Rabu, 31 Oktober 2012

(4B) Imam ‘Ali Zainal Abidin As-Sajjad



Oleh:


Nama : Ali Al-Ausath
Gelar : Zainal Abidin, As-Sajjad
Julukan : Abu Muhammad
Ibu : Syahar Banu
Tempat/Tgl Lahir : Madinah, 15 Jumadil Ula 36 H.
Hari/Tgl Wafat : 25 Muharram 95 H.
Umur : 57 Tahun
Sebab Kematian : Diracun Hisyam bin Abdul Malik, di Zaman al-Walid
Makam : Baqi' Madinah
Jumlah Anak : 17 orang; 13 Laki-Laki dan 4 Perempuan
Anak Laki-laki : Muhammad Al-Baqir, Abdullah Al-Bahir, Hasan, Husein Al-Akbar, Zaid Asy-Syahid, 'Umar Al-Asyraf, Husein Al-Asghor, Abdurrahman, Sulaiman, Ali Al-Akbar, Ali Al-Asghar, Al-Qasim, Muhammad al-Asghor
Anak perempuan : Khadijah, Fatimah, Aliyah, Ummu Kaltsum

Riwayat hidup

Beliau adalah Al-Imam Ali Zainal Abidin bin Hussein bin Ali bin Abi Thalib (semoga Allah meridhoi mereka semua). Beliau dijuluki dengan julukan Abal Hasan atau Abal Husain. Beliau juga dijuluki dengan As-Sajjad (orang yang ahli sujud).
Beliau adalah seorang yang ahli ibadah dan panutan penghambaan dan ketaatan kepada Allah. Beliau meninggalkan segala sesuatu kecuali Tuhannya dan berpaling dari yang selain-Nya, serta yang selalu menghadap-Nya. Hati dan anggota tubuhnya diliputi ketenangan karena ketinggian makrifahnya kepada Allah, rasa hormatnya dan rasa takutnya kepada-Nya. Itulah sifat-sifat beliau, Al-Imam Ali Zainal Abidin.
Beliau dilahirkan di kota Madinah pada tahun 33 H, atau dalam riwayat lain ada yang mengatakan 38 H. Beliau adalah termasuk generasi tabi’in. Beliau juga seorang imam agung. Beliau banyak meriwayatkan hadits dari ayahnya (Al-Imam Husain), pamannya Al-Imam Hasan, Jabir, Ibnu Abbas, Al-Musawwir bin Makhromah, Abu Hurairah, Shofiyyah, Aisyah, Ummu Kultsum, serta para ummahatul mukminin/isteri-isteri Nabi SAW (semoga Allah meridhoi mereka semua). Beliau, Al-Imam Ali Zainal Abidin, mewarisi sifat-sifat ayahnya (semoga Allah meridhoi keduanya) di didalam ilmu, zuhud dan ibadah, serta mengumpulkan keagungan sifatnya pada dirinya di dalam setiap sesuatu.
Berkata Yahya Al-Anshari, “Dia (Al-Imam Ali bin Husain) adalah paling mulianya Bani Hasyim yang pernah saya lihat.” Berkata Zuhri, “Saya tidak pernah menjumpai di kota Madinah orang yang lebih mulia dari beliau.” Hammad berkata, “Beliau adalah paling mulianya Bani Hasyim yang saya jumpai terakhir di kota Madinah.” Abubakar bin Abi Syaibah berkata, “Sanad yang paling dapat dipercaya adalah yang berasal dari Az-Zuhri dari Ali dari Al-Husain dari ayahnya dari Ali bin Abi Thalib.”
Kelahiran beliau dan Az-Zuhri terjadi pada hari yang sama. Sebelum kelahirannya, Nabi SAW sudah menyebutkannya.
Beliau shalat 1000 rakaat setiap hari dan malamnya. Beliau jika berwudhu, pucat wajahnya. Ketika ditanya kenapa demikian, beliau menjawab, “Tahukah engkau kepada siapa aku akan menghadap?.” Beliau tidak suka seseorang membantunya untuk mengucurkan air ketika berwudhu. Beliau tidak pernah meninggalkan qiyamul lail, baik dalam keadaan di rumah ataupun bepergian. Beliau memuji Abubakar, Umar dan Utsman (semoga Allah meridhoi mereka semua). Ketika berhaji dan terdengar kalimat, “Labbaikallah…,” beliau pingsan.
Suatu saat ketika beliau baru saja keluar dari masjid, seorang laki-laki menemuinya dan mencacinya dengan sedemikian kerasnya. Spontan orang-orang di sekitarnya, baik budak-budak dan tuan-tuannya, bersegera ingin menghakimi orang tersebut, akan tetapi beliau mencegahnya. Beliau hanya berkata, “Tunggulah sebentar orang laki-laki ini.” Sesudah itu beliau menghampirinya dan berkata kepadanya, “Apa yang engkau tidak ketahui dari diriku lebih banyak lagi. Apakah engkau butuh sesuatu sehingga saya dapat membantumu?.” Orang laki-laki itu merasa malu. Beliau lalu memberinya 1000 dirham. Maka berkata laki-laki itu sembari mengembalikan uang tersebut, “Saya bersaksi bahwa engkau adalah benar-benar cucu Rasulullah.”
Beliau berkata, “Kami ini ahlul bait, jika sudah memberi, pantang untuk menginginkan balasannya.” Beliau sempat hidup bersama kakeknya, Al-Imam Ali bin Abi Thalib, selama 2 tahun, bersama pamannya, Al-Imam Hasan, 10 tahun, dan bersama ayahnya, Al-Imam Husain, 11 tahun (semoga Allah meridhoi mereka semua).
Beliau setiap malamnya memangkul sendiri sekarung makanan diatas punggungnya dan menyedekahkan kepada para fakir miskin di kota Madinah. Beliau berkata,“Sesungguhnya sedekah yang sembunyi-sembunyi itu dapat memadamkan murka Tuhan.” Muhammad bin Ishaq berkata, “Sebagian dari orang-orang Madinah, mereka hidup tanpa mengetahui dari mana asalnya penghidupan mereka. Pada saat Ali bin Al-Husain wafat, mereka baru mengetahui dari mana asalnya, mereka tak lagi mendapatkan penghidupan itu.”
Beliau jika meminjamkan uang, tak pernah meminta kembali uangnya. Beliau jika meminjamkan pakaian, tak pernah meminta kembali pakaiannya. Beliau jika sudah berjanji, tak mau makan dan minum, sampai beliau dapat memenuhi janjinya. Ketika beliau berhaji atau berperang mengendarai tunggangannya, beliau tak pernah memukul tunggangannya itu. Manaqib dan keutamaan-keutamaan beliau tak dapat dihitung, selalu dikenal dan dikenang, hanya saja kami meringkasnya sampai disini.
Kuburan Imam 'Ali Zainal 'Abidin As-Sajjad

