Oleh:
NASAB :
Sayyid Abdul Malik bin Alawi (Ammil Faqih) bin Muhammd Shahib
Marbath bin Ali Khali’ Qasam bin Alawi Baitu Jubair bin Muhammad Maula
Ash-Shouma'ah bin Alawi Al-Mubtakir bin Ubaidillah bin Ahmad al-Muhajir bin Isa
ar-Rumi bin Muhammad an-Naqib bin Ali al-’Uraidhi bin Ja’far Ash-Shadiq bin
Muhammad al-Baqir bin Ali Zainal Abidin bin Al-Husain bin Ali bin Abi Thalib
dan Fathimah az-Zahra’ binti Muhammad Rasuli-Llahi Shalla-Llahu Alaihhi
wa-Sallam
TEMPAT DAN TAHUN KELAHIRANNYA:
Al-Imam As-Sayyid Abdul Malik Azmatkhan lahir di kota Qasam,
sebuah kota di Hadhramaut, sekitar tahun 574 Hijriah. Beliau juga dikenal
dengan gelar “Al-Muhajir
Ilallah”, karena beliau hijrah
dari Hadhramaut (Yaman Selatan) ke Gujarat / Gujarkhan (Republik India)
untuk berda’wah sebagaimana kakek beliau, Al-Imam As-Sayyid Ahmad bin
Isa, digelari seperti itu karena beliau hijrah dari Iraq ke Hadhramaut untuk
berda’wah.
ORANGTUA AL-IMAM ABDUL MALIK AZMATKHAN:
Ayah dari Al-Imam Abdul Malik Azmatkhan adalah Al-Imam Alwi
'Ammul Faqih bin Muhammad Shohib Marbath lahir di Tarim. Beliau adalah seorang
ulama besar, pemimpin kaum Arifin, hafal al-Qur'an, selalu menjaga lidahnya
dari kata-kata yang tidak bermanfaat, dermawan, cinta kepada fakir miskin dan
memuliakannya, banyak senyum. Imam Alwi bin Muhammad Shohib Marbath dididik
oleh ayahnya dan belajar kepada beberapa ulama, di antaranya Syaikh Salim
Bafadhal, As-Sayid Salim bin Basri, Syaikh Ali bin Ibrahim al-Khatib. Beliau
wafat pada hari Senin bulan Dzulqaidah tahun 613 Hijriyah di Tarim dan
dimakamkan di perkuburan Zanbal.
Dalam Kitab Al-Mausuu'ah Li Ansaabi 'Itrati Al-Imam Al-Husaini,
dijelaskan bahwa Al-Imam 'Alwi Ammul Faqih bin Muhammad Shahib Mirbath,
memiliki empat orang anak, yaitu:
(1)Abdullah (keturunannya terputus)
(2)Ahmad (anaknya Fathimah ibu dari Ali dan Abdullah bin Alwi
bin Muhammad al-Faqih al-Muqaddam),
(3)Abdul Malik Azmatkhan keturunannya menyebar di India dan di Indonesia, Malaysia,
Singapura, Filipina, Thailand, dan Asia tenggara yang dikenal dengan nama AZMATKHAN (leluhur Wali Songo).
(3)Abdurahman, keturunannya keluarga al-Bahasyim, al-Bin Semith,
al-Bin Thahir, al-Ba'bud Maghfun, al-Bafaraj, al-Haddad, al-Basuroh,
al-Bafaqih, al-Aidid, al-Baiti Auhaj.
ISTRI AL-IMAM ABDUL MALIK AZMATKHAN:
Istri dari Imam Abdul Malik Azmatkhan adalah Putri Raja
Kesultanan Islam Nasarabad India Lama, yang bernama Ummu Abdullah.
