Oleh:
Nama lengkap beliau adalah Abu Muhammad al-Hasan bin Ali
bin Abi Thalib ra. bin Abdul Muth Thalib ra. bin Hasyim al-Qurasyi al-Hasyimi,
cucu Rasulullah., putera dari puteri beliau Fathimah Az-Zahra dan raihanah(kesayangan) beliau.
Orang yang paling mirip wajahnya dengan beliau, Lahir pada pertengahan Ramadhan
tahun 3 H. Rasulullah saw. mentahniknya dengan ludah beliau dan memberinya nama
al-Hasan. la adalah putera tertua Ali bin Abi Thalib ra.. Rasulullah saw. sangat
mencintainya dan kadang kala beliau menjilati lidahnya sewaktu ia masih kecil,
memeluknya dan bercanda dengannya. Kadang kala ia mendatangi Rasulullah saw.
saat beliau sedang sujud lalu naik ke atas punggung beliau. Beliau
membiarkannya dan meman-jangkan sujud karenanya. Dan kadang kala beliau
membawanya naik ke atas mimbar.
Dalam hadits shahih1147 disebutkan bahwa ketika
Rasulullah saw. berkhutbah, beliau melihat al-Hasan dan al-Husain datang
menghampiri beliau. Beliau turun dari mimbar dan menggendong mereka berdua lalu
membawa keduanya ke atas mimbar, kemudian beliau berkata, “Maha benar Allah SWT.. ‘ Sesungguhnya
hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu)‘ (At-Taghabun:15).
Sesungguhnya aku melihat kedua anak ini berjalan dan
jatuh, aku tidak sabar hingga turun mengambil keduanya.” Kemudian beliau
berkata, ” Sesungguhnya
kalian (anak-anak tersebut) termasuk kesayangan AllahSWT.. Dan kalian membuat
kami bakhil dan penakut. “1148
Dalam Shahih
al-Bukhari1149 disebutkan
bahwa Abu Bakar mengimami kaum muslimin shalat beberapa malam setelah
Rasulullah saw. Sll wafat. Kemudian beliau bersama Ali berjalan keluar. Lalu
beliau melihat al-Hasan sedang bermain bersama anak-anak lainnya. Abu Bakar
menggendongnya di atas punggungnya seraya berkata, “Demi Allah SWT., anak ini
sangat mirip dengan Rasulullah saw., tidak mirip dengan Ali.” Ali tertawa saja
mendengarnya.
Diriwayatkan dari Abu Juhaifah ia berkata,” Aku pernah
melihat Rasulullah saw., dan al-Hasan bin Ali adalah orang yang paling mirip
dengan beliau.”
Diriwayatkan oleh al-Bukhari dan Muslim.1150 Imam
Ahmad281 berkata, “Abu Dawud ath-Thayalisi telah mencerita-kan kepada kami, ia
berkata, Zam’ah telah menceritakan kepada kami dari Ibnu Abi Mulaikah, ia
berkata, Fathimah menimang1151 al-Hasan bin Ali sambil mengatakan: Aduhai sungguh sangat mirip dengan
nabi Tidak mirip dengan
Ali
Abdurrazzaq dan yang lainnya1152 meriwayatkan dari Ma’mar
dari az-Zuhri dari Anas bin Malik ia berkata, “Al-Hasan bin Ali adalah orang
yang paling mirip wajahnya dengan Rasulullah saw.1153.”
Imam Ahmad1154 berkata, “Hajjaj telah menceritakan kepada
kami, ia berkata, Israil telah menceritakan kepada kami dari Abu Ishaq dari
Hani’ dari Ali, ia berkata, ‘Al-Hasan sangat mirip dengan Rasulullah saw.
antara dada dan atas kepalanya. Dan al-Husain mirip dengan Rasulullah saw. dari
dada ke bawah.”
Diriwayatkan oleh at-Tirmidzi1155 dari hadits Israil,
beliau berkata, Hadits ini hasan gharib. Abu Dawud ath-Thayalisi1156 berkata,
Qais telah meriwayatkan kepada kami dari Abu Ishaq dari Hani’ bin Hani’ dari
Ali ia berkata, “Al-Hasan bin Ali adalah orang yang paling mirip dengan
Rasulullah saw. dari wajah sampai ke pusarnya. Dan al-Husain adalah orang yang
paling mirip dengan Rasulullah saw. dari pusar ke bawah.”
Telah diriwayatkan juga dari Abdullah bin Abbas dan
Abdullah bin az-Zubair bahwa al-Hasan bin Ali sangat mirip dengan Rasulullah
saw..1157
Keutamaan al-Hasan bin Ali
Diriwayatkan dari al-Bara’ bin ‘Azib 4& ia berkata,
“Aku melihat Rasulullah saw. menggendong al-Hasan bin Ali di atas pundak beliau
seraya berkata, “Ya Allah
SWT., aku mencintainya maka cintailah dia.”
Diriwayatkan oleh al-Bukhari dan Muslim dari hadits
Syu’bah.1158 Imam Ahmad1159 meriwayatkan dari Abu Hurairah ia berkata, “Pada
suatu hari Rasulullah saw. pergi ke pasar Bani Qainuqa’ dengan dituntun oleh
kedua tanganku. Beliau berkeliling di pasar tersebut. Kemudian kembali dan
duduk di dalam masjid. Beliau berkata, ‘Di mana si Laka’ ? Panggil kemari
si Laka’!’ Lalu
datanglah al-Hasan berlari ke arah beliau lalu duduk di pang-kuan beliau.
Rasulullah saw. memasukkan lidah beliau ke dalam mulutnya sembari berkata, “Ya Allah SWT., aku mencintainya
maka cintailah dia dan cintailah orangorang yang mencintainya.” Beliau
katakan sebanyak tiga kali.
Abu Hurairah berkata, “Tidaklah aku melihat al-Hasan
melainkan menetes air mataku atau berlinang air mataku atau melainkan aku
menangis.” Hadits ini shahih sesuai dengan syarat Muslim dan tidak dikeluarkan
oleh keduanya.
Imam Ahmad1160 meriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa ia
berkata, “Rasulullah saw. keluar menemui kami bersama al-Hasan dan al-Husain.
Keduaduanya beliau gendong di atas pundak beliau. Sekali-kali beliau men-cium
al-Hasan dan sekali kali mencium al-Husain, hingga beliau sampai di hadapan
kami. Seorang lelaki berkata, “Wahai Rasulullah saw., engkau kelihatannya
sangat mencintai keduanya.” Rasulullah saw. berkata, “Barangsiapa mencintai keduanya
berarti ia telah mencintaiku dan barang-siapa
membuat keduanya marah berarti ia telah membuatku marah.” Imam Ahmad terpisah seorang diri dalam
periwayatan hadits ini.