Beliau meninggal di kota Madinah pada tanggal 18 Muharrom 94 H, dan disemayamkan di pekuburan Baqi’, dekat makam dari pamannya, Al-Imam Hasan, yang disemayamkan di qubah Al-Abbas. Beliau wafat dengan meninggalkan 13 orang putra dan 4 orang putri. Adapun warisan yang ditinggalkannya kepada mereka adalah ilmu, kezuhudan dan ibadah. Wallahu a’lam bi shawwab[]

(3B) Imam Husain bin ‘Ali



Oleh:

Husain bin ‘Alī bin Abī Thālib  (3 Sya’ban 4 H - 10 Muharram 61 H; 8 Januari 626 – 10 Oktober 680 AD) adalah cucu dari Nabi Muhammad yang merupakan putra dari Fathimah Az-Zahra dan Ali bin ABi Thalib. Husain merupakan Imam ketiga bagi kebanyakan sekte Syiah dan Imam kedua bagi yang lain. Ia dihormati oleh Sunni karena ia merupakan Ahlulbait. Ia juga sangat dihormati kaum Sufi karena menjadi Wali Mursyid yang ke 2 setelah ayah beliau terutama bagi 313 Tarekat seluruh dunia.
Ia terbunuh sebagai syahid pada Pertempuran Karbala tahun 680 Masehi. Perayaan kesyahidannya disebut sebagai Hari Asyura dan pada hari itu kaum Muslim Syi'ah bersedih.

Kelahiran
Husain dilahirka 3 tahun setelah Hijrah Nabi ke Madinah (625 M), orang tuanya adalah ‘Ali bin Abi Thalib, sepupu Nabi Muhammad dan orang kepercayaannya, dan Fathimah Az-Zahra, putrid Nabi Muhammad. Husain adalah cucu kedua Nabi Muhammad.
Isteri-Isteri Imam Husain
Husain menikahi 3 orang wanita:
1.                  Syahr Banu
2.                  Ummu Rubab
3.                  Ummu Laila

Keturunan
Al-Husain memiliki 9 anak, mereka adalah:
1.         ‘Ali Al-Akbar
2.         'Ali Al-Ausath Zainal Abidin
3.         ‘Abdullah
4.         Muhammad
5.         Ja’far
6.         ‘Ali Al-Ashghar
7.         Zainab
8.         Fathimah
9.         Sukainah
Pertempuran Karbala
Tanggal 10 Muharram 61 H atau tanggal 10 Oktober 680 merupakan hari pertempuran Karbala yang terjadi di Karbala, Iraq sekarang. Pertempuran ini terjadi antara pasukan Bani Hasyim yang dipimpin oleh Husain bin Ali beranggotakan sekitar 70-an orang melawan pasukan Bani Umayyah yang dipimpin oleh Ibnu Ziyad, atas perintah Yazid bin Muawiyyah, Khalifah Umayyah saat itu.
Pada hari itu hampir semua pasukan Husain bin Ali, termasuk Husain-nya sendiri syahid terbunuh, kecuali pihak perempuan, serta anak Husain yang sakit bernama Ali bin Husain. Kemudian oleh Ibnu Ziyad mereka dibawa menghadap Khalifah di Damaskus, dan kemudian yang selamat dikembalikan ke Madinah.
Kuburan Imam Husain di Karbala

Imam dan Wali Mursyid
Selain menjadi Imam yang ke-3 dari 12 Imam bagi Madzhab Dua Belas Imam, al-Husain juga menjadi Wali Mursyid yang ke-2 bagi kaum Sufi terutama tarekat Qadiriyyah. Syekh Abdul Qadir Jailani sendiri ayah beliau adalah Hasani sedangkan ibunda beliau Husayni. Tapi garis tarekat ini jelas mengikuti keturunan Ali dari Husain hingga Ali Ridha, kemudian pindah keluar ahlul-bait. Tapi mulai dari Syekh Abdul Qadir Jilani, jabatan Wali Mursyid berikutnya hingga saat ini yang telah mencapai generasi ke 40 (di banyak cabang tarekat) umumnya dipegang kembali oleh keturunan Ahlul Bait baik Hasani maupun Husayni.

(3A) Imam Hasan bin ‘Ali bin Abi Thalib


Oleh:


