Oleh:
Sayyid Iwan Mahmoed Al-Fattah Azmatkhan
Azmatkhan, sebuah kata yang saat ini cukup banyak menjadi pembahasan dan dalam dunia ilmu nasab FAM yang satu ini rasa rasanya sudah tidak asing lagi. AZMATKHAN yang merupakan FAM keluarga besar walisongo, saat ini perkembangannya sudah sangat luas. Saat ini sudah banyak orang yang berani menunjukkan idendetitas dirinya jika ia adalah keturunan AZMATKHAN. Saking begitu luasnya penyebaran Klan yang satu ini, dimana-mana akan sering kita temui orang-orang yang merupakan keturunan dari KLan ini memakain FAM tersebut. Dahulunya untuk mendeteksi keturunan walisongo memang sangat sulit karena tidak dipopulerkannya pemakaian FAM KELUARGA BESAR yang satu ini dengan alasan untuk kepentingan dakwah dan untuk menghindari perburuan dari penjajah kolonial. Kalau ada yang merasa aneh dengan munculnya FAM ini, ya berarti dialah yang aneh, ini sekaligus menunjukkan jika dia buta akan sejarah ilmu nasab, terutama perkembangan nasab walisongo yang telah berdiaspora kemana-mana, apalagi dan padahal sudah sangat jelas bahwa AZMATKHAN adalah FAMNYA WALISONGO, makanya ketika ada pertemuan silaturahim antar ulama keturunan walisongo tahun 2003 yang salah satunya dihadiri oleh TheGrand-Mufti Kesultanan Palembang Darussalam beberapa tahun yang lalu, muncullah langkah cerdas dan briliant untuk kembali mengangkat FAM milik keluarga besar walisongo ini. Gayung bersambut..maka semenjak pertemuan yang monumental itu, mulailah kembali dipakai FAM ini. Sisi positif dari adanya FAM AZMATKHAN ini, ketika bertemu dengan sesama AZMATKHAN, maka sudah pasti sisi persaudaraannya sangat kuat, karena adanya persamaan nasab. Kalau dikemudian hari ada yang tidak setuju dengan munculnya FAM yang satu ini, bilangsaja begini..."AH EMANG GUE PIKIRIN...." atau katakan saja, "GITU AJA KOK REPOT..." Beres kan?
Walisongo yang notabenenya pemakai FAM AZMATKHAN, keturunannya memang sangat banyak, begitu banyaknya keturunan walisongo, sampai sampai mereka itu ada dimana-mana, bahkan sampai ada dipedalaman. Mereka keturunan Walisongo banyak yang menyebar atau berdiaspora dengan lingkungan yang mereka tempati. Kita akan pangling bila suatu saat ada orang mengaku sebagai keturunan walisongo tapi wajahnya sudah tidak mirip dengan arab yang merupakan asal muasal walisongo. wajah mereka banyak yang lebih cenderung mengikuti wajah wajah melayu. Untuk membuktikan bahwa mereka keturunan walisongo, biasanya banyak dari mereka memegang catatan catatan nasab dari leluhurnya. ada juga riwayat yang dituturkan secara turun temurun yang riwayat itu diketahui secara mahsyur dan didukung dengan adanya beberapa catatan nasab yang mereka miliki. Memang intensitas pemahaman nasab tidak semua orang serius, namun jika diteliti lebih lanjut, dan melihat fakta dilapangan, ternyata memang diketahui telah banyak keturunan walisongo yang menyebar atau berdiaspora dimana-mana
Kenapa saya katakan bahwa keturunan walisongo banyak dan berdiaspora dimana-mana? apakah klaim ini tidak berlebihan, mengingat beberapa waktu yang lalu, ada beberapa oknum yang mengatakan jika walisongo tidak punya keturunan untuk masa sekarang?. Dengan alasan data walisongo sudah 600 tahun tidak tercatat, si oknum tersebut mengatakan nasab walisongo putus dengan generasi yang sekarang. Yang mengucapkan bahwa walisongo tidak punya keturunan, ya seperti yang sudah-sudah, itu itu saja orangnya, dan semoga orang itu diberikan petunjuk oleh Allah mengenai walisongo.