Diriwayatkan dalam hadits Ali, Abu Sa’id, Buraidah1161
dan Hudzaifah bahwa Rasulullah saw. bersabda: “Al-Hasan
dan al-Husain adalah pemimpin para pemuda penduduk Surga, dan ayah mereka lebih baik
daripada mereka.” Dalam hadits Abdullah bin Syaddad dari ayahnya
disebutkan bahwa suatu ketika Rasulullah saw. mengimami mereka shalat dalam
sebuah shalat di malam hari. Beliau sujud dan memperpanjang sujud. Setelah
salam beliau berkata kepada para makmum: ” Sesungguhnya
cucuku ini -yakni al-Hasan- naik ke atas punggungku dan aku tidak ingin mengusirnya hingga
ia merasa puas. ”
1162
Ats-Tsauri1163 meriwayatkan dari Abu Zubair dari Jabir ia
berkata, “Aku menemui Rasulullah saw. sementara beliau membawa al-Hasan dan
al-Husain di atas pundak beliau. Beliau berjalan merangkak sambil menggen-dong
mereka di atas punggung beliau. Aku berkata, “Sebaik-baik unta adalah unta
kalian berdua.” Rasulullah saw. menimpali, “Sebaik-baik anak unta adalah kalian
berdua.”
Sanadnya sesuai dengan syarat Muslim dan belum
dikeluarkan oleh mereka. Imam Ahmad 1164 berkata, Hasyim bin al-Qasim telah
menyampaikan kepada kami dari Jarir dari Abdurrahman bin Abi Auf al-Jursyi dari
Mu’awiyah ia berkata, “Aku melihat Rasulullah saw. mencium lidahnya.” Atau ia
berkata, “Aku melihat Rasulullah saw. mencium bibirnya.” Yakni al-Hasan bin Ali . Sesungguhnya tidak akan terkena siksa
lidah atau bibir yang dicium oleh Rasulullah saw. .” Imam Ahmad terpisah
seorang diri dalam periwayatan hadits ini.
Dalam kitab ash-Shahih telah diriwayatkan dari Abu
Bakrah, demikian pula diriwayatkan oleh Ahmad dari Jabir bin Abdillah bahwa
Rasulullah saw. bersabda:
” Sesungguhnya
cucuku ini adalah sayyid, kelak Allah SWT. Akan mendamaikan dua kelompok besar
kaum muslimin melalui dirinya.“ Al-Hasan
turun jabatan dan menyerahkan kepemimpinan kepada Mu’awiyah. Terjadilah apa yang
dikatakan oleh Rasulullah saw. tadi.
Penghormatan Para Khalifah dan Para Sahabat yang Lainnya
Kepada Beliau
Abu Bakar ash-Shiddiq memuliakan, menghormati, mencintai
dan setia kepada al-Hasan. Demikian pula Umar bin al-Khaththab. Al-Waqidi 1165 meriwayatkan
dari Musa bin Muhammad bin Ibrahim bin al-Harits at-Taimi dari ayahnya bahwa
ketika Umar mencatat nama-nama sahabat yang berhak mendapat santunan negara,
beliau memasukkan al-Hasan dan al-Husain dalam deretan sahabat yang mengikuti
perang Badar yang mendapat lima ribu dirham sebulan.
Demikian pula Utsman bin Affan memuliakan al-Hasan dan
al-Husain dan mencintai keduanya. Pada hari pengepungan terhadap Utsman bin
Affan al-Hasan bin Ali berada di sisinya dengan pedang terhunus untuk
melindungi1166 Utsman. Akan tetapi Utsman mengkhawatirkan keselamatannya.
Utsman bersumpah menyuruhnya kembali ke rumah agar hati Ali menjadi tenang.
Karena beliau sangat mengkhawatirkan keselamatannya.
Demikian pula Ali sangat memuliakan al-Hasan, menghormati
dan mengagungkannya. Pada suatu hari ia pernah berkata kepada puteranya
itu,1167 “Wahai anakku, maukah engkau berkhutbah? Aku ingin sekali
mendengarkannya.” Al-Hasan menjawab, “Aku malu berkhutbah sementara aku
melihatmu.”
Lalu Ali pergi dan duduk di tempat yang tidak terlihat
oleh al-Hasan. Kemudian al-Hasan bangkit dan berkhutbah di depan manusia
sedangkan Ali mendengarkannya. Ia menyampaikan khutbah yang sangat indah dan
fasih. Setelah selesai Ali berkata, ” (sebagai)
satu keturunan yang sebagiannya (keturunan) dari yang lain.” (Ali Imran:
34).
Abdullah bin Abbas biasanya mengambil sanggurdi untuk
al-Hasan dan al-Husain apabila keduanya hendak menunggang hewan tunggangan.
Beliau menganggap itu sebagai salah satu nikmat Allah SWT. kepadanya. Apabila
keduanya melakukan thawaf di Baitullah al-Haram maka orang-orang
berdesakdesakkan mengerumuni keduanya untuk mengucapkan salam kepada keduanya,
semoga Allah SWT. meridhai keduanya dan membuat keduanya ridha.
Mu’awiyah juga memuliakan dan menghormati al-Hasan. la
sering mengirim hadiah setiap tahun sebanyak seratus ribu dirham. Al-Hasan
pernah datang mengunjunginya lalu Mu’awiyah memberinya hadiah sebanyak empat
ratus ribu dirham. 1168 Ibnu az-Zubair pernah berkata, 1169 “Demi Allah SWT.,
wanita-wanita tidak akan lari dari orang seperti al-Hasan bin Ali.”
Hubungan Hasan bin 'Ali dengan Abu Bakar, Umar dan Utsman
Hubungan Hasan bin 'Ali dengan Abu Bakar, Umar dan Utsman
Ibadah dan Kemuliaan Beliau
Ibnu Sa’ad 1170 meriwayatkan bahwasanya apabila al-Hasan
bin Ali shalat subuh di masjid, selesai shalat beliau duduk di tempat shalat
dan berdzikir hingga matahari meninggi. Para tokoh dan orang-orang terkemuka
duduk berbincang-bincang bersama beliau. Kemudian beliau pulang dan menemui
Ummahatul Mukminin untuk mengucapkan salam kepada mereka. Kadang kala Ummahatul
Mukminin memberi bingkisan buat beliau, baru sete-lah itu beliau pulang ke
rumah. Allah SWT. membagikan harta kepada beliau sebanyak tiga kali dan beliau
melepaskannya sebanyak dua kali. Beliau menunaikan haji dua puluh lima kali
dengan berjalan kaki, sementara unta-unta dituntun di depan beliau.
Demikianlah yang diriwayatkan oleh al-Baihaqi.1171 Imam
al-Bukhari meriwayatkan secara mu’allaq dalam kitab Shahih1172 beliau bahwasanya al-Hasanathpergi
menunaikan haji dengan berjalan kaki. Beliau memiliki kemuliaan yang sangat
agung. Muhammad bin Sirin berkata, “Kadangkala al-Hasan bin Ali memberi
seseorang hadiah sebesar seratus ribu dirham.”1173
Mereka juga mengatakan bahwa beliau banyak menikah,1174
empat orang istri hampir setiap saat selalu menyertai beliau. Beliau suka kawin
cerai. Bahkan ada yang mengatakan bahwa beliau telah menikahi tujuh puluh orang
wanita. Mereka juga menyebutkan1175 bahwa beliau mentalak dua istri dalam
sehari. Seorang dari Bani Asad dan seorang dari suku Fazariyyah. Lalu beliau
mengirim hadiah kepada keduanya masing-masing sebesar sepuluh ribu dirham dan
satu drum madu. Beliau berkata kepada pelayan, “Coba dengar-kan apa komentar
mereka berdua!”