ANAK-ANAK AL-IMAM ABDUL MALIK AZMATKHAN:
Imam Abdul Malik Azmatkhan memiliki 4 anak, 2 laki-laki, dan 2
Perempuan, yaitu:
(1)As-Sayyid Alwi Faqih Khan (Leluhur Azmatkhan India,
keturunannya banyak di Haedarabad India, Pakistan, Bangladesh)
(2)As-Sayyid Amir Abdullah Azmatkhan (Leluhur Walisongo, Keturunannya banyak di Asia Tenggara)
(3)Syarifah Zainab Azmatkhan (nasabnya terputus)
(4)Syarifah Fathimah Azmatkhan (nasabnya terputus)
GELAR - GELAR AL-IMAM AS-SAYYID ABDUL MALIK
AZMATKHAN:
Menurut As-Sayyid Bahruddin Al-Husaini, menjelaskan bahwa gelar
yang disandang oleh As-Sayyid Abdul Malik azmatkhan adalah:
(1)Al-Malik Lil Muslimiin = Raja Bagi Kaum Muslimin
(2)Al-Malik Min 'Alawiyyiin = Raja dari Kalangan Keturunan Imam Ali bin Abi Thalib
Al-Khalifah Lil Mukminiin = Khalifah bagi Kaum mukmin
Al-Mursyid = Mursyid bagi beberapa
tarekat
An-Naaqib = Pakar dalam Ilmu Nasab
Al-Muhaddits = Menghafal Ribuan
Hadits
Al-Musnid = Memiliki sanad
keilmuan dari berbagai ulama' dan guru
Al-Qutub = Wali Qutub pada
masanya
Al-Wali = Seorang Waliyullah
Abu Al-Muluuk = Ayah dan datuk bagi
para Raja
Abu Al-Awliyaa' = Ayah dan datuk bagi
para Wali Songo
Abu Al-Mursyidiin = Ayah dan datuk bagi para Mursyid
Syaikhul Islam = Guru Besar Islam
Imamul Mujaahidiin = Imam Mujtahid
Al-Faqiihul Aqdam = Ahli Fiqih Yang paling utama
Al-Mujahid Fii Sabiilillah = Pejuang di Jalan Allah
Al-Hafiizhul Qur'an = Penghafal Qur'an
Shohibul Karomah = Raja dan Wali Allah yang memiliki Karomah
Amirul Mukminin= Pemimpin Pemerintahan
Islam
KARYA TULIS IMAM 'ABDUL MALIK 'AZMATKHAN:
1.
Tafsir
Ma'rifatul Furqan Li 'Abdul Malik Azmatkhan ( تفسير معرفة الفرقان لعبد الملك
العظمت خان),
yaitu tafsir sufistik berbahasa Arab karya Imam 'Abdul Malik 'Azmatkhan
bin 'Alwi 'Ammul Faqih bin Muhammad Shohib Marbath.
2.
Al-Adzkaar
Al-Azmatkhaniyyah Li Tholabi Mardhotillah ( الأذكار العظمت خانية لطلب مرضات
الله), yaitu kitab kumpulan dzikir, doa, wirid, hizib
yang ditulis dan diamalkan oleh Imam 'Abdul Malik 'Azmatkhan bin 'Alwi
'Ammul Faqih bin Muhammad Shohib Marbath.
3.
Qur'an Kaa Tarjamah (قران کا ترجمہ), yaitu terjemahan al-qur'an ke bahasa Urdu yang diterjemahkan
oleh Imam 'Abdul Malik 'Azmatkhan bin 'Alwi 'Ammul Faqih bin
Muhammad Shohib Marbath.
NAMA FAM AZMATKHAN DALAM ILMU NASAB:
Nama Azmatkhan berasal dari penggabungan dua kata dalam bahasa
Urdu. “Azmat” berarti; mulia, terhormat. Dan “Khan” memiliki arti setara
seperti Komandan, Pemimpin, atau Penguasa. Nama ini disandangkan kepada Al-Imam
As-Sayyid Abdul Malik setelah beliau menjadi menantu bangsawan Nasarabad.
