bisa dijadikan panduan untuk menentukan tanggal kelahiran Nabi Muhammad.</strong></li>
</ol>
<div>
<span style="color: #333333; font-family: Helvetica Neue, Helvetica, Arial, lucida grande, tahoma, verdana, arial, sans-serif;"><span style="font-size: 14.44444465637207px; line-height: 20px;"><b>Oleh Syekh Mufti Kesultanan Palembang Darussalam, tulisan Ustadz Nur Abdurrahman di atas dikatakan lemah karena Tahun kelahiran Yesus Kristus Kontradiktif dan Membingungkan ( <a href="http://kristolog.com/2010/10/09/perkelahian-ayat-kelahiran-yesus/" target="_blank">Perkelahian Ayat Kelahiran Yesus</a> ).</b></span></span></div>
<div>
<span style="color: #333333; font-family: Helvetica Neue, Helvetica, Arial, lucida grande, tahoma, verdana, arial, sans-serif;"><span style="font-size: 14.44444465637207px; line-height: 20px;"><b><br /></b></span></span></div>
<div>
<span style="color: #333333; font-family: Helvetica Neue, Helvetica, Arial, lucida grande, tahoma, verdana, arial, sans-serif;"><span style="font-size: 14.44444465637207px; line-height: 20px;"><b><br /></b></span></span></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">
<span class="photo " style="padding: 0px;"><img alt="" class="photo_img img" src="https://fbcdn-sphotos-d-a.akamaihd.net/hphotos-ak-prn2/1383232_241235729360721_2006337540_n.jpg" style="border: 0px; margin: 0px; max-width: 100%; padding: 0px;" title="" /></span></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">
<b>2. METODE ASTRONOMI ISLAM (ILMU FALAQ), MENURUT AHMAD IBRAHIM ADJIE (PAKAR ASTRONOMI ISLAM)</b>. Langkahnya adalah:</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">
1) Haji Wada dilaksanakan pada hari Jumat, tanggal 9/12/10H, dan Iedul Qurban hari esoknya, tanggal 10.</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">
2) Hari dan Tanggal Gregorian-Syamsiah dari beberapa kejadian bersejarah, diusahakan sebelum tahun 1013, adalah Yg paling kuno yang sahih tanggalnya yang saya temukan baru MAGNA CARTA ~ 15 Juni 1215 M</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">
3) Konstanta yang membedakan tahun gregorian (yang dipanuti kini) dengan tahun qomariah (apapun kriterianya, termasuk rukyat, hisab-imkaan, maupun wh/ijtima) = 10.889295004 hari per tahun. </div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">
4) Dari Wuquf 1434H ke Wuquf Haji Wada, ditemukan Wuquf Wada = Jumat 7 April 632M </div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">
a) 1434 - 10 = 1424 tahun qamariah.</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">
b) 1424 * 354.367068 = 504,618.704832 hari.</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">
c) 504,618.704832 / 365.256363004 = 1,381.54665036 tahun gregorian.</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">
d) Selasa 15 Oktober 2013 = Selasa 9 Zulhijjah 1434 (Wuquf).</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">
e) 2013 + {[365-31-30-15=299hari]/365.256363004} = 2013.818603124504 tahun gregorian.</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">
f) 2013.818603124504 tahun gregorian - 1,381.54665036 tahun gregorian = 632.271952765 tahun gregorian.</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">
g) Yaitu 632 gregorian + 0.271952765 * 365.256363004 hari = 632m + 99.33 hari</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">
h) 99.33 hari = Jan31 + Feb29 (kabisat) + Mar31 + Apr8 = 8 April 632m</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">
i) cocokkan hari :: 504,618.704832 / 7 = 72,088.3864046 = mundur 0.3864046 minggu</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">
j) 0.3864046 minggu = 2.704832 hari sebelum Selasa = Sabtu</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">
k) Jika 8 April 632m = Sabtu, maka pasti Jumat = 7 April 632m. {tanggal gregorian memiliki geseran dan ketidakpastian tinggi, maka yang digeser adalah tanggal masehiyah untuk mencocokkan dengan hari qamariah}</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">
<strong>Maka Kesimpulannya adalah:</strong></div>
<ol style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px; padding: 0px 10px 0px 25px;">
<li>>> Dari 12 Maulud 1434H ke 12 Maulud -51H</li>
<li>>> ditemukan tanggal lahir SAW Senin 4 Mei 572m</li>
</ol>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">
1) Rasulullah wafat pada umur 63 tahun dan setelah haji Wada (fakta).</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">
2) Semua sejarawan akur bahwa Rasulullah lahir dan wafat pada bulan Rabi'ul Awwal (mutawwatir).</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">
3) Wuquf haji Wada = Jumat 9 Zulhijjah 10h & 7 April 632m (fakta).</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">
4) Maka SAW wafat pada Rabi'ul Awwal tahun 11 Hijri.</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">
5) Rasulullah lahir pada Senin 12 Rabi'ul Awwal (fakta, namun ada yg menyatakan Senin 13, tapi ini karena beda kriteria hisab kalender).</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">
6) Maka SAW lahir pada tahun 51 sebelum Hijri. Dengan perincian:</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">
a) 1434 + 51 = 1485 tahun qamariah.</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">
b) 1485 * 354.367068 = 526,235.09598 hari.</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">
c) 526,235.09598 / 365.256363004 = 1,440.72807289 tahun gregorian.</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">
d) Jumat 25 Januari 2013 = Jumat 12 Rabi'ul Awwal 1434 (Maulid).</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">
e) 2013 + {25/365.256363004} = 2013.0684450772997 tahun gregorian.</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">
f) e - c = 572.340372187 tahun gregorian.</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">
g) Yaitu 572 + 0.340372187 * 365.256363004 hari = 572m + 124.32 hari</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">
h) 124.32 hari = Jan31 + Feb29 + Mar31 + Apr30 + Mei3.32 = 4 Mei 572m</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">
i) cocokkan hari :: 526,235.09598 / 7 = mundur 0.4423 minggu</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">
j) 0.4423 minggu = 3.1 hari sebelum Jumat = Senin</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">
k) Tanggal Lahir Rasulullah SAW = Senin 4 Mei 572M</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">
<strong>Jadi Nabi Muhammad Lahir Senin 4 Mei 572 M, atau 12 Rabiul Awwal 51 Sebelum Hijrah. Dan tahun 51 Sebelum Hijrah secara fakta sejarah telah terjadi PENYERANGAN ABRAHAH KE KA'BAH DENGAN TENTARA GAJAH </strong>{hari sudah Cocok, dan dengan haji Wada pun cocok)<strong> </strong></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">
<strong>Maka METODOLOGI ASTRONOMI LEBIH PAS DARIPADA METODOLOGI 1 (KRONOLOGI SEJARAH DARI NABI ISA KE NABI MUHAMMAD)</strong></div>
Unknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-7437626801301800612.post-28227678133384249872013-10-05T06:53:00.001-07:002015-04-09T17:17:05.348-07:00Mukjizat Nabi Sulaiman Dalam Telaah Ilmu Teleportasi<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjd_bHLFH61nmyrFCiNujOgM3otFBKNEut9n0W5r5QKxazNj_Ucc-Zb0Rk-dz9_wARFJuQNEfmbRtcAHscAnHguZH3bjP4dkx0nhyphenhyphenFKO9CCqEZ-OrAfZSKplGaDY2vjNLlkdq7F5ISgoTM/s1600/Queen+of+Sheba+Ethiopia+and+Solomon+Israel+Kingdom.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjd_bHLFH61nmyrFCiNujOgM3otFBKNEut9n0W5r5QKxazNj_Ucc-Zb0Rk-dz9_wARFJuQNEfmbRtcAHscAnHguZH3bjP4dkx0nhyphenhyphenFKO9CCqEZ-OrAfZSKplGaDY2vjNLlkdq7F5ISgoTM/s400/Queen+of+Sheba+Ethiopia+and+Solomon+Israel+Kingdom.jpg" height="256" width="400" /></a></div>
<div style="background-color: white; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">
<strong><br /></strong></div>
<div style="background-color: white; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px; text-align: center;">
<strong>Oleh:</strong></div>
<div style="background-color: white; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px; text-align: center;">
<strong>Asy-Syaikh As-Sayyid Shohibul Faroji Azmatkhan Al-Hafizh</strong></div>
<div style="background-color: white; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px; text-align: center;">
<strong>(Syekh Mufti Kesultanan Palembang Darussalam)</strong></div>
<div style="background-color: white; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">
<strong>DEFINISI MUKJIZAT DALAM ISLAM</strong></div>
<div style="background-color: white; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">
<strong>Mukjizat</strong>, <strong>mu'jizat</strong> atau <strong>mujizat</strong> (Arab معجزة, Baca Mu'jizah) adalah perkara yang di luar kebiasaan, yang dilakukan oleh Allah melalui para nabi dan rasul-Nya, untuk membuktikan kebenaran kenabian dan keabsahan risalahnya. (Al Irsyad ila Shahih al I’tiqad oleh Syeikh Shalih al Fauzan)</div>
<div style="background-color: white; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">
Kata mukjizat berasal dari kata bahasa Arab yang berarti melemahkan, dari kata ‘ajaza (lemah). Dalam aqidah Islam mukjizat dimaknakan sebagai suatu peristiwa yang terjadi di luar kebiasaan yang digunakan untuk mendukung kerasulan seorang rasul, sekaligus melamahkan lawan-lawan para rasul. Pengertian ini terkait dengan kehadiran seorang nabi atau rasul. Nabi dan rasul di dalam menyampaikan ajarannya selalu mendapatkan tantangan dari masyarakatnya. Misalnya, ajarannya dianggap obrolan bohong, bahkan dianggap sebagai tipu daya (sihir).</div>
<ol style="background-color: white; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px; padding: 0px 10px 0px 25px;">
<li>"Dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat Kami, mereka berkata: "Sesungguhnya kami telah mendengar (ayat-ayat yang seperti ini), kalau kami menhendaki niscaya kami dapat membacakan yang seperti ini, (Al Quran) ini tidak lain hanyalah dongeng-dongengan orang-orang purbakala." (Al-Anfal 8:31)</li>
<li>"Dan mereka heran karena mereka kedatangan seorang pemberi peringatan (rasul) dari kalangan mereka; dan orang-orang kafir berkata: "Ini adalah seorang ahli sihir yang banyak berdusta." (Shad 38:4)</li>
<li>"Dan tatkala kebenaran (Al Quran) itu datang kepada mereka, mereka berkata: "Ini adalah sihir dan sesungguhnya kami adalah orang-orang yang mengingkarinya." (Al-Zukhruf 43:30)</li>
</ol>
<div style="background-color: white; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">
Untuk membuktikan kerasulan tersebut sekaligus membantah tuduhan para penantangnya, lalu nabi diberi kelebihan (mukjizat) berupa peristiwa besar yang luar biasa. Peristiwa inilah yang disebut dengan mukjizat.</div>
<div style="background-color: white; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">
Mukjizat merupakan kejadian/kelebihan di luar akal manusia yang tidak dimiliki oleh siapapun, karena mukjizat hanya dimilki oleh para rasul yang diberikan oleh Allah kepada para rasul-Nya. Sedangkan apabila ada seseorang yang memilki sesuatu yang luar bisa itu tidak bisa dikatakan sebagai mukjizat melainkan karomah. Kemudian ada pula istilah irhasat dan khawariq, irhasatadalah pertanda yang terjadi untuk menunjukkan tanda kelahiran seorang nabi (sebelum kenabian). Sedankan khawariq adalah kejadian yang terjadi dalam keadaan yang luar biasa.</div>
<div style="background-color: white; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">
Mukjizat biasanya berisi tentang tantangan terhadap hal-hal yang sedang menjadi trend pada zaman diturunkannya mukjizat tersebut. Misalnya pada zaman Musa, trend yang sedang terjadi adalah ilmu sihir maka dengan mukjizat tongkat Musa bisa berubah menjadi ular dan mengalahkan ilmu sihir orang lain yang ada di sekitarnya. Juga pada zaman Isa, trend yang sedang berkembang adalah ilmu kedokteran dan pengobatan, maka pada saat itu mukjizat Isa adalah bisa menghidupkan orang yang sudah meninggal yang merupakan puncak dari ilmu pengobatan.</div>
<div style="background-color: white; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">
Demikian juga pada zaman Muhammad, trend yang sedang berkembang adalah ilmu sastra. Maka disaat itulah dirunkan Al-Qur'an sebagai mukjizat Muhammad. Nabi yang pada saat itu tidak bisa membaca dan menulis tapi bisa menunjukkan Al-Quran yang diyakini oleh umat Muslim, memiliki nilai sastra tinggi, tidak hanya dari cara pemilihan kata-kata tapi juga kedalaman makna yang terkandung di dalamnya sehingga Al-Quran dapat terus digunakan sebagai rujukan hukum yang tertinggi sejak zaman masa hidup nabi sampai nanti di akhir zaman.</div>
<div style="background-color: white; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">
Beberapa contoh mukjizat para nabi dan rasul:</div>
<ul style="background-color: white; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px; list-style-type: square; margin: 10px 0px; padding: 0px 10px 0px 25px;">
<li>Nuh membuat bahtera di padang pasir, ketika Tuhan hendak menenggelamkan kaumnya.</li>
<li>Shaleh berupa unta betina yang tidak boleh disembelih, sebagai hujjah atas kaumnya.</li>
<li>Ibrahim tidak hangus dibakar, karena api yang membakarnya berubah menjadi dingin.</li>
<li>Daud memiliki suara merdu sehingga makhluk lain pun ikut bertasbih bersamanya, sanggup berbicara dengan burung, dan berhasil mengalahkan Jalut seorang prajurit raksasa dari negeri Filistin, sanggup melunakkan besi dengan tangan kosong.</li>
<li>Yusuf memiliki ketampanan luar biasa dan mampu mentakwilkan mimpi-mimpi.</li>
<li>Yunus bisa hidup di dalam perut ikan nun selama tiga hari.</li>
<li>Sulayman sanggup berbicara dalam bahasa hewan, menguasai bangsa jin, mampu menundukkan angin, memiliki permadani yang terbuat dari sutera hijau dengan benang emas dengan ukuran 60 mil panjang dan 60 mil lebar.</li>
<li>Musa berupa tongkat, tangan, belalang, kutu, katak, darah, topan, laut, dan peristiwa-peristiwa di Bukit Thur.</li>
<li>Isa berupa kemampuan menyembuhkan orang buta, menyembuhkan penderita kusta dan menghidupkan orang mati.</li>
<li>Muhammad berupa Isra dan Mi'raj, membelah bulan untuk membuktikan kenabiannya terhadap orang Yahudi, bertasbihnya kerikil di tangannya, batang kurma yang menangis, pemberitaan Muhammad tentang peristiwa-peristiwa masa depan ataupun masa lampau, tetapi mukjizat yang terbesar adalah Al-Qur’an.</li>
</ul>
<ul style="background-color: white; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px; list-style-type: square; margin: 10px 0px; padding: 0px 10px 0px 25px;"></ul>
<div style="background-color: white; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">
Mukjizat-mukjizat tersebut tidak lepas dari bentuk-bentuk berikut ini:</div>
<ul style="background-color: white; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px; list-style-type: square; margin: 10px 0px; padding: 0px 10px 0px 25px;">
<li>Ilmu, seperti pemberitahuan tentang hal-hal ghaib yang sudah terjadi ataupun yang akan terjadi, umpamanya pengabaran Isa kepada kaumnya tentang apa yang mereka makan dan apa yang mereka simpan di rumah-rumah mereka. Sebagaimana pengabaran Muhammad tentang fitnah-fitnah atau tanda-tanda hari kiamat yang bakal terjadi, sebagaimana banyak dijelaskan dalam hadits-hadits.</li>
<li>Kemampuan dan kekuatan, seperti mengubah tongkat menjadi ular besar, yakni mukjizat Musa yang diutus kepada Firaun dan kaumnya. Kemudian penyembuhan penyakit kulit, buta, serta menghidupkan orang-orang yang sudah mati, yang kesemuanya adalah mukjizat Isa. Juga terbelahnya bulan menjadi dua yang merupakan salah satu mikjizat Muhammad.</li>
<li>Kecukupan, misalnya perlindungan bagi Muhammad dari orang-orang yang menginginkan kejahatan kepadanya. Hal ini sering terjadi, ketika di Makah sewaktu malam hijrah, ketika di dalam gua, lalu dalam perjalanan ke Madinah ketika bertemu dengan Suraqah bin Malik, lalu di Madinah ketika orang-orang Yahudi ingin menculiknya dan lain-lain. Contoh-contoh ini yang diyakini oleh umat Muslim menunjukan bahwa Allah mencukupi rasul-Nya dengan perlindungan, sehingga tidak membutuhkan lagi perlindungan makhluk lain.</li>
</ul>
<div style="background-color: white; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">
Dari tiga jenis mukjizat para nabi di atas jelaslah bahwa pada hakekatnya bertujuan untuk membenarkan kerasulan para rasul, dengan kemapuanya melebihi kemampuan masyarakatnya. Masyarakatnya tidak berdaya (‘ajaza) menantang para rasul, sehingga mereka menerima kebenaran ajaran yang dibawa para rasul.</div>
<div style="background-color: white; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">
Para nabi memiliki mukjizat yang berbeda sesuai dengan kondisi masyaraktnya. Musa, karena masyarakatnya sangat ahli dalam ilmu sihir, maka mukjizatnya ialah kemampuan mengubah tongkat menjadi ular besar, yang mampu menelan semua ular yang dimunculkan para penyihir Fir’aun. Isa, karena masyarakatnya ahli di bidang pengobatan, mukjizatnya ialah kemampuan menyembuhkan orang buta sehingga mampu melihat kembali. Sedangkan Muhammad, karena masyarakatnya ahli dalam bidang sastra, maka mukjizatnya ialah Al-Qur’an, yang melebihi sastra Arab gubahan para sastrawan yang dianggap tidak ada yang mampu menyaingi Al-Qur’an ketika itu. Bagaimana canggihnya kemampuan sastrawan Arab, namun mereka tidak mampu (tidak berdaya) menyamai al-Qur’an.</div>
<div style="background-color: white; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">
<strong>MUKJIZAT NABI SULAIMAN DALAM TELAAH ILMU TELEPORTASI</strong></div>
<div style="background-color: white; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">
Catatan sejarah mengenai pertemuan antara Nabi Sulaiman dengan Ratu Saba’ menjadi jelas dengan penelitian yang dilakukan negeri tua Saba’ di Yaman Selatan. Penelitian yang dilakukan ter-hadap reruntuhan mengungkapkan bahwa seorang “ratu” pernah hidup di kawasan ini antara tahun 1000-950 SM dan melakukan perjalanan ke utara (ke Yerusalem). Nabi Sulaiman mencoba menunjukkan kekuatan kepada Ratu Kerajaan Saba’ ini. Beliau meminta salah seorang asistennya untuk membawa singgasana Ratu Balqis dari Kerajaan Saba’ di Yaman ke Palestina, sebelum pemiliknya tiba.</div>
<div style="background-color: white; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">
Berkatalah seseorang yang mempunyai ilmu Al-Kitab: “Aku akan membawa singgasana itu kepadamu sebelum matamu berkedip”. (QS An-Naml [27]:40.</div>
<div style="background-color: white; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">
Allah SWT mengabadikan kisah ini dalam QS. An-Naml [27] ayat 38-44. Dari kitab Tafsir Rahmat oleh H Oemar Bakry halaman 741, menerangkan ayat 38 s/d 44 dalam empat pokok bahasan. Marilah kita kutip dua dari empat pokok bahasan tersebut. Pertama: Ayat-ayat ini melanjutkan kisah Nabi Sulaiman dengan Ratu Bulqis. Setelah Sulaiman menolak hadiah yang disampaikan Balqis, ia menyuruh utusan itu pulang kembali dan memberikan peringatan akan menyerang Kerajaan Balqis. Sulaiman telah memberi contoh bahwa upeti (hadiah) lebih baik tidak diterima. Upeti (hadiah) sering tidak jujur tujuannya. Ada udang di balik batu.Demikianlah suatu iktibar bahwa upeti (hadiah) itu menutupi keadilan dan kebenaran. Kedua: Sulaiman yakin sang Ratu akan datang menghadap. Sebelum ia datang Sulaiman meminta agar singgasana sang Ratu dipindahkan ke istananya. Ada seseorang dengan rahmat Allah, sanggup memindahkan singgasana itu dalam sekejap mata. Itu adalah mukjizat yang harus kita percayai. Lebih dari itu Allah sanggup menciptakan.</div>
<div style="background-color: white; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">
Menurut (Tauhid Nur Azhar & Eman Sulaiman, dalam bukunya Ajaib Bin Aneh: 52), pemindahan tahta Ratu Balqis dari Yaman ke Palestina yang berjarak sekitar 1500 mil ini dapat disebut quantum teleportation, yaitu proses pemindahan suatu benda dengan memanfaatkan keacakan tempat tanpa terkena jarak. Bagaimana hal ini terjadi?</div>
<div style="background-color: white; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">
Menurut Albert Einstein, kecepatan tertinggi dalam dunia relatif adalah kecepatan cahaya yang berjarak tempuh 299,792,458 meter/detik. Seandainya semua partikel dapat diubah menjadi kecepatan cahaya, kecepatan tempuhnya pun akan menyamai kecepatan cahaya.</div>
<div style="background-color: white; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">
Permasalahannya, apakah seseorang itu bisa mengubah karakter dirinya menjadi karakter menyerupai cahaya? Rupa-rupanya asisten Nabi Sulaiman ini memiliki kemampuan untuk mentransformasi karakter partikel singgasana Ratu Balqis.</div>
<div style="background-color: white; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">
Ada dua cara yang mungkin ia lakukan-sebetulnya masih menjadi hipotesis para ahli fisika. Pertama, dipapari medan magnet yang sangat kuat sehingga semua partikel singgasana tersebut berubah karakter. Contoh konkretnya terlihat dalam proses fusi nuklir dan cahaya matahari. Di dalamnya terdapat reaksi fusi yang melibatkan energi sangat kuat. Prinsip ini digunakan dalam teori quantum teleportation di film Star Trek. Mr. Spock (partikel-partikel selnya) diubah, dibuat berputar lebih cepat, didekoding dan ditransfer ke tempat tujuan. Sesampai di sana, ia di-encoding sehingga bisa utuh kembali. Hal yang sulit dilakukan adalah bagaimana proses meng-encoding dan menyadikan tersebut dilakukan, sehingga tidak terjadi perubahan struktur pada benda yang dikirimnya. Itulah kelebihan teknologi pada zaman Nabi Sulaiman.</div>
<div style="background-color: white; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">
Cara kedua, asisten Nabi Sulaiman ini mampu memasuki sebuah dimensi di mana ruang dan waktu tidak lagi menjadi pembatas. Mungkin, inilah yang dinamakan dimensi malaikat. Dengan cara ini, suatu benda bisa berpindah dan dipindahkan tanpa terhalang jarak dan waktu. Agar bisa memasuki dimensi ini, boleh jadi ada kata kunci atau password untuk membukannya. Password ini sampai sekarang belum kita temukan. Namun, kita tak berasumsi bahwa gerbang dimensi itu ada pada persepsi. Artinya, keyakinan atau persepsi, kita menyebutnya kualitas keimanan, bisa membawa seseorang, memasuki dimensi yang tidak terkait oleh jarak dan waktu. Wallaahu a’lam.</div>
<div style="background-color: white; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">
Sebagai catatan. Pada tahun 1993, ide tentang teleportasi berpindah dari ranah fiksi ilmiah ke dalam dunia nyata. Ini terjadi ketika fisikawan Charles bennet dan tim peneliti dari IBM mengkonfirmasikan bahwa teleportasi kuantum adalah mungkin, tapi hanya jika objek asli yang dipindahkan di hancurkan. Pencerahan ini pertama di singgung oleh Bennet pada saat annual meeting American Physical Society (APS) pada Maret 1993, diikuti dengan tulisannya tentang Physical review letters pada tanggal 29 Maret 1993. Sejak saat itu, eksperimen menggunakan photons telah membuktikan bahwa teleportasi kuantum adalah mungkin.</div>
<div style="background-color: white; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">
Pada tahun 1998, ahli fisika di California Institute of technology (Caltech), bersama dengan tim dari eropa, mengubah ide IBM menjadi kenyataan dengan sukses men-teleportasikan photon, partikel energi yang dalam cahaya. Grup Caltech berhasil membaca struktur atom dari photon, mengirimkan informasi ini melewati 3,28 kaki (kira-kira 1 meter) kabel koaksial dan menciptakan replikanya. Sesuai perkiraan, photon asli tidak lagi eksis setelah replica di buat.</div>
<div style="background-color: white; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">
Eksperimetn selanjutnya, tim Caltech berhasil mengatasi prinsip ketidakpastian Heisenberg, rintangan terbesar dalam teleportasi objek yang lebih besar dari photon. Prinsip ini mengatakan bahwa anda tidak dapat mengetahui lokasi dan kecepatan partikel secara bersama-sama. Tapi jika anda tidak dapat mengetahui posisi suatu partikel, lalu bagaimana anda men-teleportasikannya? Untuk men-teleportasikan photon tanpa melanggar prinsip Heisenberg, ahli fisika Caltech menggunakan sebuah fenomena yang di sebut Entanglement.</div>
<div style="background-color: white; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">
Teleportasi adalah proses untuk menguraikan sebuah objek menjadi atom dan menyusunnya kembali di tempat lain. Pada Juni 2002 lalu, seorang ahli fisika Australia, Ping Koy Lam, melakukan teleportasi sinar leser. Sinar leser yang terdiri atas miliyaran foton, oleh Lam diukur kecepatan pertikel, bentuk, dan polarisasinya, untuk kemudian dibentuk ulang menggunakan sekumpulan foton di tempat lain. Lam meramalkan bahwa lima tahun ke depan, seseorang bisa melakukan teleportasi atom atau molekul. Lalu, bagaimana dengan teleportasi manusia? Cerita akan lain. Pasalnya, tubuh manusia terdiri tas 10 pangkat 28 molekul atom atau lebih dari satu triliun atom, sehingga sangat sulit diuraikan untuk kemudian di susun kembali di tempat lain, walaupun hal ini bisa saja terjadi.</div>