Nama lengkap beliau adalah Abu Muhammad al-Hasan bin Ali bin Abi Thalib ra. bin Abdul Muth Thalib ra. bin Hasyim al-Qurasyi al-Hasyimi, cucu Rasulullah., putera dari puteri beliau Fathimah Az-Zahra dan raihanah(kesayangan) beliau. Orang yang paling mirip wajahnya dengan beliau, Lahir pada pertengahan Ramadhan tahun 3 H. Rasulullah saw. mentahniknya dengan ludah beliau dan memberinya nama al-Hasan. la adalah putera tertua Ali bin Abi Thalib ra.. Rasulullah saw. sangat mencintainya dan kadang kala beliau menjilati lidahnya sewaktu ia masih kecil, memeluknya dan bercanda dengannya. Kadang kala ia mendatangi Rasulullah saw. saat beliau sedang sujud lalu naik ke atas punggung beliau. Beliau membiarkannya dan meman-jangkan sujud karenanya. Dan kadang kala beliau membawanya naik ke atas mimbar.
Dalam hadits shahih1147 disebutkan bahwa ketika Rasulullah saw. berkhutbah, beliau melihat al-Hasan dan al-Husain datang menghampiri beliau. Beliau turun dari mimbar dan menggendong mereka berdua lalu membawa keduanya ke atas mimbar, kemudian beliau berkata, “Maha benar Allah SWT..  Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu)‘ (At-Taghabun:15).
Sesungguhnya aku melihat kedua anak ini berjalan dan jatuh, aku tidak sabar hingga turun mengambil keduanya.” Kemudian beliau berkata, ” Sesungguhnya kalian (anak-anak tersebut) termasuk kesayangan AllahSWT.. Dan kalian membuat kami bakhil dan penakut. “1148
Dalam Shahih al-Bukhari1149 disebutkan bahwa Abu Bakar mengimami kaum muslimin shalat beberapa malam setelah Rasulullah saw. Sll wafat. Kemudian beliau bersama Ali berjalan keluar. Lalu beliau melihat al-Hasan sedang bermain bersama anak-anak lainnya. Abu Bakar menggendongnya di atas punggungnya seraya berkata, “Demi Allah SWT., anak ini sangat mirip dengan Rasulullah saw., tidak mirip dengan Ali.” Ali tertawa saja mendengarnya.
Diriwayatkan dari Abu Juhaifah ia berkata,” Aku pernah melihat Rasulullah saw., dan al-Hasan bin Ali adalah orang yang paling mirip dengan beliau.”
Diriwayatkan oleh al-Bukhari dan Muslim.1150 Imam Ahmad281 berkata, “Abu Dawud ath-Thayalisi telah mencerita-kan kepada kami, ia berkata, Zam’ah telah menceritakan kepada kami dari Ibnu Abi Mulaikah, ia berkata, Fathimah menimang1151 al-Hasan bin Ali sambil mengatakan: Aduhai sungguh sangat mirip dengan nabi Tidak mirip dengan Ali
Abdurrazzaq dan yang lainnya1152 meriwayatkan dari Ma’mar dari az-Zuhri dari Anas bin Malik ia berkata, “Al-Hasan bin Ali adalah orang yang paling mirip wajahnya dengan Rasulullah saw.1153.”
Imam Ahmad1154 berkata, “Hajjaj telah menceritakan kepada kami, ia berkata, Israil telah menceritakan kepada kami dari Abu Ishaq dari Hani’ dari Ali, ia berkata, ‘Al-Hasan sangat mirip dengan Rasulullah saw. antara dada dan atas kepalanya. Dan al-Husain mirip dengan Rasulullah saw. dari dada ke bawah.”
Diriwayatkan oleh at-Tirmidzi1155 dari hadits Israil, beliau berkata, Hadits ini hasan gharib. Abu Dawud ath-Thayalisi1156 berkata, Qais telah meriwayatkan kepada kami dari Abu Ishaq dari Hani’ bin Hani’ dari Ali ia berkata, “Al-Hasan bin Ali adalah orang yang paling mirip dengan Rasulullah saw. dari wajah sampai ke pusarnya. Dan al-Husain adalah orang yang paling mirip dengan Rasulullah saw. dari pusar ke bawah.”
Telah diriwayatkan juga dari Abdullah bin Abbas dan Abdullah bin az-Zubair bahwa al-Hasan bin Ali sangat mirip dengan Rasulullah saw..1157
Keutamaan al-Hasan bin Ali
Diriwayatkan dari al-Bara’ bin ‘Azib 4& ia berkata, “Aku melihat Rasulullah saw. menggendong al-Hasan bin Ali di atas pundak beliau seraya berkata, “Ya Allah SWT., aku mencintainya maka cintailah dia.”
Diriwayatkan oleh al-Bukhari dan Muslim dari hadits Syu’bah.1158 Imam Ahmad1159 meriwayatkan dari Abu Hurairah ia berkata, “Pada suatu hari Rasulullah saw. pergi ke pasar Bani Qainuqa’ dengan dituntun oleh kedua tanganku. Beliau berkeliling di pasar tersebut. Kemudian kembali dan duduk di dalam masjid. Beliau berkata, ‘Di mana si Laka’ ? Panggil kemari si Laka’!’ Lalu datanglah al-Hasan berlari ke arah beliau lalu duduk di pang-kuan beliau. Rasulullah saw. memasukkan lidah beliau ke dalam mulutnya sembari berkata, “Ya Allah SWT., aku mencintainya maka cintailah dia dan cintailah orangorang yang mencintainya.” Beliau katakan sebanyak tiga kali.
Abu Hurairah berkata, “Tidaklah aku melihat al-Hasan melainkan menetes air mataku atau berlinang air mataku atau melainkan aku menangis.” Hadits ini shahih sesuai dengan syarat Muslim dan tidak dikeluarkan oleh keduanya.
Imam Ahmad1160 meriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa ia berkata, “Rasulullah saw. keluar menemui kami bersama al-Hasan dan al-Husain. Keduaduanya beliau gendong di atas pundak beliau. Sekali-kali beliau men-cium al-Hasan dan sekali kali mencium al-Husain, hingga beliau sampai di hadapan kami. Seorang lelaki berkata, “Wahai Rasulullah saw., engkau kelihatannya sangat mencintai keduanya.” Rasulullah saw. berkata, “Barangsiapa mencintai keduanya berarti ia telah mencintaiku dan barang-siapa membuat keduanya marah berarti ia telah membuatku marah.” Imam Ahmad terpisah seorang diri dalam periwayatan hadits ini.