Mereka bermaksud memberi beliau gelar “Khan” sebagai bangsawan sekaligus
penguasa setempat sebagaimana keluarga yang lain. Hal ini persis dengan apa
yang dialami Sayyid Ahmad Rahmatullah ketika diberi gelar “Raden Rahmat”
setelah menjadi menantu bangsawan Majapahit. Namun karena Sayyid Abdul Malik
dari bangsa “syarif” (mulia) keturunan keturunan Al-Husain putra Fathimah binti
Rasulillah SAW, maka mereka menambah kalimat “Azmat” sehingga menjadi
“Azmatkhan”. Dengan huruf arab, mereka menulis عظمت خان bukan عظمة خان, dengan
huruf latin mereka menulis “Azmatkhan”, bukan “Adhomatu Khon” atau “Adhimat
Khon” seperti yang ditulis sebagian orang.
WAFAT & MAKAM AL-IMAM ABDUL MALIK AZMATKHAN:
Imam 'Abdul Malik Azmatkhan wafat di Nasarabad India, pada tahun 653 Hijriyyah.
KESAKSIAN PARA AHLI NASAB TENTANG FAM
AZMATKHAN:
KESAKSIAN PERTAMA:
Menurut As-Sayyid Salim bin Abdullah Asy-Syathiri Al-Husaini
(Ulama' asli Tarim, Hadramaut, Yaman), berkata: "Keluarga Azmatkhan
(Walisongo) adalah dari Qabilah Ba'Alawi asal hadhramaut Yaman gelombang
pertama yang masuk di Nusantara dalam rangka penyebaran Islam (Semoga Allah
Subhanahu wa Ta'ala merahmati keluarga Azmatkhan) Sesuai dengan namanya, yang
berarti “Pemimpin dari keluarga Mulia” .
KESAKSIAN KEDUA:
Menurut H.M.H. Al-Hamid Al-Husaini dalam bukunya “Pembahasan
Tuntas Perihal Khilafiyah”, dia berkata:
"Sayyid Abdul Malik bin Alwi lahir di kota Qasam, sebuah
kota di Hadhramaut, sekitar tahun 574 Hijriah. Ia meninggalkan Hadhramaut pergi
ke India bersama jama’ah para Sayyid dari kaum Alawiyyin. Di India ia bermukim
di Naserabad. Ia mempunyai beberapa orang anak lelaki dan perempuan, di
antaranya ialah Sayyid Amir Khan Abdullah bin Sayyid Abdul Malik, lahir di kota
Nashr Abad, ada juga yang mengatakan bahwa ia lahir di sebuah desa dekat
Naserabad. Ia anak kedua dari Sayyid Abdul Malik
Sejarah mencatat meratanya serbuan dan perampasan bangsa Mongol
di belahan Asia. Diantara nama yang terkenal dari penguasa-penguasa Mongol
adalah Khubilai Khan. Setelah Mongol menaklukkan banyak bangsa, maka muncullah
Raja-raja yang diangkat atau diakui oleh Mongol dengan menggunakan nama
belakang “Khan”, termasuk Raja Naserabad, India.
Setelah Sayyid Abdul Malik menjadi menantu bangsawan Naserabad,
mereka bermaksud memberi beliau gelar “Khan” agar dianggap sebagai bangsawan
setempat sebagaimana keluarga yang lain. Hal ini persis dengan cerita Sayyid
Ahmad Rahmatullah ketika diberi gelar “Raden Rahmat” setelah menjadi menantu
bangsawan Majapahit. Namun karena Sayyid Abdul Malik dari bangsa “syarif”
(mulia) keturunan Nabi, maka mereka menambah kalimat “Azmat” yang berarti mulia
(dalam bahasa Urdu India) sehingga menjadi “Azmatkhan”. Dengan huruf arab,
mereka menulis عظمت خان bukan عظمة خان, dengan huruf latin mereka menulis
“Azmatkhan”, bukan “Adhomatu Khon” atau “Adhimat Khon” seperti yang ditulis
sebagian orang.