<div style="background-color: white; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">
Wallahu A'lamu Bish Shawwab</div>
Unknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-7437626801301800612.post-36735432037166827102013-10-05T06:50:00.000-07:002015-04-09T17:26:17.479-07:005 Konspirasi Mencuri Jasad Nabi Muhammad<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi5ZoyQyyxlaza5Pa8ex4Qj1zmp_eD-qAaisCqmlRjF5G2LKaTpoHov0JQ_RndpEJJGqSJbZnH8y3nAJfYFSvdx1FY-f0OSLtoIt86Y25jhGrActlFyPfv7KCjv5FhTyVCkg6St4HqvLvg/s1600/makam-nabi1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi5ZoyQyyxlaza5Pa8ex4Qj1zmp_eD-qAaisCqmlRjF5G2LKaTpoHov0JQ_RndpEJJGqSJbZnH8y3nAJfYFSvdx1FY-f0OSLtoIt86Y25jhGrActlFyPfv7KCjv5FhTyVCkg6St4HqvLvg/s400/makam-nabi1.jpg" height="281" width="400" /></a></div>
<div style="background-color: white; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">
<strong><br /></strong></div>
<div style="background-color: white; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">
<strong>Oleh:</strong></div>
<div style="background-color: white; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">
<strong>Asy-Syaikh As-Sayyid Shohibul Faroji Azmatkhan Al-Hafizh</strong></div>
<div style="background-color: white; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">
<strong>KONSPIRASI PERTAMA (TAHUN 386 H)</strong></div>
<div style="background-color: white; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">
Niat jahat untuk memindahkan jasad Rasulullah SAW dari kota Medinah (Masjid Nabawi) untuk dipindahkan ke Mesir adalah ide al-Hakim al-‘Ubaidi, yang mengutus Abu al-Futuh untuk melaksanakan tugas mencuri jasad Nabi SAW dan dua orang sahabat yang dimakamkan di areal Masjid Nabawi. Usaha pencurian ini gagal karena Abu al-Futuh kemudian insyaf setelah penduduk kota Madinah membacakan Surah At-Taubah ayat 12 – 13 kepadanya. (Sumber: Tarikh Baghdad karya Ibn al-Najjar) </div>
<div style="background-color: white; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">
<strong>KONSPIRASI KEDUA (TAHUN 411 H)</strong></div>
<div style="background-color: white; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">
Niat jahat al-Hakim ternyata tidak surut. Ia kembali mengutus orang-orangnya untuk berusaha mencoba lagi membongkar makam Nabi SAW dan mencuri jasadnya untuk dibawa ke Mesir. Ketika para utusan itu sedang menggali di bawah tanah, penduduk Madinah melihat banyak cahaya dan terdengar suara gaib: “Wahai manusia, Nabi kalian sedang digali”.Maka penduduk kota Madinah secara beramai-ramai menangkap utusan al-Hakim, lalu mereka semua dihukum mati. Menurut sahibul hikayat, peristiwa usaha jahat (yang pertama dan kedua) untuk melakukan pencurian jasad Nabi ini terjadi sekitar tahun 386 – 411 H. (Sumber: Tarikh Baghdad karya Ibn al-Najjar) </div>
<div style="background-color: white; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">
<strong>KONSPIRASI KETIGA (TAHUN 557 H/1164 M)</strong></div>
<div style="background-color: white; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">
Pada tahun 557 H, raja-raja Nasrani menyuruh orang-orang Nasrani dari Maroko untuk membongkar makam Rasulullah SAW, dan mencuri jasad beliau. Pada waktu itu yang berkuasa di Mesir adalah Sultan Nuruddin al-Syahid. Alkisah saat Sultan tidur setelah selesai shalat tahajud dan membaca wirid, beliau bermimpi melihat Rasulullah SAW menunjuk dua orang berambut pirang sambil berkata: “Selamatkan aku dari orang-orang jahat ini”.Sultan terbangun kaget. Ketika tidur lagi ia bermimpi hal yang sama lagi. Mimpi buruk itu berlangsung terus sampai tiga kali dalam satu malam.Merasa ada kejadian yang tidak beres, Sultan kemudian memutuskan untuk pergi ke Madinah. Perjalanan dari Mesir ke Madinah pada waktu itu memakan waktu kurang lebih 16 hari. Setiba di Madinah Sultan mengumpulkan seluruh penduduk kota Madinah dan membagi-bagikan harta yang dibawanya. Setelah seluruh penduduk Madinah mendapat bagian, Sultan masih belum menemukan dua orang berambut pirang seperti yang dilihatnya dalam mimpi. Ia bertanya apakah masih ada yang belum kebagian. Penduduk Madinah mengaku sudah menerima semua kecuali dua orang kaya raya yang berasal dari Maroko, karena mereka memang tidak butuh menerima bantuan dari orang lain. Maka dipanggillah kedua orang itu untuk menghadap Sultan Nuruddin. Kedua orang Maroko itu ternyata mirip dengan yang dilihat Sultan dalam mimpinya. Tapi keduanya tetap bersikeras tidak mau mengaku akan mencuri jasad Nabi SAW. Akhirnya Sultan memutuskan untuk melihat penginapan mereka yang ternyata berada dekat dengan makam Rasulullah SAW. Setelah diperiksa dengan seksama, terbukti bahwa di balik tikar tidur mereka terdapat galian yang menuju makam Rasulullah SAW. Sultan Nuruddin al-Syahid akhirnya menghukum mati kedua orang Maroko yang berniat jahat itu. (Sumber: C.Israr, Sejarah Kesenian Islam, Bulan Bintang, 1978;Ali Hafidz, Fusul min Tarikhil Madinah, 1989)</div>
<div style="background-color: white; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">
<strong>KONSPIRASI KEEMPAT (TAHUN 678 H)</strong></div>
<div style="background-color: white; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">
<strong> </strong>Kisah tentang usaha yang keempat kalinya untuk mencuri jasad Rasulullah ini diceritakan oleh ibn Jubair yang pada saat itu sedang mengembara ke Iskandarsyah pada tahun 678 H. Di kota itu ia menyaksikan ada tawanan orang-orang Nasrani dari Romawi yang sedang dipekerjakan untuk membuat kapal.Ternyata setelah kapal yang dibuatnya jadi, para tawanan itu membawa lari kapal tersebut untuk dibawa kekota Jeddah dimana mereka melakukan beberapa tindak kejahatan dan perampokan. Sesudah itu mereka kemudian menuju kota Madinah dengan maksud mencuri jasad Nabi SAW. Atas ijin Allah SWT mereka dapat tersusul meskipun waktu itu rombongan pengejar sudah tertinggal sekitar satu setengah bulan. Mereka semua kemudian berhasil ditangkap dan dibunuh sebelum niatnya untuk mencuri jasad Nabi SAW terlaksana. (Sumber: Dr. Muhammad Ilyas Abdul Ghani, Sejarah Masjid Nabawi, 2005)</div>
<div style="background-color: white; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">
<strong>KONSPIRASI KELIMA (TAHUN 700 H )</strong></div>
<div style="background-color: white; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">
Usaha kali ini (Insya Allah adalah usaha jahat yang terakhir) adalah hasil persekongkolan antara Gubernur Madinah saat itu, dengan beberapa orang yang berasal dari Halab. Mereka memberikan harta yang berlimpah kepada Gubernur agar dapat diijinkan memasuki Masjid Nabawi dan membongkar makam Rasulullah SAW dan kedua sahabatnya. Kalau istilah jaman sekarang barangkali orang-orang Halab berhati jahat itu berusaha melakukan KKN sekaligus melakukan penyuapan kepada Pejabat Negara. Entah bagaimana ternyata Gubernur Madinah setuju. Dia kemudian memanggil penjaga masjid Nabawi, Syeikh Syamsu al-Dien al-Showab al-Lamthy dan memberitahukan padanya bahwa pada waktu tengah malam nanti akan ada orang-orang yang mengetuk pintu masjid. Dengan tegas Gubernur memerintahkan agar penjaga pintu masjid membukakan pintu untuk orang-orang dari Halab itu. Sang penjaga masjid tentu saja tak kuasa menolak perintah seorang Gubernur.Benar saja. Pada waktu tengah malam terdengar ketukan di pintu Al-Amir (pintu Babu al-Salam). Ketika pintu dibuka masuklah sekitar 40 orang dari Halab yang membawa perlengkapan untuk menggali dan alat penerangan. Mereka langsung menuju ke makam Rasulullah SAW. Tapi baru saja mereka berjalan sampai mimbar masjid, sekonyong-konyong bumi terbelah dan menelan 40 orang Halab berikut semua perlengkapannya tanpa tersisa dan tanpa meninggalkan bekas sedikitpun. Subhanallah, Allahu Akbar. Ketika esok paginya Gubernur memanggil penjaga lagi untuk menanyakan kejadian semalam, maka penjaga masjid menceritakan apa yang dilihatnya semalam sejelas-jelasnya. Begitulah akhirnya. Usaha jahat yang kelima inipun gagal atas kehendak Allah SWT. (Sumber: Dr. Muhammad Ilyas Abdul Ghani, Sejarah Masjid Nabawi, 2005)</div>
<div style="background-color: white; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">
Wallahu’alam bissawab.</div>
<div style="background-color: white; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">
<strong>DAFTAR PUSTAKA</strong></div>
<div style="background-color: white; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">
Ali Hafidz, Fusul min Tarikhil Madinah,1989</div>
<div style="background-color: white; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">
C.Israr, Sejarah Kesenian Islam, Bulan Bintang, 1978;</div>
<div style="background-color: white; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">
Ibn al-Najjar, Tarikh Baghdad, 1979</div>
<div style="background-color: white; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">
Muhammad Ilyas Abdul Ghani, Sejarah Masjid Nabawi, 2005</div>
Unknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-7437626801301800612.post-46761867973792811892013-09-29T04:33:00.001-07:002015-04-09T17:18:09.885-07:00Kehebatan Strategi Perang Walisongo, Karya Sunan Kudus<div class="clearfix" style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 16px; zoom: 1;">
<h2 class="_5clb" style="font-size: 24px; line-height: 28px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: center;">
<strong style="font-size: 14px; line-height: 20px;"><img alt="Sunan Kudus (Guru Besar yang dikagumi oleh KGPAA Mangkunegara IV)" class="photo_img img" src="https://fbcdn-sphotos-g-a.akamaihd.net/hphotos-ak-prn2/1381291_239351376215823_2067054153_n.jpg" style="border: 0px; margin: 0px; max-width: 100%; padding: 0px;" title="Sunan Kudus (Guru Besar yang dikagumi oleh KGPAA Mangkunegara IV)" /></strong></h2>
</div>
<div class="_5k3v _5k3w clearfix" style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px; margin-top: 16px; word-wrap: break-word; zoom: 1;">
<div class="caption" style="text-align: center;">
<i>Sunan Kudus (Guru Besar yang dikagumi oleh KGPAA Mangkunegara IV)</i></div>
<br />
<br />
<div style="text-align: center;">
<strong>Oleh:</strong></div>
<div style="text-align: center;">
<strong>Asy-Syaikh As-Sayyid Shohibul Faroji Azmatkhan Al-Hafizh</strong></div>
<div style="text-align: center;">
<strong>(Syekh Mufti Kesultanan Palembang Darussalam)</strong></div>
<br />
<strong>PENDAHULUAN</strong><br />
<br />
Seorang teman bincang-bincang dengan teman lainnya tentang kehebatan bangsa ‘Jepang’. Mulai dari semangat samurai, hakakiri, Yakuza, Fuji Film, Honda, Gunung Fujiyama, hingga bunga sakura. Siapa tidak mengenal negeri matahari terbit ? Demikian kata salah seorang yang ada di komunitas bincang-bincang tersebut. Sekarangpun anak-anak kita barangkali Nampak lebih akrab dengan produk negeri ini dibanding dengan mengenal produk negeri sendiri. Film anak misalnya anak-anak lebih familier dengan ‘Doraemon’ di banding ‘Si Unyil’ bahkan film yang lainnya misalnya: sepakbola Jepang, Komik Jepang, Naruto dan lain-lain.<br />
<br />
“Produk Jepang sedemikian rupa bisa merajai di berbagai belahan dunia, pernahkah kita mencoba memikirkan mengapa bisa demikian ?” Tanya seseorang lainnya. <br />
<br />
“ Itu karena ethos mereka, pernah lihat film samurai ? Wooo ….. sangat mengesankan, kita bisa melihat bagaimana ‘kegigihan’, ‘kegagahan’ , ‘rasa hormat’, ‘ketaatan’ …….” Kata yang lainnya. <br />
<br />
Bercerita tentang Jepang, aku ingat seorang Guru pernah membuat sebuah pembelajaran yang menarik dengan contoh ‘produk Jepang’. Sang Guru menjelaskan bahwa ‘bangsa Jepang’ yang berkenalan dengan budaya Jawa hanya seumur jagung, justru telah mampu menerapkan falsafah jawa penting yaitu: <strong>nglurug tanpo bolo menang tanpo ngasorake.</strong>Melalui produk-produk industrinya Jepang ada di mana-mana, menembus lintas batas Negara bangsa. Melalui produk-produk unggulan mereka mampu diterima dengan suka cita, produk mereka mempengaruhi kehidupan masayarakat Negara lain tanpa membawa ‘bala tentara’ untuk mempengaruhinya. Sebuah imperialisme gaya baru, barang-barang mereka menjajah kita dan menjadi penghidupan mereka tanpa harus perang dan mengalahkan. <br />
<br />
Perang masa kini adalah perang ekonomi, perang produk, perang dengan senjata sudah bukan jamannya lagi, selain seluruh bangsa-bangsa mengecam tindakan perang senjata juga perang jelas-jelas mengsengsarakan rakyat bangsa yang berperang. Di mana ada perang yang memakmurkan dan mententramkan masyarakat ? Bangsa yang cerdas mengalihkan ‘heroitasnya’ pada perang yang lebih bermartabat tidak banyak ditentang yaitu ‘perang produk yang berkecanggihan teknologi’, mulai dari produk pangan, sandang, papan, kendaraan, alat komunikasi hingga produk-produk kesehatan. Jadi terjadilah kompetisi ‘ekonomi’, perang ekonomi, sebuah keasyikan baru manusia dalam globalisasi dunia. Melalui keunggulan produk, suatu bangsa atau bahkan hanya suatu ‘perusahaan’ bisa memiliki unit usahanya di berbagai belahan dunia dengan karyawan seolah sebagai warga yang harus patuh pada tata aturan yang dimilikinya. Mereka tidak perlu membawa masyarakat bangsa negaranya untuk menjalankan ‘perusahaan’ di belahan bumi lainnya, dengan suka cita mereka akan mengabdi kerja, juga masyarakat yang ‘seolah terjajah’ oleh adanya perusahaan tersebut tidak akan merasa kalah tetapi sering merasa diuntungkan. <br />
<br />
Seorang Guru bijak (Sunan Kudus) berkata bahwa nglakoni ‘nglurug tanpo bolo lan menang tapi ora ngasorake’ bukan hal yang mudah. Karena untuk bisa ‘nglurug tanpo bolo’ orang harus berani, berani bukan asal berani, tapi berani dengan perhitungan yang cermat. Orang yang berani nglurug berarti di dalam dirinya bersemayam mental juara, bukan mental ‘kroyokan’. Juga falsafah walisongo itu, mengajarkan kepada kita bahwa kemenangan yang terhormat adalah kemenangan yang tidak merendahkan orang atau pihak lain yang menjadi lawannya. Di situ mengandung makna bagaimana seharusnya kita sebagai manusia bisa tetap menjunjung harkat martabatnya sendiri dan sesamanya, menjaga kehidupan dan sadar akan kewajaran perbedaan.<br />
<br />
<strong>ASAL USUL STRATEGI "NGLURUG TANPO BOLO"</strong><br />
Strategi Perang Walisongo ini ditemukan oleh Panglima Perang Kesultanan Demak, yaitu Sayyid Ja'far Shodiq Azmatkhan (Sunan Kudus), kemudian dipopulerkan oleh KGPAA Mangkunegara IV dalam Serat Wedhatama.<br />
<br />
<div style="text-align: center;">
<span class="photo " style="padding: 0px;"><img alt="KGPAA Mangkunegara IV (Penerus Ajaran Walisongo, memiliki sanad keguruan kepada Sunan Kudus)" class="photo_img img" src="https://fbcdn-sphotos-e-a.akamaihd.net/hphotos-ak-frc3/1376369_239379356213025_1496371484_n.jpg" style="border: 0px; margin: 0px; max-width: 100%; padding: 0px;" title="KGPAA Mangkunegara IV (Penerus Ajaran Walisongo, memiliki sanad keguruan kepada Sunan Kudus)" /></span></div>
<div class="caption" style="text-align: center;">
<i>KGPAA Mangkunegara IV </i></div>
<div class="caption" style="text-align: center;">
<i>(Penerus Ajaran Walisongo, memiliki sanad keguruan kepada Sunan Kudus)</i></div>
<br />
<br />
<strong><i>Kaweroh keslametan diri </i></strong><br />
<strong><i>Sesanti kepribaden poro leluhur </i></strong><br />
<strong><i>Sugih tanpo bondho </i></strong><br />
<strong><i>Digdaya tanpo adji </i></strong><br />
<strong><i>Nglurug tanpo bolo</i></strong><br />
<strong><i>Menang tanpo ngasorake</i></strong><br />
<strong><i>Terimah mawi pamrih </i></strong><br />
<strong><i>Suwung pamrih tebih ajrih </i></strong><br />
<strong><i>Langgeng tan ono susah </i></strong><br />
<strong><i>Langgeng tan ono bungah </i></strong><br />
<strong><i>Anteng mantheng sugeng jeneng </i></strong><br />
<br />
<strong>Terjemahan dalam bahasa indonesia :</strong><br />
<strong></strong><br />
<br />
<strong><i>Pengetahuan keselamatan diri</i></strong><br />
<strong><i>Ajaran tentang kepribadan dari para leluhur</i></strong><br />
<strong><i>Kaya tanpa harta</i></strong><br />
<strong><i>Sakti tanpa ilmu</i></strong><br />
<strong><i>Mendatangi tanpa teman</i></strong><br />
<strong><i>Menang tanpa merendahkan</i></strong><br />
<strong><i>Menerima dengan iklas tanpa pamrih</i></strong><br />
<strong><i>Jauh dari ketakutan</i></strong><br />
<strong><i>Abadi tanpa susah</i></strong><br />
<strong><i>Abadi tanpa senang</i></strong><br />
<strong><i>Diam diri punya nama</i></strong><br />
<br />
<strong>Keterangan:</strong><br />
<ol style="padding: 0px 10px 0px 25px;">
<li><strong>Sugih tanpo bondho = </strong>kaya yang dimaksut disini adalah kaya akan ilmu, sugih sedulur, sugih kebijaksanaan</li>
<li><strong>Digdaya tanpo adji = </strong>orang sakti tanpa adji(ilmu) itu bisa aja..jika orang dekat dengan Yang Kuasa maka dia akan lebih sakti daripada orang yang berilmu sekalipun.orang yang pengen mendapatkan keselamatan ngga membutuhkan adji..sakti itu adalah efek samping dari kedekatannya sama Yang Kuasa</li>
<li><strong>Nglurug tanpo bolo = </strong>jadilah orang yang berwatak satria..jadi menyelesaikan suatu masalah tuh ngga mengajak segerombolan orang.jadi diselesaikan dengan bertatap muka langsung,sehingga orang yang di datangi ngga akan berpikiran macam2 dan masalah menjadi semakin ruwet</li>
<li><strong>Ngalahake tanpo ngasorake = </strong>mengalahkan musuh tanpa musuh itu ngga sadar klo dia itu kalah,caranya adalah selesaikan jalan damai tanpa harus berkelahi.musyawarah utk mencapai sebuah kemufakatan dan menemukan win win solution.semuanya ngga ada yang kalah</li>
<li><strong>Trimah mawi pamrih = </strong>ini yang namanya menolong dengan iklas</li>
<li><strong>Suwung pamrih tebih adjrih</strong> = jika kita ngga punya hutang budi maka kita ngga akan mengalami beban untuk membayar hutang itu</li>
<li><strong>Langgeng tan ono susah & Langgeng tan ono bungah = </strong>kita harus mempunyai hati yang tenang..jadi ngga terbawa nafsu.orang yang ngga terbawa nafsu hatinya akan bersihjika suara hati kita tidak didasari nafsu maka kita bisa memutuskan sesuatu dengan objektif</li>
<li><strong>Anteng mantheng sugeng jeneng = </strong>diam itu emas dalam artian bicara seperlunya ngga besar cakap/sombong</li>
</ol>
<br />
<strong>Sumber Data:</strong><br />
Serat Wedhatama, karya KGPAA Mangkunegara IV</div>
Unknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-7437626801301800612.post-22731527951862137072013-09-29T04:29:00.001-07:002015-04-09T17:20:18.521-07:00Kiamat Sudah Dekat, Masjid Pun Dekat, Ayo Taubat Cepat<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjiaZPWmm2Vg4QOwcgyadTrU_z1gzqNjGamkeRXL5ypQPa9P3DtjRrw7g3CB8iLvR8Q_Ljs1cRP_I-EmqZv4WW8Cv6Abs3S_OhAqNBBGyfENlZs4L63OOLc_23SaPKCfUkaokQ9XkGum6o/s1600/kiamat-sudah-dekat-570x230.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjiaZPWmm2Vg4QOwcgyadTrU_z1gzqNjGamkeRXL5ypQPa9P3DtjRrw7g3CB8iLvR8Q_Ljs1cRP_I-EmqZv4WW8Cv6Abs3S_OhAqNBBGyfENlZs4L63OOLc_23SaPKCfUkaokQ9XkGum6o/s400/kiamat-sudah-dekat-570x230.jpg" height="158" width="400" /></a></div>
<div class="caption" style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">
</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px; text-align: center;">
<strong>Oleh:</strong></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px; text-align: center;">
<strong>Asy-Syaikh As-Sayyid Shohibul Faroji Azmatkhan Al-Hafizh</strong></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px; text-align: center;">
<strong>(Syekh Mufti Kesultanan Palembang Darussalam)</strong></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">
<strong>يَسْأَلُونَكَ عَنِ السَّاعَةِ أَيَّانَ مُرْسَاهَا قُلْ إِنَّمَا عِلْمُهَا عِندَ رَبِّي لاَ يُجَلِّيهَا لِوَقْتِهَا إِلاَّ هُوَ ثَقُلَتْ فِي السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضِ لاَ تَأْتِيكُمْ إِلاَّ بَغْتَةً يَسْأَلُونَكَ كَأَنَّكَ حَفِيٌّ عَنْهَا قُلْ إِنَّمَا عِلْمُهَا عِندَ اللّهِ وَلَـكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لاَ يَعْلَمُونَ</strong></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">
“Mereka menanyakan kepadamu tentang kiamat: “Bilakah terjadinya?” Katakanlah: Sesungguhnya pengetahuan tentang kiamat itu adalah pada sisi Tuhanku; tidak seorang pun yang dapat menjelaskan waktu kedatangannya selain Dia. Kiamat itu amat berat (huru haranya bagi makhluk) yang di langit dan di bumi. Kiamat itu tidak akan datang kepadamu melainkan dengan tiba-tiba”. Mereka bertanya kepadamu seakan-akan kamu benar-benar mengetahuinya. Katakanlah: “Sesungguhnya pengetahuan tentang hari kiamat itu adalah di sisi Allah, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.” (QS Al-A’raaf 7:187)</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">
<strong>Tanda</strong><strong>-tanda Kiamat Sudah Muncul:</strong></div>
<ol style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px; padding: 0px 10px 0px 25px;">
<li><strong>Para pengembala yang sama, bermegah-megahan dengan gedung-gedung besar dan tinggi-tinggi. Berlumba-lumba membina bangunan tinggi. </strong>Dari Abu Hurairah r.a. ia berkata; suatu ketika Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam nampak di tengah-tengah orang ramai. Lalu baginda didatangi oleh seseorang yang menanyakan kepadanya: “Wahai Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bilakah terjadinya kiamat?” Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam menjawab dengan bersabda: “Tidaklah orang yang ditanya mengenai masalah itu lebih mengetahui daripada yang bertanya. Akan tetapi aku akan memberitahukan kepadamu tentang tanda-tandanya. Yaitu, jika seorang ammah (hamba perempuan) melahirkan majikannya, itulah yang termasuk di antara tanda-tandanya. Juga apabila orang-orang yang tidak beralas kaki dan tidak berpakaian menjadi pemimpin masyarakat, maka itu juga di antara tanda-tandanya. Demikian pula apabila para pengembala domba berlumba-lumba meninggikan bangunan, maka itulah salah satu tandanya di antara tanda-tanda yang lima, yang mana tidak mengetahui yang sesungguhnya selain Allah Subhanahu wa Ta'ala.” Kemudian baginda membacakan ayat berikut ini: “Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sahajalah pengetahuan tentang hari kiamat, dan Dia-lah yang menurunkan hujan, serta mengetahui apa yang ada di dalam rahim.” (Riwayat Ibn Majah).</li>
<li><strong>Perhiasan Rumah Sama Dengan Perhiasan Pakaian. </strong>Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda: “Hari Kiamat tidak akan tiba, sehingga manusia membangun rumah dan melukisnya sebagai lukisan pakaian.” (Riwayat Bukhari).</li>
<li><strong>Kebanggaan Masyarakat Dengan Membina Masjid. </strong>Dari Anas bin Malik r.a. berkata bahawa Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda: “Tidak akan tiba hari kiamat, sehingga manusia bermegah-megah dan berlebih-lebihan dalam urusan masjid.” (Riwayat Abu Dawud).</li>
<li><strong>Masjid Menjadi Tempat Urusan Dunia Saja. </strong>Dari Anas bin Malik r.a. berkata, bahawa Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda: “Akan datang kepada manusia suatu masa, percakapan mereka dalam masjid hanyalah mengenai urusan dunia semata. Allah tidak memerlukan mereka. Dan janganlah kamu duduk bersama mereka (pada waktu dalam masjid).” (Riwayat Hakim).</li>
<li><strong>Ahli Ibadah Yang Bodoh Dan Qari Yang Fasik. </strong>Dari Anas r.a. ia berkata bahawa Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda: “Kelak, di akhir zaman, akan ada ahli ibadah yang bodoh dan para qari yang fasik.” (Riwayat Ibnu ‘Adi).</li>
<li><strong>Golongan yang menjadikan lidahnya sebagai alat untuk mencari makan. </strong>Dari Sa’ad bin Abi Waqash r.a. berkata bahawa Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda: “Tidak akan terjadi kiamat, sebelum muncul suatu golongan yang mencari makan melalui lidah-lidah mereka, seperti sapi yang makan dengan lidah-lidahnya.” (Riwayat Ahmad).</li>
<li><strong>Melimpahnya Harta Benda Dan Luasnya Perniagaan Serta Banyak Media Massa. </strong>Dari Umar bin Tsa’lab r.a. berkata bahawa Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda: “Sebahagian dari tanda-tanda dekatnya Hari Kiamat, adalah tersebarnya (melimpahnya) harta benda dan luasnya perniagaan. Dan pena-pena akan bermunculan yang menunjukkan banyaknya bacaan dan tulisan.” (Riwayat An-Nasa’i).</li>
<li><strong>Ramai Orang Muda Menyebut Dalil Agama. </strong>Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam telah bersabda: “Akan muncul di akhir zaman nanti, suatu kaum yang terdiri dari orang-orang muda yang masih mentah pikirannya (cetek faham agamanya). Mereka banyak mengucapkan perkataan Khairil Bariyah (firman Allah dan hadits Rasul), tetapi iman mereka masih lemah. Pada hakikatnya mereka telah keluar dari agamanya seperti anak panah yang lepas dari busurnya. Di mana saja kamu dapat menemuinya, maka hapuskanlah mereka itu, siapa yang dapat menghapus mereka, kelak akan mendapat pahala di hari kiamat.“ (Riwayat Bukhari dan Muslim). Dan dapat dilihat juga sekarang banyak orang-orang bukan Islam yang menggunakan hujjah-hujjah dari Al-Quran dan Al-Hadits yang mana mereka membuat komentar menurut pemahaman mereka sendiri sedangkan mereka tidak faham dengan Islam.</li>