Adapun wanita dari suku Fazariyyah mengatakan, “Semoga
Allah SWT. mem-balasnya dengan kebaikan.” Lalu ia mendoakan kebaikan untuk
al-Hasan bin Ali. Adapun wanita dari Bani Asad mengatakan: Hadiah yang sedikit Dari kekasih yang pergi Pelayan itu menyampaikan apa yang
didengarnya kepada al-Hasan. Lalu beliau rujuk kepada wanita Bani Asad dan
meninggalkan wanita Fazariyyah.
Ali bin Abi Thalib ra. mengatakan kepada penduduk
Kufah,1176 “Janganlah nikahkan dia, karena dia suka mentalak istri.” Mereka
berkata, “Demi Allah SWT. wahai Amirul Mukminin, sekiranya ia datang meminang
kepada kami setiap hari niscaya akan kami nikahkan ia kepada wanita yang ia
sukai karena keinginan kami mendapat hubungan keluarga dengan Rasulullah saw..”
Mereka juga menyebutkan sebuah kisah1177 bahwasanya
beliau tidur bersama istri beliau bernama Khaulah binti Manzhur al-Fazariy -ada
yang mengatakan Hindun binti Suhail- di atas atap rumah mereka yang tidak
berpagar. Sang istri bangun dan mengikat kaki beliau dengan kerudungnya kepada
gelang kakinya. Ketika beliau bangun beliau berkata, “Apa-apaan ini?” Istrinya
menjawab, ” Aku khawatir engkau bangun dari tidur lalu engkau jatuh dari atap
sehingga aku menjadi wanita yang paling tercela di kalangan masyarakat Arab.”
Al-Hasan takjub mendengar penuturannya itu dan meneruskan
malam-malam
berikutnya bersamanya selama tujuh malam. Abu Ja’far
al-Baqir berkata,1178 “Seorang lelaki datang menemui al-Husain bin Ali meminta
bantuan kepadanya untuk suatu keperluan. Lelaki itu mendapati beliau sedang
i’tikaf. Al-Husain menolak secara halus permintaan lelaki itu. Lalu ia pergi
menemui al-Hasan dan meminta bantuan kepadanya. al-Hasan memenuhi permintaan
lelaki itu. Beliau berkata, “Membantu keperluan saudaraku fillah lebih aku
sukai daripada beri’tikaf sebulan penuh.”
Petikan Ucapan, Sikap dan Kebijakan Beliau
Imam Ahmad berkata, Muth Thalib ra. bin Ziyad Abu
Muhammad telah menyampaikan kepada kami, ia berkata, Muhammad bin Aban telah
menceritakan kepada kami, ia berkata, al-Hasan bin Ali berpesan kepada
anak-anaknya dan keponakan-keponakannya, “Tuntutlah ilmu, karena pada hari ini
kalian adalah anak-anak kecil. Namun kelak kalian akan menjadi orang besar.
Barangsiapa yang tidak kuat hafalannya hendaklah ia mencatat.”
Diriwayatkan oleh al-Baihaqi dari jalur al-Hakim dari
al-Asham dari Abdullah bin Ahmad dari ayahnya.1179 Muhammad bin Sa’ad1180
berkata, “Al-Hasan bin Musa dan Ahmad bin Yunus telah menyampaikan kepada kami,
keduanya berkata, Zuhair bin Mu’awiyah telah menceritakan kepada kami, ia
berkata, Abu Ishaq telah menceritakan kepada kami dari Amru bin al-Asham ia
berkata, Aku ber-tanya kepada al-Hasan, “Sesungguhnya kaum Syi’ah mengira bahwa
Ali akan dibangkitkan sebelum hari Kiamat?” Beliau menjawab, “Demi Allah SWT.
mereka dusta! Mereka itu bukan pengikut Ahli Bait! Sekiranya kami tahu Ali akan
dibangkitkan tentunya kami tidak akan menikahkan istrinya dan tidak akan
membagi-bagikan harta warisannya.”
Shalih bin Muhammad1181 berkata, “Aku mendengar ayahku
berkata, Sebanyak sembilan puluh ribu pasukan telah berbai’at kepada al-Hasan,
namun beliau meninggalkan jabatan khalifah, beliau berdamai dengan Mu’awiyah.
Tidak setitik darahpun mengalir selama masa pemerintahannya.” Muhammad bin
Sa’ad1182 berkata, “Abu Dawud ath-Thayalisi telah menceritakan kepada kami, ia
berkata, Syu’bah telah menyampaikan kepada kami dari Yazid bin Khumair ia
berkata, Aku mendengar Abdurrahman bin Jubair bin Nufair al-Hadhrami
menyampaikan bahwa ayahnya berkata, Aku bertanya kepada al-Hasan bin Ali,
‘Orang-orang mengatakan bahwa engkau menginginkan khilafah?’ Al-Hasan berkata,
‘Sesungguhnya orang-orang Arab di
bawah kendaliku. Mereka berdamai dengan orang-orang yang
berdamai denganku dan mereka memerangi orang-orang yang aku perangi. Namun aku
lepaskan jabatan itu demi mencari wajah Allah SWT..
Apakah lantas kemudian aku mengutamakan khilafah daripada
kambing hutan penduduk Hijaz?!” Muhammad bin Sa’ad1183 berkata, “Ali bin
Muhammad telah menceritakan kepada kami dari Zaid bin Aslam ia berkata,
“Seorang lelaki datang menemui al-Hasan di Madinah sementara lembaran kertas
berada di tangan-nya. Lelaki itu bertanya,”Apa itu?” Beliau menjawab, “Surat
dari Mu’awiyah berisi janji dan ancaman.”
Lelaki itu berkata, “Dahulu engkau menuntut hal yang
serupa darinya.” Beliau menjawab, “Benar, akan tetapi aku khawatir pada hari
Kiamat nanti tujuh puluh ribu orang, atau delapan puluh ribu orang bisa lebih
dan bisa kurang, datang pada hari Kiamat seluruhnya dengan urat leher
mengalirkan darah. Mereka semua menuntut kepada Allah SWT. mengapa darah mereka
ditumpahkan?”
Istri-istri
Hasan
menikahi sembilan orang wanita:
1. Ummu
Farwa (ibu dari Qasim bin Hasan)
2. Khaulah
binti Mansur al Fazariyah (ibu dari Hasan al Mutsanna)
3. Ummu
Bashir
4. Saqfia
5. Ramlah
(ibu dari Abu Bakar bin Hasan)
6. Ummul
Hassan
7. Binti
Umrul qais
8. Ju'dah
binti Asy'ath bin Qays
9. UmmuIshaq
binti Talhah (ibu dari Talhah bin Hasan)
Keturunan
Diriwayatkan
bahwa Hasan memiliki 26 orang anak, di antaranya adalah:
- Muhammad Al-Akbar
- Al-Hasan al-Mutsanna
- Ja’far
- Hamzah
- Muhammad Al-Asghar
- Zaid al-Ablaj
- Ibrahim
- Ismail
- Ya'qub
- Al-Qasim
- ‘Abdullah Al-Akbar
- Al-Husain Al-Atsram
- ‘Aburrahman
- ‘Abdullah Al-Asghar
- ‘Umar
- Abu Bakar
- Thalhah
- Ahmad
- ‘Aqil
- Basyar
- Ummu Husain
- Ummu Hasan
- Fathimah
- Ummul Khoir
- Ummu Salmah
- Ummu ‘Abdullah
Al-Waqidi1184 berkata, Abdullah bin Ja’far telah
menceritakan kepadaku dari Abdullah bin Hasan ia berkata,”Al-Hasan bin Ali
adalah seorang yang banyak sekali menikahi wanita. Dan sangat sedikit dari
mereka yang istimewa di sisinya. Setiap wanita yang menikahi beliau pasti
mencintai beliau dan menikmati hidup dengan beliau’.”