Diriwayatkan dalam hadits Ali, Abu Sa’id, Buraidah1161 dan Hudzaifah bahwa Rasulullah saw. bersabda: “Al-Hasan dan al-Husain adalah pemimpin para pemuda penduduk Surga, dan ayah mereka lebih baik daripada mereka.” Dalam hadits Abdullah bin Syaddad dari ayahnya disebutkan bahwa suatu ketika Rasulullah saw. mengimami mereka shalat dalam sebuah shalat di malam hari. Beliau sujud dan memperpanjang sujud. Setelah salam beliau berkata kepada para makmum: ” Sesungguhnya cucuku ini -yakni al-Hasan- naik ke atas punggungku dan aku tidak ingin mengusirnya hingga ia merasa puas. ” 1162
Ats-Tsauri1163 meriwayatkan dari Abu Zubair dari Jabir ia berkata, “Aku menemui Rasulullah saw. sementara beliau membawa al-Hasan dan al-Husain di atas pundak beliau. Beliau berjalan merangkak sambil menggen-dong mereka di atas punggung beliau. Aku berkata, “Sebaik-baik unta adalah unta kalian berdua.” Rasulullah saw. menimpali, “Sebaik-baik anak unta adalah kalian berdua.”
Sanadnya sesuai dengan syarat Muslim dan belum dikeluarkan oleh mereka. Imam Ahmad 1164 berkata, Hasyim bin al-Qasim telah menyampaikan kepada kami dari Jarir dari Abdurrahman bin Abi Auf al-Jursyi dari Mu’awiyah ia berkata, “Aku melihat Rasulullah saw. mencium lidahnya.” Atau ia berkata, “Aku melihat Rasulullah saw. mencium bibirnya.” Yakni al-Hasan bin Ali . Sesungguhnya tidak akan terkena siksa lidah atau bibir yang dicium oleh Rasulullah saw. .” Imam Ahmad terpisah seorang diri dalam periwayatan hadits ini.
Dalam kitab ash-Shahih telah diriwayatkan dari Abu Bakrah, demikian pula diriwayatkan oleh Ahmad dari Jabir bin Abdillah bahwa Rasulullah saw. bersabda:
 Sesungguhnya cucuku ini adalah sayyid, kelak Allah SWT. Akan mendamaikan dua kelompok besar kaum muslimin melalui dirinya. Al-Hasan turun jabatan dan menyerahkan kepemimpinan kepada Mu’awiyah. Terjadilah apa yang dikatakan oleh Rasulullah saw. tadi.
Penghormatan Para Khalifah dan Para Sahabat yang Lainnya Kepada Beliau
Abu Bakar ash-Shiddiq memuliakan, menghormati, mencintai dan setia kepada al-Hasan. Demikian pula Umar bin al-Khaththab. Al-Waqidi 1165 meriwayatkan dari Musa bin Muhammad bin Ibrahim bin al-Harits at-Taimi dari ayahnya bahwa ketika Umar mencatat nama-nama sahabat yang berhak mendapat santunan negara, beliau memasukkan al-Hasan dan al-Husain dalam deretan sahabat yang mengikuti perang Badar yang mendapat lima ribu dirham sebulan.
Demikian pula Utsman bin Affan memuliakan al-Hasan dan al-Husain dan mencintai keduanya. Pada hari pengepungan terhadap Utsman bin Affan al-Hasan bin Ali berada di sisinya dengan pedang terhunus untuk melindungi1166 Utsman. Akan tetapi Utsman mengkhawatirkan keselamatannya. Utsman bersumpah menyuruhnya kembali ke rumah agar hati Ali menjadi tenang. Karena beliau sangat mengkhawatirkan keselamatannya.
Demikian pula Ali sangat memuliakan al-Hasan, menghormati dan mengagungkannya. Pada suatu hari ia pernah berkata kepada puteranya itu,1167 “Wahai anakku, maukah engkau berkhutbah? Aku ingin sekali mendengarkannya.” Al-Hasan menjawab, “Aku malu berkhutbah sementara aku melihatmu.”
Lalu Ali pergi dan duduk di tempat yang tidak terlihat oleh al-Hasan. Kemudian al-Hasan bangkit dan berkhutbah di depan manusia sedangkan Ali mendengarkannya. Ia menyampaikan khutbah yang sangat indah dan fasih. Setelah selesai Ali berkata, ” (sebagai) satu keturunan yang sebagiannya (keturunan) dari yang lain.” (Ali Imran: 34).
Abdullah bin Abbas biasanya mengambil sanggurdi untuk al-Hasan dan al-Husain apabila keduanya hendak menunggang hewan tunggangan. Beliau menganggap itu sebagai salah satu nikmat Allah SWT. kepadanya. Apabila keduanya melakukan thawaf di Baitullah al-Haram maka orang-orang berdesakdesakkan mengerumuni keduanya untuk mengucapkan salam kepada keduanya, semoga Allah SWT. meridhai keduanya dan membuat keduanya ridha.
Mu’awiyah juga memuliakan dan menghormati al-Hasan. la sering mengirim hadiah setiap tahun sebanyak seratus ribu dirham. Al-Hasan pernah datang mengunjunginya lalu Mu’awiyah memberinya hadiah sebanyak empat ratus ribu dirham. 1168 Ibnu az-Zubair pernah berkata, 1169 “Demi Allah SWT., wanita-wanita tidak akan lari dari orang seperti al-Hasan bin Ali.”
Hubungan Hasan bin 'Ali dengan Abu Bakar, Umar dan Utsman 
                                              Hubungan Hasan bin 'Ali dengan Abu Bakar, Umar dan Utsman 
Ibadah dan Kemuliaan Beliau
Ibnu Sa’ad 1170 meriwayatkan bahwasanya apabila al-Hasan bin Ali shalat subuh di masjid, selesai shalat beliau duduk di tempat shalat dan berdzikir hingga matahari meninggi. Para tokoh dan orang-orang terkemuka duduk berbincang-bincang bersama beliau. Kemudian beliau pulang dan menemui Ummahatul Mukminin untuk mengucapkan salam kepada mereka. Kadang kala Ummahatul Mukminin memberi bingkisan buat beliau, baru sete-lah itu beliau pulang ke rumah. Allah SWT. membagikan harta kepada beliau sebanyak tiga kali dan beliau melepaskannya sebanyak dua kali. Beliau menunaikan haji dua puluh lima kali dengan berjalan kaki, sementara unta-unta dituntun di depan beliau.
Demikianlah yang diriwayatkan oleh al-Baihaqi.1171 Imam al-Bukhari meriwayatkan secara mu’allaq dalam kitab Shahih1172 beliau bahwasanya al-Hasanathpergi menunaikan haji dengan berjalan kaki. Beliau memiliki kemuliaan yang sangat agung. Muhammad bin Sirin berkata, “Kadangkala al-Hasan bin Ali memberi seseorang hadiah sebesar seratus ribu dirham.”1173