<li><strong>Al-Quran Sebagai Alat Propaganda. </strong>Imam Ali bin Thalib r.a. berkata bahawa beliau mendengar Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda: “Kelak akan muncul di antara umatku suatu kaum yang membaca Al-Quran bukan seperti lazimnya kamu membaca, dan sembahyangmu jauh berbeda dengan cara mereka bersembahyang. Mereka membaca Al-Quran dengan mengira bahawa Al-Quran itu sebagai alat propaganda mereka, padahal Al-Quran itu berisi peringatan yang harus mereka junjung. Bacaan mereka itu tidak melebihi kerongkongnya (tidak sampai meresap ke dalam hati). Mereka itu sebenarnya keluar dari Islam, bagaikan anak panah yang lepas dari busurnya.” (Riwayat Muslim).</li>
<li><strong>Menunjuk-Nunjuk Ketika Berdoa. </strong>Dari Saad r.a. bahawa Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda: ”Kelak akan terdapat kaum yang berlebih-lebih (menunjuk-nunjuk) dalam berdoa“ (Riwayat Ahmad).</li>
<li><strong>Merasa Rendah Dalam Ibadah. </strong>Dari Abu Sa’id Al-Kudri r.a bahawa Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda: “Akan muncul di antara kamu suatu kaum, kamu merasa rendah dalam melakukan shalat dibanding dengan mereka, amal perbuatanmu jika dibandingkan dengan perbuatan mereka dan puasamu jika dibanding dengan puasa mereka. Mereka membaca Al-Quran tetapi tidak sampai melalui tenggorokannnya. Mereka sebenarnya keluar dari agama bagaikan anak panah yang terlepas dari busurnya, jika di ujung panah dilihat, tidak ada bekas apa-apanya juga di kayunya tidak ada apa-apanya juga di bulunya tidak terdapat apa-apa, tetapi berlumba-lumba dalam senarnya.” (Riwayat Bukhari dan Muslim).</li>
<li><strong>Imam Yang Melambatkan Waktu Shalat. </strong>Dari Ibnu Ame r.a bahawa Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda: “Sesungguhnya nanti selepas peninggalanku akan terjadi, para imam mengakhirkan shalat dari waktunya. Oleh kerana itu hendaklah kamu mengerjakan shalat tepat pada waktunya. Jika kamu datang bersama mereka untuk mengerjakan shalat, maka bershalatlah kamu.” (Riwayat Thabrani).</li>
<li><strong>Al-Quran Hanya Tinggal Tulisannya Saja. </strong>Dari Ali r.a bahwa Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda: “Hampir datang suatu zaman, di mana agama Islam hanya tinggal namanya saja, dan Al-Quran hanya tinggal huruf dan tulisannya saja. Masjid-masjid indah dan megah, tetapi sunyi daripada petunjuk. Ulama mereka adalah yang paling jahat di antara yang ada di bawah langit. Dari mereka (ulama) itu akan muncul berbagai-bagai fitnah dan fitnah itu akan kembali ke lingkungan mereka sendiri (umat Islam).” (Riwayat Baihaqi).</li>
<li><strong>Kaum Yang Meminum Ayat-Ayat Al-Quran. </strong>Dari Uqbah bin Amir r.a. bahawa Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda: “Kelak akan muncul suatu kaum dari umatku. Mereka meminum Al-Quran seperti meminum susu.” (Riwayat Thabrani).</li>
<li><strong>Ulat-ulat Qurra’. </strong>Dari Abu Umamah r.a. bahawa Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda: “Kelak pada akhir zaman akan ada ulat-ulat qurra’ (ahli baca Al-Quran). Barangsiapa yang berada pada masa itu, hendaklah ia berlindung kepada Allah dari mereka.” (Riwayat Abu Nu’aim).</li>
<li><strong>Serbuan Musuh Islam Terhadap Kaum Muslimin. </strong>Daripada Tsauban r.a. berkata, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda; “Hampir tiba suatu masa di mana bangsa-bangsa dan seluruh dunia akan datang mengerumuni kamu bagaikan orang-orang yang hendak makan mengerumuni talam hidangan mereka”. Maka salah seorang sahabat bertanya “Apakah karena jumlah kami sedikit pada waktu itu?” Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam menjawab, “Bahkan kamu pada waktu itu banyak sekali, tetapi kamu umpama buih di waktu banjir, dan Allah akan mencabut rasa gentar terhadap kamu dari hati musuh-musuh kamu, dan Allah akan mencampakkan ke dalam hati kamu penyakit ‘wahan’.”Seorang sahabat bertanya, “Apakah wahan itu hai Rasulullah?” Nabi kita menjawab, “Cinta pada dunia dan takut pada mati.” (Riwayat Abu Daud ).</li>
<li><strong>Orang Mukmin Lebih Hina Daripada Hewan. </strong>Dari Anas r.a. bahawa Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda: “Akan datang atas manusia suatu masa, di mana keadaan orang mukmin pada masa itu lebih hina daripada domba.” (Riwayat Ibnu Asakir).</li>
<li><strong>Ulama Yang Merugikan Umat Dan Agama. </strong>Abdullah bin Abbas r.a berkata bahawa Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda: “Sesungguhnya akan terdapat (akan ada) orang-orang dari umatku yang pandai (amat faham dan ahli) tentang urusan agama dan membaca Al-Quran, mereka berkata: “Kami datang kepada para Raja (pemimpin), biar kami memperoleh keduniaan mereka dan kami tidak akan mencampurkan mereka dengan agama kami.” Tidak terjadi hal yang demikian itu, seperti (umpamanya) tidak akan dapat dipungut dari pohon yang berduri melainkan duri. Demikian pula, tidak akan dapat diambil manfaat dari mendekatkan diri kepada mereka itu melainkan beberapa kesalahan belaka.” (Riwayat Ibnu Majah).</li>
<li><strong>Menggadaikan Agama Karena Dunia. </strong>Daripada Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda: “Akan timbul di akhir zaman orang-orang yang mencari keuntungan dunia dengan menjual agama. Mereka menunjukkan kepada orang lain pakaian yang dibuat daripada kulit kambing (berpura-pura zuhud dari dunia) untuk mendapat simpati orang ramai, dan percakapan mereka lebih manis daripada gula. Padahal hati mereka adalah hati serigala (mempunyai tujuan-tujuan yang jahat). Allah Subhanahu wa Ta'alaberfirman kepada mereka: “Apakah kamu tertipu dengan kelembutan Ku?, Ataukah kamu terlampau berani berbohong kepada Ku?. Demi kebesaran Ku, Aku bersumpah akan menurunkan suatu fitnah yang akan terjadi di kalangan mereka sendiri, sehingga orang yang alim (cendikiawan) pun akan menjadi bingung (dengan sebab fitnah itu).” (Riwayat Tirmidzi). </li>
<li><strong>Empat Macam Golongan Mengerjakan Ibadah Haji. </strong>Dari Anas bin Malik r.a. bahawa Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda: “Kelak apabila akhir zaman terdapat empat macam golongan mengerjakan ibadah haji yaitu: 1) Para pemimpin mengerjakan ibadah haji hanya untuk ‘makan angin - pelesir’; 2) Terdapat orang kaya pergi haji hanya untuk berniaga; 3) Ramai fakir miskin pergi haji dengan tujuan untuk mengemis; 4) Ahli qira’at (pembaca Al-Quran) mengerjakan ibadah haji hanya untuk mencari nama dan kemegahan.”</li>
<li><strong>Penduduk Mekkah Akan Meninggalkan Kota Mekkah. </strong>Umar r.a berkata bahawa Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda: ”Kelak penduduk Mekkah akan keluar meninggalkan Mekkah; kemudian yang meninggalkan itu tidak akan kembali lagi kecuali hanya sebahagian kecil sahaja. Kemudian yang sedikit itu menjadikan kota itu penuh bangunan. Kemudian mereka keluar lagi dari kota itu dan tidak kembali selamanya.“ (Riwayat Ahmad). Dari Abu Umamah r.a. bahawa Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda: “Kelak akan ada orang-orang dari Umatku (Islam) memakan berbagai macam makanan dan memakai berbagai pakaian, banyak berbicara tanpa dipikirkan terlebih dahulu apa sebetulnya yang dibicarakan itu, maka itulah seburuk-buruk manusia dari sebahagian Umatku (Islam).” (Riwayat Thabrani dan Abu Nu’aim).</li>
<li><strong>Menyalahgunakan Takdir. </strong>Dari Jabir r.a berkata bahawa Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda: ‘”Kelak pada akhir zaman ada suatu golongan yang berbuat maksiat kalau ditanya mereka berkata’ Allah-lah yang mentakdirkan perbuatan itu kami lakukan.’ Orang yang menentang pendapat mereka pada zaman itu bagaikan orang yang menghunus pedangnya dalam jihad fisabilillah.”</li>
<li><strong>Ilmu Agama Akan Berangsur-angsur Hilang. </strong>Dari Abdullah bin Amr bin ‘ash r.a. berkata: Aku mendengar Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda: “Bahawasanya Allah Subhanahu wa Ta'ala tidak mencabut (menghilangkan) akan ilmu itu dengan sekaligus dari (dada) manusia. Tetapi Allah Subhanahu wa Ta'ala menghilangkan ilmu itu dengan mematikan alim ulama. Maka apabila sudah ditiadakan alim ulama, orang ramai akan memilih orang-orang yang jahil sebagai pemimpin mereka. Maka apabila pemimpin yang jahil itu ditanya, mereka akan berfatwa tanpa ilmu pengetahuan. Mereka sesat dan menyesatkan orang lain.” (Riwayat Muslim)</li>
<li><strong>Umat Islam Mengikuti Langkah-Langkah Yahudi Dan Nashrani. </strong>Dari Abu Sa’id Al-Khudri ra. berkata, bahawasanya Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda: “Kamu akan mengikuti jejak langkah umat-umat sebelum kamu, sejengkal demi sejengkal, sehasta demi sehasta, sehingga jikalau mereka masuk ke lubang biawak pun kamu akan mengikuti mereka.” Sahabat bertanya, “Ya Rasulullah! Apakah Yahudi dan Nashrani yang Anda maksudkan?” Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam menjawab, “Siapa lagi kalau bukan mereka”;- (Riwayat Muslim).</li>
<li><strong>Terlepasnya Islam Satu Demi Satu. </strong>Dari Umamah Al-Bahili dari Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda: “Sungguh akan terlepas pegangan Islam satu demi satu. Setiap terlepas salah satu pegangan, maka orang-orang akan berebutan untuk bergantung kepada yang lain. Adapun yang pertama kali terlepas itu adalah persoalan hukum, sedangkan yang terakhir adalah perkara shalat.” (Riwayat Ahmad).</li>
<li><strong>Penyakit Umat-umat Dahulu. </strong>Dari Abu Hurairah r.a. katanya: Aku mendengar RasuIullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda: “Umatku akan ditimpa penyakit-penyakit yang pernah menimpa umat-umat dahulu”. Sahabat bertanya, “Apakah penyakit-penyakit umat-umat terdahulu itu?” Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam menjawab, “Penyakit-penyakit itu ialah (1) terlalu banyak seronok, (2) terlalu mewah, (3) menghimpun harta sebanyak mungkin, (4) tipu menipu dalam merebut harta benda dunia, (5) saling memarahi, (6) hasut menghasut sehingga jadi zalim menzalimi” (Riwayat Hakim).</li>
<li><strong>Sifat Amanah Akan Hilang Sedikit Demi Sedikit. </strong>Dari Huzaifah bin Al-Yaman r.a. katanya, “Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam pernah memberitahu kami dua dua buah hadits (mengenai dua kejadian yang akan berlaku). Yang pertama sudah saya lihat sedang yang kedua saya menanti-nantikannya. Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam memberitahu bahawasanya amanat itu turun ke dalam lubuk hati orang-orang yang tertentu. Kemudian turunlah al-Quran. Maka orang-orang itu lalu mengetahuinya melalui panduan al-Quran dan mengetahuinya melalui panduan as-Sunnah. Selanjutnya Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam menceritakan kepada kami tentang hilangnya amanah, lalu beliau bersabda, “Seseorang itu tidur sekali tidur, lalu diambillah amanah itu dari dalam hatinya, kemudian tertinggallah bekasnya seperti bekas yang ringan saja. Kemudian ia tertidur pula, lalu diambillah amanah itu dari dalam hatinya, maka tinggallah bekasnya seperti lepuh di tangan (menggelembung di tangan dari bekas bekerja berat seperti menggunakan kapak atau cangkul). Jadi seperti bara api yang kau gillingkan dengan kakimu, kemudian menggelembunglah ia dan engkau melihat ia meninggi, padahal tidak ada apa-apa”. Ketika Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam menceritakan hadits ini beliau mengambil sebiji batu kecil (batu kerikil) lalu menggilingkannya dengan kakinya.”Kemudian pagi-pagi (jadiIah) orang ramai berjual beli, maka hampir saja tiada ada seorang juga pun yang suka menunaikan amanah, sampai dikatakan orang bahwasanya di kalangan Bani Fulan (di kampung yang tertentu) itu ada seorang yang sangat baik memegang amanah, sangat terpercaya dan orang ramai mengatakan, “Alangkah tekunnya dalam bekerja, alangkah indahnya pekerjaannya, alangkah pula cerdik otaknya. Padahal di dalam hatinya sudah tiada ada lagi keimanan sekali pun hanya seberat timbangan biji sawi.” “Maka sesungguhnya telah sampai masanya saya pun tidak mempedulikan manakah di antara kamu semua yang saya hendak bermubaya’ah (berjual beli). Jikalau ia seorang Islam, maka agamanyalah yang akan mengembalikan kepadaku (maksudnya agamanyalah yang dapat menahannya dari khianat). Dan jikalau ia seorang Nashrani atau Yahudi, maka pihak yang bertugaslah yang akan menggembalikannya kepadaku (maksudnya jika dia seorang Nashrani atau Yahudi maka orang yang memegang kekuasaan/pemerintahlah yang dapat membantu aku untuk mendapatkan semua hak-hakku daripadanya.) Ada pun pada hari ini maka saya tidak pernah berjual beli dengan kamu semua kecuali dengan Fulan dan Fulan (orang-orang tertentu sahaja).” (Riwayat Bukhari dan Muslim).</li>
<li><strong>Tahun-tahun yang penuh tipu muslihat. </strong>Dari Abu Hurairah r.a. berkata bahawa Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda: “Akan datang kepada manusia tahun-tahun yang penuh muslihat, di mana akan dibenarkan padanya orang yang berdusta, dan akan didustakan orang yang benar. Akan dipercaya orang yang berkhianat, dan akan dituduh berkhianat orang yang terpercaya. Serta akan bertutur padanya Ruwaibidhah. Maka ada yang menanyakan: Apa itu Ruwaibidhah? Dijawab baginda Shallallahu 'Alaihi wa Sallam: Yaitu, orang yang bodoh dan hina ditugaskan menangani kepentingan umum.” (Riwayat Ibn Majah).</li>
<li><strong>Lahirnya para Dajjal (tukang dusta) yang jumlahnya hampir 30 orang semuanya mengaku sebagai utusan Allah (Yang dipertuhankan)</strong><strong> - Adanya dua golongan besar sama berbunuhan, dengan semboyan sama-sama akan menegakkan agama Islam. </strong><strong>Dajjal Sang Pendusta. </strong>Dari Abu Hurairah r.a. berkata bahawa Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda: “Tidak akan terjadi Hari Kiamat sebelum dimunculkan para dajjal sang pendusta, yang jumlahnya hampir mendekati tiga puluhan, di mana masing-masing mengaku; bahawa dirinya adalah Rasul Allah.” (Riwayat Muslim). Abu Hurairah r.a. berkata, Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda: “Akan keluar dajjal dan khazzab di kalangan umatku. Mereka akan berkata sesuatu yang baru di mana kamu dan bapa-bapa kamu belum pernah mendengarnya. Awasilah mereka dan jagalah diri kamu daripada disesatkan oleh mereka.” [Musnad Ahmad, 20/349]. Abu Hurairah r.a. berkata, “Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda: “Qiamat tidak akan tiba sehingga muncul 30 dajjal, semua mengaku sebagai utusan Allah, harta bertambah, berlaku huru-hara dan al-Harj berleluasa.” Seorang sahabat bertanya, “Apakah harj?” Baginda bersabda, “ Bunuh-membunuh.” [Musnad Ahmad, 2/457]. Abu Hurairah r.a. berkata, “Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda: “Qiamat tidak akan tiba selagi belum muncul 30 dajjal, semua berbohong mengenai Allah dan RasulNya.” [Musnad Ahmad, 2/450]. Ibn Umar r.a. berkata, “Daku mendengar Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda: “Di kalangan umat ku akan ada 70 Penyeru, yang mengajak manusia kepada neraka jahannam. Aku boleh memberitahu nama mereka dan kaum mereka jika Aku mau.”</li>
<li><strong>Golongan Pendusta Di Bidang Hadits. </strong>Dari Abu Hurairah r.a. berkata bahawa Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda: “Kelak akan ada di antara generasi akhir dari umatku orang-orang yang meriwayatkan kepada kamu hadis yang belum pernah – juga bapa-bapa kamu – mendengarnya. Untuk itu, hindarilah mereka.”(Riwayat Muslim).</li>
<li><strong>Orang yang menyemir rambutnya dengan warna hitam. </strong>Dari Ibn Abbas r.a. berkata bahawa Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda; Akan ada di akhir zaman nanti orang-orang yang mengecat rambut mereka dengan warna hitam, seperti tembolok burung merpati, dan mereka tidak akan mencium baunya syurga.” (Riwayat Abu Dawud).</li>
<li><strong>Lelaki menyerupai wanita dan wanita menyerupai lelaki. </strong>Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda: “Di antara tanda-tanda dekatnya Hari Kiamat adalah laki-laki menyerupai wanita dan wanita menyerupai laki-laki.” (Riwayat Abu Nu’aim).</li>
<li><strong>Mendidik anjing lebih baik dari mendidik anak. </strong>Dari Abu Dzar r.a berkata, bahawa Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda: “Apabila zaman (Kiamat) semakin hampir dekat, mendidik anjing lebih baik daripada mendidik anak, tidak ada rasa hormat kepada yang lebih tua, dan tidak ada rasa kasih sayang kepada yang lebih kecil, anak-anak zina semakin ramai, sehingga laki-laki menyantap perempuan di jalanan, mereka tidak ubahnya seperti kambing yang berhati serigala.” (Riwayat Thabrani dan Hakim).</li>
<li><strong>Orang Yang Baik Berkurang Sedang Yang Jahat Bertambah Banyak. </strong>Dari Aisyah r.a. berkata, aku mendengar Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda: “Tidak akan berlaku hari qiamat sehingga anak seseorang menjadi puncak kemarahan (bagi ibu bapaknya) dan hujan akan menjadi panas (hujan akan berkurang dan cuaca akan menjadi panas) dan akan bertambah banyak orang yang tercela dan akan berkurang orang yang baik dan anak-anak menjadi berani melawan orang-orang tua dan orang yang jahat berani melawan orang-orang baik.” (Riwayat Thabrani).</li>
<li><strong>Munculnya banyak Pemimpin yang sesat. </strong>Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda: “Selain Dajjaal ada yang lebih aku takuti atas umatku dari Dajjaal, yaitu para pemimpin yang sesat.” [HR Ahmad]</li>
<li><strong>Munculnya Panji Hitam Ufuk Timur. </strong>1. Sabda Nabi SAW:Al-Mahdi akan datang setelah muncul Panji-panji Hitam dari sebelah Timur yang mana pasukan itu selalu tidak pernah kalah dengan pasukan mana pun. (Ibnu Majah); 2. Sabda Nabi SAW:Orang ramai daripada Timur akan muncul, kemudian menyerahkan kekuasaannya kepada al-Mahdi; 3. Sabda Nabi SAW:Panji-panji Hitam akan keluar dari Khurasan (Setelah Pemuda Bani Tamim bertemu al-Haris Harras dan pada masa itu juga kawan-kawan al-Mahdi (tentera-tenteranya) keluar menuju Baitulmaqdis. 4. Sabda Nabi SAW:Al-Mahdi akan dibaiat di antara Hajar Aswad dan Makam Ibrahim oleh sejumlah orang yang mengikuti Perang Badar (iaitu Pemuda Bani Tamim dan pasukannya), kemudian datang kumpulan orang dari Iraq, dan para Wali Abdal dari penduduk Syam untuk berikrar kepadanya. Dan akan datang pula pasukan daripada Syam (sufyani) yang kemudiannya ditelan bumi di al-Baidak dekat Zul Hulaifah. Semuanya binasa melainkan si pembawa berita sahaja. (Abu Daud & Al-Hakim); 5. Sabda Nabi SAW:Tiga ratus empat belas orang yang di antaranya adalah perempuan, bergabung dengan al-Mahdi yang akan bertindak ke atas setiap pemimpin yang berbuat zalim dan menegakkan keadilan seperti yang diharap-harapkan oleh semua orang. Setelah itu, tidak ada kebaikan lagi di muka bumi ini yang melebihi kebaikan pada masa al-Mahdi; 6. Sabda Nabi SAW:Pembawa bendera al-Mahdi adalah seorang lelaki daripada suku Tamim yang datang dari Timur; 7. Sabda Nabi SAW:Jika kamu semua melihat Panji-panji Hitam datang dari arah Khurasan, maka sambutlah ia walaupun kamu terpaksa merangkak di atas salji. Sesungguhnya di tengah-tengah panji-panji itu ada Khalifah Allah yang mendapat petunjuk. Maksudnya ialah al-Mahdi.(Ibnu Majah, Abu Nuaim & Al-Hakim); 8. Sabda Nabi SAW:Sebelum al-Mahdi (muncul), As-Sufyani akan muncul dengan 360 pasukan berkuda. Kemudian dengan diiringi 30,000 pasukan yang dipimpin oleh Kalb, iaitu bapa saudaranya. As-Sufyani kemudian mengerahkan askarnya ke Iraq. Dalam serangan ini, 100,000 orang terbunuh di Zaura iaitu suatu bandar di Timur. Setelah itu mereka menyerang Kufah pula. Ketika itu muncullah Panji-panji (Hitam) dari Timur. Lantas ada satu pertanyaan, wahai Rasullulah, bagaimana kami dapat mengenalinya? Nabi SAW menjawab, Dia adalah dari keturunanku, perawakannya mirip kepada Bani Israel, seolah-olah wajahnya bercahaya-cahaya laksana bintang, pipi kanannya bertahi lalat hitam. Dia tampan orangnya, yang berusia 40 tahun. Dia akan didatangi oleh Wali-wali Abdal dari Syam, tokoh-tokoh Nujabat dari Mesir, Asoib dari Timur dan para pengikutnya; 9. Sabda Nabi SAW:Sentiasa akan ada satu toifah dari kalangan umatku yang sanggup menzahirkan kebenaran. Mereka tidak dapat dirosakkan (dikalahkan) oleh orang-orang yang menentangnya, hinggalah datang perintah Allah (hari kiamat); 10. Sabda Nabi SAW:Dari Ibnu Masud RA, katanya, ketika kami berada di sisi Rasullulah SAW, tiba-tiba datang sekumpulan anak muda dari kalangan Bani Hasyim. Apabila terlihat mereka, maka kedua-dua mata banginda SAW dilinangi air mata dan wajah baginda berubah. Aku pun bertanya, Mengapakah kami melihat pada wajah Tuan sesuatu yang tidak kami sukai? Baginda menjawab, Kami Ahlul Bait telah Allah pilih untuk kami akhirat lebih dari dunia. Kaum kerabatku akan menerima bencana dari penyingkiran selepasku kelak sehinggalah datang suatu kaum dari Timur yang membawa bersama-sama mereka Panji-panji Hitam. Mereka meminta kebaikan tetapi tidak diberikannya, maka mereka pun berjuang dan beroleh kejayaan lalu diberikanlah apa yang mereka minta itu tetapi mereka tidak menerima sehinggalan mereka menyerahkannya kepada seorang lelaki dari kaum kerabatku yang akan memenuhkan bumi ini dengan keadilan seperti halnya bumi ini dipenuhi dengan kedurjanaan sebelumnya. Sesiapa yang sempat menemuinya, maka datangilah mereka itu, walaupun terpaksa merangkak di atas salji. Sesungguhnya dia adalah al-Mahdi. (Ibnu Majah); 11. Sabda Nabi SAW:Daripada al-Hasan, bahawa Nabi SAW menyebut bala yang akan menimpa kaum keluarganya, hinggalah Allah mengutuskan Panji-panji Hitam dari Timur. Sesiapa yang menolongnya akan ditolong pula oleh Allah. Sesiapa yang menghinanya akan dihinakan pula oleh Allah, hinggalah mereka mendatangi seorang lelaki yang namanyna seperi nama aku. Mereka pun melantiknya memimpin mereka, maka Allah pun membantu dan menolongnya. (Nuaim bin Hammad); 12. Sabda Nabi SAW:Akan datang Panji-panji Hitam dari Timur, seolah-olah hati mereka adalah kepingan-kepingan besi. Sesiapa mendengar tentang mereka, hendaklah datang kepada mereka dan berbaiatlah kepada mereka, sekalipun merangkak di atas salji. (Al-Hafiz Abu Naim); 13. Sabda Nabi SAW: Akan keluar seorang lelaki dari seberang sungai yang dikatakan Al-Haris bin Harras, yang di hadapannya ada seorang lelaki yang dikatakan al-Mansur, dialah yang akan memudahkan urusan atau membela keluarga Nabi SAW seperti pihak Quraisy yang membela Rasulullah SAW. Wajib setiap mukmin menolongnya atau baginda bersabda, Wajib setiap orang mukmin menerimanya. (Abu Daud, an-NasaâI, al-Baihaqi & al-Husin); 14. Sabda Nabi SAW: Sesungguhnya ketika zahir al-Mahdi, menyerulah malaikat dari atas kepalanya, Ini al-Mahdi Khalifah Allah, maka kamu ikutilah dia. Seluruh manusia tunduk dan patuh kepadanya dan mengecapi kasih sayangnya. Sesungguhnya al-Mahdi itu menguasai Timur dan Barat. Dan adalah yang berbaiat kepadanya di antara Rukun dan Maqam, yang pertama adalah sejumlah pasukan Badar (314 orang). Kemudian Abdal dari Syam mendatanginya, dikuti oleh Nujabak dari Mesir dan Asoib dari Timur. Setelah itu Allah mengutuskan kepadanya tentera dari Khurasan dengan Panji-panji Hitam dan mereka menuju ke Syam. Allah menutus kepadanya 3,000 malaikat dan ahli (Ashabul) Kahfi adalah antara pembantunya. 15. Sabda Nabi SAW: Sesiapa yang berpegang (teguh) dengan sunnahku ketika umatku sedang rosak, baginya seratus pahala syahid. (Iman Muslim); 16. Sabda Nabi SAW:A da tiga orang adik-beradik yang saling berperang sesama sendiri berhampiran tempat simpanan Kaabah kamu. Ketiga-tiganya adalah anak seorang khalifah. Kemudian tidak seorang pun antara mereka yang menjadi khalifah. Kemudian muncullah Bendera Hitam dari arah Timur, lalu mereka membunuh kamu semua (yang sedang berperang saudara itu) dengan satu pembunuhan yang (sangat banyak) belum pernah berlaku sebelum ini oleh sesuatu kaum. Kemudia baginda menuturkan sesuatu yang tidak saya ingatinya. Kemudian baginda bersabda, apabila kamu semua melihatnya, hendaklah berbaiat kepadanya walaupun terpaksa merangkak di atas salji kerana dia adalah Khalifah Allah, iaitu al-Mahdi. (Ibnu Majah); 17. Sabda Nabi SAW: Akan ada orang-orang yang keluar dari sebelah Timur, lalu mereka mempersiapkan segala urusan untuk al-Mahdi, yakin pemerintahnya. (Ibnu Majah); 18. Sabda Nabi SAW: Apabila keluar Panji-panji Hitam dari arah Khurasan, tidak akan ada sesuatu apa pun yang dapat menolaknya hinggalah dipacakkan di Ilya. (At-Tarmizi)</li>
</ol>
Unknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-7437626801301800612.post-51857518419183117782013-09-29T04:25:00.002-07:002015-04-09T17:20:57.915-07:00Doa Memohon Perlindungan Dari Musuh (Orang Yang Iri Hati)Diijazahkan oleh:<br />
Asy-Syaikh As-Sayyid Shohibul Faroji Azmatkhan Al-Hafizh<br />
(Syekh Mufti Kesultanan Palembang Darussalam)<br />
<div class="_1x1" style="background-color: white; color: #37404e; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 11px; line-height: 14px; margin: 15px 0px; padding: 0px;">