Sayyid Abdul Malik juga dikenal dengan gelar “Al-Muhajir
Ilallah”, karena beliau hijrah dari Hadhramaut ke India untuk berda’wah,
sebagaimana kakek beliau, Sayyid Ahmad bin Isa, digelari seperti itu karena
beliau hijrah dari Iraq ke Hadhramaut untuk berda’wah
Nama putra Sayyid Abdul Malik adalah “Abdullah”, penulisan “Amir
Khan” sebelum “Abdullah” adalah penyebutan gelar yang kurang tepat, adapun yang
benar adalah Al-Amir Abdullah Azmatkhan. Al-Amir adalah gelar untuk pejabat
wilayah. Sedangkan Azmatkhan adalah marga beliau mengikuti gelar ayahanda.
Sebagian orang ada yang menulis “Abdullah Khan”, mungkin ia
hanya ingat Khan-nya saja, karena marga “Khan” (tanpa Azmat) memang sangat
populer sebagai marga bangsawan di kalangan orang India dan Pakistan. Maka
penulisan “Abdullah Khan” itu kurang tepat, karena “Khan” adalah marga
bangsawan Pakistan asli, bukan marga beliau yang merupakan pecahan marga
Ba’alawi atau Al-Alawi Al-Husaini.
Ada yang berkata bahwa di India mereka juga menulis Al-Khan,
namun yang tertulis dalam buku nasab Alawiyyin adalah Azmatkhan, bukan Al-Khan,
sehingga penulisan Al-Khan akan menyulitkan pelacakan di buku nasab.
Sayyid Abdullah Azmatkhan pernah menjabat sebagai Pejabat
Diplomasi Kerajaan India, beliaupun memanfaatkan jabatan itu untuk menyebarkan
Islam ke berbagai negeri. Sejarah mencatat bagaimana beliau bersaing dengan
Marcopolo di daratan Cina, persaingan itu tidak lain adalah persaingan didalam
memperkenalkan sebuah budaya. Sayyid Abdullah memperkenalkan budaya Islam dan
Marcopolo memperkenalkan budaya Barat. Sampai saat ini, sejarah tertua yang
kami dapat tentang penyebaran Islam di Cina adalah cerita Sayyid Abdullah ini.
Maka bisa jadi beliau adalah penyebar Islam pertama di Cina, sebagaimana
beberapa anggota Wali Songo yang masih cucu-cucu beliau adalah orang pertama
yang berda’wah di tanah Jawa.
Ia (Sayyid Abdullah) mempunyai anak lelaki bernama Amir
Al-Mu’azhzham Syah Maulana Ahmad.” Nama beliau adalah Ahmad, adapun “Al-Amir
Al-Mu’azhzham” adalah gelar berbahasa Arab untuk pejabat yang diagungkan,
sedangkan “Syah” adalah gelar berbahasa Urdu untuk seorang Raja, bangsawan dan
pemimpin, sementara “Maulana” adalah gelar yang dipakai oleh muslimin India
untuk seorang Ulama besar.Sayyid Ahmad juga dikenal dengan gelar “Syah
Jalaluddin”.
Maulana Ahmad Syah Mu’azhzham adalah seorang besar, Ia diutus
oleh Maharaja India ke Asadabad dan kepada Raja Sind untuk pertukaran
informasi, kemudian selama kurun waktu tertentu ia diangkat sebagai wazir
(menteri). Ia mempunyai banyak anak lelaki. Sebagian dari mereka pergi meninggalkan
India, berangkat mengembara. Ada yang ke negeri Cina, Kamboja, Siam (Tailand)
dan ada pula yang pergi ke negeri Anam dari Mongolia Dalam (Negeri Mongolia
yang termasuk di dalam wilayah kekuasaan Cina). Mereka lari meninggalkan
India untuk menghindari kesewenang-wenangan dan kezhaliman Maharaja India pada
waktu terjadi fitnah pada akhir abad ke-7 Hijriah.
Di antara mereka itu yang pertama tiba di Kamboja ialah Sayyid
Jamaluddin Al-Husain Amir Syahansyah bin Sayyid Ahmad. Ia pergi meninggalkan
India tiga tahun setelah ayahnya wafat. Kepergiannya disertai oleh tiga orang
saudaranya, yaitu Syarif Qamaruddin. Konon, dialah yang bergelar ‘Tajul-muluk’.