Disebutkan bahwa beliau disuguhi minum kemudian beliau
pingsan, kemudian beliau diberi minum lagi, beliau kembali pingsan hingga pada
akhirnya beliau meninggal. Menjelang wafat seorang dokter yang terus memantau
perkembangan kesehatannya berkata, “Orang ini telah diputus-putus ususnya oleh
racun.”
Al-Husain berkata, “Wahai Abu Muhammad, katakan padaku
siapakah yang menyuguhimu minum!” “Mengapa wahai saudaraku?” Tanya al-Hasan.
Al-Husain menjawab, “Demi Allah SWT., aku akan membunuhnya sebelum aku mengubur
jenazahmu, atau aku tidak mampu menjumpainya atau ia berada di suatu tempat
maka aku akan berusaha menjumpainya!”
Al-Hasan berkata, “Wahai saudaraku, dunia ini hanyalah
malam-malam yang fana, biarkanlah ia hingga kelak aku dan dia bertemu di
hadapan Allah SWT..” Al-Hasan enggan menyebutkan nama orang itu. Aku mendengar
dari sebagian orang bahwa Mu’awiyah menyuruh salah seorang khadim (pelayannya)
untuk menyuguhkan racun kepadanya. Sebagian orang1185 meriwayatkan bahwa Yazid
bin Mu’awiyah mengirim perempuan bernama Ja’dah binti al-Asy’ats untuk meracun
al-Hasan dengan janji ia akan menikahinya setelah itu. Lalu Ja’dah pun
melakukan perintah itu. Setelah al-Hasan wafat, Ja’dah menemui Yazid dan
menagih janjinya. Yazid berkata, “Demi Allah SWT. kami tidak merelakan dirimu
untuk dinikahi al-Hasan, bagaimana mungkin kami bisa merelakan dirimu untuk
kami nikahi.”
Ibnu Katsir berkata, “Menurutku riwayat ini tidak shahih,
dan lebih tidak shahih lagi riwayat dari ayahnya, yakni Mu’awiyah.” Sufyan bin
Uyainah1186 meriwayatkan dari Raqabah bin Mashqalah ia berkata, “Ketika
al-Hasan bin Ali menjelang wafat ia berkata, ‘Keluarkanlah aku ke halaman agar
aku dapat melihat langit yang luas.’ Merekapun mengeluarkan tempat tidurnya.
Beliau mengangkat kepalanya kemudian berkata, “Ya Allah, aku mengikhlaskan
jiwaku berada di sisiMu, karena jiwaku adalah yang paling berharga bagiku.”
Dan salah satu ketetapan Allah SWT. bagi dirinya adalah
ia mengikhlaskan dirinya berada di sisiNya. Al-Waqidi berkata,1187 “Ibrahim bin
Fadhl telah menyampaikan kepada kami dari Abu Atiq ia berkata, Aku mendengar
Jabir bin Abdillah berkata, ‘Kami datang menjenguk al-Hasan di hari beliau
wafat. Saat itu keributan hampir saja terjadi antara al-Husain bin Ali dan
Marwan bin al-Hakam. Al-Hasan telah mewasiatkan kepada saudaranya agar
dikebumikan bersama Rasulullah saw. Jika dikhawatirkan akan menimbulkan
pertumpahan darah dan keributan hendaklah jenazahnya dikebumikan di Baqi’ saja.
Akan tetapi Marwan tidak mengizinkan al-Husain
menguburkannya bersama Rasulullah saw. . Pada saat itu Marwan telah dicopot
dari jabatannya. Ia lakukan itu untuk mencari muka kepada Mu’awiyah’.” Jabir
berkata, ‘Aku berbicara kepada al-Husain bin Ali, kukatakan kepadanya, ‘Wahai
Abu Abdillah, bertakwalah kepada Allah SWT., sesungguhnya saudaramu tidak ingin
keributan ini terjadi. Kebumikanlah jenazahnya di perkuburan Baqi’ bersama
ibunya.’ Maka al-Husain pun melakukannya’.”
Dalam riwayat lain disebutkan bahwa al-Hasan mengutus
seseorang untuk meminta izin kepada ‘ Aisyah agar jenazahnya dikebumikan di
kamar bersama Rasulullah saw.. ‘Aisyah ra. mengizinkannya. Ketika al-Hasan
wafat, terjadi keributan. Al-Husain mengenakan senjatanya sementara Bani
Umayyah juga menyiapkan senjata mereka. Mereka berkata, “Kami tidak akan
membiarkannya dikebumikan bersama Rasulullah saw.. Apakah ia dikuburkan di
kamar bersama Rasulullah saw. sementara Utsman dikuburkan di Baqi?”
Ketika dikhawatirkan keributan itu akan menimbulkan
pertumpahan darah Sa’ad bin Abi Waqqash, Abu Hurairah, Jabir dan Ibnu Umar
menyarankan kepada al-Husain agar tidak berperang. Ia pun mengikuti saran
tersebut lalu menguburkan saudaranya di dekat kubur ibunya di Baqi’.” 1188
Sufyan bin Uyainah1189 meriwayatkan dari Salim bin Abi Hafshah dari Abu Hazim
ia berkata, “Aku melihat al-Husain bin Ali menpersilahkan Sa’id bin al-Ash
(Amir Madinah) untuk menshalati jenazah al-Hasan (yakni me-mimpin
shalat jenazah). Beliau berkata, ‘Sekiranya hal itu
bukanlah sunnah nabi niscaya
aku tidak akan mempersilahkannya’.”
Muhammad bin Ishaq1190 berkata, Musawir maula Bani Sa’ad
bin Bakar menyampaikan kepadaku, ia berkata, “Aku melihat Abu Hurairah berdiri
di masjid Rasulullah saw. pada hari wafatnya al-Hasan bin Ali, beliau
meneriakkan dengan suara keras, “Wahai sekalian manusia pada hari ini telah
wafat kekasih Rasulullah saw.,tangisilah kepergiannya.”
Manusia berkumpul mengantar jenazahnya sampai-sampai
perkuburan Baqi’ penuh sesak dengan para pengantar. Lelaki, wanita sampai
anak-anak menangisi kepergian beliau. Ibnu Ulayyah meriwayatkan 1191 dari
Ja’far bin Muhammad dari ayahnya,”Al-Hasan wafat dalam usia tujuh puluh empat
tahun. Demikianlah yang dikatakan oleh sejumlah orang dan itulah yang benar.
Menurut perkataan yang masyhur beliau wafat pada tahun 49 H.Sementara yang lain
mengatakan, Wafat pada tahun 50 H.”
DAFTAR REFERENSI
• Al-Qur’anul Karim
• Abu
Dawud Sulaiman bin al-Asy ats as-sajistani (W.275 H), Sunan Abu Dawud (5 jilid dengart daftar isi)
tahqiq Izat Ubaid, Da’as, Darul hadits,Beirut ; al-Mu’jam al-mukhtash, tahqiq Muhamad al-Habib al-Hailah, Maktabah ash-Shiddiq di
Thayyi’f Cet I ,tahun 1408 H.