<div class="userContentWrapper">
<div class="_wk" style="font-size: 13px; line-height: 18px;">
<div class="text_exposed_root text_exposed" id="id_52480cf7c73532f31625767" style="display: inline;">
رَبِّ أَعِنِّي وَلَا تُعْنَ عَلَيَّ، وَانْصُرْنِي وَلَا تَنْصُرْ عَلَيَّ، وَامْكُرْلِي وَلَا تَمْكُرْ عَلَيَّ، وَاهْدِنِي وَيَسِّرْ هُدَايَ إِلَيَّ، وَانْصُرْنِي عَلَى مَنْ بَغَى عَلَيَّ.<br />
<br />
اللَّهُمَّ اجْعَلْنِي لَكَ شَاكِرًا، لَكَ ذَاكِرًا، لَكَ رَاهِبًا، لَكَ مِطْوَاعًا، إِلَيْكَ مُخْبِتًا –أَوْ: مُنِيبًا–، رَبِّ تَقَبَّلْ تَوْبَتِي وَاغْ<span class="text_exposed_show" style="display: inline;">سِلْ حَوْبَتِي وَأَجِبْ دَعْوَتِي وَثَبِّتْ حُجَّتِي وَاهْدِ قَلْبِي وَسَدِّدْ لِسَانِي وَاسْلُلْ سَخِيْمَةَ قَلْبِي<br /><br />“Wahai Rabbku, tolonglah diriku atas musuh-musuhku dan janganlah Engkau tolong musuh-musuhku atas diriku. Balaslah makar atas musuhku dan janganlah Engkau membuat makar atas diriku. Tunjukilah diriku da mudahkanlah diriku mengikuti petunjuk. Tolonglah diriku atas orang yang melampaui batas terhadapku. Ya Allah, jadikanlah aku orang yang hanya bersyukur kepada-Mua, berdzikir kepada-Mua, takut kepada-Mu, tunduk dan kembali kepada-Mu. Wahai Rabbku, terimalah taubatku, bersihkanlah dosaku, kabulkanlah doaku, kokohkanlah hujjahku, tunjukilah hatiku, luruskanlah lisanku dan keluarkanlah sifat dendam dari hatiku.”<br /><br />(HR. Abu Dawud no. 1510 dengan sanaad yang shahih, dari sahabat Ibnu Abbas)</span></div>
</div>
</div>
</div>
Unknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-7437626801301800612.post-11452292632858352762013-09-28T07:20:00.002-07:002015-04-09T17:27:08.590-07:00Ilmu-Ilmu Yang Wajib Dipelajari<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiKj7_BxgBexv5NjB0DdJyGbWqEVXcPUti5DGIyE80Rq5oko6fHk_3NkglqGGYrQkGjN5tGoF0kf-dnVCFh1DXBXezp0WBpWT6QLz0yWBSFglllDY7JbTtAkV2cUlO80yV2WAOULgE9-E0/s1600/ilmu.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiKj7_BxgBexv5NjB0DdJyGbWqEVXcPUti5DGIyE80Rq5oko6fHk_3NkglqGGYrQkGjN5tGoF0kf-dnVCFh1DXBXezp0WBpWT6QLz0yWBSFglllDY7JbTtAkV2cUlO80yV2WAOULgE9-E0/s400/ilmu.jpg" height="290" width="400" /></a></div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px; text-align: center;">
<strong style="font-size: 13px; line-height: 16px;"><br /></strong></div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px; text-align: center;">
<strong style="font-size: 13px; line-height: 16px;">Oleh:</strong></div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px; text-align: center;">
<strong style="font-size: 13px; line-height: 16px;">Asy-Syaikh As-Sayyid Shohibul Faroji Azmatkhan Al-Hafizh</strong></div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px; text-align: center;">
<strong style="font-size: 13px; line-height: 16px;">(Syekh Mufti Kesultanan Palembang Darussalam)</strong></div>
<ol style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; margin: 10px 0px 10px 5px; padding: 0px 0px 0px 10px;">
<li style="font-size: 13px; line-height: 16px;"><strong style="font-size: 13px; line-height: 16px;">Menurut Sayyid Bakri Al-Makki</strong>, Dalam Kitab Kifayatul Atqiya Wa Minhajul Ashfiya: "Ada tiga ilmu yang harus dipelajari dan hukumnya "Fardhu 'Ain", yaitu: 1. Ilmu yang dapat menghantarkan kepada sahnya ibadah, yaitu ilmu syari'at atau ilmu fiqih, 2. Ilmu yang dapat menghantarkan kepada sah atau validnya berkeyakinan, yaitu ilmu tauhid atau ilmu aqidah, 3. Ilmu yang dapat membersihkan atau mensucikan hati, yaitu ilmu tasawuf. {Keterangan dari kitab "Kifayatul Atqiya' wa Minhajul Asfiya', karya Sayyid Bakri al-Makki Ibnu Sayyid Muhammad Syatha'</li>
<li style="font-size: 13px; line-height: 16px;"><strong style="font-size: 13px; line-height: 16px;">Menurut Syekh Muhammad at Tamimi</strong>, Dalam Kitab <em style="font-size: 13px; line-height: 16px;">Tsalatsah al Ushul, </em>" Sesungguhnya ada empat perkara yang wajib untuk kita mempelajarinya, yaitu : 1. Ilmu, yaitu ilmu agar kita mengenal Allah, mengenal RasulNya serta mengenal agama islam dengan berpijak diatas dalil-dalil. 2. Beramal dengan ilmu tersebut. 3.Kita mendakwahkan ilmu tersebut. 4.Kita bersabar untuk tiga perkara di atas. Adapun dalil akan wajibnya mempelajari empat perkara diatas adalah firman Allah : “Demi masa. Sesungguhnya manusia benar-benar berada dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman, dan beramal saleh, dan saling mewasiatkan kebenaran serta saling berwasiat untuk bersabar”. Al ‘ashr : 1-3. Al Imam Asy Syafi’i berkata tentang surat ini : “Seandainya Allah tidak menurunkan hujjah melainkan hanya surat ini saja, maka sungguh hal itu sudah cukup bagi manusia”. Al Imam Al Bukhari membuat sebuah bab dalam kitab shohihnya; “berilmu sebelum berucap dan beramal”, berdalilkan dengan ayat : “Ketahuilah, bahwasanya tiada Ilah yang berhak untuk diibadahi kecuali Allah dan mohonlah ampunan untuk dosamu”. Muhammad : 19. Maka wajiblah seorang Muslim agar berilmu sebelum ia berucap dan beramal.</li>
<li style="font-size: 13px; line-height: 16px;"><strong style="font-size: 13px; line-height: 16px;">Syaikh Abu Muhammad Dr. Falah bin Ismail Mandakar </strong>(Ulama besar Kuwait yang lahir pada tahun 1950 masehi). Di antara yang wajib dipelajari adalah : Ilmu aqidah, Ilmu-ilmu yang berkaitan dengan ibadah seperti shalat dan puasa, Ilmu-ilmu yang berkaitan dengan ibadah wajib yang terkait oleh suatu kondisi atau keadaan seperti waktu, tempat dan kemampuan semisal Haji, Zakat ataupun Jihad; dan Ilmu tentang mengenal halal dan haram.</li>
<li style="font-size: 13px; line-height: 16px;"><strong style="font-size: 13px; line-height: 16px;">Imam Abu Umar ibnu Abdil Barr</strong> dalam buku beliau, <strong style="font-size: 13px; line-height: 16px;">Jami’ Bayanil Ilmi wa Fadhlihi</strong>, menyebutkan bahwa para ulama bersepakat bahwa ada bagian ilmu yang fardhu ‘ain (wajib atas setiap individu), ada pula yang hukumnya fardhu kifayah. Kemudian para ulama bersilang pendapat tentang perinciannya. Kewajiban yang menyeluruh atas setiap muslim adalah perkara agama yang tidak ada kelonggaran bagi siapa pun untuk tidak mengetahuinya. Yaitu ilmu yang berkaitan tentang pokok-pokok keagamaan berupa lima rukun Islam dan enam rukun iman sekaligus lawannya berupa pembatal-pembatal keislaman dan keimanan tersebut. Secara ringkas ilmu yang wajib tersebut sebagai berikut: <em style="font-size: 13px; line-height: 16px;"><strong style="font-size: 13px; line-height: 16px;">1. Mengucapkan syahadat dengan lisan, mengimaninya dalam kalbu bahwa Allah satu-satunya sesembahan yang berhak diibadahi, tiada sekutu bagi-Nya, tiada yang menandingi, dan menyerupai.</strong></em> Allah tidak beranak dan diperanakkan tidak ada sesuatupun yang menyamainya. Pencipta segala sesuatu, kepada-Nya lah semua akan kembali. Yang menghidupkan dan mematikan, Yang Maha Hidup tidak mati. Yang Maha Mengetahui alam ghaib dan nyata. Tidak ada yang tersembunyi bagi-Nya sedikitpun apa yang di langit dan bumi. Menetapkan bagi Allah semua sifat-sifat yang maha sempurna dan nama-nama yang maha mulia. Sebagaimana yang Allah tetapkan dalam Al Qur’an dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam tetapkan dalam hadits-hadits beliau. Tanpa menyerupakannya dengan makhluk, mempertanyakan bagaimana, menyelewengkan maknanya, atau bahkan menolaknya. Serta menyucikan Allah dari seluruh sifat cacat, aib, dan kekurangan. 2<em style="font-size: 13px; line-height: 16px;"><strong style="font-size: 13px; line-height: 16px;">. Wajib pula mengilmui syahadat Muhammad shallallahu ‘alaihi wassalam sebagai hamba dan Rasul-Nya.</strong></em> Beliau shallallahu ‘alaihi wassalam adalah penutup para nabi. Mengimani pula para nabi dan rasul yang diutus sebelum beliau sebagaimana yang Allah sebutkan dalam Al Qur’an. Mengimani hari kebangkitan setelah kematian untuk pembalasan amal, kekekalan di akhirat bagi orang yang beruntung dengan keimanan dan ketaatannya dalam surga, dan kekelan bagi orang yang binasa karena kekafiran serta pembangkangannya dalam neraka. <em style="font-size: 13px; line-height: 16px;"><strong style="font-size: 13px; line-height: 16px;">3. Al Qur’an adalah kalamullah (firman Allah).</strong></em> Semua yang ada di dalamnya adalah kebenaran yang datang dari sisi Allah sehingga harus diimani seluruhnya, mengamalkan semua ayat yang sifatnya muhkan (yang diketahui tafsirnya) serta mengimani semua ayat yang bersifat mutasyabih (yang belum jelas maksudnya). <em style="font-size: 13px; line-height: 16px;"><strong style="font-size: 13px; line-height: 16px;">4. Shalat lima waktu adalah kewajiban, harus mengilmui tata cara shalat dan segala yang berkaitan dengan kesempurnaannya, seperti thaharah (bersuci) dan seluruh hukum-hukumnya.</strong></em> Ilmu tentang kewajiban puasa Ramadhan, segala sesuatu yang berkaitan dengan kesempurnaan dan segala yang merusak serta membatalkannya. <em style="font-size: 13px; line-height: 16px;"><strong style="font-size: 13px; line-height: 16px;">6. Apabila memiliki harta dan kemampuan, ia wajib belajar tentang haji, sebagaimana kewajibannya belajar zakat.</strong></em> Kapan diwajibkan dan berapa kadarnya. Harus tahu pula bahwa haji adalah kewajiban yang wajib ditunaikan sekali dalam hidup. <em style="font-size: 13px; line-height: 16px;"><strong style="font-size: 13px; line-height: 16px;">7. Mengimani para malaikat dan kitab-kitab-Nya yang disebutkan dalam Al Qur’an, serta beriman pula terhadap takdir Allah.</strong></em> Bahwa segala sesuatu yang telah, sedang, dan akan terjadi adalah takdir dari Allah. Semua itu terjadi atas keinginan dan kehendak-Nya. Allah telah tetapkan segalanya dengan segala hikmah dan kebijaksanaan-Nya yang maha sempurna. Demikian juga mengetahui secara global perkara yang memang harus diketahui seperti haramnya zina, minum khamr (segala yang memabukkan), daging babi, makan bangkai (termasuk binatang yang tidak disembelih atas nama Allah), haramnya semua yang najis. Dilarangnya mencuri, riba (bunga pinjaman atau hutang), merampas, menyuap, kesaksian palsu, memakan harta orang lain dengan cara yang tidak benar dan tanpa keridhaannya. Dia harus tahu pula haramnya seluruh kezaliman yaitu segala sesuatu yang dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya. Haramnya menikahi ibu, anak, saudara kandung dan semua yang disebutkan dalam surat An Nisa’ ayat 23, haram pula membunuh seorang muslim dan semua perkara semacam yang disebutkan dalam Al Qur’an dan disepakati umat tentang keharamannya. Adapun mempelajari ilmu selain yang disebutkan, mengajarkannya kepada kaum muslimin, mengarahkan mereka pada maslahat agama dan dunia mereka, hukumnya adalah fardhu kifayah sebagaimana ditunjukkan oleh ayat di atas.</li>
</ol>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
<em style="font-size: 13px; line-height: 16px;"><strong style="font-size: 13px; line-height: 16px;">Wallahu A'lamu Bish-Shawwab</strong></em></div>
administrator2http://www.blogger.com/profile/08863993415188837777noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-7437626801301800612.post-22636641127000125052013-09-28T07:18:00.002-07:002015-04-09T17:22:59.259-07:00Ahlus Sunnah wal Jamaah dan Ijtihad Perspektif KH. A. Muchith Muzadi<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi8ILTj_VuJxc6vsm5HTs7U-6bZw1FO6JKVcWjavR3lOeZlxfAuH-zZIoIjk8q9dCy6PwBPKB8Nk9LsBSn-k44P8Dv3D47fvUN-bF8z2T7kJA52JDgrc8VIyPjxuOB-W8q3tutdROx0MPE/s1600/kha-muchit-muzadi.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi8ILTj_VuJxc6vsm5HTs7U-6bZw1FO6JKVcWjavR3lOeZlxfAuH-zZIoIjk8q9dCy6PwBPKB8Nk9LsBSn-k44P8Dv3D47fvUN-bF8z2T7kJA52JDgrc8VIyPjxuOB-W8q3tutdROx0MPE/s400/kha-muchit-muzadi.jpg" height="400" width="343" /></a></div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px; text-align: center;">
<strong style="font-size: 13px; line-height: 16px;"><br /></strong></div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px; text-align: center;">
<strong style="font-size: 13px; line-height: 16px;">Ditulis kembali oleh:</strong></div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px; text-align: center;">
<strong style="font-size: 13px; line-height: 16px;">Asy-Syaikh As-Sayyid Shohibul Faroji Azmatkhan Al-Hafizh</strong></div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px; text-align: center;">
<strong style="font-size: 13px; line-height: 16px;">(Syekh Mufti Kesultanan Palembang Darussalam)</strong></div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
<br /></div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
Sebagian kecil masyarakat ada yang mengidentikkan pengertian Ahlus Sunnah wal Jamaah dengan masalah khilafiyah sekitar tahlil, talqin, qunut, bacaan ushalli dalam mengawali salat, dan lain sebagainya. Sebenarnya masalah yang terkait dengan Ahlus sunnah wal jamaah jauh lebih mendasar, bukan hanya permasalahan yang sering dipertentangkan sebagai khilafiyah tersebut. Karena itu kiranya generasi muda perlu mendapatkan pemahaman yang wajar tentang masalah ini guna menghindari pertikaian, perselisihan, dan percekcokan yang tidak diketahui permasalahan yang sebenarnya.</div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
<br style="font-size: 13px; line-height: 16px;" /></div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
<strong style="font-size: 13px; line-height: 16px;">Asal kata</strong></div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
<br style="font-size: 13px; line-height: 16px;" /></div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
Nabi Muhammad saw dalam salah satu haditsnya bersabda bahwa umat Islam nantinya terpecah dalam berbagai kelompok yang berbeda pendapat sebanyak 73 golongan. Dari seluruh golongan tersebut, yang selamat, tidak di neraka, hanya satu yaitu yang disebut dengan Ahlus Sunnah wal Jamaah,</div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
<br style="font-size: 13px; line-height: 16px;" /></div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
Ketika ditanya tentang artinya, beliau menjawab singkat:</div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
مَا اََنَا عَلَيْهِ اْليَوْمَ وَاَصْحَابِيْ</div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
<br style="font-size: 13px; line-height: 16px;" /></div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
<br style="font-size: 13px; line-height: 16px;" /></div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
Segala yang aku berada di atasnya sekarang bersama para sahabatku, atau segala yang aku lakukan bersama sahabat-sahabatku.</div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
<br style="font-size: 13px; line-height: 16px;" /></div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
Dari hadits tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa:</div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
<br style="font-size: 13px; line-height: 16px;" /></div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
* istilah ahlus sunnah wal jamaah sudah pernah dipergunakan oleh Nabi saw sendiri.* secara garis besar sudah diterangkan pula artinya.</div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
<br style="font-size: 13px; line-height: 16px;" /></div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
<strong style="font-size: 13px; line-height: 16px;">Pengertian</strong></div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
<br style="font-size: 13px; line-height: 16px;" /></div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
Berdasar hadits tersebut dapat diuraikan pengertian sebagai berikut:</div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
<br style="font-size: 13px; line-height: 16px;" /></div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
* Kata ahlun, ahlu atau ahli, berarti kaum atau golongan.* Kata assunnah artinya tingkah laku, kebiasaan, ucapan, perbuatan atau sikap Nabi saw. Sama persis dengan arti hadits, bahkan ada pendapat bahwa assunnah lebih mendalam dari pada hadits, yaitu sikap yang berulang-ulang menjadi kebiasaan atau karakteristik.* Kata wa atau wal adalah kata sambung, berarti "dan".* Kata aljamaah, semula berarti kelompok. Dalam hal ini pengertiannya sudah mengkhusus menjadi kelompok sahabat Nabi. Istilah sahabat Nabi artinya sudah mengkhusus pula, yaitu mereka yang beriman kepada Nabi dan hidup sezaman atau pernah berjumpa dengan beliau.</div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
<br style="font-size: 13px; line-height: 16px;" /></div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
<strong style="font-size: 13px; line-height: 16px;">Analisis</strong></div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
<br style="font-size: 13px; line-height: 16px;" /></div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
Arti kata demi kata tersebut dapat dianalisis sebagai berikut:</div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
<br style="font-size: 13px; line-height: 16px;" /></div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
* Kata ahlu sudah jelas.</div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
<br style="font-size: 13px; line-height: 16px;" /></div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
* Kata assunnah dalam arti sempit hanya mencakup hadits, belum mencakup al-Quran, sumber pertama dari ajaran Islam. Tetapi kalau diingat bahwa Nabi Muhammad saw sebagai utusan Allah tidak pernah seujung rambut pun berbeda sikap dengan firman Allah (al-Quran), maka dapat dipastikan bahwa mengikuti assunnah pasti mengikuti al-Quran. Bahkan al-Quran itu dapat sampai kepada kita melalui beliau. Jadi ahlussunnah pasti ahlul Quran, tidak bisa lain.</div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
<br style="font-size: 13px; line-height: 16px;" /></div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
* Kata wa menunjukkan bahwa kedua hal yang disebut sebelum dan sesudahnya adalah sama, meskipun tidak sederajat.* Kata aljamaah berarti para sahabat, terutama sahabat terkemuka. Mereka adalah orang-orang paling dekat dan selalu bersama Nabi. Mereka buka saja membaca atau mendengar sesuatu hadits, tetapi juga menghayati sesuatu yang tersurat pada hadits karena para sahabat, terutama sahabat terkemuka mengetahui:o sebab musabab sesuatu hadits timbul,o situasi pada saat timbul sesuatu hadits, dano hubungan sesuatu hadits dengan hadits yang lain, dengan ayat al-Quran, dengan kebiasaan atau tingkah laku Nabi sehari-hari dan sebagainya.</div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
<br style="font-size: 13px; line-height: 16px;" /></div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
Kalau kita membaca sebuah hadits diibaratkan melihat sebuah potret, maka mereka lebih mengetahui obyek yang dipotret dan mengenal daerah sekitarnya, mengenal orang-orang yang ada pada potret itu. Mereka lebih menghayati hadits atau sunnah.</div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
<br style="font-size: 13px; line-height: 16px;" /></div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
Faktor penghayatan mereka sangat penting sekali nilainya sebagai bahan pertimbangan utama untuk menyimpulkan sesuatu pendapat mengenai arti sesuatu hadits. Memang penghayatan atau pendapat para sahabat terkemuka tidak termasuk sumber hukum agama Islam sebagaimana al-Quran dan al-Hadits yang sahih. Tetapi mengabaikan atau meremehkan pendapat/penghayatan para sahabat terkemuka adalah suatu sikap yang kurang bijaksana. Apalagi kalau pengabaian atau peremehan hanya berdasar atas pendapat pihak yang meyakinkan penghayatan dan ketajaman analisisnya.</div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
<br style="font-size: 13px; line-height: 16px;" /></div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
Bukan suatu hal yang mustahil ada sesuatu sikap atau tingkah laku Nabi yang dilihat dan dihayati oleh para sahabat terkemuka tetapi beritanya tidak sampai kepada kita. Mungkin tidak terbaca oleh kita, atau mungkin tidak tercatat oleh para pencatat hadits. Itulah antara lain sebabnya, masalah tarawih 20 rakaat, berdasar pendapat atau penghayatan sahabat Umar bin Khattab dan tidak ditentang oleh para sahabat lainnya diterima sebagai sesuatu yang benar. Demikian pula adzan dua kali untuk salat Jumat berdasar pendapat sahabat Utsman bin Affan. Sudah tentu nash sharih selalu didahulukan dari pendapat siapa pun.</div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
<br style="font-size: 13px; line-height: 16px;" /></div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
Penilaian yang tinggi terhadap penghayatan para sahabat terbukti dengan bunyi hadits di atas, yang oleh Nabi sendiri dirangkaikan antara assunnah dengan aljamaah. Nabi pernah bersabda yang maksudnya bahwa para sahabatnya adalah ibarat bintang-bintang, yang dengan siapa saja kalau kamu sekalian mau ikut, maka kamu sekalian akan mendapat petunjuk. Meskipun demikian, tetaplah al-Hadits merupakan sumber kedua dari agama Islam di samping al-Quran, sedangkan penghayatan para sahabat terkemuka adalah petunjuk utama untuk mencapai garis kebenaran yang ada pada al-Quran dan al-Hadits.</div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
<br style="font-size: 13px; line-height: 16px;" /></div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
Dengan pengertian inilah kata assunnah dengan aljamaa dirangkaikan. Assunnah diartikan sebagaimana diuraikan di atas, dan aljamaah diartikan penghayatan dan amalan para sahabat terkemuka sebagai petunjuk pembantu untuk mencapai ketepatan memahami dan mengamalkan assunnah. Oleh karena itu disimpulkan pengertian:</div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
<br style="font-size: 13px; line-height: 16px;" /></div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
• assunnah wal jamaah: persis sama dengan</div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
<br style="font-size: 13px; line-height: 16px;" /></div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
مَا اََنَا عَلَيْهِ اْليَوْمَ وَاَصْحَابِيْ</div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
<br style="font-size: 13px; line-height: 16px;" /></div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
<br style="font-size: 13px; line-height: 16px;" /></div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
, yaitu:</div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
<br style="font-size: 13px; line-height: 16px;" /></div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
1. ajaran yang dibawa, dikembangkan, dan diamalkan oleh Nabi Muhammad saw, dan2. dihayati, diikuti, dan diamalkan pula oleh para sahabat.</div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
<br style="font-size: 13px; line-height: 16px;" /></div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
* ahlussunnah wal jamaah ialah golongan yang berusaha selalu berada pada garis kebenaran assunnah wal jamaah.</div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
<br style="font-size: 13px; line-height: 16px;" /></div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
Secara popular dan mudah, tetapi berbau reklame dan agitasi dapat dirumuskan bahwa ahlussunnah wal jamaah adalah golongan yang paling setia kepada Nabi Muhammad saw.</div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
<br style="font-size: 13px; line-height: 16px;" /></div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
<strong style="font-size: 13px; line-height: 16px;">Proses perkembangan</strong></div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
<br style="font-size: 13px; line-height: 16px;" /></div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
Sinyalemen Nabi tentang golongan dan perbedaan yang timbul ternyata benar. Maklum, bahwa hal yang disabdakan oleh beliau selalu berdasar wahyu Allah. Setelah beliau wafat mulai timbul orang-orang yang kemudian menjadi kelompok dan golongan, yang berangsur-angsur membedakan diri, memisahkan diri, dan mulai menyimpang dari garis lurus assunnah wal jamaah.</div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
<br style="font-size: 13px; line-height: 16px;" /></div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
Faktor utama yang menyebabkan pembedaan, pemisahan, dan penyimpangan ialah sikap tatharruf atau ekstrimisme, berlebih-lebihan di dalam memegang pendirian atau melakukan sesuatu perbuatan. Sebagaimana adat dunia, tiap ada yang berlebihan ke kanan, biasanya timbul pihak yang berlebihan ke kiri.</div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
<br style="font-size: 13px; line-height: 16px;" /></div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
Hal yang menonjol dalam sejarah ialah kebangkitan golongan Syiah yang berlebihan mencintai famili Nabi, sehingga menyalahkan sahabat Abu Bakar ra dan lain-lain. Sikap berlebihan ini makin lama makin hebat dan menimbulkan tandingan yang berlebihan pula, tetapi berlawanan arah.</div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