Mereka juga mengatakan bahwa beliau banyak menikah,1174 empat orang istri hampir setiap saat selalu menyertai beliau. Beliau suka kawin cerai. Bahkan ada yang mengatakan bahwa beliau telah menikahi tujuh puluh orang wanita. Mereka juga menyebutkan1175 bahwa beliau mentalak dua istri dalam sehari. Seorang dari Bani Asad dan seorang dari suku Fazariyyah. Lalu beliau mengirim hadiah kepada keduanya masing-masing sebesar sepuluh ribu dirham dan satu drum madu. Beliau berkata kepada pelayan, “Coba dengar-kan apa komentar mereka berdua!”
Adapun wanita dari suku Fazariyyah mengatakan, “Semoga Allah SWT. mem-balasnya dengan kebaikan.” Lalu ia mendoakan kebaikan untuk al-Hasan bin Ali. Adapun wanita dari Bani Asad mengatakan: Hadiah yang sedikit Dari kekasih yang pergi Pelayan itu menyampaikan apa yang didengarnya kepada al-Hasan. Lalu beliau rujuk kepada wanita Bani Asad dan meninggalkan wanita Fazariyyah.
Ali bin Abi Thalib ra. mengatakan kepada penduduk Kufah,1176 “Janganlah nikahkan dia, karena dia suka mentalak istri.” Mereka berkata, “Demi Allah SWT. wahai Amirul Mukminin, sekiranya ia datang meminang kepada kami setiap hari niscaya akan kami nikahkan ia kepada wanita yang ia sukai karena keinginan kami mendapat hubungan keluarga dengan Rasulullah saw..”
Mereka juga menyebutkan sebuah kisah1177 bahwasanya beliau tidur bersama istri beliau bernama Khaulah binti Manzhur al-Fazariy -ada yang mengatakan Hindun binti Suhail- di atas atap rumah mereka yang tidak berpagar. Sang istri bangun dan mengikat kaki beliau dengan kerudungnya kepada gelang kakinya. Ketika beliau bangun beliau berkata, “Apa-apaan ini?” Istrinya menjawab, ” Aku khawatir engkau bangun dari tidur lalu engkau jatuh dari atap sehingga aku menjadi wanita yang paling tercela di kalangan masyarakat Arab.”
Al-Hasan takjub mendengar penuturannya itu dan meneruskan malam-malam
berikutnya bersamanya selama tujuh malam. Abu Ja’far al-Baqir berkata,1178 “Seorang lelaki datang menemui al-Husain bin Ali meminta bantuan kepadanya untuk suatu keperluan. Lelaki itu mendapati beliau sedang i’tikaf. Al-Husain menolak secara halus permintaan lelaki itu. Lalu ia pergi menemui al-Hasan dan meminta bantuan kepadanya. al-Hasan memenuhi permintaan lelaki itu. Beliau berkata, “Membantu keperluan saudaraku fillah lebih aku sukai daripada beri’tikaf sebulan penuh.”
Petikan Ucapan, Sikap dan Kebijakan Beliau
Imam Ahmad berkata, Muth Thalib ra. bin Ziyad Abu Muhammad telah menyampaikan kepada kami, ia berkata, Muhammad bin Aban telah menceritakan kepada kami, ia berkata, al-Hasan bin Ali berpesan kepada anak-anaknya dan keponakan-keponakannya, “Tuntutlah ilmu, karena pada hari ini kalian adalah anak-anak kecil. Namun kelak kalian akan menjadi orang besar. Barangsiapa yang tidak kuat hafalannya hendaklah ia mencatat.”
Diriwayatkan oleh al-Baihaqi dari jalur al-Hakim dari al-Asham dari Abdullah bin Ahmad dari ayahnya.1179 Muhammad bin Sa’ad1180 berkata, “Al-Hasan bin Musa dan Ahmad bin Yunus telah menyampaikan kepada kami, keduanya berkata, Zuhair bin Mu’awiyah telah menceritakan kepada kami, ia berkata, Abu Ishaq telah menceritakan kepada kami dari Amru bin al-Asham ia berkata, Aku ber-tanya kepada al-Hasan, “Sesungguhnya kaum Syi’ah mengira bahwa Ali akan dibangkitkan sebelum hari Kiamat?” Beliau menjawab, “Demi Allah SWT. mereka dusta! Mereka itu bukan pengikut Ahli Bait! Sekiranya kami tahu Ali akan dibangkitkan tentunya kami tidak akan menikahkan istrinya dan tidak akan membagi-bagikan harta warisannya.”
Shalih bin Muhammad1181 berkata, “Aku mendengar ayahku berkata, Sebanyak sembilan puluh ribu pasukan telah berbai’at kepada al-Hasan, namun beliau meninggalkan jabatan khalifah, beliau berdamai dengan Mu’awiyah. Tidak setitik darahpun mengalir selama masa pemerintahannya.” Muhammad bin Sa’ad1182 berkata, “Abu Dawud ath-Thayalisi telah menceritakan kepada kami, ia berkata, Syu’bah telah menyampaikan kepada kami dari Yazid bin Khumair ia berkata, Aku mendengar Abdurrahman bin Jubair bin Nufair al-Hadhrami menyampaikan bahwa ayahnya berkata, Aku bertanya kepada al-Hasan bin Ali, ‘Orang-orang mengatakan bahwa engkau menginginkan khilafah?’ Al-Hasan berkata, ‘Sesungguhnya orang-orang Arab di
bawah kendaliku. Mereka berdamai dengan orang-orang yang berdamai denganku dan mereka memerangi orang-orang yang aku perangi. Namun aku lepaskan jabatan itu demi mencari wajah Allah SWT..
Apakah lantas kemudian aku mengutamakan khilafah daripada kambing hutan penduduk Hijaz?!” Muhammad bin Sa’ad1183 berkata, “Ali bin Muhammad telah menceritakan kepada kami dari Zaid bin Aslam ia berkata, “Seorang lelaki datang menemui al-Hasan di Madinah sementara lembaran kertas berada di tangan-nya. Lelaki itu bertanya,”Apa itu?” Beliau menjawab, “Surat dari Mu’awiyah berisi janji dan ancaman.”
Lelaki itu berkata, “Dahulu engkau menuntut hal yang serupa darinya.” Beliau menjawab, “Benar, akan tetapi aku khawatir pada hari Kiamat nanti tujuh puluh ribu orang, atau delapan puluh ribu orang bisa lebih dan bisa kurang, datang pada hari Kiamat seluruhnya dengan urat leher mengalirkan darah. Mereka semua menuntut kepada Allah SWT. mengapa darah mereka ditumpahkan?”