Yang kedua ialah Sayyid Majiduddin dan yang ketiga ialah Sayyid Tsana’uddin.”
Sayyid Jamaluddin Al-Husain oleh sebagian orang Jawa disebut
Syekh Jumadil Kubro. Yang pasti nama beliau adalah Husain, sedangkan Jamaluddin
adalah gelar atau nama tembahan, sehingga nama beliau juga ditulis “Husain
Jamaluddin”. Adapun “Syahansyah” artinya adalah Raja Diraja. Namun kami yakin
bahwa gelar Syahansah itu hanyalah pemberian orang yang beliau sendiri tidak
tahu, karena Rasulullah SAW melarang pemberian gelar Syahan-syah pada selain
Allah.
Sayyid Husain juga memiliki saudara bernama Sulaiman, beliau
medirikan sebuah kesultanan di Tailand. Beliau dikenal dengan sebutan Sultan
Sulaiman Al-Baghdadi, barangkali beliau pernah tinggal lama di Baghdad. Nah,
Sayyid Husain dan Sayyid Sulaiman inilah nenek moyang daripada keluarga
Azmatkhan Indonesia, setidaknya yang kami temukan sampai saat ini.
KESAKSIAN KETIGA:
Menurut Sayyid Ali bin Abu Bakar As-Sakran dalam Kitab Nasab
yang bernama Al-Jawahir Al-Saniyyah, berkata: "Al-Azmatkhan adalah fam
yang dinisbatkhan kepada Al-Imam As-Sayyid Abdul Malik Azmatkhan bin 'Alawi
'Ammil Faqih".
KESAKSIAN KEEMPAT:
Menurut Ad-Dawudi dalam Kitab Umdatut Thalib berkata,
""Al-Azmatkhan adalah fam yang dinisbatkhan kepada Al-Imam As-Sayyid
Abdul Malik Azmatkhan bin 'Alawi 'Ammil Faqih, dan keturunannya masih ada
sampai sekarang ini melalui jalur Walisongo di Jawa".
KESAKSIAN KELIMA:
Penelitian sayyid Zain bin abdullah alkaf dalam kitabnya
"Ilhaafun Nazhooir" yang dikutip dalam buku khidmatul 'asyirah
karangan Habib Ahmad bin Abdullah bin Muhsin Assegaf; MEMBENARKAN &
MEM-VALID-KAN nasab jalur Azmatkhan.
KESAKSIAN KEENAM:
Penelitian Al-Alammah As-Sayyid Abdurrahman bin Muhammad Husain
Al-Masyhur dalam Kitab Syamsud Zhahirah, yang memvalidkan nasab jalur
Azmatkhan.
KESAKSIAN KETUJUH
Kesaksian dari Sayyid Ali bin Ja'far Assegaf Palembang.
Bermula silsilah wali songo ditemukan oleh sayid Ali bin Ja’far
Assegaf pada seorang keturunan bangsawan Palembang. Dalam silsilah tersebut
tercatat tuan Fakih Jalaluddin yang dimakamkan di Talang Sura pada tanggal 20
Jumadil Awal 1161 hijriyah, tinggal di istana kerajaan Sultan Muhammad Mansur
mengajar ilmu ushuluddin dan alquran. Dalam silsilah tersebut tercatat nasab
seorang Alawiyin bernama sayid Jamaluddin Husein bin Ahmad bin Abdullah bin
Abdul Malik bin Alwi bin Muhammad Shohib Mirbath, yang mempunyai tujuh anak
laki. Di samping itu tercatat pula nasab keturunan raja-raja Palembang yang
bergelar pangeran dan raden, nasab Muhammad Ainul Yaqin yang bergelar Sunan
Giri.
KESAKSIAN KEDELAPAN:
Penelitian As-Sayyid Muhammad bin Ahmad bin Umar Asy-Syathiri dalam Kitab Al-Mu'jam Al-Lathif.