<br style="font-size: 13px; line-height: 16px;" /></div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
Kemudian muncul golongan Khawarij yang terlalu kaku, radikal. Semula mereka tergolong Syiah, tetapi ketika ada usaha kompromi antara Syiah dan anti Syiah, maka golongan ini melepaskan diri dan menamakan diri Khawarij. Kalau golongan Syiah dapat disebut terlalu emosional sentimental atau terlalu mengikuti perasaan, maka golongan Khawarij dapat disebut terlalu radikal anarkis yang memusuhi semua pihak, tidak mau diatur.</div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
<br style="font-size: 13px; line-height: 16px;" /></div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
Pada zaman berikutnya muncul lagi golongan Mu'tazilah yang terlalu memuja akal, sehingga kalau ada dalil nash yaitu al-Quran dan al-Hadits yang tidak atau kurang sesuai dengan selera pikiran, maka dipaksakan penafsiran menurut selera mereka yang terlalu rasionalistis.</div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
<br style="font-size: 13px; line-height: 16px;" /></div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
Semula perbedaan atau penyimpangan kecil, makin lama membesar dan makin parah. Tiap penyimpangan disusul dengan penyimpangan, bercabang-cabang menjadi semrawut.</div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
<br style="font-size: 13px; line-height: 16px;" /></div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
Hal-hal lain yang menambah keparahan perbedaan atau penyimpangan, bahkan penyelewengan dan bentrokan adalah:</div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
<br style="font-size: 13px; line-height: 16px;" /></div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
* Kepentingan famili, politik, dan kekuasaan, Kepentingan politik telah menimbulkan golongan pro dan kontra Utsman bin Affan dan Ali bin Abu Thalib, berkelanjutan dengan golongan Umawiyah dan Abbasiyah.</div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
<br style="font-size: 13px; line-height: 16px;" /></div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
* Infiltrasi kaum munafik yang berpura-pura Islam. Infiltrasi kaum munafik secara halus telah banyak menimbulkan pertentangan antara lain pernah ada 'anti Aisyah'.</div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
<br style="font-size: 13px; line-height: 16px;" /></div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
* Sisa-sisa kepercayaan lama dan israiliyat yang sedikit banyak masih ada pada pemeluk Islam baru dari berbagai unsur seperti Majusi, Yahudi, Nasrani, dan lain-lain terselundup di kalangan kaum muslimin baik disengaja maupun tidak. Dongeng-dongeng yang tidak ada dasarnya dalam Islam adakalanya dianggap seperti dari Islam.</div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
<br style="font-size: 13px; line-height: 16px;" /></div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
* Pengaruh filsafat barat, Yunani. Filsafat Yunani yang diungsikan dari barat karena dimusuhi oleh kaum Masehi banyak diterima, diterjemahkan, dan dikembangkan oleh sarjana-sarjana Islam. Disamping kemajuan berpikir yang positif, hal ini berakibatsampingan timbul sikap terlalu akal-akalan sehingga akidah Islam yang mudah dan logis menjadi rumit dan sulit.</div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
<br style="font-size: 13px; line-height: 16px;" /></div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
Disamping penyimpangan dan penyelewengan yang semrawut, masih cukup kuat dan besar kaum muslim yang tetap berada pada jalan lurus dengan tokoh para ulama shalihin mukhlishin, ahli agama yang beramal saleh dan yang ikhlas. Mereka juga disebut ulama salaf yang berusaha, berjuang, dan bekerja keras memelihara, mempertahankan, menyiarkan, dan mengembangkan assunnah wal jamaah serta membentengi umat Islam dari unsur-unsur penyelewengan.</div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
<br style="font-size: 13px; line-height: 16px;" /></div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
<strong style="font-size: 13px; line-height: 16px;">Prinsip kebenaran</strong></div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
<br style="font-size: 13px; line-height: 16px;" /></div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
Selain perjuangan praktis insidental mengajarkan assunnah wal jamaah dan menolak serangan atau penyelewengan, mereka juga berusaha keras mempersenjatai umat Islam dengan prinsip, metoda, dan haluan untuk tetap berada pada garis kebenaran assunnah wal jamaah agar terbentengi dari penyelewengan. Metoda, haluan atau pedoman dimaksud antara lain:</div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
<br style="font-size: 13px; line-height: 16px;" /></div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
* nash yang qath'iy, yaitu al-Quran dan hadits sahih yang jelas tegas artinya selalu didahulukan.</div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
<br style="font-size: 13px; line-height: 16px;" /></div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
* ar-ra'yu, akal pikiran dipergunakan dalam hal nash tidak qath'iy atau tidak ada /nash/nya.</div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
<br style="font-size: 13px; line-height: 16px;" /></div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
* penggunaan ar-ra'yu untuk menyimpulkan hukum agama yang lazim disebut ijtihad hanya dilakukan oleh mereka yang memenuhi syarat yang ketat supaya hasilnya selalu berada pada garis kebenaran assunnah wal jamaah.</div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
<br style="font-size: 13px; line-height: 16px;" /></div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
* bagi yang tidak mampu memenuhi syarat tersebut dipersilakan mengikuti hasil ijtihad para ahli yang memenuhi syarat.</div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
<br style="font-size: 13px; line-height: 16px;" /></div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
* sikap tawassuth yaitu sikap tegak lurus yang tidak membelok ke kanan atau ke kiri dan sikap tawazun yaitu sikap berkeseimbangan yang tidak berat sebelah harus selalu menjadi pedoman dalam segala hal ketika menghadapi segala masalah agar tidak terjerumus kepada penyelewengan.</div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
<br style="font-size: 13px; line-height: 16px;" /></div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
Metoda yang dibekalkan oleh para ulama salaf, shalihin, mukhlishin kepada umat Islam adalah agar selalu berada pada garis kebenaran assunnah wal jamaah. Tokoh paling terkenal di kalangan Islam yang pendapat dan hasil ijtihadnya diakui oleh dunia Islam sepanjang sejarah sebagai pendapat yang berada pada garis kebenaran assunnah wal jamaah antara lain:</div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
<br style="font-size: 13px; line-height: 16px;" /></div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
* Bidang akidah, tauhid, atau kepercayaan: Imam Abul Hasan al-Asy'ariy dan Imam Abu Mansur al-Maturidiy.</div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
<br style="font-size: 13px; line-height: 16px;" /></div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
* Bidang syariah, fikih, atau hukum: Imam Maliki, Imam Hanafi, Imam Syafi'iy, dan Imam Hambali.</div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
<br style="font-size: 13px; line-height: 16px;" /></div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
Sebenarnya masih banyak lagi selain yang disebut di atas, namun merekalah yang paling terkenal yang pendapat, hasil ijtihadnya, dan hasil perumusannya dapat dibukukan serta dipelajari sampai sekarang.</div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
<br style="font-size: 13px; line-height: 16px;" /></div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
<strong style="font-size: 13px; line-height: 16px;">Argumentasi</strong></div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
<br style="font-size: 13px; line-height: 16px;" /></div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
Berdasarkan pedoman yang telah dibekalkan oleh para ulama salaf shalihin mukhlishin tersebut dapat dikemukakan argumentasi:</div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
<br style="font-size: 13px; line-height: 16px;" /></div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
1. Nash qath'iy yang harus didahulukan sebelum penggunaan akal pikiran adalah memang sudah menjadi konsekuensi wajar atas syahadat kita, yaitu bersaksi bahwa tidak ada tuhan selain Allah yang membawa konsekuensi taat kepada al-Quran; dan bersaksi bahwa Nabi Muhammad utusan Allah yang membawa konsekuensi taat kepada al-Hadits.</div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
<br style="font-size: 13px; line-height: 16px;" /></div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
2. Ar-ra'yu yang dipergunakan adalah berdasar hadits ketika Nabi Muhammad saw mengutus sahabat Muadz bin Jabal ke Yaman. Sahabat tersebut memberikan jawaban atas ujian yang dilakukan oleh Nabi, bahwa ia akan selalu memberikan hukum berdasar al-Quran dan al-Hadits; kalau tidak ditemukan maka dia akan berijtihad yaitu menggunakan ra'yu. Nabi membenarkan jawaban sahabat Muadz.</div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
<br style="font-size: 13px; line-height: 16px;" /></div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
3. Penggunaan ar-ra'yu yang harus dilakukan dengan memenuhi syarat ketat adalah wajar, karena dalam hal ini yang dicari bukanlah hal-hal duniawi tetapi hukum agama yang membawa konsekuensi ukhrawi. Hadits Nabi menerangkan bahwa barang siapa menafsirkan al-Quran dengan pendapat atau selera sendiri, maka baginya disiapkan tempat di neraka. Kesembronoan dalam menggunakan ra'yu atau ijtihad akan membawa konsekuensi yang berat, bukan saja dosa akibat salah karena sembrono, tetapi juga dosa para pengikutnya yang harus terpikul.</div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
<br style="font-size: 13px; line-height: 16px;" /></div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
4. Keharusan seseorang yang tidak mampu memenuhi syarat berijtihad sendiri dan dipersilakan untuk mengikuti pendapat para ahli agama yang ahli ijtihad adalah wajar. Orang yang tidak tahu harus bertanya kepada yang tahu, yang tidak ahli harus bertanya kepada yang ahli. Firman Allah dalam al-Anbiya' ayat 7 yang artinya:Bertanyalah kepada ahli agama kalau kamu sekalian tidak tahu.</div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
<br style="font-size: 13px; line-height: 16px;" /></div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
Siapakah yang ahli agama itu? Mereka adalah para ulama mujtahidin, yang memenuhi persyaratan ijtihad dan hasil ijtihadnya dapat diketahui dengan mudah karena terbukukan dengan lengkap. Mengikuti hasil ijtihad ahli agama inilah yang disebut bermadzhab atau taklid.</div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
<br style="font-size: 13px; line-height: 16px;" /></div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
5. Umat Islam yang harus bersikap tawassuth, jalan tengah lurus, dan tawazun, berkeseimbangan, adalah memang watak atau karakteristik agama Islam dan demikian pula perintah Allah. Banyak ayat yang menunjukkan karakteristik Islam dan kaum muslim. Hal ini juga dapat dibuktikan bahwa tiap kebenaran itu selalu berada di tengah-tengah antara dua kesalahan. Kebenaran selalu berada pada yang berkeseimbangan. Sikap tawassuth dan tawazun adalah karakteristik yang menonjol bagi ahlus sunnah wal jamaah dalam semua bidang. Bahkan gaya hidup dan kehidupannya ditandai dengan karakter ini. Sudah barang tentu sikap tawassuth harus tidak menyeleweng dari kaidah agama yang lebih mutlak.</div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
<br style="font-size: 13px; line-height: 16px;" /></div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
<strong style="font-size: 13px; line-height: 16px;">Perilaku ahlus sunnah wal jamaah</strong></div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
<br style="font-size: 13px; line-height: 16px;" /></div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
Seorang ahlus sunnah wal jamaah dalam realisasi kongkrit berperilaku sebagai berikut:</div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
<br style="font-size: 13px; line-height: 16px;" /></div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
1. Mula-mula belajar pada seorang ulama atau guru agama yang memberikan pelajaran berdasar atas hasil ijtihad seorang mujtahid dan menerima kebenaran semua pelajaran tersebut.2. Kemudian mempelajari dalil yang menjadi dasar pelajaran tersebut sehingga lebih mantap.3. Bagi yang berkemampuan atau berkesempatan dapat dilanjutkan dengan memperbanding sesuatu pedapat dengan pendapat lain, menilai argumentasinya dan seterusnya.4. Mungkin kalau benar-benar dapat mencapai syarat-syarat kemampuan dan keikhlasan dapat berijtihad sendiri. Tetapi pada umumnya hanya sampai kepada kemampuan 'punya pendapat' sendiri di dalam satu hal tetapi masih dalam rangkaian pendapat para mujtahid sebelumnya.5. Berhati-hati dalam mengemukakan sesuatu pendapat sendiri karena harus pula mengakui kekuatan pendapat pihak lain sehingga selalu bersikap toleran, tawassuth, dan tawazun.</div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
<br style="font-size: 13px; line-height: 16px;" /></div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
Dengan berbekal pedoman dari ulama salaf dalam proses pembinaan yang berabad-abad lamanya, terwujudlah golongan yang lazim disebut kaum kiyahi dengan santri-santrinya yang pada umumnya disebut dan menyebut diri ahlus sunnah wal jamaah. Suatu sebutan yang sama sekali tidak salah, tetapi harus segera diingatkan bahwa ahlus sunnah wal jamaah tidaklah terbatas hanya pada mereka saja. Mereka dengan tekun dan penuh disiplin ketat belajar dan memperdalam ilmu agama Islam serta pengamalannya menurut garis assunnah wal jamaah. Tetapi setiap muslim dapat menjadi ahlus sunnah wal jamaah yang baik asal mau mengikuti jejak dan mengikuti bekal yang diberikan oleh ulama salaf, tokoh pembela dan pejuang assunnah wal jamaah. Dengan mengikuti jejak mereka kita akan tetap berada di atas garis kebenaran assunnah wal jamaah.</div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
<br style="font-size: 13px; line-height: 16px;" /></div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
Anggapan bahwa ahlus sunnah wal jamaah tidak menggunakan akal pikirannya, hanya bertaklid buta saja, adalah suatu anggapan yang keliru. Anggapan bahwa kaum kiyahi dan santri tidak tahu dalil sesuatu masalah, hanya ikut-ikutan saja adalah anggapan yang tidak sesuai dengan kenyataan.</div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
<br style="font-size: 13px; line-height: 16px;" /></div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
Mungkin di kalangan mereka masih sedikit orang yang pandai berkomunikasi, berdialog, dan menyampaikan pikirannya dalam media massa modern seperti buku, majalah, dan sebagainya dengan menggunakan bahasa banyak dan mudah dipahami oleh masyarakat yang disebut masyarakat modern. Mereka lebih mengarahkan sasaran komunikasinya di kalangan intern. Hal ini merupakan tantangan bagi ahlus sunnah wal jamaah dan juga bagi semua pihak agar komunikasi menjadi lebih lancar, lebih terbuka, dan lebih baik. Saling pengertian yang lebih baik secara timbal balik sangat diperlukan.</div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
<br style="font-size: 13px; line-height: 16px;" /></div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
Kaum muslim di Indonesia wajib melipatgandakan rasa syukur kepada Allah, karena pada umumnya tidak terdapat perbedaan pendapat yang besar dalam masalah keagamaan. Hal yang perlu kita garap adalah penyempurnaan kehidupan beragama kita, bukan mempertajam perbedaan pendapat. Untuk itu perlu memperdalam pengetahuan dan memperbanyak amal keagamaan, bukan perdebatan yang emosional. Diharapkan pengertian bagi generasi muda Islam terhadap hal seperti ini agar tidak membuat sempalan sendiri dengan jaringan liberal. </div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
<br style="font-size: 13px; line-height: 16px;" /></div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
<strong style="font-size: 13px; line-height: 16px;">Berijtihad vs bermadzhab</strong></div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
<br style="font-size: 13px; line-height: 16px;" /></div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
Berbicara tentang ahlus sunnah wal jamaah lazim dikaitkan dengan masalah ijtihad dan madzhab. Memang kedua hal tersebut ada hubungannya. Ijtihad yang pada uraian yang lalu diartikan juga penggunaan ra'yu adalah usaha keras untuk menyimpulkan hukum agama atas sesuatu hal berdasar dari al-Quran dan/atau hadits, karena hal yang dicari hukumnya tidak ada nash yang sharih, jelas, tegas, atau qath'iy, pasti.</div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
<br style="font-size: 13px; line-height: 16px;" /></div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
Ijtihad adalah usaha yang diperintahkan oleh agama Islam untuk mendapat hukum sesuatu yang tidak ada nash sharih dan qath'iy dalam al-Quran dan/atau hadits. Ijtihad dilakukan dengan beberapa metoda, yang paling terkenal adalah cara qiyas atau analogi dan ijma' atau kesepakatan para mujtahidin. Hasil berijtihad yang berwujud pendapat hukum itulah yang disebut madzhab yang asal artinya tempat berjalan.</div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
<br style="font-size: 13px; line-height: 16px;" /></div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
Hasil ijtihad atau madzhab seorang mujtahid biasanya diterima dan diikuti oleh orang lain. Sementara orang lain yang tidak berkemampuan berijtihad sendiri yang menerima dan mengikuti hasil ijtihad disebut bermadzhab kepada mujtahid tersebut. Ibaratnya yang berijtihad adalah produsen dan yang bermadzhab adalah konsumen.</div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
<br style="font-size: 13px; line-height: 16px;" /></div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
<strong style="font-size: 13px; line-height: 16px;">Persyaratan ijtihad</strong></div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
<br style="font-size: 13px; line-height: 16px;" /></div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
Sebagaimana diuraikan sebelumnya, menurut ahlus sunnah wal jamaah bahwa ijtihad atau penggunaan ra'yu dalam menyimpulkan hukum agama harus disertai persyaratan yang ketat agar hasilnya tidak menyalahi assunnah wal jamaah. Persyaratan ijtihad cukup banyak, tetapi pada pokoknya adalah:</div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
<br style="font-size: 13px; line-height: 16px;" /></div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
1. Kemampuan ilmu agama dengan al-Quran dan al-Hadits dan segala kelengkapannya seperti bahasa Arab, tafsir, dan lain-lain.2. Kemampuan menganalisis, menghayati, dan menggunakan metoda kaidah yang dapat dipertanggungjawabkan.3. Semuanya dilakukan atas dasar akhlak atau mental yaitu keikhlasan mengabdi kepada Allah dalam mencari kebenaran, bukan sekedar mencari-cari argumentasi untuk membenar-benarkan kecenderungan selera dan nafsu atau kepentingan lain.</div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
<br style="font-size: 13px; line-height: 16px;" /></div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
Jika dikomparasikan dengan produsen, persyaratan yang diperlukan adalan memiliki bahan baku, pengetahuan tentang bahan, dan teknologi yang benar untuk menghasilkan produksi yang benar dan bermanfaat. Kiranya tidak sulit dipastikan bahwa tidak semua orang dapat dan mampu melakukan ijtihad. Padahal semua orang Islam sudah harus melakukan perintah dan menjauhi larangan Allah, meskipun belum mampu berijtihad. Karena itu ada dua alternatif:</div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
<br style="font-size: 13px; line-height: 16px;" /></div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
* Berijtihad sendiri, yang dapat dilakukan oleh mereka yang memenuhi persyaratan. Jumlah mereka sangat sedikit.* Menerima dan mengikuti hasil ijtihad atau madzhab orang lain, yang dapat dilakukan oleh semua orang. Kenyataan juga menunjukkan bahwa hampir semua orang Islam melakukannya, setidak-tidaknya pada waktu permulaan yang cukup panjang, bahkan seumur hidup karena tidak pernah mencapai kemampuan untuk berijtihad sendiri.</div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
<br style="font-size: 13px; line-height: 16px;" /></div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
Mungkin ada orang yang merasa mampu berijtihad sendiri. Tetapi kalau diteliti, seringkali baru mencapai taraf 'merasa' mampu, namun belum benar-benar mampu. Oleh karena itu ahlus sunnah wal jamaah mengambil haluan bermadzhab bagi kebanyakan kaum muslimin, yang dapat dilakukan oleh semua orang.</div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
<br style="font-size: 13px; line-height: 16px;" /></div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
Bermadzhab sering disebut dengan bertaklid. Pengertian taklid hendaknya jangan digambarkan seperti kerbau yang dicocok hidungnya, taklid buta, atau membuta tuli tanpa ada kesempatan menggunakan akal pikiran, tanpa boleh mempelajari dalil al-Quran dan al-Hadits. Pada taraf permulaan memang demikian. Setiap pelajaran yang diberikan oleh ulama, kiyahi, serta guru hendaknya diterima dan diikuti. Selanjutnya setiap muslim didorong dan dianjurkan untuk mempelajari dalil dan dasar pelajaran tersebut dari al-Quran dan al-Hadits.</div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
<br style="font-size: 13px; line-height: 16px;" /></div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
Bermadzhab bukanlah tingkah laku orang bodoh saja, tetapi merupakan sikap yang wajar dari seorang yang tahu diri. Ahli hadits paling terkenal, Imam Bukhari masih tergolong orang yang bermadzhab Syafi'iy. Jadi, ada tingkatan bermadzhab. Makin tinggi kemampuan seseorang, makin tinggi tingkat bermadzhabnya sehingga makin longgar keterikatannya, dan mungkin akhirnya berijtihad sendiri.</div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
<br style="font-size: 13px; line-height: 16px;" /></div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
Ada alternatif lain yang disebut ittiba', yaitu mengikuti hasil ijtihad orang lain dengan mengerti dalil dan argumentasinya. Beberapa hal yang dapat dikemukakan tentang ittiba' antara lain:</div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
<br style="font-size: 13px; line-height: 16px;" /></div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
* Usaha untuk menjadikan setiap muslim dapat melakukan ittiba' adalah sangat baik, wajib didorong dan dibantu sekuat tenaga. Namun mewajibkan ittiba' atas setiap muslim dengan pengertian bahwa setiap muslim harus mengerti dan mengetahui dalil atau argumentasi semua hal yang diikuti kiranya tidak akan tercapai. Kalau sudah diwajibkan, maka yang tidak dapat melakukannya dianggap berdosa. Jika demikian, berapa banyak orang yang dianggap berdosa karena tidak mampu melakukan ittiba'?* Sebenarnya ittiba' adalah salah satu tingkat bermadzhab atau taklid yang lebih tinggi sedikit. Dengan demikian hanya terjadi perbedaan istilah, bahwa ittiba' tidak diwajibkan, melainkan sekedar anjuran dan didorong sekuat tenaga.</div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
<br style="font-size: 13px; line-height: 16px;" /></div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
Kalau kita hayati kenyatannya, perbedaan faham mengenai masalah ijtihad dan taklid atau bermadzhab lebih banyak bersifat teoritis saja, sedangkan dalam praktek tidak banyak berbeda. Tak ada pihak anti ijtihad dan anti bermadzhab dalam arti murni dan mutlak. Pihak yang menamakan diri golongan bermadzhab sesungguhnya ingin juga mampu berijtihad karena hal tersebut diperintahkan agama sebagaimana disebut dalam hadits. Namun ketahudirian dan melihat kenyataan kemampuan yang dimiliki, ditempuhlah jalan yang lebih selamat dari kekeliruan di bidang agama yang membawa konsekuensi ukhrawi dan hal tersebut dapat dipertanggungjawabkan serta dibenarkan berdasar al-Quran dan al-Hadits. Jalan tersebut adalah sistem bermadzhab.</div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
<br style="font-size: 13px; line-height: 16px;" /></div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
Pihak yang menamakan diri sebagai golongan ijtihad sebenarnya dalam kenyataannya tidak mampu berijtihad sendiri. Mereka tetap mengikuti hasil ijtihad orang lain juga, melepaskan diri dari madzhab lama dan mengikuti madzhab baru. Di antara mereka ada yang dapat mengerti atau mengetahui beberapa dalil serta argumentasi 'hasil ijtihad' baru, tetapi lebih banyak yang tidak mengetahuinya.</div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
