Oleh:
Sayyid Iwan Mahmoed Al-Fattah Azmatkhan
Pertempuran 10 November 1945 adalah pertempuran yang paling mencekam dan heroik dalam sejarah perang di Indonesia. Semua elemen turun kelapangan untuk mempertahankan kota Surabaya dari serangan sekutu. Untuk para pejuang, pertempuran 10 November itu tidak akan pernah terlupakan. Pertempuran yang legendaris ini betul betul sangat terkenal diberbagai mancanegara pada masa itu. Banyak yang tidak menyangka jika arek arek suroboyo saat itu mampu melakukan perlawanan yang gila gilaan, semua sudah tidak memikirkan nyawa lagi, semua berjuang sampai titik darah terakhir, sikap bondo nekat arek suroboyo betul betul keluar pada pertempuran ini.
Pertempuran ini memang sangat terkenal, dan tokoh tokoh pada pertempuran ini juga tidak kalah terkenal. Tokoh tokoh 10 November yang paling terkenal adalah BUNG TOMO. Bung Tomo terkenal sebagai pejuang dengan nyali macan, beliau orang karakternya keras dan apa adanya, kalau salah dia bilang salah, kalau benar dia bilang benar, Soeharto saja pada tahun 1974 pernah dia kritik melalui sebuah surat yang terdapat dalam buku biografinya. Bung Tomo pada saat pertempuran 10 November terus menerus menggelorakan perlawanan melalui orasi dan takbirnya. berkali-kali beliau berteriak Allahu Akbar, berkali kali dia mengangkat moral semua kalangan di surabaya, dari mulai tukang becak, buruh, warga daerah semua beliau berikan motivasi, sehingga tidak heran dengan teriakan teriakan orasi dan takbirnya yang menggelegar semua elemen disurabaya turun bertempur..
Saya sendiri ketika mendengar rekaman suara bung tomo, cukup merinding mendengarnya. siapapun mereka ketika mendengar orasi yang beliau lontarkan akan bergetar. Orasi dan teriakan takbir yang disuarakan oleh bung tomo ini memang lain daripada yang lain. Suaranya keras, tegas dan berwibawa. Untuk melakukan hal seperti ini setahu saya memang membutuhkan kemampuan khusus yang tidak semua orang punya, nah bung tomo punya modal seperti itu, baik bakat maupun ketrampilan orasinya. Bung Tomo memang pejuang sejati, tidak hanya dilapangan dia mampu namun orasipun dia cukup piawai. Bahasanya tidak berbelit-belit seperti para politikus , bahasanya jelas, lugas dan mengena. Perjuangan semua sisi beliau lakukan, namun demikian perjuangan yang beliau lakukan itu juga berdasarkah restu para ulama seperti KH Hasyim Asy'ary. Bung Tomo juga sangat terkenal dalam menghormati ulama, beliau adalah pejuang yang juga dekat dengan ulama dan ini terbukti dengan adanya teriakan takbirnya. Siaran radio yang dia gelorakan keseluruh rakyat surabaya membawa dampak yang hebat, Surabaya menjadi ladang pertempuran yang heroik, berbagai kalangan bahu membahu dalam mempertahankan kota surabaya, walaupun kedudukan tidak seimbang baik itu dari sisi senjata dan personil, namun perlawanan arek arek suroboyo ini benar-benar diluar dugaan tentara sekutu. Akibatnya dengan adanya pertempuran 10 Novembr ini mata dunia jadi terbuka tentang Indonesia.
Bung Tomo adalah sosok pejuang sejati, namun tidak banyak yang tahu jika nasab beliau bersambung pada keluarga besar walisongo (Azmatkhan). Berdasarkan Kitab Nasab ENSIKLOPEDIA NASAB AL HUSAINI SELURUH DUNIA, OLEH AL ALLAMAH SAYYID BAHRUDDIN AZMATKAHN ALHAFIZH DAN SAYYID SHOHIBUL FAROJI AZMATKHAN AL AHAFIZH (SYEKH MUFTI KESULTANAN PALEMBANG DARUSSALAM), PENERBIT MADAWIS TAHUN 2011, Beliau adalah Keturunan dari Raden Fattah yang merupakan pendiri kesultanan demak. Kesultanan Demak juga merupakan pelopor perlawanan terhadap penjajah kolonial, karena pada tahun 1518 telah mengadakan penyerangan demi mengatasi penjajahan portugis di malaka.
Bung Tomo adalah trah bangsawan, namun sekalipun beliau keturunan tokoh hebat pada masa lalu, sosok beliau lebih dikenal secara sederhana dan apa adanya, sikapnya tidak dibuat buat. gaya beliau gaya suroboyoan yang apa adanya dan terbuka. Memang banyak dari pejuang kita jika diteliti nasabnya kebanyakan mereka memiliki hubungan nasab dengan walisongo, termasuk Bung Tomo ini. Namun seperti kebiasaan para keturunan walisongo, kebanyakan nasab yang mereka miliki hanya disimpan dan tidak dipamer pamerkan keumum. Kebanyakan keturunan walisongo lebih senang dirinya menjadi orang Indonesia sejati ketimbang dikenal sebagai ahlul bait (bukan berarti mereka mengingkari). Soeharto sendiri dengan sosok Bung Tomo cukup segan, sehingga diantara tokoh politik yang pernah mengkritik Pak harto, nyaris tokoh bung tomo tidak pernah "disentuh" pada masa orde baru. Ketika Bung tomo tidak pernah diangkat menjadi Pahlawan, keluarga besarnya malah bersikap biasa saja, karena walaupun dulu sempat tidak pernah diangkat menjad pahlawan, bung tomo tetap harum harum.
Bung Tomo adalah salah satu sosok keluarga besar walisongo yang patut ditiru, teriakan takbirnya betul betul bermakna dan meresap bagi orang yang mendengarnya, teriakan takbir seperti yang dilakukan Bung tomo betul betul menjadi sebuah fakta sejarah yang tidak terbantahkan, karena itu terekam dengan jelas. Takbirnya itu betul betul lain daripada yang lain, tidak ada nuansa politik atau kekerasan, semua murni karena Allah untuk mempertahankan kemerdekaan. Takbir takbir seperti ini yang harusnya kita contoh, bertakbir namun bermakna, ketimbang bertakbir ada unsur politik dan juga unsur kekerasan.
Pada tahun 1980 saat beliau melaksanakan ibadah haji, akhirnya bung tomo wafat, lagi lagi indonesia kehilangan putra terbaiknya. Namun kisah heroik beliau dalam mengumandangkan takbir tidak akan pernah lenyap dalam kenangan bangsa ini...
Selamat Jalan pejuang sejati....
Keluarga Besar walisongo akan selalu bangga terhadap dirimu.....