KHILAFAH AZMATKHAN
Keluarga Azmatkhan
sejauh ini tercatat memimpin banyak Kesultanan atau Kerajaan di Asia Tenggara.
Diantaranya :
(1)Kesultanan Nasirabad – India
(2)Kesultanan Adipati Bagelen
(3)Kesultanan Adipati Bangkalan – Madura
(4)Kesultanan Adipati Gerbang Hilir
(5)Kesultanan Adipati Jayakarta
(6)Kesultanan Adipati Manonjaya
(7)Kesultanan Adipati Pajang
(8)Kesultanan Adipati Pakuan
(9)Kesultanan Adipati Sukapura
(10)Kesultanan Adipati Sumenep
(11)Kesultanan Adipati Tasikmalaya
(12)Kesultanan Ampel Denta – Surabaya
(13)Kesultanan Banten
(14)Kesultanan Campa (Kamboja)
(15)Kesultanan Cirebon Larang / Carbon Larang
(16)Kesultanan Demak Bintoro
(17)Kesultanan Giri Kedaton
(18)Kesultanan Kacirebonan – Cirebon
(19)Kesultanan Kanoman – Cirebon
(20)Kesultanan Kasepuhan – Cirebon
(21)Kesultanan Kedah - Malaysia (Ada tautan dari pihak wanita Azmatkhan)
(22)Kesultanan Kelantan – Malaysia
(23)Kesultanan Mangkunegaran (ada tautan dari pihak wanita Azmatkhan)
(24)Kesultanan Mataram Islam (ada tautan dari pihak wanita Azmatkhan)
(25)Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat (ada tautan dari pihak wanita Azmatkhan)
(26)Kasunanan Surakarta Hadiningrat (ada tautan dari pihak wanita Azmatkhan)
(27)Kesultanan Pakualaman
(28)Kesultanan Palembang Darusalam
(29)Kesultanan Patani – Thailand
(30)Kesultanan Sumedang Larang / Sunda Larang
(31)Kesultanan Surabaya (Kelanjutan Kesultanan Ampel Denta)
(32)Kesultanan Ternate
(33)Keratuan Darah Putih, Lampung
(1)Kesultanan Nasirabad – India
(2)Kesultanan Adipati Bagelen
(3)Kesultanan Adipati Bangkalan – Madura
(4)Kesultanan Adipati Gerbang Hilir
(5)Kesultanan Adipati Jayakarta
(6)Kesultanan Adipati Manonjaya
(7)Kesultanan Adipati Pajang
(8)Kesultanan Adipati Pakuan
(9)Kesultanan Adipati Sukapura
(10)Kesultanan Adipati Sumenep
(11)Kesultanan Adipati Tasikmalaya
(12)Kesultanan Ampel Denta – Surabaya
(13)Kesultanan Banten
(14)Kesultanan Campa (Kamboja)
(15)Kesultanan Cirebon Larang / Carbon Larang
(16)Kesultanan Demak Bintoro
(17)Kesultanan Giri Kedaton
(18)Kesultanan Kacirebonan – Cirebon
(19)Kesultanan Kanoman – Cirebon
(20)Kesultanan Kasepuhan – Cirebon
(21)Kesultanan Kedah - Malaysia (Ada tautan dari pihak wanita Azmatkhan)
(22)Kesultanan Kelantan – Malaysia
(23)Kesultanan Mangkunegaran (ada tautan dari pihak wanita Azmatkhan)
(24)Kesultanan Mataram Islam (ada tautan dari pihak wanita Azmatkhan)
(25)Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat (ada tautan dari pihak wanita Azmatkhan)
(26)Kasunanan Surakarta Hadiningrat (ada tautan dari pihak wanita Azmatkhan)
(27)Kesultanan Pakualaman
(28)Kesultanan Palembang Darusalam
(29)Kesultanan Patani – Thailand
(30)Kesultanan Sumedang Larang / Sunda Larang
(31)Kesultanan Surabaya (Kelanjutan Kesultanan Ampel Denta)
(32)Kesultanan Ternate
(33)Keratuan Darah Putih, Lampung
DAFTAR KEPUSTAKAAN (BUKU-BUKU YANG
MENJELASKAN)
TENTANG AZMATKHAN :
Sayyid Ahmad bin
Anbah,Umdatuth Thaalib Fii Ansaabi Aali Abi Thaalib
Sayyid Ali As-Samhudiy,
Jawaahir Al-Aqdaini Fii Ansaabi Abnaai As-Sibthaini
Sayyid Abu Thalib
Taqiyyuddin An-Naqiibi, Ghaayatu Al-Ikhtishoori Fii Al-buyuutaati
Al-'Alawiyyati Al-Mahfuzhati Min Al-Ghayyaari.