<br style="font-size: 13px; line-height: 16px;" /></div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
Pertentangan yang timbul biasanya tidak bertitik tolak pada inti masalah, namun sudah berada di luarnya. Permasalahan yang timbul sering disebabkan ulah dan sikap mereka yang sok tahu, tetapi sebenarnya mereka tidak tahu apa-apa.</div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
<br style="font-size: 13px; line-height: 16px;" /></div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
Penyakit lain di kalangan umat Islam yang sangat mengganggu usaha kerukunan umat adalah terlalu berorientasi atau berkiblat kepada kepentingan golongan dan kurang berorientasi kepada pendirian keagamaan dan kepada agama. Upaya yang dilakukan adalah terlalu ingin memenangkan golongan masing-masing atau orang-orang di dalam golongan tersebut dan kurang terarah kepada kemenangan agama Islam dan pendirian keagamaan. Mereka akhirnya merasa puas kalau berhasil menyingkirkan golongan atau orang lain dan dapat merebut posisinya tanpa banyak memikirkan apakah posisi tersebut menguntungkan atau merugikan umat dan agama.</div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
<br style="font-size: 13px; line-height: 16px;" /></div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
Penyakit yang sangat parah tersebut menghasung upaya pembinaan generasi muda yang penuh pengertian atas tanggung jawabnya pada masa depan. Penanganan dan pemupukan serta pengembangan bibit pengertian ke arah persatuan umat mutlak diperlukan demi kejayaan umat masa depan. Di tengah kerisauan menghadapi masalah generasi muda yang terkadang merisaukan kiranya perlu dipelihara sikap optimisme. Jika sikap optimisme hilang, maka menyebabkan kehilangan antusiasme, semangat, dan gairah yang berakibat kehilangan segala-galanya.</div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
<br style="font-size: 13px; line-height: 16px;" /></div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
Sepanjang sejarah, tiap generasi tua yang pasti akan mengakhiri kiprahnya dalam peredaran zaman selalu melihat dengan telti kesalahan generasi muda yang akan menggantikan dengan penuh rasa khawatir. Kekhawatiran seperti itu adalah wajar, namun tidak boleh berlebihan yang dapat mengarah kepada peremehan, tidak percaya kepada generasi muda yang pasti akan menggantikan.</div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
<br style="font-size: 13px; line-height: 16px;" /></div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
Karena itu generasi tua yang sadar akan memberikan bimbingan dengan penuh kasih sayang dan penuh kepercayaan. Dengan demikian tidak perlu meremehkan dan mencurigai generasi muda. Keberhasilan generasi tua dapat diceritakan, namun kegagalannya tidak boleh disembunyikan. Hal ini dimaksudkan untuk membuat generasi muda dapat mengambil pelajaran secara wajar, baik dari sisi keberhasilan maupun kegagalan atau kebelumberhasilan generasi tua. Keberhasilan perlu dikembangkan dan kegagalan perlu dipelajari penyebabnya serta dicari solusi agar dapat keluar dari kegagalan.</div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
<br style="font-size: 13px; line-height: 16px;" /></div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
<strong style="font-size: 13px; line-height: 16px;">Reorientasi agamawi</strong></div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
<br style="font-size: 13px; line-height: 16px;" /></div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
Salah satu hal yang dipandang belum berhasil adalah kerukunan umat secara mantap. Berulangkali umat Islam Indonesia berhasil membentuk wadah kerukunan, namun belum berhasil memelihara dan mengembangkannya secara mantap. Melihat gelagat yang dapat dibaca dari situasi dunia Islam pada umumnya dan kaum muslimin Indonesia khususnya, kita dapat menancapkan harapan bahwa proses sejarah mengarah kepada masa depan Islam yang gemilang.</div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
<br style="font-size: 13px; line-height: 16px;" /></div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
Terkadang kita perlu prihatin melihat beberapa kondisi yang tidak mengenakkan, terutama melihat posisi berbagai organisasi Islam, meski potensi sesuatu umat tidak hanya bergantung kepada posisi organisasinya saja. Banyak faktor lain yang ikut menentukan potensi tersebut.</div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
<br style="font-size: 13px; line-height: 16px;" /></div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
Mari kita coba untuk merenungkan diri kembali. Orientasi umat Islam yang selama ini terpencar dan berserakan kiranya perlu dikembalikan ke pusatnya, yaitu masalah agamawi, atau berorientasi agamawi. Kita perlu berusaha dan bekerja keras, belajar, dan berupaya meningkatkan potensi agama Islam di Indonesia.</div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
<br style="font-size: 13px; line-height: 16px;" /></div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
Perjuangan untuk menumbuhkan, memelihara, dan mengembangkan potensi agama dan umat bukan hanya tugas satu generasi saja. Perjuangan adalah tugas seluruh generasi secara berkesinambungan. Generasi tua harus sadar bahwa umur dan kesempatan sudah hampir pupus dan pada gilirannya pasti habis. Kemudi dan tanggung jawab pasti beralih ke tangan generasi muda, bagaimana pun kondisi generasi muda saat ini.</div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
<br style="font-size: 13px; line-height: 16px;" /></div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
Karena itu kiranya perlu menjadikan generasi muda sebagai manusia sejarah dan manusia pejuang yang sanggup berdiri sendiri. Mereka tidak boleh menjadi anak-anak yang hanya pandai membanggakan hasil karya nenek moyangnya. Pepatah Arab mengatakan:</div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
<br style="font-size: 13px; line-height: 16px;" /></div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
اِنَّ الْفَتَى مَنْ يَقُوْلُ هَا اَنَا ذَا * لَيْسَ الْفَتَى مَنْ يَقُوْلُ كَانَ اَبِيْ ...</div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
<br style="font-size: 13px; line-height: 16px;" /></div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
<br style="font-size: 13px; line-height: 16px;" /></div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
Generasi muda ialah mereka yang berani berkata: "Inilah aku!", bukan mereka yang hanya dapat berkata: "Aku keturunan tokoh anu ..."</div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
<br style="font-size: 13px; line-height: 16px;" /></div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
<strong style="font-size: 13px; line-height: 16px;">Kesimpulan</strong></div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
<br style="font-size: 13px; line-height: 16px;" /></div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
1. Ahlus sunnah wal jamaah adalah golongan yang selalu berusaha tetap di atas garis kebenaran assunnah wal jamaah, yaitu yang mempergunakan dasar al-Quran dan al-Hadits sebagai sumber utama agama Islam serta penghayatan para sahabat terkemuka sebagai petunjuk untuk mencapai garis kebenaran yang ada pada al-Quran dan al-Hadits.2. Penggunaan ar-ra'yu atau akal untuk menyimpulkan hukum agama atas sesuatu masalah yang tidak ada nash sharih/jelas dalam al-Quran dan al-Hadits disebut dengan ijtihad; yang dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain qiyas/analogi dan ijmak atau kesepakatan para mujtahid. Karena hanya sedikit orang yang mampu memenuhi persyaratan mujtahid, maka ada alternatif untuk menerima dan mengikuti hasil ijtihad orang lain yang disebut dengan bermadzhab.3. Generasi muda perlu memahami akar masalah antara mampu berijtihad, merasa mampu berijtihad, atau tahu diri tentang kemampuannya dalam memahami masalah agama agar tidak terjadi pertikaian dan membuat kelompok-kelompok baru yang menyendiri.4. Generasi tua perlu memberikan bimbingan terhadap generasi muda yang pada gilirannya akan menggantikan kemudi dalam perjalanan sejarah berikutnya, bagaimanapun kondisi keberagamaan generasi mudanya saat ditinggalkan.</div>
<div>
<br /></div>
administrator2http://www.blogger.com/profile/08863993415188837777noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-7437626801301800612.post-62240515617462056502013-09-28T07:16:00.002-07:002015-04-09T17:27:38.401-07:00Nilai-Nilai Ahlussunnah Wal Jama'ah Perspektif KH.Sahal Mahfuzh<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEieQKsU4gH1JQKUJBRoFG39g5s1MFL6gJkJFJQjxDQa6Q3GD_Q2v2-z41hbND2PCMjDvj_ELJHWUSdULflFPGPdxkQ5bQt2gzbpvoMT1iQ84Ti4taDgsRE715NZSACMUylIFapyGxIlg5w/s1600/Kh-Sahal.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEieQKsU4gH1JQKUJBRoFG39g5s1MFL6gJkJFJQjxDQa6Q3GD_Q2v2-z41hbND2PCMjDvj_ELJHWUSdULflFPGPdxkQ5bQt2gzbpvoMT1iQ84Ti4taDgsRE715NZSACMUylIFapyGxIlg5w/s400/Kh-Sahal.jpg" height="288" width="400" /></a></div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px; text-align: center;">
<em style="font-size: 13px; line-height: 16px;"><strong style="font-size: 13px; line-height: 16px;"><br /></strong></em></div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px; text-align: center;">
<em style="font-size: 13px; line-height: 16px;"><strong style="font-size: 13px; line-height: 16px;">Ditulis kembali dari tulisan KH.Sahal Mahfuzh Oleh:</strong></em></div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px; text-align: center;">
<em style="font-size: 13px; line-height: 16px;"><strong style="font-size: 13px; line-height: 16px;">Asy-Syaikh As-Sayyid Shohibul Faroji Azmatkhan Al-Hafizh</strong></em></div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px; text-align: center;">
<em style="font-size: 13px; line-height: 16px;"><strong style="font-size: 13px; line-height: 16px;">(Syekh Mufti Kesultanan Palembang Darussalam)</strong></em></div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
<br style="font-size: 13px; line-height: 16px;" /></div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
ASWAJA atau Ahl al-Sunnah wa al-Jama’ah sebagai paham keagamaan, mempunyai pengalaman tersendiri dalam sejarah Islam. Ia sering dikonotasikan sebagai ajaran (mazhab) dalam Islam yang berkaitan dengan konsep ‘aqidah, syari’ah dan tasawuf dengan corak moderat. Salah satu ciri intrinsik paham ini -sebagai identitas- ialah keseimbangan pada dalil naqliyah dan ‘aqliyah. Keseimbangan demikian memungkinkan adanya sikap akomodatif atas perubahan-perubahan yang berkembang dalam masyarakat, sepanjang tidak bertentangan secara prinsipil dengan nash-nash formal.</div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
<br style="font-size: 13px; line-height: 16px;" /></div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
Ekstrimitas penggunaan rasio tanpa terikat pada pertimbangan naqliyah, tidak dikenal dalam paham ini. Akan tetapi ia juga tidak secara apriori menggunakan norma naqliyah tanpa interpretasi rasional dan kontekstual, atas dasar kemaslahatan atau kemafsadahan yang dipertimbangkan secara matang.</div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
<br style="font-size: 13px; line-height: 16px;" /></div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
Fleksibilitas Aswaja juga tampak dalam konsep ‘ibadah. Konsep ibadah menurut Aswaja, baik yang individual maupun sosial tidak semuanya bersifat muqoyadah -terikat oleh syarat dan rukun serta ketentuan lain- tapi ada dan bahkan lebih banyak yang bersifat bebas (mutlaqoh) tanpa ketentuan-ketentuan yang mengikat. Sehingga teknik pelaksanaannya dapat berubah-ubah sesuai dengan kondisi perkembangan rnasyarakat yang selalu berubah.</div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
<br style="font-size: 13px; line-height: 16px;" /></div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
Demikian sifat-sifat fleksibilitas itu membentuk sikap para ulamanya. Karakter para ulama Aswaja menunut Imam Ghazali menunjukkan bahwa mereka mempunyai ciri faqih fi mashalih al-khalqi fi al-dunya. Artinya mereka faham benar dan peka terhadap kemaslahatan makhluk di dunia. Pada gilirannya mereka mampu mengambil kebijakan dan bersikap dalam lingkup kemaslahatan. Dan karena kemaslahatan itu sering berubah, maka sikap dan kebijakan itu menjadi zamani (kontekstual) dan fleksibel.</div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
Aswaja juga meyakini hidup dan kehidupan manusia sebagai takdir Allah. Takdir dalam arti ukuran-ukuran yang telah ditetapkan, Allah meletakkan hidup dan kehidupan manusia dalam suatu proses. Suatu rentetan keberadaan, suatu urutan kejadian, dan tahapan-tahapan kesempatan yang di berikan-Nya kepada manusia untuk berikhtiar melestarikan dan memberi makna bagi kehidupan masing-masing.</div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
Dalam proses tersebut, kehidupan manusia dipengaruhi oleh berbagai faktor dan aspek yang walaupun dapat dibedakan, namun saling kait-mengait. Di sini manusia dituntut untuk mengendalikan dan mengarahkan aspek-aspek tersebut untuk mencapai kelestarian sekaligus menemukan makna hidupnya.</div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
Sedang dalam berikhtiar mencapai kelestarian dan makna hidup itu, Islam Aswaja merupakan jalan hidup yang menyeluruh, menyangkut segala aspek kehidupan manusia sebagai makhluk individual mau pun sosial dalam berbagai komunitas bermasyarakat dan berbangsa. Aktualisasi Islam Aswaja berarti konsep pendekatan masalah-masalah sosial dan pemecahan legitimasinya secara Islami, yang pada gilirannya Islam Aswaja menjadi sebuah komponen yang mernbentuk dan mengisi kehidupan masyarakat, bukan malah menjadi faktor tandingan yang disintegratif terhadap kehidupan.</div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
***</div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
DALAM konteks pembangunan nasional, perbincangan mengenai aktualisasi Aswaja menjadi relevan, justru karena arah pelaksaan pembangunan tidak lepas dari upaya membangunan manusia seutuhnya dan pembangunan seluruh masyarakat Indonesia. Ini berarti bahwa ia tidak hanya mengejar kemajuan lahiriah (sandang, pangan, papan) semata, atau (sebaliknya) hanya membangun kepuasan batiniah saja, melainkan keselarasan, keserasian dan keseimbangan antara keduanya.</div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
Pandangan yang mengidentifikasikan pembangunan dengan pertumbuhan ekonomi belaka atau dengan berdirinya industri-industri raksasa yang memakai teknologi tinggi semata, cenderung mengabaikan keterlibatan Islam dalam proses pembangunan. Pada gilirannya sikap itu menumbuhkan perilaku individualistis dan materialistis yang sangat bertentangan dengan falsafah bangsa kita.</div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
Proses pembangunan dengan tahapan pelita demi pelita telah mengubah pandangan masyarakat tradisional berangsur-angsur secara persuasif meninggalkan tradisi-tradisi yang membelenggu dinnya, kemudian mencari bentuk-bentuk lain yang membebaskan dirinya dari himpitan yang terus berkembang dan beragam. Dari satu sisi, ada perkembangan positif, bahwa masyarakat terbebas dari jeratan tradisi yang mengekang dari kekuatan feodalisme. Namun dari segi lain, sebenarnya pembangunan sekarang ini menggiring kepada jeratan baru, yaitu jeratan birokrasi, jeratan industri dan kapitalisme yang masih sangat asing bagi masyarakat.</div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
Konsekuensi lebih lanjut adalah, nilai-nilai tradisional digeser oleh nilai-nilai baru yang serba ekonomis. Pertimbangan pertama dalam aktivitas manusia, diletakkan pada “untung-rugi” secara materiil. Ini nampaknya sudah menjadi norma sosial dalam struktur masyarakat produk pembangunan. Perbenturan dengan nilai-nilai Islami, dengan demikian tidak terhindarkan Secara berangsur-angsur etos ikhtiar menggeser etos tawakal, mengabaikan keseimbangan antara keduanya.</div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
Konsep pembangunan manusia seutuhnya yang menuntut keseimbangan menjadi terganggu, akibat perbenturan nilai itu. Karena itu pembangunan masyarakat model apa pun yang dipilih, yang tentu saja merupakan proses pembentukan atau peningkatan -atau paling tidak menjanjikan- kualitas masyarakat yang tentu akan melibatkan totalitas manusia, bagaimana pun harus ditempatkan di tengah-tengah pertimbangan etis yang berakar pada keyakinan mendasar, bahwa manusia -sebagai individu dan kelompok- terpanggil untuk mempertanggungjawabkan segala amal dan ikhtiarnya kepada Allah, pemerintah dan masyarakat lingkungan sesuai dengan ajaran dan petunjuk Islam.</div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
Manusia yang hidup dalam kondisi seperti terurai di atas dituntut agar kehidupannya bermakna. Ia sebagai khalifah Allah di atas bumi ini justru mempunyai fungsi ganda, pertama ‘ibadatullah yang kedua ‘imaratu al-ardl. Dua fungsi yang dapat dibedakan, tetapi tidak dapat dipisahkan. Bahkan fungsi yang kedua sangat rnempengaruhi kualitas fungsi yang pertama dalam rangka rnencapai tujuan hidup yakni sa’adatud darain. Makna hidup manusia akan tergantung pada kemampuan melakukan fungsinya sesuai dengan perkembangan kehidupan yang selalu berubah seiring dengan transformasi kultural yang menuntut pengendalian orientasi dan tata nilai yang Islami.</div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
Dalam konteks ini, Aswaja harus mampu mendorong pengikutnya dan umat pada umumnya agar mampu bergaul dengan sesamanya dan alam sekitarnya untuk saling memanusiawikan. Aswaja juga harus menggugah kesadaran umat terhadap ketidakberdayaan, keterbelakangan serta kelemahan mereka yang merupakan akibat dari suatu keadaan dan peristiwa kemanusiaan yang dibuat atau dibentuk oleh manusia yang sudah barang tentu dapat diatasi oleh manusia pula.</div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
Tentu saja, penumbuhan kesadaran tersebut masih dalam konteks melaksanakan ajaran Islam Aswaja, agar mereka tidak kehilangan nilai-nilai Islami. Justru malah potensi ajaran Islam Aswaja dikembangkan secara aplikatif ke dalam proses pengembangan masyarakat. Pada gilirannya pembangunan manusia seutuhnya akan dapat dicapai melalui ajaran Islam Aswaja yang kontekstual di tengah-tengah keragaman komunitas nasional.</div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
Untuk melakukan pembangunan masyarakat sekarang mau pun esok, pendekatan yang paling tepat adalah yang langsung mempunyai implikasi dengan kebutuhan dari aspek-aspek kehidupan. Karena dengan demikian masyarakat terutama di pedesaan akan bersikap tanggap secara positif.</div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
Kondisi dinamis sebagai kesadaran yang muncul, merupakan kesadaran masyarakat dalam transisi yang perlu diarahkan pada pemecahan masalah, pada gilirannya mereka di sarnping menyadari tema-tema zamannya juga menumbuhkan kesadaran kritis. Kesadaran ini akan meningkatkan kreativitas, menambah ketajaman menafsirkan masalah dan sekaligus menghindari distorsi dalam memahami masalah itu. Kesadaran kritis ini memungkinkan masyarakat memahami faktor-faktor yang melingkupi aktivitasnya dan kemudian mampu melibatkan diri atas hal-hal yang membentuk masa depannya.</div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
***</div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
KEBUTUHAN akan rumusan konsep aktualisasi Islam Aswaja, menjadi amat penting adanya. Konsep itu akan menyambung kesenjangan yang terjadi selama ini, antara aspirasi keagamaan Islam dan kenyataan ada. Suatu kesenjangan yang sangat tidak menguntungkan bagi kaum muslimin dalam proses pembangunan masyarakat, yang cenderung maju atas dorongan inspirasi kebutuhan hidup dari dimensi biologis semata.</div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
Merumus kan konsep-konsep yang dimaksud, memang tidak semudah diucapkan. Identifikasi masalah-masalah sosial secara general dan spesifik masih sulit diupayakan, sehingga konsep aktualisasi secara utuh pun tidak mudah diformulasikan. Akan tetapi secara sektoral aktualisasi itu dapat dikonseptualisasikan secara jelas dalam konteks pendekatan masalah yang dilembagakan secara sistematis, terencana dan terarah sesuai dengan strategi yang ingin dicapai.</div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
Kemampuan melihat masalah, sekaligus kemampuan menggali ajaran Islam Aswaja yang langsung atau tidak langsung bisa diaktualisasikan dalam bentuk kegiatan implementatif yang dilembagakan, menjadi penting. Masalah yang sering disinggung oleh berbagai pihak dan menarik perhatian adalah keterbelakangan, kebodohan dan kemiskinan yang ada pada garis lingkarbalik (daur). Rumusan Khittah 26 pasal ke-6 juga menyinggung keprihatinan NU atas manusia yang terjerat oleh tiga masalah itu.</div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
Aktualisasi Islam Aswaja dalam hal ini menurut rumusan yang jelas, adalah sebagai konsep motivator untuk menumbubsuburkan kesadaran kritis dan membangkitkan kembali solidaritas sosial di kalangan umat yang kini cenderung melemah akibat perubahan nilai yang terjadi.</div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
Dari sisi lain, ada yang menarik dari konsep Aswaja mengenai upaya penanggulangan kemiskinan. Konsep ini sangat potensial, namun jarang disinggung, bahkan hampir-hampir dilupakan. Yaitu bahwa orang muslim yang mampu berkewajiban menakahi kaum fakir miskin, bila tidak ada baitul mal al muntadzim. Konsep ini mungkin perlu dilembagakan. Dan masih banyak lagi konsep-konsep ibadah sosial dalam Islam Aswaja yang mungkin dilembagakan sebagai aktualisasinya.</div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
Ajaran Islam Aswaja bukan saja sebagai sumber nilai etis dan manusiawi yang bisa diintegrasikan dalam pembangunan masyarakat, namun ia secara multi dimensional sarat juga dengan norma keselarasan dan keseimbangan, sebagaimana yang dituntut oleh pembangunan. Dari dimensi sosial misalnya, Islam Aswaja mempunyai kaitan yang kompleks dengan masalah-masalah sosial. Karena syariat Islam itu sendiri, justru mengatur hubungan antara manusia individu dengan Allah, antara sesama manusia dan antara manusia dengan alam lingkungannya.</div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
Hubungan yang kedua itu terumuskan dalam prinsip mu’amalah yang bila dijabarkan mampu membongkar kelemahan sekaligus memberi solusi bagi paham kapitalisme dan sosialisme. Konsep itu terumuskan dalam prinsip mu’asyarah yang tercermin dalam berbagai dimensi hubungan interaktif dalam struktur sosial yang kemudian dipertegas oleh rumusan Khittah 26 butir empat, tentang sikap kemasyarakatan NU sebagai aktualisasinya.</div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
Tentang hubungan ketiga antara manusia dengan alam lingkungannya terumuskan dalam prinsip kebebasan mengkaji, mengelola dan memanfaatkan alam ini untuk kepentingan manusia dengan tata keseimbangan yang lazim, tanpa sikap ishraf (melampaui batas) dan tentu saja dengan lingkungan maslahah. Dalam pengelolaan dan pemanfaatan alam itu tentu saja berorientasi pada prinsip mu’asyarah maupun mu’amalah yang menyangkut berbagai bentuk kegiatan perekonomian yang berkembang. Berarti diperlukan konsep mu’amalah secara utuh yang mampu mengadaptasikan perkembangan perekonomian dewasa ini sebagai aktualisasi ajaran Islam Aswaja.</div>
<div>
<br /></div>
administrator2http://www.blogger.com/profile/08863993415188837777noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-7437626801301800612.post-88614677166731272142013-09-28T06:58:00.002-07:002015-04-09T17:28:09.399-07:00Umat Islam Terpecah Menjadi 73 Firqoh, dan 1 Firqah Yang Selamat Yaitu Ahlussunnah Wal Jamaah<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhFOe_WlJqzY7KI2zF16mg02rTAZdtmb_b6SwQJwNGyERO16JrkJ23ELmxj56nVol0SHRQQ7X_1l3MYLfgLQTatUQWOECbMFJYsQOGXbFtFjqkhddSx7zHzgoDtPTHAzIZDW52Yf66Bwds/s1600/Aswaja+Okey.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhFOe_WlJqzY7KI2zF16mg02rTAZdtmb_b6SwQJwNGyERO16JrkJ23ELmxj56nVol0SHRQQ7X_1l3MYLfgLQTatUQWOECbMFJYsQOGXbFtFjqkhddSx7zHzgoDtPTHAzIZDW52Yf66Bwds/s400/Aswaja+Okey.jpg" height="187" width="400" /></a></div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px; text-align: center;">
<em style="font-size: 13px; line-height: 16px;"><strong style="font-size: 13px; line-height: 16px;"><br /></strong></em></div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px; text-align: center;">
<em style="font-size: 13px; line-height: 16px;"><strong style="font-size: 13px; line-height: 16px;">Oleh:</strong></em></div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px; text-align: center;">