• Abu
Ubaid al-Qasim bin Sallam wafat tahun 224 H, al-Amwal ditahqiq oleh Muhammad Khalil
Hiras cetakan maktabah kulliyat al- Azhariyah.
• Ad-Daraquthni
(Ali bin Umar bin Ahmad wafat tahun 385 H), al-Ilal al-Waaridah ft
Ahaadits An-nabawiyah (7juz)
tahqiq Mahfuzh ar-Rahman as-Salafi, Daru Thayyibah Riyadh.
• Adz-Dzahaby
(Muhammad bin Ahmad bin ‘Utsman, wafat 748
Hijriyah), Siyar ‘Alam Nubala’ (23 jilid) tahqiq Syu’aib al-Arnauth dan Iainlain, Daru
Risalah. Beirut ; Tarikh
Islamy (‘Ahdu Khulafaur Rasyidin) tahqiq
Doktor Abdus Salam Tadmury, darul Kitab al-’Araby, Beirut; Tajrid Asma ash-Shahabah (2 jilid) tauzi1 darul Ma’arif,
Beirut dan Darul Baz. Makkah.
• Ahmad
bin Hanbal as-Syaibani(W.240), al-Musnad (enam jilid) dicopy oleh Dar
ash-Shadir di Beirut ; al-Musnad dengan tahqiq Ahmad Syakir
hingga juz 16, Dar al-Ma’arif di mesir tahun 1368-1375 H ; Fadhail Shahabah (2 jilid) tahqiq Washiyullah
Muhammad Abbas, Markaz al-Bahts al-llmi wa Ihyaa at-Turats Jami’ah Ummul
Qura.
• Ahmad
bin Hanbal asy-Syaibany (wafat tahun 240 Hijriyah), al- Musnad (6 jilid) Dar ash-Shadir, Daru
Beirut; al-Musnad (16 jilid) tahqiq Ahmad Syakir, Darul Ma’arif
mesir 1368-1375 Hijriyah ; Fadhail
Shahabah (2 jilid) Tahqiq Washallah .
Muhammad Abas, Markaz al-Bahts al-ilmy di Jamiah
Ummul Qura.
• Ahmad
Muhammad Syakir, Umdah
at-Tafsir ‘an al-Hafizh Ibnu Katsir (lima
juz), Dar al-Ma’arif Mesir Tahun 1376 H.
• Al-Ajurriy
(Abu Bakar Muhammad bin al-Husain wafat tahun 360 H), Kitabusy Syari’ah (6 jilid dengan daftar isi)
tahqiq Dr. Abdullah bin Umar binSulaiman Ad-Dumaijy, Darul Wathan, Riyadh 1418
Hijriyah.
• Al-Albani
(Muhammad Nashiruddin bin Nuh Najati), Silsilah al-Ahadits
ash-Shahihah juz III,
diterbitkan oleh al-Maktab al-Islami, Cet I tahun 1399 H,Silsilah
al-Ahadits ash-Shahihah (6
jilid), diterbitkan oleh alMaktab al-Islami
dan Maktab Ma’arif Riyadh ; Silsilah
al-ahadits adh-Dhaifah (5 jilid) diterbitkan
oleh al-Maktab al-Islami dan Maktab Ma’arif Riyadh ; Shahih al-]amV ash-Shaghir
(6 juz) diterbitkan
oleh al-Maktab al-Islami ; Dhaif
al-jami’ ash-Shaghir (6 juz) diterbitkan
oleh al-Maktab al-Islami, Mukhtasar
as-Syamail al-Muhammadiyah HI imam at-Tirmidzi, al-Maktabah al- Islamiyah, Amman, Yordania cet
I tahun 1405 H.
• Al-Asy’ari
Abul Hasan Ali bin Ismail (W. 320 H), al-Ibanah ‘an Usul ad-
Diyanah, diterbitkan
oleh Dar at-Thiba’ah al-Muniriyyah.
• Al-’Audah
(Doktor Salaiman bin Hamd), Abdullah
bin Saba’ wa atasaruhufi ahdats al-fitnahfi ‘ashril Islam. Dar ath-Thayibah 1406 Hijriyah.
• Al-Azdi
(Abu Ismail Muhammad bin Abdullah) (tahun ketiga H),
Futuh as-Syam, tahqiq Abdul Mun’im Abdullah ‘Amir,diterbitkan oleh Sijil
al-Ab tahun 1970 M.
• Al-Azdi
(Abu Ismail Muhammad bin Abdullah) (tahun ketiga H), Futuh as-Syam, tahqiq Abdul Mun’im Abdulllah
‘Amir,diterbitkan oleh Sijil al-Abtahun 1970 M.
• Al-Azruqi
(Muhammad bin Abdillah wafat tahun 244 H), Akhbar Makkah wa ma ja’a
film minal atsar ditahqiq
oleh Rusydi Milhas, cetakan ketiga
Daruts Tsaqafah Makkah tahun 1398 H.
• Al-Baihaqi
(Abu Bakar Ahmad bin al-Husain wafat 458), Sunan al-Kubra (10 Jilid) darul fikr Beirut.
• Al-Baihaqi
Abu Bakar Ahmad bin al-Husain (W. 458), Dalail an-Nubuwwah urn
Ma’rifatu ahwal Shahib asy-Syariah(yil Jilid)
Tahqiq: Abdul Mu’ti
Qal’aji, dar al-Kutub al-Ilmiyah Cet.I tahun 1405 H.
• Al-Baladzari
Ahmad bin Yahya bin Jabir (W.279), futuh
al-Buldan(?Juz) tahqiq Dr. Sholahuddin al-Munajid, Maktabah an-Nahdah
al-Misriyyah ;Anshabul Asyraf (13 jilid)
tahqiq Suhail Zikar Riyadh Zarkaly, maktabah
At-Tijariyah Makkah, Darul Fikr Beirut.
• Al-Balazari
Ahmad bin Yahya bin Jabir (W.279), Futuh
al-Buldan (3 Juz)
tahqiq Dr. Sholahuddin al-Munjid, Maktabah an-Nahdah al-Mishriyyah.
• Al-Biladi,
Atiq bin Ghaits, Mu’jam
al-Ma]alim al-Jughrafiijahfis Sirah an-Nabaiviyah, cetakan Darul Makkah lin nasyr
cetakan pertama 1402 H.
• Al-Bilady
(‘Atiq bin Ghaits), Ma’ajim
al-Ma’alim al-Jughrafiyahfi as-Sirah an-Nabawiyah, Daru Makkah cetekan I 1402
Hijriyah ; Anshabul Asyraf (13jilid) tahqiq Suhail Zikar
Riyadl Zarkaly, maktabah at-Tijariyah Makkah, Darul Fikr Beirut; Futuh Buldan (3 jilid) tahqiq Shalahuddin
al-Munjid, maktabah Nahdlatul
Masriyah.
• Al-Fakih
Muhammad bin Ishaq bin Abbas wafat setelah tahun 272 H,
Akhbar Makkah fi qaditn az-zaman wa haditsihi (6 juz) ditahqiq oleh Abdul Malik bin Dahisy, Maktabah
an-Nahdhah al-Haditsiyah Makkah, cetakan pertama tahun 1407 H.
• Al-Fasawy
(abu yusuf Ya’qub bin Sufyan wafat 277 Hijriyah), al- Ma’rifatu wat Tarikh (3 jilid), tahqiq Doktor Akram
Dhiya’ al-Umary, Dar Risalah,
Beirut.