As-Sayyid Al-Muhaddits
Husain bin Abdurrahman Al-Ahdali, Tuhfatuz Zaman Fii Taariikhi Saadaatil Yamani
As-Sayyid Abu Fadhal
Muhammad Al-Kazhimi Al-Husaini, An-Nafkhah Al-Anbariyyah Fii Ansaabi Khairil
Bariyyah
As-Sayyid Dhoomin bin
Syadqam, Tuhfatul Azhaari Fii Ansaabi Aal An-Nabiyyi Al-Mukhtaari
As-Sayyid Ahmad bin Hasan
Al-Attas, Uquud Al-Almaas
Sayyid Jamaluddin
Abdullah Al-Jurjaani Al-Husaini, Musyajjarah Al-Mutadhammin Ansaabi Ahlilbaiti
Ath-Thaahiri
As-Sayyid Al-Imam
Muhammad bin Ahmad bin 'Amiiduddin Al-Husaini An-Najafiy, Kitab Bahrul Ansaabi
As-Sayyid Murtadha Az-Zabiidi,
Al-Musyajjir Al-Kasysyaaf Li Ushuulis Saadah Al-Asyraaf
As-Sayyid Husain bin
Muhammad Ar-Rifaa'i Al-Mishri, Bahrul Ansaabil Muhiith
As-Sayyid 'Ali bin Abi
Bakar asy-Syakran, Al-Jawaahir As-Saniyyah Fii Ansaabi Al-Husainiyyah
As-Sayyid Abdurrahman
bin Muhammad Al-Masyhur Al-Husaini Al-Hadrami, Kitab Syamsuzh Zhahiirah
As-Sayyid Ahmad bin
Abdullah bin Muhsin Assegaff, Khidmah Al-'Asyiirah Bi Tartiibi wa Talkhiishi Wa
Tadzliili Syamsizh Zhahiirah
As-Sayyid Dhiyaa'u
Syihaab, Ta'liiqaat Mabsuuthah Wa Mufashsholah 'Alaa Syamsizh Zhahiirah
As-Sayyid Umar bin
Alawi Al-Kaff, Al-Faraayid Al-Jauhariyyah Fii Tarraajumi Asy-Syaharah
Al-'Alawiyyah
As-Sayyid Umar bin
Abdurrahman bin Shihabuddin, Syajaratul Alawiyyah
As-Sayyid Muhammad bin
Ahmad bin Umar Asy-Syathiri, Kitab Al-Mu'jam Al-Lathif
As-Sayyid Bahruddin
Ba'alawi Al-Husaini, Ansaabi Wali Songo,
As-Sayyid Abi
Al-Mu'ammar Yahya bin Muhammad bin Al-Qasim Ba'alawi Al-Husaini, Kitab Abnaaul
Imam Fii Mishra Was Syaami Al-Hasani Wal Husaini,
As-Sayyid
Al-Qalqasandiy Al-Hasani, Nihaayatul Urabi Fi Ma'rifati Al-Ansaabi Al-'Arabi,
Al-Imam Abi Sa'di
Abdil Karim bin Muhammad bin Mansur At-Tamimiy As-Sam'aaniy, Kitab Al-ansaab
Al-Imam Ahmad bin
Yahya bin Jabir Al-Balaadiri,Kitabu Al-Jumali Min Ansaabil Asyraaf