<em style="font-size: 13px; line-height: 16px;"><strong style="font-size: 13px; line-height: 16px;">Asy-Syaikh As-Sayyid Shohibul Faroji Azmatkhan Al-Hafizh</strong></em></div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px; text-align: center;">
<em style="font-size: 13px; line-height: 16px;"><strong style="font-size: 13px; line-height: 16px;">(Syekh Mufti Kesultanan Palembang Darussalam)</strong></em></div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
<br style="font-size: 13px; line-height: 16px;" /></div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلّيٰ الله عَلَيْهِ وَسلَّمْ : وَالذِّي نَفْسِيْ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ لَتَفْتَرِقُ اُمَّتِيْ عَليٰ ثَلَثٍ وَسبْعِيْنَ فِرْقَةً فَوَاحِدَةٌ فِيْ الْجَنَّةِ وَثِنْتَانِ وَسَبْعُوْنَ فِيْ النَّارِ قِيْلَ : مَنْ هُمْ يَارَسُوْلَ اللهِ ، قَالَ : اَهْلُ السُّنَّةِ وَالْجَمَاعَةِ ( رواه الطبرَني )</div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
Artinya : Rosululloh saw bersabda : demi Tuhan yang menguasai jiwa Muhammad, sungguh umatku nanti akan pecah menjadi 73 golongan, satu golongan masuk surga dan yang 72 golongan akan masuk neraka, seorang sahabat bertanya “ siapakah mereka yang masuk surga itu, ya Rosulalloh ? “ Rosul menjawab “ Mereka itu adalah Ahlus Sunnah wal Jama’ah “ ( <strong style="font-size: 13px; line-height: 16px;">H. R. Imam Thobroni </strong>).</div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
<br style="font-size: 13px; line-height: 16px;" /></div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
Hadits tersebut menyatakan bahwa umat Islam akan terpecah menjadi 73 golongan. Semua akan masuk neraka kecuali satu golongan, yakni golongan yang mengikuti jejak langkah Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya ( Ahlu as-Sunnah wa al-Jama’ah ). Apakah Hadits tersebut dapat dipertanggungjawabkan ke-shahih-annya?…Memang ada banyak hadits yang menjelaskan tentang hal ini. Semuanya menggunakan redaksi yang berbeda.</div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
<br style="font-size: 13px; line-height: 16px;" /></div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
Di antaranya adalah hadits yang diriwayatkan oleh Imam at-Tirmidzi:</div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
عَنْ عَبْدِاللهِ بْنِ عَمْرٍو قَالَ ، قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص.م. اِنَّ بَنِيْ اِسْرَائِيْلَ تَفَرَّقَتْ عَليٰ ثِنْتَيْنِ وَسَبْعِيْنَ مِلَّةً وَتَفْتَرَقَتْ اُمَّتِيْ عَليٰ ثَلاَثٍ وَسَبْعِيْنَ مِلَّةً كُلُّهُمْ فِيْ النَّارِ اِلاَّ مِلَّةً وَاحِيْدَةً قَالُوْا وَمَنْ هِيَ يَا رَسُوْلَ اللهِ ؟ قَالَ مَا اَنَا عَليْهِ وَاَصْحَبِيْ </div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
“Dari ‘Abdullah bin ‘Amr, ia berkata. Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya kaum Bani Israil telah terpecah menjadi tujuh puluh dua golongan. Dan umatku akan terpecah menjadi tujuh puluh tiga golongan. Semuanya akan masuk neraka, kecuali satu golongan”. Lalu sahabat bertanya, “Siapakah mereka itu wahai Rasulullah?” Nabi SAW menjawab, “(Golongan itu adalah orang-orang yang berpegangan pada) semua perbuatan yang telah aku lakukan, serta semua perbuatan yang dikerjakan oleh sahabat-sahabatku,” (<strong style="font-size: 13px; line-height: 16px;">Sunan al-Tirmidzi, 2565</strong>)</div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
<br style="font-size: 13px; line-height: 16px;" /></div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
Mayoritas ulama menyatakan bahwa hadits ini dapat dijadikan pegangan, karena diriwayatkan oleh banyak sahabat Nabi Muhammad SAW. Seorang ahli Hadits, Syaikh Muhammad bin Ja’far al-Hasani al-Kattani mengatakan:</div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
“Hadits yang menjelaskan sabda Nabi SAW tentang umatnya yang akan menjadi tujuh puluh tiga golongan, satu di surga dan tujuh puluh dua masuk neraka, diriwayatkan dari hadits amiril mu’min ‘Ali bin Abi Thalib RA, Sa’ad bin Abi Waqqash, Ibnu ‘Umar, Abi al-Darda, muawwiyah, Ibnu ‘Abbas, Jabir, Abi Umamah, Watsilah, ‘Awf bin Malik dan Amr bin Awf al-Muzanni. Mereka semua meriwayatkan bahwa satu golongan yang akan masuk surga, yakni al-jama’ah.” (Nazh al-Mutanatsir min al-Hadits al-Mutawattir, 58. dikutip dari Syarh Aqidah al-Saffarini).</div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
<br style="font-size: 13px; line-height: 16px;" /></div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
<span style="font-size: 13px; line-height: 16px;"><strong style="font-size: 13px; line-height: 16px;">Hadits tentang sejumlah 73 golongan yang terpecah dalam Islam</strong></span></div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
<br /></div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
<br /></div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
<span style="font-size: 13px; line-height: 16px;">Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda :</span></div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
“Orang-orang Yahudi terpecah kedalam 71 atau 72 golongan, demikian juga orang-orang Nasrani, dan umatku akan terbagi kedalam 73 golongan.” <strong style="font-size: 13px; line-height: 16px;">HR. Sunan Abu Daud.</strong></div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
<br /></div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
<br /></div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
<span style="font-size: 13px; line-height: 16px;">Dalam sebuah kesempatan, Muawiyah bin Abu Sofyan berdiri dan memberikan khutbah dan dalam khutbahnya diriwayatkan bahwa dia berkata, “Rasulullah SAW bangkit dan memberikan khutbah, dalam khutbahnya beliau berkata, 'Millah ini akan terbagi ke dalam 73 golongan, seluruhnya akan masuk neraka, (hanya) satu yang masuk surga, mereka itu Al-Jamaa’ah, Al-Jamaa’ah. Dan dari kalangan umatku akan ada golongan yang mengikuti hawa nafsunya, seperti anjing mengikuti tuannya, sampai hawa nafsunya itu tidak menyisakan anggota tubuh, daging, urat nadi (pembuluh darah) maupun tulang kecuali semua mengikuti hawa nafsunya.” HR. Sunan Abu Daud.</span></div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
<br /></div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
<span style="font-size: 13px; line-height: 16px;">Dari Auf bin Malik, dia berkata bahwa Rasulullah Saw bersabda:"Yahudi telah berpecah menjadi 71 golongan, satu golongan di surga dan 70 golongan di neraka. Dan Nashara telah berpecah belah menjadi 72 golongan, 71 golongan di neraka dan satu di surga. Dan demi Allah yang jiwa Muhammad ada dalam tangan-Nya umatku ini pasti akan berpecah belah menjadi 73 golongan, satu golongan di surga dan 72 golongan di neraka." Lalu beliau ditanya: "Wahai Rasulullah siapakah mereka ?" Beliau menjawab: "Al Jamaah." <strong style="font-size: 13px; line-height: 16px;">HR Sunan Ibnu Majah</strong>.</span></div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
<br /></div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
<br /></div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
<span style="font-size: 13px; line-height: 16px;">Anas bin Malik meriwayatkan bahwa Rasulullah Saw bersabda: “Orang-orang Bani Israil akan terpecah menjadi 71 golongan dan umatku akan terpecah kedalam 73 golongan, seluruhnya akan masuk neraka, kecuali satu, yaitu Al-Jamaa’ah.” <strong style="font-size: 13px; line-height: 16px;">HR. Sunan Ibnu Majah</strong>.</span></div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
<br /></div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
<br /></div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
<span style="font-size: 13px; line-height: 16px;">“Bahwasannya bani Israel telah berfirqah sebanyak 72 firqah dan akan berfirqah umatku sebanyak 73 firqah, semuanya akan masuk Neraka kecuali satu.” Sahabat-sahabat yang mendengar ucapan ini bertanya: “Siapakah yang satu itu Ya Rasulullah?” Nabi menjawab: ” Yang satu itu ialah orang yang berpegang sebagai peganganku dan pegangan sahabat-sahabatku.” <strong style="font-size: 13px; line-height: 16px;">HR Imam Tirmizi.</strong></span></div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
<br /></div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
<br /></div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
<span style="font-size: 13px; line-height: 16px;">Abdullah Ibnu Amru meriwayatkan bahwa Rasulullah Saw bersabda : “Umatku akan menyerupai Bani Israil selangkah demi selangkah. Bahkan jika seseorang dari mereka menyetubuhi ibunya secara terang-terangan, seseorang dari umatku juga akan mengikutinya. Kaum Bani Israil terpecah menjadi 72 golongan. Umatku akan terpecah menjadi 73 golongan, seluruhnya akan masuk neraka, hanya satu yang masuk surga.” Kami (para shahabat) bertanya, “Yang mana yang selamat ?” Rasulullah Saw menjawab, “ Yang mengikutiku dan para sahabatku.” <strong style="font-size: 13px; line-height: 16px;">HR Imam Tirmizi.</strong></span></div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
<br /></div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
<br /></div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
<span style="font-size: 13px; line-height: 16px;">Diriwayatkan oleh Abu Hurairah bahwa Rasulullah Saw bersabda: “Orang-orang Yahudi terbagi dalam 71 golongan atau 72 golongan dan Nasrani pun demikian. Umatku akan terpecah menjadi 73 golongan.” <strong style="font-size: 13px; line-height: 16px;">HR Imam Tirmizi.</strong></span></div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
<br /></div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
<br /></div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
<span style="font-size: 13px; line-height: 16px;">Diriwayatkan oleh Imam Thabrani, ”Demi Tuhan yang memegang jiwa Muhammad di tangan-Nya, akan berpecah umatku sebanyak 73 firqah, yang satu masuk Syurga dan yang lain masuk Neraka.” Bertanya para Sahabat: “Siapakah (yang tidak masuk Neraka) itu Ya Rasulullah?” Nabi menjawab: “Ahlussunnah wal Jamaah.” <strong style="font-size: 13px; line-height: 16px;">(HR ath-Thabarani)</strong></span></div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
<br /></div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
<br /></div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
<span style="font-size: 13px; line-height: 16px;">Mu’awiyah Ibnu Abu Sofyan meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda : “Ahlul kitab (Yahudi dan Nasrani) dalam masalah agamanya terbagi menjadi 72 golongan dan dari umat ini (Islam) akan terbagi menjadi 73 golongan, seluruhnya masuk neraka, satu golongan yang akan masuk surga, mereka itu Al-Jamaa’ah, Al-Jamaa’ah. Dan akan ada dari umatku yang mengikuti hawa nasfsunya seperti anjing mengikuti tuannya, sampai hawa nafsunya itu tidak menyisakan anggota tubuh, daging, pembuluh darah, maupun tulang kecuali semua mengikuti hawa nafsunya. Wahai orang Arab! Jika kamu tidak bangkit dan mengikuti apa yang dibawa Nabimu…”<strong style="font-size: 13px; line-height: 16px;">HR.Musnad Imam Ahmad.</strong></span></div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
<br style="font-size: 13px; line-height: 16px;" /></div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
Berdasarkan beberapa hadist yang saling menguatkan dengan pertimbangan ini, sudah selayaknya kalau kita meyakini bahwa Hadits tersebut memang shahih, sehingga dapat dijadikan pedoman.</div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
<span style="font-size: 13px; line-height: 16px;">Sebagian Ulama memang menpertanyakan kesahihan hadis tersebut. Namun mengingat banyaknya riwayat, para ulama menetapkan sahihnya hadis tersebut. </span>Kemudian dalam hadis lain, Nabi telah menyebutkan secara eksplisit, golongan-golongan yang sesat, seperti kelompok qadariyah yang primitif.</div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
<br /></div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
<span style="font-size: 13px; line-height: 16px;">Pada awalnya golongan yang sesat tersebut terdiri dari 6 kelompok kemudian dari 6 kelompok masing - masing terbagi dan berkembang menjadi 12 golongan sehingga menjadi 72 golongan yang sesat....6 kelompok tersebut adalah : <strong style="font-size: 13px; line-height: 16px;">1. Al Haruriyah....2. Al Qadariyah....3. Al Jahmiyah....4. Al Murji'ah....5. Ar Rafidhah....6. Al Jabariyah.</strong></span></div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
<br /></div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
<br /></div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
<span style="font-size: 13px; line-height: 16px;"><strong style="font-size: 13px; line-height: 16px;">I. Kelompok Al Haruriyah</strong> terbagi menjadi 12 golongan dan ciri - ciri mereka<strong style="font-size: 13px; line-height: 16px;"> </strong> :</span></div>
<ol style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; margin: 10px 0px 10px 5px; padding: 0px 0px 0px 10px;">
<li style="font-size: 13px; line-height: 16px;"><span style="font-size: 13px; line-height: 16px;"><strong style="font-size: 13px; line-height: 16px;">Al Azraqiyah</strong> : Mereka berkata bahwa kami tidak mengenal seorangpun yang kami anggap sebagai orang mukmin. Mereka mengkafirkan semua orang mukmin kecuali orang yang mau menerima ucapan ( pendapat ) mereka.</span></li>
<li style="font-size: 13px; line-height: 16px;"><span style="font-size: 13px; line-height: 16px;"><strong style="font-size: 13px; line-height: 16px;">Al Abadhiyah</strong> : Mereka berkatasiapa yang menerima pendapat kami maka dia beriman sedangkan yang berpaling dan mengingkari pendapat kami adalah munafiq.</span></li>
<li style="font-size: 13px; line-height: 16px;"><span style="font-size: 13px; line-height: 16px;"><strong style="font-size: 13px; line-height: 16px;">Ats Tsa'labiyah</strong> : Mereka berkata bahwa sesungguhnya Allah tidak menetapkan dan juga tidak tidak mentakdirkan segala sesuatu.</span></li>
<li style="font-size: 13px; line-height: 16px;"><span style="font-size: 13px; line-height: 16px;"><strong style="font-size: 13px; line-height: 16px;">Al Khazimiyah</strong> : Mereka berkata bahwa kami tidak mengenal apa itu iman dan akhlaq. Semua orang kami anggap salah.</span></li>
<li style="font-size: 13px; line-height: 16px;"><span style="font-size: 13px; line-height: 16px;"><strong style="font-size: 13px; line-height: 16px;">Al Khalfiyah</strong> : Mereka menganggap bahwa orang yang tidak melakukan jihad baik laki - laki maupun perempuan berarti dia telah kafir.</span></li>
<li style="font-size: 13px; line-height: 16px;"><span style="font-size: 13px; line-height: 16px;"><strong style="font-size: 13px; line-height: 16px;">Al Kuziayah</strong> : Mereka berkata bahwa seseorang tidak boleh menyentuh orang lain karena dia tidak tahu apakah orang lain itu suci atau najis.</span></li>
<li style="font-size: 13px; line-height: 16px;"><span style="font-size: 13px; line-height: 16px;"><strong style="font-size: 13px; line-height: 16px;">Al Kanziyah</strong> : Mereka berkata bahwa seseorang hendaknya tidak memberikan hartanya kepada orang lain karena bisa jadi orang itu sebenarnya tidak berhak. Akan tetapi hendaknya hartanya disimpan ditimbun di dalam tanah hingga ditemukan oleh orang yang benar dan berhak memilikinya.</span></li>
<li style="font-size: 13px; line-height: 16px;"><span style="font-size: 13px; line-height: 16px;"><strong style="font-size: 13px; line-height: 16px;">Asy Syamrakhiyah</strong> : Mereka berkata bahwa tidak masalah jika menyentuh wanita walaupun bukan mahram karena mereka baunya wangi.</span></li>
<li style="font-size: 13px; line-height: 16px;"><span style="font-size: 13px; line-height: 16px;"><strong style="font-size: 13px; line-height: 16px;">Al Akhnasiyah</strong> : Mereka berkata bahwa orang yang meninggal tidak diikuti oleh kebaikan dan keburukan apapun setelah kematiannya.</span></li>
<li style="font-size: 13px; line-height: 16px;"><span style="font-size: 13px; line-height: 16px;"><strong style="font-size: 13px; line-height: 16px;">Al Hukmiyah</strong> : Mereka berkata bahwa siapa saja yang meminta keputusan fatwa hukum kepada makhluq maka berarti dia kafir.</span></li>
<li style="font-size: 13px; line-height: 16px;"><span style="font-size: 13px; line-height: 16px;"><strong style="font-size: 13px; line-height: 16px;">Al Mu'tazilah</strong> : Mereka berkata bahwa kelompok Ali bin Abi Thalib dan Mu'awiyah bagi kami sama ( Perang Siffin ), jadi kami memilih untuk terlepas dari kedua kelompok tersebut dengan tidak mengakuinya.</span></li>
<li style="font-size: 13px; line-height: 16px;"><span style="font-size: 13px; line-height: 16px;"><strong style="font-size: 13px; line-height: 16px;">Al Maimuniyah</strong> : Mereka berkata bahwa tidak ada kepemimpinan melainkan dengan pemimpin ( imam ) dari orang - orang yang kami cintai.</span></li>
</ol>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
<br /></div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
<span style="font-size: 13px; line-height: 16px;"><strong style="font-size: 13px; line-height: 16px;">II. Kelompok Al Qadariyah</strong> terbagi menjadi 12 golongan dan ciri - ciri mereka<strong style="font-size: 13px; line-height: 16px;"> </strong><strong style="font-size: 13px; line-height: 16px;"> </strong> :</span></div>
<ol style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; margin: 10px 0px 10px 5px; padding: 0px 0px 0px 10px;">
<li style="font-size: 13px; line-height: 16px;"><span style="font-size: 13px; line-height: 16px;"><strong style="font-size: 13px; line-height: 16px;">Ahmariyah</strong> : Mereka beranggapan bahwa syarat keadilan dari Allah adalah dengan cara menguasai dan menghalangi dengan kemaksiatan.</span></li>
<li style="font-size: 13px; line-height: 16px;"><span style="font-size: 13px; line-height: 16px;"><strong style="font-size: 13px; line-height: 16px;">Tsanawiyah</strong> : Mereka menyatakan bahwa kebaikan itu dari Allah dan keburukan berasal dari syetan.</span></li>
<li style="font-size: 13px; line-height: 16px;"><span style="font-size: 13px; line-height: 16px;"><strong style="font-size: 13px; line-height: 16px;">Mu'tazilah</strong> : Mereka mengatakan bahwa Al Qur'an adalah makhluq dan mengingkari sifat rububiyah Allah.</span></li>
<li style="font-size: 13px; line-height: 16px;"><span style="font-size: 13px; line-height: 16px;"><strong style="font-size: 13px; line-height: 16px;">Kaisaniyah</strong> : Mereka yang mengatakan bahwa tidak mengetahui apakah perbuatan - perbuatan ini berasal dari Allah atau berasal dari hamba dan tidak mengetahui apakah manusia mendapatkan pahala atau sebaliknya akan memperoleh hukuman.</span></li>
<li style="font-size: 13px; line-height: 16px;"><span style="font-size: 13px; line-height: 16px;"><strong style="font-size: 13px; line-height: 16px;">Syaithaniyah</strong> : Mereka yang mengatakan bahwa Allah tidak menciptakan syetan.</span></li>
<li style="font-size: 13px; line-height: 16px;"><span style="font-size: 13px; line-height: 16px;"><strong style="font-size: 13px; line-height: 16px;">Syarikiyah</strong> : Mereka yang mengatakan bahwa keburukan semuanya telah ditakdirkan kecuali kekufuran.</span></li>
<li style="font-size: 13px; line-height: 16px;"><span style="font-size: 13px; line-height: 16px;"><strong style="font-size: 13px; line-height: 16px;">Wahmiyah</strong> : Mereka yang mengatakan bahwa perbuatan dan ucapan tidak berbentuk dzat dan demikian pula dengan kebaikan dan keburukan juga tidak memiliki dzat.</span></li>
<li style="font-size: 13px; line-height: 16px;"><span style="font-size: 13px; line-height: 16px;"><strong style="font-size: 13px; line-height: 16px;">Zabriyah</strong> : Mereka berkata bahwa Seluruh kitab suci yang diturnkan Allah maka mengamalkannya adalah suatu perbuatan yang benar baik yang nasikh maupun mansukh.</span></li>
<li style="font-size: 13px; line-height: 16px;"><span style="font-size: 13px; line-height: 16px;"><strong style="font-size: 13px; line-height: 16px;">Mas'adiyah</strong> : Merekan menganggap bahwa orang yang berbuat maksiat kemudian bertaubat maka taubatnya tetap tidak diterima.</span></li>
<li style="font-size: 13px; line-height: 16px;"><span style="font-size: 13px; line-height: 16px;"><strong style="font-size: 13px; line-height: 16px;">Nakitsiyah</strong> : Mereka beranggapan bahwa orang yang melanggar pembaitan Rasulullah maka dia tidak berdosa.</span></li>
<li style="font-size: 13px; line-height: 16px;"><span style="font-size: 13px; line-height: 16px;"><strong style="font-size: 13px; line-height: 16px;">Qasithiyah</strong> : Mereka mengikuti Ibrahim bin Nizam dengan perkataan bahwa siapa saja yang menganggap Allah adalah sesuatu maka berarti dia telah kafir.</span></li>
<li style="font-size: 13px; line-height: 16px;"><span style="font-size: 13px; line-height: 16px;"><strong style="font-size: 13px; line-height: 16px;">Qashriyah</strong> : Mereka yang mengubah jumlah rakaat shalat fardhu yang 4 rakaat menjadi 2 rakaat saja.</span></li>
</ol>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
<br /></div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
<span style="font-size: 13px; line-height: 16px;"><strong style="font-size: 13px; line-height: 16px;">III. Kelompok Jahmiyah</strong> terbagi menjadi 12 golongan dan ciri - ciri mereka :</span></div>
<ol style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; margin: 10px 0px 10px 5px; padding: 0px 0px 0px 10px;">
<li style="font-size: 13px; line-height: 16px;"><span style="font-size: 13px; line-height: 16px;"><strong style="font-size: 13px; line-height: 16px;">Mu'athalah</strong> : Mereka beranggapan bahwa setiap yang terbersit dalam bayangan ( dugaan ) seseorang maka ia adalah makhluq dan seseorang yang menganggap bahwa Allah dapat dilihat adalah kafir.</span></li>
<li style="font-size: 13px; line-height: 16px;"><span style="font-size: 13px; line-height: 16px;"><strong style="font-size: 13px; line-height: 16px;">Marisiyah</strong> : Mereka yang mengatakan bahwa kebanyakan sifat - sifat Allah adalah makhluq.</span></li>
<li style="font-size: 13px; line-height: 16px;"><span style="font-size: 13px; line-height: 16px;"><strong style="font-size: 13px; line-height: 16px;">Multaziqah</strong> : Mereka menegaskan bahwa Allah berada di segala tempat.</span></li>
<li style="font-size: 13px; line-height: 16px;"><span style="font-size: 13px; line-height: 16px;"><strong style="font-size: 13px; line-height: 16px;">Waridiyah</strong> : Mereka yang mengatakan bahwa tidak akan masuk neraka orang yang mengenal Tuhannya dan siapa saja yang masuk ke dalam neraka maka dia tidak akan dapat keluar darinya selamanya.</span></li>
<li style="font-size: 13px; line-height: 16px;"><span style="font-size: 13px; line-height: 16px;"><strong style="font-size: 13px; line-height: 16px;">Zanadiqah</strong> : Mereka berkata bahwa tidak seorangpun yang dapat menetapkan bahwa dirinya ada yang memiliki karena penetapan itu tidak dapat dilakukan kecuali setelah diketahui oleh panca indera. Sesuatu yang tidak diketahui oleh panca indera maka tidak dapat ditetapkan.</span></li>
<li style="font-size: 13px; line-height: 16px;"><span style="font-size: 13px; line-height: 16px;"><strong style="font-size: 13px; line-height: 16px;">Harqiyah</strong> : Mereka beranggapan bahwa orang yang kafir akan dibakar oleh api neraka sekali dan kemudian dia akan terus dalam keadaan terbakar selamanya.</span></li>
<li style="font-size: 13px; line-height: 16px;"><span style="font-size: 13px; line-height: 16px;"><strong style="font-size: 13px; line-height: 16px;">Makhluqiyah</strong> : Mereka menganggap bahwa Al Qur'an adalah makhluq.</span></li>
<li style="font-size: 13px; line-height: 16px;"><span style="font-size: 13px; line-height: 16px;"><strong style="font-size: 13px; line-height: 16px;">Faniyah</strong> : Mereka menganggap bahwa syurga dan neraka itu fana dan mereka beranggapan bahwa syurga dan neraka itu belum diciptakan.</span></li>
<li style="font-size: 13px; line-height: 16px;"><span style="font-size: 13px; line-height: 16px;"><strong style="font-size: 13px; line-height: 16px;">Abadiyah</strong> : Mereka yang mengingkari para rasul. Mereka mengatakan bahwa mereka hanyalah para hakim atau penguasa.</span></li>
<li style="font-size: 13px; line-height: 16px;"><span style="font-size: 13px; line-height: 16px;"><strong style="font-size: 13px; line-height: 16px;">Waqifiyah</strong> : Mereka mengatakan bahwa kami tidak tahu bahwa Al Qur'an itu makhluq atau bukan makhluq.</span></li>
<li style="font-size: 13px; line-height: 16px;"><span style="font-size: 13px; line-height: 16px;"><strong style="font-size: 13px; line-height: 16px;">Qabriyah</strong> : Mereka mengingkari adzab kubur dan syafaat.</span></li>
<li style="font-size: 13px; line-height: 16px;"><span style="font-size: 13px; line-height: 16px;"><strong style="font-size: 13px; line-height: 16px;">Lafzhiyah</strong> : Mereka mengatakan bahwa lafazh kami dalam mengucapkan Al Qur'an adalah makhluq.</span></li>