Berdasarkan kitab ENSIKLOPEDIA NASAB AL HUSAINI yang DISUSUN OLEH AL ALLAMAH SAYYID BAHRUDDIN AZMATKHAN AL HAFIZH & SAYYID SHOHIBUL FAROJI AZMATKHAN (THEGRAND-MUFTI KESULTANAN PALEMBANG DARUSSALAM) PENERBIT MADAWIS, TAHUN 2011, justru mengatakan sebaliknya dari statement si oknum tersebut. Dari Kitab Nasab yang Fenomena ini diketahui jika keluarga besar keturunan walisongo hampir merata dan menyebar diberbagai wilayah Nusantara. Jangan kira jika walisongo itu keturunannya hanya ada di Jawa. Keturunan walisongo itu banyak dan tersebar diberbagai tempat. bahkan tidak tanggung-tanggung diwilayah Asia Tenggara saja keturunan walisongo itu banyak.
Adanya keturunan walisongo yang menyebar dimana-mana membuktikan jika DIASPORA keluarga besar Alawiyyin juga dilakukan dengan dahsyat oleh keluarga besar walisongo, walisongo memang hebat, mereka dalam berdakwah melakukan jemput bola, kebanyakan mereka bergerak keberbagai daerah, demikian pula anak dan keturunan mereka. Sunan Kalijaga bahkan dijuluki SYEKH MALAYA, karena pernah melakukan safari dakwah ke malaysia. Tidak heran dengan adanya gerakan dakwah mereka yang terus bergerak, keturunan walisongo ada dimana-mana. Apalagi pada masa itu walisongo memiliki istri lebih dari satu dan memiliki anak yang banyak, yang rata-rata anak anak mereka meneruskan jejak mereka dalam berdakwah. Kita bisa bayangkan jika satu anak dari walisongo keturunannya ribuan, berapa jumlah keturunan dari walisongo itu, Allah Akbar....Satu walisongo saja, anaknya ada yang sampai 21 orang, belum walisongo yang lain. Dengan jumlah yang luar biasa itu, sudah kita bisa bayangkan berapa banyak keturunan mereka itu? nah dengan jumlah yang bisa membuat kita ternganga nganga, masih pantaskah dikatakan walisongo tidak punya keturunan???
Van Der Berg salah seorang peneliti kaum arab hadramaut, pada tahun 1856 pernah melakukan riset terhadap beberapa keturunan arab hadramaut yang ada dinusantara, dalam penelitiannya tersebut, dia mendapati fakta, bahwa ternyata banyak keturunan dari orang orang arab yang telah menjelma menjadi orang indonesia asli, termasuk keturunan keluarga besar walisongo yang sudah menjadi orang jawa tulen..Van Der Berg bahkan sempat tidak sadar jika suatu saat ia telah ngobrol dengan seorang Jawa, padahal aslinya orang tersebut keturunan arab hadramaut, itu dikarenakan banyak dari wajah keturunan arab hadramaut hampir tidak arab lagi. perlu diketahui bahwa Hadramaut adalah cikal bakal asal muasal keluarga besar walisongo sebelum mereka hijrah di Negeri India, khususnya di era Sayyid Abdul Malik Azmatkhan..
Dalam kitab Nasab yang fenomena tersebut juga dikatakan bahwa banyak keturunan walisongo yang namanya lebih bernuansa lokal, baik itu nama ataupun gelar, namun demikian walaupun banyak dari mereka memakai nama lokal, nama-nama islam merekapun tetap ada dan tercantum. Dan dalam ilmu nasab memang nama-nama yang islam dan dekat dengan nama ahlul bait tetap digunakan dengan stabil, termasuk keluarga besar walisongo, hanya saja karena mereka lebih banyak berkecimpung dinegara Nusantara yang cenderung multi kultur, maka budaya setempatlah yang lebih dominan ketimbang budaya budaya mereka yang terdahulu. Kecuali atribut atribut ketakwaan seperti Pakaian.
Walisongo disamping sukses melakukan diaspora ajaran islam yang damai yang kultural, ternyata mereka juga berhasil melakukan diaspora nasab keberbagai belahan tempat dinusantara ini, bahkan sudah merambat ke Asia Tenggara dan beberapa negara Timur Tengah. Mereka telah berhasil dua diaspora, diaspora agama dan diaspora nasab. Diaspora Nasab ini juga kelak akan menurunkan banyak pemimpin-pemimpin dinegara yang kita cintai ini...
Wallahu A'lam Bisshowab.........