• Al-Fazary
(Abu Ishaq Ibrahim bin Muhammad bin Harits wafat 186 Hijriyah), Kitab as-Siyar. Tahqiq Doktor Faruq Hammadah.
Muassah ar-Risalah, Beirut 1408 Hijriyah.
• Al-Ghaban
(Doktor Muhammad bin Abdullah); Fitnah
maqtal utsman bin Affan 4k>. Skripsi
Majister di Jami’ah Islamiyah, 1410 Hijriyah.
• Al-Ghaits
(Doktor Khalid bin Muhammad), Istisyhad
‘Utsman wa ma’rakatul jamal (Dirasatul
Marwiyat Said bin Umar fi Tarikh ath Thabari).
Darul Andalus al-Khadhra’. Jeddah 1418 Hijriyah.
• Al-Haitsamy
(Nuruddin Ali bin Abi Bakar wafat 807 Hijriyah), Mujma’ az-Zawaid wa
manba’ul Fawail (5
jilid). Daru Kitab Araby Beirut; Mawariduzh
Zham’an ila zawaid Ibnu Hibban, tahqiq
dannasyr Muhammad Abdur
Razzaq Hamzah. Darul Kutubil ‘Ilmiyah,Beirut.
• Al-Hakim
(Abu Abdullah Muhammad bin abdullah An-Naisabury) wafat 405 Hijriyah), al-Mustadrak Ala Shahihain (4 jilid) Darul KitabAraby,
Beirut.
• Al-Imam
al-Bukhari Muhammad bin Ismail (W. 265 H), al-Jami’ ashshahih (Cetakan Istanbul, 8 juz) ; al-]amV ash-Shahih beserta Faihu al-Bari (13 juz) cetakan al-Maktabah
as-Salafiyyah di Mesir ; at-Tarikh
al-Kabir (8 jilid) diterbitkan oleh Darul
Fikr dicopi dari cetakan Hindia.
• Al-Imam
al-Bukhari (Abu Abdullah Muhammad bin Isma’il Aj-Ja’fy wafat tahun 256
Hijriyah), }ami’
ash-Shahih ma’a Fathil Bari. CetakanMaktabah
Salafiyah Mesir.
• Al-Imam
Muslim (Abul Husain Muslim bin Hajjaj al-Qusyairy wafat 261 Hijriyah), Shahih Muslim (5 jilid dengan daftar isi)
Tahqiq Muhammad Fu’ad
Abdul Baqy., Dar Ihya’ at-Turats al-Araby.
• Al-Imam
Muslim (Muslim bin Hajjaj al-Qusyairi, shahih Muslim (5 jilid beserta Daftar isi),
Tahqiq Fuad Abdul Baqi, Dar Ihya at-Turats al-Arabi.
• Al-Khatib
(Ahmad bin Tsabit al-Baghdaadi), Tarikh
Baghdad (14 jilid)
Maktabah Salafiyah Madinah
• Al-Kindi,
Muhammad bin Yusuf al-Mishri, Tarikh
Wulatil Mishri wa Qudhatiha, cetakan
yayasan al-Kutubuts Tsaqafiyah, cetakan 1,1407 H.
• Al-Lalika’i
(Hibatullah bin Hasan Ath Thabari wafat 418 Hijriyah), Syarh i’itiqad ahlu sunnah
waljama’ah (5 jilid)
tahqiq Doktor Ahmad Sa’idHamdan. Daru Thayibah, Riyadh.
• Al-Lalika’i
(Hibatullah bin Hasan Ath Thabari wafat 418 Hijriyah), Syarh i’itiqad ahlis sunnah
zoaljama’ah (5 jilid)
tahqiq Doktor Ahmad Sa’idHamdan. Daru Thaiyibah, Riyadh.
• Al-Maidani
(Ahmad bin Muhammad bin Ibrahim an-Nisaburi, (W. 518 H), Majma’ al-Amtsal (3 jilid), Tahqiq dan Ta’liq
Hasyiahnya MuhammadMuhyiddin Abdul hamid , diterbitkan oleh Makabah as-Sunnah
an- Nabawiyyah, tahun 1374
H.
• Al-Mizzy
(Jamaluddin Yusuf bin Hajjaj wafat 742 Hijriyah), Tuhfatul Asyraffi
ma’rifatil Athraf(lA jilid),
tahqiq Abdush-Shamad Syarafudin.
• Al-Umary
(Abdul Aziz bin Ibrahim), al-wilayah
alal buldanfi ‘ashry alkhulafaur rasyidin. Cetakan I Riyadh.
• Al-Yahya
(Yahya bin Ibrahim bin Ali), Manviyyat
Abi Mikhnaffi Tarikh ath-Tlmbari, ‘Ashru
al-Khilafah ar-Rasyidah, Darul ‘Ashimah Riyadh, cetakanpertama 1410 H.
• An-Nai’imi
Abdul Qadir ibnMuhammad ad-Dimasyqi(W. 927 H), ad- Doris fi Akhbar
al-Madaris (II
jilid), Tahqiq Ja’far al-Husaini, diterbitkan olehMajma1 al-Lughah al-Arabiyyah
di Damaskus, tahun 1367 H.
• An-Nasa’i
(Abu Abdur Rahman Ahmad bin Syu’aib wafat 303 Hijriyah), al-Mujtaba minas Sunanil
kubra ma’a syarhil imam Suyuthy (4 jilid).Nasyr daru Kitab Araby
Beirut.
• Ar-Razi
Muhammad bin Abu Bakar (W. 666 H), Mukhtar
as-Suhhan, Dar
al-Kitab al-Arabi, Cet I, tahun 1968 M.
• As-Sa’ati
(Ahmad bin Abdur Rahman al-Banna), al-Fathu
ar-Rabbani bitartib Musnad al-lmam Ahmad asy-Syaibani (12 Jilid), Dar Ihya at-Turats
al-Arabi, Cairo.
• As-Sakhawi
Muhammad bin Abdurrahman (902 H), Flan
bit Taubikh liman dzamma at-Tarikh, Darul
kutub al-Arabi.
• As-Samhudi
(Nuruddin ali bin Ahmad wafat 911), WafaulWafa’bi
akhbar daril mushthafa. Tahqiq
Muhammad Muhyuddin abdul Hamid, Darul Ihya’
turats al-Araby. Beirut.
• As-Sulamy
(Muhammad bin Shamil), Manila}
Kitabah at-Tarikh al-Islamy cetakan
II 1419 Hijriyah Dar Risalah Makkah; Tartib
wa Tahdzib Kitab Bidayah wan Nihayah Khilafah Umar bin Khaththab cetakan 1,1418 H. Darul Wathan Riyadh.
• as-Suyuthi
Abdurrahman bin Abi Bakar (911 H), asy-Syamarikh
fi limit Tarikh, ditahqiq
oleh Muhammad Ibrahim asy-Syaibani, Darus salafiyahKuwait, Ad-Durr al-Mantsur fi Tafsir bil
Ma’tsur (8 juz) Darul
Fikr Beirut cetakan
pertama tahun 1403 H.
• Ath
Thabari (Muhammad bin Jarir bin Yazid wafat 310 Hijriyah), Tarikh ar-Rusul wal muluk (10 jilid dengan daftar isi)
tahqiq Muhammad Abul Fadhl
Ibrahim. Darul Ma’arif. Mesir.