</ol>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
<br /></div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
<span style="font-size: 13px; line-height: 16px;"><strong style="font-size: 13px; line-height: 16px;">IV. Kelompok Murji'ah</strong> terbagi menjadi 12 golongan dan ciri - ciri mereka :</span></div>
<ol style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; margin: 10px 0px 10px 5px; padding: 0px 0px 0px 10px;">
<li style="font-size: 13px; line-height: 16px;"><span style="font-size: 13px; line-height: 16px;"><strong style="font-size: 13px; line-height: 16px;">Tarikiyah</strong> : Merka mengatakan bahwa Allah tidak mewajibkan kepada makhluq Nya kecuali beriman kepada Nya. Siapa saja yang beriman maka Dia akan melakukan dan menetapkan sesuai dengan kehendak Nya.</span></li>
<li style="font-size: 13px; line-height: 16px;"><span style="font-size: 13px; line-height: 16px;"><strong style="font-size: 13px; line-height: 16px;">Saibiyah</strong> : Mereka yang mengatakan bahwa sesungguhnya Allah membebaskan kepada makhluq Nya untuk melakukan apa yang mereka inginkan.</span></li>
<li style="font-size: 13px; line-height: 16px;"><span style="font-size: 13px; line-height: 16px;"><strong style="font-size: 13px; line-height: 16px;">Raj'iyah</strong> : Mereka yang mengatakan bahwa orang yang taat maka tidak dapat disebut sebagai orang yang taat dan orang yang suka bermaksiat tidak dapat disebut sebagai ahli maksiat karena kami tidak mengetahui kedudukannya disisi Allah.</span></li>
<li style="font-size: 13px; line-height: 16px;"><span style="font-size: 13px; line-height: 16px;"><strong style="font-size: 13px; line-height: 16px;">Salibiyah</strong> : Mereka berkata bahwa ketaatan bukan bagian dari keimanan.</span></li>
<li style="font-size: 13px; line-height: 16px;"><span style="font-size: 13px; line-height: 16px;"><strong style="font-size: 13px; line-height: 16px;">Bahisyiyah</strong> : Mereka berkata bahwa keimanan itu adalah ilmu dan siapa saja yang tidak mengetahui mana yang benar dan mana yang batil, mana yang halal dan mana yang haram maka berarti dia kafir.</span></li>
<li style="font-size: 13px; line-height: 16px;"><span style="font-size: 13px; line-height: 16px;"><strong style="font-size: 13px; line-height: 16px;">Amaliyah</strong> : Mereka mengatakan bahwa keimanan adalah amal perbuatan.</span></li>
<li style="font-size: 13px; line-height: 16px;"><span style="font-size: 13px; line-height: 16px;"><strong style="font-size: 13px; line-height: 16px;">Manqushiyah</strong> : Mereka mengatakan bahwa keimanan itu tidak bertambah dan tidak berkurang.</span></li>
<li style="font-size: 13px; line-height: 16px;"><span style="font-size: 13px; line-height: 16px;"><strong style="font-size: 13px; line-height: 16px;">Mustatsniyah</strong> : Mereka mengatakan bahwa pengecualian adalah bagian dari iman.</span></li>
<li style="font-size: 13px; line-height: 16px;"><span style="font-size: 13px; line-height: 16px;"><strong style="font-size: 13px; line-height: 16px;">Musyabbahah</strong> : Mereka mengatakan bahwa penglihatan ( mata ), pendengaran ( telinga ), tangan, kaki adalah sama dengan apa yang diketahui makhluq sebagaimana lazimnya.</span></li>
<li style="font-size: 13px; line-height: 16px;"><span style="font-size: 13px; line-height: 16px;"><strong style="font-size: 13px; line-height: 16px;">Hasyawiyah</strong> : Mereka berkata bahwa hukum hadits - hadits adalah satu. Bagi mereka meninggalkan sunnah berarti sama saja telah meninggalkan yang wajib.</span></li>
<li style="font-size: 13px; line-height: 16px;"><span style="font-size: 13px; line-height: 16px;"><strong style="font-size: 13px; line-height: 16px;">Zhahriyah</strong> : Mereka yang menafikan dan mengingkari qiyas atau majaz.</span></li>
<li style="font-size: 13px; line-height: 16px;"><span style="font-size: 13px; line-height: 16px;"><strong style="font-size: 13px; line-height: 16px;">Bada'iyah</strong> : Mereka yang pertama kali menciptakan hal - hal bid'ah pada umat ini yang suka menambahkan sesuatu yang baru yang tidak selaras dengan Al Qur'an dan Hadits.</span></li>
</ol>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
<br /></div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
<span style="font-size: 13px; line-height: 16px;"><strong style="font-size: 13px; line-height: 16px;">V. Kelompok Rafidhah</strong> terbagi menjadi 12 golongan dan ciri - ciri mereka :</span></div>
<ol style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; margin: 10px 0px 10px 5px; padding: 0px 0px 0px 10px;">
<li style="font-size: 13px; line-height: 16px;"><span style="font-size: 13px; line-height: 16px;"><strong style="font-size: 13px; line-height: 16px;">Alawiyah</strong> : Mereka mengatakan bahwa risalah kenabian sebenarnya ditujukan kepada Ali dan Jibril telah melakukan kesalahan.</span></li>
<li style="font-size: 13px; line-height: 16px;"><span style="font-size: 13px; line-height: 16px;"><strong style="font-size: 13px; line-height: 16px;">Amiriyah</strong> : Mereka mengatakan bahwa sesungguhnya Ali adalah rekan Nabi Muhammad dalam hal kenabian.</span></li>
<li style="font-size: 13px; line-height: 16px;"><span style="font-size: 13px; line-height: 16px;"><strong style="font-size: 13px; line-height: 16px;">Syiah </strong>: Mereka mengatakan bahwa Ali adalah penerima wasiat sebagai pengganti Rasulullah setelah belaiau wafat. Umat Islam yang membaiat kepemimpinan ( khilafah ) setelah Rasulullah kepada selain Ali berarti dia telah kafir.</span></li>
<li style="font-size: 13px; line-height: 16px;"><span style="font-size: 13px; line-height: 16px;"><strong style="font-size: 13px; line-height: 16px;">Ishaqiyah </strong>: Mereka mengatakan bahwa kenabian itu tidak berakhir dan akan terus bersambung hingga hari kiamat. Oleh karena itu setiap orang yang memiliki ilmu tentang ahlul bait maka berarti dia seorang nabi.</span></li>
<li style="font-size: 13px; line-height: 16px;"><span style="font-size: 13px; line-height: 16px;"><strong style="font-size: 13px; line-height: 16px;">Nawusiyah</strong> : Mereka yang mengatakan bahwa Ali adalah umat terbaik. Siapa saja yang lebih mengistimewakanyang lainnya maka berarti dia telah kafir.</span></li>
<li style="font-size: 13px; line-height: 16px;"><span style="font-size: 13px; line-height: 16px;"><strong style="font-size: 13px; line-height: 16px;">Imamiyah</strong> : Mereka mengatakan bahwa dunia ini tidak mungkin tanpa seorang pemimpin yang berasal dari keturunan Husein. Dan seorang imam diajarkan langsung oleh malaikat Jibril. Jika seorang imam wafat maka kedudukannya digantikan oleh yang lainnya.</span></li>
<li style="font-size: 13px; line-height: 16px;"><span style="font-size: 13px; line-height: 16px;"><strong style="font-size: 13px; line-height: 16px;">Zaidiyah</strong> : Mereka mengatakan bahwa anak keturunan Husein seluruhnya adalah pemimpin ( imam ) dalam shalat. Oleh karenanya jika mendapatkan salah seorang dari keturunan Husein maka keturunan Husein tidak boleh melakukan shalat di belakang orang lain.</span></li>
<li style="font-size: 13px; line-height: 16px;"><span style="font-size: 13px; line-height: 16px;"><strong style="font-size: 13px; line-height: 16px;">Abbasiyah</strong> : Mereka yang menganggap bahwa Abbas adalah orang yang paling berhak memimpin kekhilafahan Islam daripada yang lainnya.</span></li>
<li style="font-size: 13px; line-height: 16px;"><span style="font-size: 13px; line-height: 16px;"><strong style="font-size: 13px; line-height: 16px;">Tanasukhiyah</strong> : Mereka mengatakan bahwa ruh - ruh manusia dapat ber reinkarnasi. Oleh karena itu jika orang itu baik maka ruh nya akan keluar dan masuk ke dalam tubuh makhluq yang membuatnya dapat berbahagia dalam kehidupannya.</span></li>
<li style="font-size: 13px; line-height: 16px;"><span style="font-size: 13px; line-height: 16px;"><strong style="font-size: 13px; line-height: 16px;">Raj'iyyah</strong> : Mereka menganggap bahwa Ali dan sahabat - sahabatnya akan kembali ke dunia dan akan membalas dendam kepada musuh - musuh mereka.</span></li>
<li style="font-size: 13px; line-height: 16px;"><span style="font-size: 13px; line-height: 16px;"><strong style="font-size: 13px; line-height: 16px;">La'inah </strong>: Mereka yang melaknat Abu Bakar, Umar, Ustman, Thalhah, Zubair, Mu'awiyah, Abu Musa, Aisyah dan yang lainnya.</span></li>
<li style="font-size: 13px; line-height: 16px;"><span style="font-size: 13px; line-height: 16px;"><strong style="font-size: 13px; line-height: 16px;">Mutarabbishah </strong>: Mereka yang berpenampilan dengan mengenakan pakaian seperti ahli ibadah. Setiap tahun mereka mengangkat seseorang yang menjadi tempat sandaran mereka dalam setiap urusan mereka ( amir / mursyid ). Jika orang itu wafat akan digantikan dan diserahkan kedudukannya kepada yang lainnya.</span></li>
</ol>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
<br /></div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
<span style="font-size: 13px; line-height: 16px;"><strong style="font-size: 13px; line-height: 16px;">VI. Kelompok Jabariyah</strong> terbagi menjadi 12 golongan dan ciri - ciri mereka :</span></div>
<ol style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; margin: 10px 0px 10px 5px; padding: 0px 0px 0px 10px;">
<li style="font-size: 13px; line-height: 16px;"><span style="font-size: 13px; line-height: 16px;"><strong style="font-size: 13px; line-height: 16px;">Mudhtharibah</strong> : Mereka yang mengatakan bahwa manusia sebenarnya tidak dapat berbuat apa - apa akan tetapi Allah lah yang melakukan segala sesuatu untuknya.</span></li>
<li style="font-size: 13px; line-height: 16px;"><span style="font-size: 13px; line-height: 16px;"><strong style="font-size: 13px; line-height: 16px;">Af'aliyah</strong> : Mereka yang mengatakan bahwa kita dapat melakukan sesuatu akan tetapi pada hakekatnya kita tidak memiliki kemampuan. Kita seperti hewan yang diikat.</span></li>
<li style="font-size: 13px; line-height: 16px;"><span style="font-size: 13px; line-height: 16px;"><strong style="font-size: 13px; line-height: 16px;">Mafrughiyah</strong> : Mereka yang mengatakan bahwa segala sesuatu sudah diciptakan dan sekarang tidak ada sesuatupun yang baru diciptakan.</span></li>
<li style="font-size: 13px; line-height: 16px;"><span style="font-size: 13px; line-height: 16px;"><strong style="font-size: 13px; line-height: 16px;">Nujariyah</strong> : Mereka mengatakan bahwa Allah akan memberikan adzab kepada manusia atas perbuatannya bukan atas perbuatan orang lain.</span></li>
<li style="font-size: 13px; line-height: 16px;"><span style="font-size: 13px; line-height: 16px;"><strong style="font-size: 13px; line-height: 16px;">Mananiyah</strong> : Mereka mengatakan bahwa kamu wajib melakukan sesuatu yang terbersit dalam hatimu. Maka laksanakanlah jika yang terdetik itu merupakan kebaikan.</span></li>
<li style="font-size: 13px; line-height: 16px;"><span style="font-size: 13px; line-height: 16px;"><strong style="font-size: 13px; line-height: 16px;">Kasbiyah</strong> : Mereka mengatakan bahwa seorang hamba tidak dapat mengusahakan pahala dan hukuman.</span></li>
<li style="font-size: 13px; line-height: 16px;"><span style="font-size: 13px; line-height: 16px;"><strong style="font-size: 13px; line-height: 16px;">Sabiqiyah</strong> : Mereka mengatakan bahwa siapa saja yang berkeinginan maka lakukanlah keinginan itu. Siapa saja yang tidak mau melakukannya maka janganlah melakukannya. Sesungguhnya orang yang bahagia ( ahli syurga ) tidak akan bermanfaat kebaikannya.</span></li>
<li style="font-size: 13px; line-height: 16px;"><span style="font-size: 13px; line-height: 16px;"><strong style="font-size: 13px; line-height: 16px;">Habbiyah</strong> : Mereka mengatakan bahwa siapa saja yang meminum gelas kecintaan kepada Allah maka gugurlah kewajibannya dalam beribadah melaksanakan rukun - rukun agama yang telah ditetapkan.</span></li>
<li style="font-size: 13px; line-height: 16px;"><span style="font-size: 13px; line-height: 16px;"><strong style="font-size: 13px; line-height: 16px;">Khufiyah</strong> : Mereka mengatakan bahwa siapa saja yang mencintai Allah maka dia tidak akan memiliki kemampuan untuk takut kepada Nya. Karena seorang kekasih tidak akan takut kepada kekasihnya.</span></li>
<li style="font-size: 13px; line-height: 16px;"><span style="font-size: 13px; line-height: 16px;"><strong style="font-size: 13px; line-height: 16px;">Fikriyah</strong> : Mereka mengatakan bahwa siapa saja yang keilmuannya bertambah maka gugurlah kewajiban ibadah baginya sesuai dengan tingkat keilmuannya.</span></li>
<li style="font-size: 13px; line-height: 16px;"><span style="font-size: 13px; line-height: 16px;"><strong style="font-size: 13px; line-height: 16px;">Khasyabiyah</strong> : Mereka mengatakan bahwa dunia ini bagi para hamba adalah sama, tidak ada keistimewaan bagi sebagian dari mereka tanpa sebagian yang lain sesuai yang diwariskan oleh nenek moyang mereka.</span></li>
<li style="font-size: 13px; line-height: 16px;"><span style="font-size: 13px; line-height: 16px;"><strong style="font-size: 13px; line-height: 16px;">Maniyah</strong> : Mereka mengatakan bahwa dari kita suatu perbuatan dilakukan dan kita memiliki kemampuan untuk melakukannya.</span></li>
</ol>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
<br /></div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
<span style="font-size: 13px; line-height: 16px;"><strong style="font-size: 13px; line-height: 16px;">Sumber</strong> :<strong style="font-size: 13px; line-height: 16px;"> [ Al Milal wa An Nihal, </strong>Asy Syahrustani<strong style="font-size: 13px; line-height: 16px;"> dan I'tiqad Firaq Al Muslimin wal Musyrikin,</strong>Fakhruddin Ar Razi ]</span></div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
<br /></div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
<span style="font-size: 13px; line-height: 16px;">Dalam menafsirkan hadis tersebut para ulama berpendapat, bahwa yang dimaksud kelompok sesat, <strong style="font-size: 13px; line-height: 16px;"><span style="font-size: 13px; line-height: 16px;">bukanlah kelompok-kelompok Islam yang muncul karena perbedaan masalah fiqh</span></strong>. Namun yang dimaksud kelompok sesat, adalah kelompok yang memang telah keluar dari ajaran-ajaran pokok Islam. Seperti kelompok yang mengingkari rukun-rukun Islam dan Iman. Jadi kelompok yang mengamalkan rukun Islam dan mempercayai rukun-rukun iman, mereka ini termasuk kelompok yang selamat. Adapun kelompok-kelompok Islam yang ada sekarang ini, kita juga harus melihatnya melalui kacamata di atas. JIka penyimpangan yang terjadi sesuai dengan kriteria diatas, maka aliran tersebut masuk dalam Firqah/golongan tersebut diatas. Sejauh mereka mengamalkan syariat Islam serta berakidah dengan aqidah yang islami, maka kita tidak boleh memberinya cap sebagai kelompok yang sesat.</span></div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
<br /></div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
<span style="font-size: 13px; line-height: 16px;">Berikut ini beberapa etika bila menemukan beda pendapat antar kelompok:</span></div>
<ol style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; margin: 10px 0px 10px 5px; padding: 0px 0px 0px 10px;">
<li style="font-size: 13px; line-height: 16px;">Memulai dengan "husnuzzan" (prasangka baik) terhadap sesama muslim.</li>
<li style="font-size: 13px; line-height: 16px;">Menghargai pendapat kelompok lain sejauh pendapat tersebut mempunyai dalil.</li>
<li style="font-size: 13px; line-height: 16px;">Tidak memaksakan kehendak bahwa kelompoknyalah yang paling benar, karena pendapat lain juga mempunyai kemungkinan benar yang seimbang, sejauh dalam diskursus syariah.</li>
<li style="font-size: 13px; line-height: 16px;">Mengakui adanya perbedaan dalam masalah furu'iyah (cabang-cabang ajaran) dan tidak membesar-besarkannya.</li>
<li style="font-size: 13px; line-height: 16px;">Tidak mengkafirkan orang yang telah mengucapkan "Laailaaha illallah".</li>
<li style="font-size: 13px; line-height: 16px;">Mengkaji perbedaan secara ilmiyah dengan mengupas dalil-dalilnya.</li>
<li style="font-size: 13px; line-height: 16px;">Tidak beranggapan bahwa kebenaran hanya satu dalam masalah-masalah furu'iyah (cabang-cabang ajaran), karena ragamnya dalil, di samping kemampuan akal yang berbeda-beda dalam menafsiri dalil-dalil tsb.</li>
<li style="font-size: 13px; line-height: 16px;">Terbuka dalam menyikapi perbedaan, dengan melihat perbedaan sebagai hal yang positif dalam agama karena memperkaya khazanah dan fleksibillitas agama. Tidak cenderung menyalahkan dan menuduh sesat ajaran yang tidak kita kenal. Justru karena belum kenal, sebaiknya kita pelajari dulu latar belakang dan inti ajarannya.</li>
</ol>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
<br style="font-size: 13px; line-height: 16px;" /></div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
<br style="font-size: 13px; line-height: 16px;" /></div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
<span style="font-size: 13px; line-height: 16px;"><strong style="font-size: 13px; line-height: 16px;">AHLUS SUNNAH WAL JAMA’AH</strong></span></div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
<br style="font-size: 13px; line-height: 16px;" /></div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
Jika dilihat dari segi bahasa, Ahlu as-Sunnah wa al-Jama’ah terdiri dari tiga kata :</div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
1. Ahlun (اَهْلٌ ) artinya golongan, keluarga atau orang yang mempunyai atau orang yang menguasai, misalnya :</div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
- اَهْلُ الْبَيْتِ Artinya : Keluarga atau kaum kerabat</div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
- اَهْلُ اْلاَمْرِ Artinya Orang yang mempunyai urusan atau penguasa</div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
2. As-Sunnah (اَلسُّنَّةِ ) artinya meliputi : perkataan, perbuatan, ketetapan.</div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
Secara istilah yang dimaksud adalah apa yang datang dari Rosululloh saw. yang meliputi perkataan ( sabda Nabi ), perbuatan Nabi ( af’al ) dan ketetapan Nabi (taqrir).</div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
3. al-Jama’ah (اَلْجَمَاعَةِ ) artinya kumpulan atau kelompok.</div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
Secara Istilah yang dimaksud Jama’ah adalah para sahabat Rosululloh saw. terutama adalah khulafa’ur rosyidin yaitu Khalifah : Abu Bakar as-Shidiq ra., Umar bin Khottob ra., Utsman bin ‘Affan ra., dan Ali bin Abi Tholib ra.</div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
Arti Ahlu as-Sunnah wal-Jama’ah ( Ahlus Sunnah wal-Jama’ah ) secara Istilah adalah :</div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
Kaum atau golongan yang menganut/mengikuti serta mengamalkan ajaran agama Islam yang murni sesuai yang diajarkan dan diamalkan oleh Rosululloh saw dan para sahabatnya.</div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
Menurut Muhammad bin Muhammad bin al-Husaini az-Zabidi dalam kitabnya berjudul Ithafus Sadah al-Muttaqin ( Sarah kitab Ihya Ulumiddin karya Imam Ghozali ) mengatakan : Yang dikatakan Ahlu as-Sunnah wal-Jama’ah ( Ahlus Sunnah wal-Jama’ah ) adalah :</div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
<br style="font-size: 13px; line-height: 16px;" /></div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
اِذَا اُطْلِقَ اَهْلُ السُّنَّةِ وَالْجَمَاعَةِ فَالْمُرَادُ بِهِ اَلاَشَاعِرَةُ وَالْمَاتُرِدِيَّةُ</div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
Artinya adalah : Apabila di sebut Ahlu as-Sunnah wal-Jama’ah ( Ahlus Sunnah wal-Jama’ah ) maka maksudnya adalah orang-orang yang mengikuti paham Imam Al-Asy’ari dan Imam al-Maturidi.</div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
<br style="font-size: 13px; line-height: 16px;" /></div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
<strong style="font-size: 13px; line-height: 16px;">Sumber : </strong></div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
1. Kitabul Asma’ Wal Shifaat, karangan Imam Abu Manshur Abdul Qahir bin Thaher al Baghdadi.</div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
2. Kitabussunnah, karangan Imam Abdul Qasim Hibbatullah bin Hasan at Thabarai Allakai</div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
3. Kitab Tadzkiratul Qusyaairiyah, karangan Imam Abdul Karim al Qusyairi</div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
4. Kitab al Madkhalul Ausath ila ilmil Kalam, karangan Imam Abu Bakar Muhammad bin Hasan bin Faurak</div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
5. Kitab al Iqdus Shafi, karangan Imam Abdul Qasim Abdurrahman bin Abdus Shamad Al Iskafi an Nisaburi</div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
6. Kitab Umdtul ‘Aqaid wal Fawaid karangan Imam Yusuf bin Dzu Nas Al Fandlai al Maliki</div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
7. I’itiqad Ahlussunnah wal jama’ah, karangan Abu Muhammad Abdullah bin Yusuf al Juwaini</div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
8. I’itiqad Ahlussunnah wal jama’ah, karangan Imam Abdul Qasim Abdul Karim dan Hazin Al Qusyairi</div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
9. Lam’ul Adillah fi Qawaid ‘Aqaid Ahlussunnah, karangan Imamul Haramain</div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
10. Kitab Syarhil Kubra, karangan Abu Abdillah Muhammad bin Yusuf as Sanusi</div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
11. Hidayatul Murid syarah Jauhartut Tauhid, karangan Burhan al Laqani</div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
12. Hasyiah Ummil Barahin, karangan Syihab Ahmad bin Muhammad Alganimi</div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
13. Kitab al Aqidah, karangan Imam Abi Ishak as Sirazi</div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
14. Kitab al Aqidah, karangan ‘Izzuddin bin Abdussalam</div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
15. Kitab Asrarut Tanzil, karangan Fakrur Razi</div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
16. Tabyiin Kizbul Muftari, karangan Ibnu ‘Asakir</div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
17. Ta’wilul Musytabihaat, karangan Syamsuddin Ibnul Luban</div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
18. Ihya Ulumuddin, Qawaidul Aqaid, karangan Imam Ghozali</div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
19. Syarah ‘Aqidah Ibnul Hajib, karaangan As Subki</div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
20. Syarah Tijanuddari, karangan Syeikh Ibrahim Al bajuri</div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
21. ‘Aqidatun Najiin fi Ilmi Usuliddin, karangan Syekh Zainal ‘abidin al Fhatari</div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
22. Tuhfatul Murid syarah Jauhartut Tauhid, karangan Syeikh Ibrahim Al bajuri</div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
23. Kitab sakaki syarah huda-huda, karangan imam Syarqawi</div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
24. Kitab al ‘Itiqad, karangan imam Baihaqi</div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
25. Kitab Kifayatul ‘Awam. Karangan Syeikh Muhammad al Fadhali</div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
26. Kitab Al Bajuri Pensyarah kitab sanusi, karangan Ibrahim Al bajuri</div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
27. Ummul Baraahim, karya Abu Abdillah Muhammad bin Yusuf As Sanusi</div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
28. Jauhartut Tauhid, karya Burhanuddin Ibrahim bin Harun al Aqani</div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
29. Badul Amali, karya Sirajuddin Ali bin Utsman Al Usyi</div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
30. Al Aqaidun Nasafiyah, karangan Syeikh Namar bin Muhammad An Nasafi</div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
31. Risalah fi Ilmittauhid, karangan Imam Ibrahim Al Bajuri</div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
32. Hushunul Hamidiyah, karangan Hasan Muhammad At Tharabilisi</div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
33. Bahrul Kalam, karangan Abu Mu’in an Nasafi</div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
34. Syarqawi syarah sanusi, karangan Syeikhul Islam as Syarqawi</div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
35. Kitabul Arbain fi ushuliddin, karangan Imam Al Ghazali</div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
36. Fiqih Tradisionalis , KH. Muhyiddin Abdusshomad, </div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
37. Aqidah Ahlussunnah Wal Jamaah, KH. Sirojuddin Abbas</div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
<br style="font-size: 13px; line-height: 16px;" /></div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
<br /></div>
administrator2http://www.blogger.com/profile/08863993415188837777noreply@blogger.com