Istri-istri

Hasan menikahi sembilan orang wanita:
1.     Ummu Farwa (ibu dari Qasim bin Hasan)
2.     Khaulah binti Mansur al Fazariyah (ibu dari Hasan al Mutsanna)
3.     Ummu Bashir
4.     Saqfia
5.     Ramlah (ibu dari Abu Bakar bin Hasan)
6.     Ummul Hassan
7.     Binti Umrul qais
8.     Ju'dah binti Asy'ath bin Qays
9.     UmmuIshaq binti Talhah (ibu dari Talhah bin Hasan)

Keturunan

Diriwayatkan bahwa Hasan memiliki 26 orang anak, di antaranya adalah:


  1. Muhammad Al-Akbar
  2. Al-Hasan al-Mutsanna
  3. Ja’far
  4. Hamzah
  5. Muhammad Al-Asghar
  6. Zaid al-Ablaj
  7. Ibrahim
  8. Ismail
  9. Ya'qub
  10. Al-Qasim
  11. ‘Abdullah Al-Akbar
  12. Al-Husain Al-Atsram
  13. ‘Aburrahman
  14. ‘Abdullah Al-Asghar
  15. ‘Umar
  16. Abu Bakar
  17. Thalhah
  18. Ahmad
  19. ‘Aqil
  20. Basyar
  21. Ummu Husain
  22. Ummu Hasan
  23. Fathimah
  24. Ummul Khoir
  25. Ummu Salmah
  26. Ummu ‘Abdullah
Wafat Beliau