• Ath-Thabrani
Sulaiman bin Ahmad wafat tahun 360 H, al-Mu’jamul Kabir (25 juz), tahqiq Hamdi Abdul
Majid as-Salafi.
• At-Thabari
Muhammad bin Jarir (W.310 H), Tarikh
ar-Rusul wa al-Muluk (10
jilid dengan daftar isi) Muhammad Abu al-Fadl Ibrahim, Dar al- Ma’arif di Mesir cet. II; Jami’ al-Bayan ‘an Ta’wil ayi
al-Quran (12 jilid).
Cet.Ill, tahun 1388 H, diterbitkan oleh Maktabah Mushtafa al-Babi, di Mesir.
• At-Tirmidzi
(Muhammad bin ‘Isa as-Surah wafat 279 Hijriyah), Sunan at-Tirmidzi (5 Jilid) tahqiq Ahmad Syakir,
Darul Ihya’ Turats al-Araby.
• At-Tirmizi
Muhammad bin Isa bin Saurah (W. 279), Sunan at-Tirmidzi,(5
Jilid), Tahqiq Ahmad Syakir, Dar Ihya at-Turats al-Arabi.
• Az-Zubairy
(Mush’ab bin Abdullah wafat 236 Hijriyah), Nasabu Quraisy, tashhih Laifi Brunfisal, Darul
Ma’arif. Mesir.
• Az-Zubairi
Mush’ab bin Abdullah (236 H), Nasab
Quraisy, direvisi
oleh Ir. Lifi Burfansal, Darul Ma’arif Mesir.
• Bakdasy
Said bin Muhammad Yahya, Fadhl
al-Hajar al-Aswad wa Maqam Ibrahim, cetakan
Darul Basyair Beirut, cetakan pertama (1416 H)
• Fuad Abdul Baqi, Dar Ihya at-Turats al-Arabi, Ibnu Manzhur Muhammad bin
Mukrim al-Ifriqi (W. 711 H), Lisanul
Arab (15 jilid),
Darus Shadir, Beirut.
• Ibn
Sa’ad Muhammad bin Sa’ad bin Muni1 (W.
230 H), at-Thabaqat
al- Kubra (9 jilid)
Dar ash-Shadir , Dar Beirut; at-Thabaqah
ar-Rabiah min ash- Sahabah (2
jilid), Tahqiq Dr. Abdul Aziz as-Salumi, Maktabah ash-Shiddiq di Thayyif tahun 1416 H.
• Ibn
Taghri Bardi Jamaluddin Yusuf al-Harrani (W. 874), an-Nujum az- Zahirafi Muluk
Misra wal Qahira, al-Muassasah
al-Mashriyyah li at-Tarjamah.
• Ibn
Taimiyah Ahmad bin Abdul Halim al-Harrani (W. 728 H), Majmu’ Fatawa (37 jilid), cetakan II,
Maktabah Ibnu Taimiyah, Cairo Mesir.
• Ibn
Taimiyah Ahmad bin Abdul Halim al-Harrani (W. 728 H), Minhaj as-Sunnah
an-Nabawiyyah fi Naqdhi Kalam as-Syi’ah wa al-Qadariyyah (9 jiliddengan daftar isi),
tahqiq Muhammad Rasyad Salim, dicetak di Jami’atul Imam Muhammad bin Su’ud.
• Ibnu
Abdil Bar (yusuf bin Abdullah an-Numairy wafat 4673 H.), al-Isti’ab fi ma’rifatil
ashhab (4 jilid)
tahqiq Ali Muhammad al-Bajawy, MaktabahNahdhah Mesir.
• Ibnu
Abdul Hakim (Abdur Rahman bin Abdullah) tahqiq Abdul Mun’im ‘Amir. Nasyr lajnah
al-Bayan al-Araby, Futuh
Mishr wal Maghrib (qism
Tarikh) tahqiq Abdul Mun’im Amir. Nasyr Lajnah al-bayan al-Araby.
• Ibnu
Abi Hatim (Abu Muhammad Abdur Rahman bin Muhammad bin Idris at-Tamimy wafat 327
Hijriyah), Kitab
al-Jarh xuat Ta’dil cetakan
Itahun 1371 Hijriyah Darul Ma’arif al-’Utsmaniyah Haidarabad tashwir Darul ilmiyah Beirut.
• Ibnu
Abi Syaibah (Abdullah bin Muhammad al-Kufi al-Absi, (W. 235H), al-Kitab al-Mushannaffi
al-Ahadits wa al-Atsar (15
jilid) Cet. Ill, tahun 1388
H. diterbitkan oleh Maktabah Musthafa al-Babi, di Mesir.
• Ibnu
Abi Syaibah (Abdullah bin Muhammad al-Kufy al-Abasy wafat 235 Hijriyah), Kitab al-Mushanniffi
ahadits wal atsar (15
jilid) Daru SlafiyahBombai.
• Ibnu
Abu Dawud (abu Bakar abdullah bin Sulaiman bin al-Asyats as-Sajistany. Wafat
tahun 316 Hijriyah), Kitab
Mashahif, muassasahQardhafah
Mesir.
• Ibnu
al-Atsir (Ali bin Muhammad al-Jazri (W. 630 H), al-Kamilfi at-Tarikh (13
jilid),Dar ash-Shadir
dan Dar Beirut
• Ibnu
al-Atsir (Ali bin Muhammad al-Jazri (W. 630 H), al-Kamil fi’
at-Tarikh(13 jilid), Dar
ash-Shadir dan Dar Beirut; Usudul
Ghabah Fi Ma’rifa-tis Shahabah (5
jilid) tahqiq Muhammad al-Banna dan kedua rekannya, Darus Sya’b Mesir.
• Ibnu
al-Atsir al-Mubarak bin Muhammad al-Jazri, (W.606 H), an-Nihayah fi Gharib
al-Hadits wa al-Atsar, Tahqiq
Thahir az-Zawi dan Mahmud
at-Thanaji, diterbitkan oleh al-Maktabah al-Islamiyah.
• Ibnu
al-Imad Abdul Hamid bin Ahmad al-Hanbali (W. 1089 H), Syazarat adz-Dzahab fi
Akhbar man Dzahab (4
jilid), Darul Afaq al-Jadidah,Beirut.
• Ibnu
an-Nadim Muhammd Ibnu Ishaq (W. 377) H), al-Fahrasat, Thabqah Ridha
Tajaddud, Teheran,
tahun 1971 M.
• Ibnu
‘Arafah (al-hasan bin ‘Arafah al-abdy wafat 257 H.), Juz al-Hasan bin ‘Arafah, tahqiq abdur rahman
al-Fariwa’i, Maktabah al-Aqsha,Kuwait.
• Ibnu
‘Asakir (Abul qasim Ali bin al-Hasan), Tarikh Madinah Dimasyq, foto cofy dari manuskrip Darul
Kutub azh-Zhahiriyah (19 jilid), tashwir Maktabah
ad-Dar Madinah.
• Ibnu
Asakir Abu al-Qashim Ali bin al-Hasan (W. 571 H), Tarikh Dimasyq, dicopi dari Manuskrip, Nuskha
al-Maktabah az-Zhahiriyyah (19 jilid).
• Ibnu
Atsir (Ali bin Muhammad al-Zajary wafat tahun 630 H), al-Kamilfi at-Tarikh (13 jilid) Darul Beirut, Dar
ash- Shadir.