Kuburan Imam Hasan bin 'Ali
Al-Waqidi1184 berkata, Abdullah bin Ja’far telah menceritakan kepadaku dari Abdullah bin Hasan ia berkata,”Al-Hasan bin Ali adalah seorang yang banyak sekali menikahi wanita. Dan sangat sedikit dari mereka yang istimewa di sisinya. Setiap wanita yang menikahi beliau pasti mencintai beliau dan menikmati hidup dengan beliau’.”
Disebutkan bahwa beliau disuguhi minum kemudian beliau pingsan, kemudian beliau diberi minum lagi, beliau kembali pingsan hingga pada akhirnya beliau meninggal. Menjelang wafat seorang dokter yang terus memantau perkembangan kesehatannya berkata, “Orang ini telah diputus-putus ususnya oleh racun.”
Al-Husain berkata, “Wahai Abu Muhammad, katakan padaku siapakah yang menyuguhimu minum!” “Mengapa wahai saudaraku?” Tanya al-Hasan. Al-Husain menjawab, “Demi Allah SWT., aku akan membunuhnya sebelum aku mengubur jenazahmu, atau aku tidak mampu menjumpainya atau ia berada di suatu tempat maka aku akan berusaha menjumpainya!”
Al-Hasan berkata, “Wahai saudaraku, dunia ini hanyalah malam-malam yang fana, biarkanlah ia hingga kelak aku dan dia bertemu di hadapan Allah SWT..” Al-Hasan enggan menyebutkan nama orang itu. Aku mendengar dari sebagian orang bahwa Mu’awiyah menyuruh salah seorang khadim (pelayannya) untuk menyuguhkan racun kepadanya. Sebagian orang1185 meriwayatkan bahwa Yazid bin Mu’awiyah mengirim perempuan bernama Ja’dah binti al-Asy’ats untuk meracun al-Hasan dengan janji ia akan menikahinya setelah itu. Lalu Ja’dah pun melakukan perintah itu. Setelah al-Hasan wafat, Ja’dah menemui Yazid dan menagih janjinya. Yazid berkata, “Demi Allah SWT. kami tidak merelakan dirimu untuk dinikahi al-Hasan, bagaimana mungkin kami bisa merelakan dirimu untuk kami nikahi.”
Ibnu Katsir berkata, “Menurutku riwayat ini tidak shahih, dan lebih tidak shahih lagi riwayat dari ayahnya, yakni Mu’awiyah.” Sufyan bin Uyainah1186 meriwayatkan dari Raqabah bin Mashqalah ia berkata, “Ketika al-Hasan bin Ali menjelang wafat ia berkata, ‘Keluarkanlah aku ke halaman agar aku dapat melihat langit yang luas.’ Merekapun mengeluarkan tempat tidurnya. Beliau mengangkat kepalanya kemudian berkata, “Ya Allah, aku mengikhlaskan jiwaku berada di sisiMu, karena jiwaku adalah yang paling berharga bagiku.”
Dan salah satu ketetapan Allah SWT. bagi dirinya adalah ia mengikhlaskan dirinya berada di sisiNya. Al-Waqidi berkata,1187 “Ibrahim bin Fadhl telah menyampaikan kepada kami dari Abu Atiq ia berkata, Aku mendengar Jabir bin Abdillah berkata, ‘Kami datang menjenguk al-Hasan di hari beliau wafat. Saat itu keributan hampir saja terjadi antara al-Husain bin Ali dan Marwan bin al-Hakam. Al-Hasan telah mewasiatkan kepada saudaranya agar dikebumikan bersama Rasulullah saw. Jika dikhawatirkan akan menimbulkan pertumpahan darah dan keributan hendaklah jenazahnya dikebumikan di Baqi’ saja.
Akan tetapi Marwan tidak mengizinkan al-Husain menguburkannya bersama Rasulullah saw. . Pada saat itu Marwan telah dicopot dari jabatannya. Ia lakukan itu untuk mencari muka kepada Mu’awiyah’.” Jabir berkata, ‘Aku berbicara kepada al-Husain bin Ali, kukatakan kepadanya, ‘Wahai Abu Abdillah, bertakwalah kepada Allah SWT., sesungguhnya saudaramu tidak ingin keributan ini terjadi. Kebumikanlah jenazahnya di perkuburan Baqi’ bersama ibunya.’ Maka al-Husain pun melakukannya’.”
Dalam riwayat lain disebutkan bahwa al-Hasan mengutus seseorang untuk meminta izin kepada ‘ Aisyah agar jenazahnya dikebumikan di kamar bersama Rasulullah saw.. ‘Aisyah ra. mengizinkannya. Ketika al-Hasan wafat, terjadi keributan. Al-Husain mengenakan senjatanya sementara Bani Umayyah juga menyiapkan senjata mereka. Mereka berkata, “Kami tidak akan membiarkannya dikebumikan bersama Rasulullah saw.. Apakah ia dikuburkan di kamar bersama Rasulullah saw. sementara Utsman dikuburkan di Baqi?”
Ketika dikhawatirkan keributan itu akan menimbulkan pertumpahan darah Sa’ad bin Abi Waqqash, Abu Hurairah, Jabir dan Ibnu Umar menyarankan kepada al-Husain agar tidak berperang. Ia pun mengikuti saran tersebut lalu menguburkan saudaranya di dekat kubur ibunya di Baqi’.” 1188 Sufyan bin Uyainah1189 meriwayatkan dari Salim bin Abi Hafshah dari Abu Hazim ia berkata, “Aku melihat al-Husain bin Ali menpersilahkan Sa’id bin al-Ash (Amir Madinah) untuk menshalati jenazah al-Hasan (yakni me-mimpin
shalat jenazah). Beliau berkata, ‘Sekiranya hal itu bukanlah sunnah nabi niscaya
aku tidak akan mempersilahkannya’.”
Muhammad bin Ishaq1190 berkata, Musawir maula Bani Sa’ad bin Bakar menyampaikan kepadaku, ia berkata, “Aku melihat Abu Hurairah berdiri di masjid Rasulullah saw. pada hari wafatnya al-Hasan bin Ali, beliau meneriakkan dengan suara keras, “Wahai sekalian manusia pada hari ini telah wafat kekasih Rasulullah saw.,tangisilah kepergiannya.”
Manusia berkumpul mengantar jenazahnya sampai-sampai perkuburan Baqi’ penuh sesak dengan para pengantar. Lelaki, wanita sampai anak-anak menangisi kepergian beliau. Ibnu Ulayyah meriwayatkan 1191 dari Ja’far bin Muhammad dari ayahnya,”Al-Hasan wafat dalam usia tujuh puluh empat tahun. Demikianlah yang dikatakan oleh sejumlah orang dan itulah yang benar. Menurut perkataan yang masyhur beliau wafat pada tahun 49 H.Sementara yang lain mengatakan, Wafat pada tahun 50 H.”
DAFTAR REFERENSI
• Al-Qur’anul Karim
 Abu Dawud Sulaiman bin al-Asy ats as-sajistani (W.275 H), Sunan Abu Dawud (5 jilid dengart daftar isi) tahqiq Izat Ubaid, Da’as, Darul hadits,Beirut ; al-Mu’jam al-mukhtash, tahqiq Muhamad al-Habib al-Hailah, Maktabah ash-Shiddiq di Thayyi’f Cet I ,tahun 1408 H.
 Abu Ubaid al-Qasim bin Sallam wafat tahun 224 H, al-Amwal ditahqiq oleh Muhammad Khalil Hiras cetakan maktabah kulliyat al- Azhariyah.