• Ibnu
Farhun Ibrahim bin Ali al-Maliki)(W. 799 H), ad-Dibaj al-Madzhab fi
‘A’Yan ulama al-Madzhab (2
jilid), Tahqiq Dr. Muhammad al-Ahmadi Abu an-Nur, diterbitkan oleh Dar
al-Hadits di Cairo.
• Ibnu
Hajar (Ahmad bin Ali al-Asqalany wafat 852 Hijriyah), DarulKitab al-Araby, Beirut ; al-Ishabah fi Makrifati Shahabah (8 jilid) tahqiqi Muhammad
al-Bajawy, Darun Nahdhah mesir ; Fathul
Bari Syarh Shahih Bukhari (13 jilid) Maktabah Salafiyah
Kairo ; Taqrib (1 jilid) tahqiq Abul Asybal
Shaghir Ahmad al-Bakistany. Darul ‘Ashimah Riyadh.
• Ibnu
Hajar (Ahmad bin Ali al-Asqolani), al-Isabah
fi ma’rifah ashshahabah (8
Jilid), tahqiq Ali Muhammad al-Bajawi, Dar an-Nahdah Mesir ; Lisan al-mizan (7 Jilid), Cet.II. Dar al-A’lam
HI Matbu’at ; Tabshirah
almuntabih bi tahrir al-Musytabih (4
Jilid) Tahqiq Ali Muhammad al-Bajawi, al-Maktabah
al-’Ilmiyyah, Beirut.
• Ibnu
Hajar (Ahmad bin Ali al-Asqolani), al-Ishabah
fi Makrifatis Shahabah (8
jilid) tahqiqi Muhammad al-Bajawy, Darun Nahdhah Mesir; Fathul Bary Syarh Shahih
Bukhari (13 jilid)
Maktabah Salafiyah Kairo; Taqrib (1 jilid) tahqiq Abul Asybal
Shaghir Ahmad al-Bakistany. Darul ‘Ashimah
Riyadh.
• Ibnu
Hazm (Ali bin Ahmad bin Said, (W 456 H), Jamharah Ansabul ‘Arab, tahqiq Abdus Salam Harun, Darul
Ma’arif mesir cetekan III.
• Ibnu
Hazm (Ali bin Hazm az-Zhahiri (W. 240 H), Jamharah Ansab al- Arab, Tahqiq Abdus Salam harun, Dar
al-Ma’arif Cet IV.
• Ibnu
Hisyam Abdul Malik Ibnu Hisyam al-Humairi (W. 218 H), as-Sirah an-Nabaioiyyah (2 jilid) tahqiq Musthafa
as-Saqa dkk, al-Babi al-Halabi. Cet.
II tahun 1375 H; as-Sirah
an-Nabawiyyah, ma’a as-Syarh abi Zar al-Khusani, (4 jilid), Tahqiq Muhammad Abu
Shuailik dan Hammam Sa’id Dar, diterbitkan
oleh Maktabah al-Manar di Yordania, Cet I, tahun 1409 H.
• Ibnu
Katsir Ismail Ibnu Umar al-Qurasy (W. 774 H), al-Bidayah wa an- Nihayah (7 jilid) Dar al-Fikri, Beirut,
Tahun 1398 H, Tafsir al-Quran
alAzhim (4 jilid),
Dar al-Ma’rifah, Beirut ; Tafsir
al-Quran al-Azim (8
jilid), Tahqiq Muhammad
Ibrahim al-Banna dan Iain-lain, Dar as-Sya’b di Mesir.
• Ibnu
Majah (Muhammad bin Yazid al-Qazwainy wafat 275 Hijriyah), Sunan Ibnu Majah (2 jilid) Tahqiq Muhammad Fu’ad
Abdul Baqy,Nasyr Maktabah al-Baby al-Halaby Mesir.
• Ibnu
Manzhur (Muhammad bin Mukarram al-Afriqy wafat 71 Hijriyah), Lisan Araby (15 jilid) Dar ash- Shadir,
Beirut.
• Ibnu
Manzhur Muhammad bin mukrim al-Ifriqi (W. 711 H), Lisan al-Arab (15 jilid) Dar ash-Shadir,
Beirut.
• Ibnul
Qayim (Muhammad bin Abu Bakar az-Zar’y wafat 751 Hijriyah), Zadul Ma’ad ft Huda Khairil
‘Ibad (5 jilid),
tahqiq Syu’aib dan Abdul
Qadir al-Arnauth, cetakan 11401 Hijriyah Dar ar-Risalah, Beirut.
• Ibnu
Sa’ad (Muhammad bin Saad bin Muni’ wafat 230 Hijriyah), ath-Thabaqatul Kubra (9 jilid dengan daftar isi) Dar
ash- Shadir, Beirut.
• Ibnu
Syabbah (Abu Zaid Umar bin Syabbah an-Numairy wafat 262 Hijriyah), Akhbar Madinah (4 jilid), tahqiq Fahim
Syaltut, Darul Ash-Fahany,Jeddah.
• Ibnul
Jauzy (Abul Faraz Abdur Rahman bin Ali wafat 597 Hijriyah), Manaqib Umar bin
al-Kahthtab, Tahqiq
Zainab al-Qarut, cetakan I, Dar al-Kutub al-Ilmiyah Beirut ; al-Muntazham fi Tarikh al-Muluk
ival Umam (18jilid)
tahqiq Muhammad abdul qadir ‘Atha dan Iain-lain, cetakan II tahun 1415 Hijriyah, Darul Kutub
al-Ilmiyah, Beirut, -Jami’ al-Bayan ‘an Ta’wil ayi al-Quran (12 jilid). Cet. Ill, tahun
1388 H, diterbitkan oleh Maktabah Mushtafa al-Babi, di Mesir.
• Khalifah
bin Khayyath al-Asfari (W. 240), Tarikh
Khalifah, Tahqiq
Akram Dhiya al-Umari, Muassasah ar-Risalah, Dar al-Qolam Cet II, tahun 1397H.
• Khursyid
Ahmad Faruq, Tarikh
ar-Riddah, Iqtibas wa Tahdzib min Kitab al-iktifa li al-lalaka’i al-Balnisi, cet II, Dar al-Kitab al-Islami,
Kairo.
• Mas’ud
ar-Rahman Khan an-Nadawi, ibn
Katsir Kamuarrikh, markaz
ad-Dirasat al-Gharbiyyah, jamiah Aligarth di Hindia, Tahun 1980 M.
• Muhammad
Farid Bek al-Muhaami, Tarikh
Ad-Daulah al-Ulayyah al-Utsmaniyah, ditahqiq
oleh Ihsan Haqi, Daarun Nafaais Beirut, 1403 H.
• Waki’
(Muhammad bin Khlaf al-Qadhi(W. 306 H), Akhbar al-Qudhat (2jilid)
Ala al-Kutub, Beirut.
• Yaqut
(Abu Abdullah Yaqut bin Abdullah ar-Rumy al-Hamawy wafat 262 Hijriyah), Mu’jamul Buldan (5 jilid) Dar ash-Shadir Beirut
1397 Hijriyah.
• Yaqut
al-Hamawi (Yaqut bin Abdullah ar-Rumi, 626 H), Mu’jam al-Buldan (5 jilid) ) Dar ash-Shadir
Beirut 1397 Hijriyah.