 Ad-Daraquthni (Ali bin Umar bin Ahmad wafat tahun 385 H), al-Ilal al-Waaridah ft Ahaadits An-nabawiyah (7juz) tahqiq Mahfuzh ar-Rahman as-Salafi, Daru Thayyibah Riyadh.
 Adz-Dzahaby (Muhammad bin Ahmad bin ‘Utsman, wafat 748
Hijriyah), Siyar ‘Alam Nubala’ (23 jilid) tahqiq Syu’aib al-Arnauth dan Iainlain, Daru Risalah. Beirut ; Tarikh Islamy (‘Ahdu Khulafaur Rasyidin) tahqiq Doktor Abdus Salam Tadmury, darul Kitab al-’Araby, Beirut; Tajrid Asma ash-Shahabah (2 jilid) tauzi1 darul Ma’arif, Beirut dan Darul Baz. Makkah.
 Ahmad bin Hanbal as-Syaibani(W.240), al-Musnad (enam jilid) dicopy oleh Dar ash-Shadir di Beirut ; al-Musnad dengan tahqiq Ahmad Syakir hingga juz 16, Dar al-Ma’arif di mesir tahun 1368-1375 H ; Fadhail Shahabah (2 jilid) tahqiq Washiyullah Muhammad Abbas, Markaz al-Bahts al-llmi wa Ihyaa at-Turats Jami’ah Ummul Qura.
 Ahmad bin Hanbal asy-Syaibany (wafat tahun 240 Hijriyah), al- Musnad (6 jilid) Dar ash-Shadir, Daru Beirut; al-Musnad (16 jilid) tahqiq Ahmad Syakir, Darul Ma’arif mesir 1368-1375 Hijriyah ; Fadhail Shahabah (2 jilid) Tahqiq Washallah . Muhammad Abas, Markaz al-Bahts al-ilmy di Jamiah Ummul Qura.
 Ahmad Muhammad Syakir, Umdah at-Tafsir ‘an al-Hafizh Ibnu Katsir (lima juz), Dar al-Ma’arif Mesir Tahun 1376 H.
 Al-Ajurriy (Abu Bakar Muhammad bin al-Husain wafat tahun 360 H), Kitabusy Syari’ah (6 jilid dengan daftar isi) tahqiq Dr. Abdullah bin Umar binSulaiman Ad-Dumaijy, Darul Wathan, Riyadh 1418 Hijriyah.
 Al-Albani (Muhammad Nashiruddin bin Nuh Najati), Silsilah al-Ahadits ash-Shahihah juz III, diterbitkan oleh al-Maktab al-Islami, Cet I tahun 1399 H,Silsilah al-Ahadits ash-Shahihah (6 jilid), diterbitkan oleh alMaktab al-Islami dan Maktab Ma’arif Riyadh ; Silsilah al-ahadits adh-Dhaifah (5 jilid) diterbitkan oleh al-Maktab al-Islami dan Maktab Ma’arif Riyadh ; Shahih al-]amV ash-Shaghir (6 juz) diterbitkan oleh al-Maktab al-Islami ; Dhaif al-jami’ ash-Shaghir (6 juz) diterbitkan oleh al-Maktab al-Islami, Mukhtasar as-Syamail al-Muhammadiyah HI imam at-Tirmidzi, al-Maktabah al- Islamiyah, Amman, Yordania cet I tahun 1405 H.
 Al-Asy’ari Abul Hasan Ali bin Ismail (W. 320 H), al-Ibanah ‘an Usul ad- Diyanah, diterbitkan oleh Dar at-Thiba’ah al-Muniriyyah.
 Al-’Audah (Doktor Salaiman bin Hamd), Abdullah bin Saba’ wa atasaruhufi ahdats al-fitnahfi ‘ashril Islam. Dar ath-Thayibah 1406 Hijriyah.
 Al-Azdi (Abu Ismail Muhammad bin Abdullah) (tahun ketiga H),
Futuh as-Syam, tahqiq Abdul Mun’im Abdullah ‘Amir,diterbitkan oleh Sijil al-Ab tahun 1970 M.
 Al-Azdi (Abu Ismail Muhammad bin Abdullah) (tahun ketiga H), Futuh as-Syam, tahqiq Abdul Mun’im Abdulllah ‘Amir,diterbitkan oleh Sijil al-Abtahun 1970 M.
 Al-Azruqi (Muhammad bin Abdillah wafat tahun 244 H), Akhbar Makkah wa ma ja’a film minal atsar ditahqiq oleh Rusydi Milhas, cetakan ketiga Daruts Tsaqafah Makkah tahun 1398 H.
 Al-Baihaqi (Abu Bakar Ahmad bin al-Husain wafat 458), Sunan al-Kubra (10 Jilid) darul fikr Beirut.
 Al-Baihaqi Abu Bakar Ahmad bin al-Husain (W. 458), Dalail an-Nubuwwah urn Ma’rifatu ahwal Shahib asy-Syariah(yil Jilid) Tahqiq: Abdul Mu’ti Qal’aji, dar al-Kutub al-Ilmiyah Cet.I tahun 1405 H.
 Al-Baladzari Ahmad bin Yahya bin Jabir (W.279), futuh al-Buldan(?Juz) tahqiq Dr. Sholahuddin al-Munajid, Maktabah an-Nahdah al-Misriyyah ;Anshabul Asyraf (13 jilid) tahqiq Suhail Zikar Riyadh Zarkaly, maktabah At-Tijariyah Makkah, Darul Fikr Beirut.
 Al-Balazari Ahmad bin Yahya bin Jabir (W.279), Futuh al-Buldan (3 Juz) tahqiq Dr. Sholahuddin al-Munjid, Maktabah an-Nahdah al-Mishriyyah.
 Al-Biladi, Atiq bin Ghaits, Mu’jam al-Ma]alim al-Jughrafiijahfis Sirah an-Nabaiviyah, cetakan Darul Makkah lin nasyr cetakan pertama 1402 H.
 Al-Bilady (‘Atiq bin Ghaits), Ma’ajim al-Ma’alim al-Jughrafiyahfi as-Sirah an-Nabawiyah, Daru Makkah cetekan I 1402 Hijriyah ; Anshabul Asyraf (13jilid) tahqiq Suhail Zikar Riyadl Zarkaly, maktabah at-Tijariyah Makkah, Darul Fikr Beirut; Futuh Buldan (3 jilid) tahqiq Shalahuddin al-Munjid, maktabah Nahdlatul Masriyah.
 Al-Fakih Muhammad bin Ishaq bin Abbas wafat setelah tahun 272 H,
Akhbar Makkah fi qaditn az-zaman wa haditsihi (6 juz) ditahqiq oleh Abdul Malik bin Dahisy, Maktabah an-Nahdhah al-Haditsiyah Makkah, cetakan pertama tahun 1407 H.
 Al-Fasawy (abu yusuf Ya’qub bin Sufyan wafat 277 Hijriyah), al- Ma’rifatu wat Tarikh (3 jilid), tahqiq Doktor Akram Dhiya’ al-Umary, Dar Risalah, Beirut.
 Al-Fazary (Abu Ishaq Ibrahim bin Muhammad bin Harits wafat 186 Hijriyah), Kitab as-Siyar. Tahqiq Doktor Faruq Hammadah. Muassah ar-Risalah, Beirut 1408 Hijriyah.
 Al-Ghaban (Doktor Muhammad bin Abdullah); Fitnah maqtal utsman bin Affan 4k>. Skripsi Majister di Jami’ah Islamiyah, 1410 Hijriyah.
 Al-Ghaits (Doktor Khalid bin Muhammad), Istisyhad ‘Utsman wa ma’rakatul jamal (Dirasatul Marwiyat Said bin Umar fi Tarikh ath Thabari). Darul Andalus al-Khadhra’. Jeddah 1418 Hijriyah.
 Al-Haitsamy (Nuruddin Ali bin Abi Bakar wafat 807 Hijriyah), Mujma’ az-Zawaid wa manba’ul Fawail (5 jilid). Daru Kitab Araby Beirut; Mawariduzh Zham’an ila zawaid Ibnu Hibban, tahqiq dannasyr Muhammad Abdur Razzaq Hamzah. Darul Kutubil ‘Ilmiyah,Beirut.
 Al-Hakim (Abu Abdullah Muhammad bin abdullah An-Naisabury) wafat 405 Hijriyah), al-Mustadrak Ala Shahihain (4 jilid) Darul KitabAraby, Beirut.
 Al-Imam al-Bukhari Muhammad bin Ismail (W. 265 H), al-Jami’ ashshahih (Cetakan Istanbul, 8 juz) ; al-]amV ash-Shahih beserta Faihu al-Bari (13 juz) cetakan al-Maktabah as-Salafiyyah di Mesir ; at-Tarikh al-Kabir (8 jilid) diterbitkan oleh Darul Fikr dicopi dari cetakan Hindia.
 Al-Imam al-Bukhari (Abu Abdullah Muhammad bin Isma’il Aj-Ja’fy wafat tahun 256 Hijriyah), }ami’ ash-Shahih ma’a Fathil Bari. CetakanMaktabah Salafiyah Mesir.
 Al-Imam Muslim (Abul Husain Muslim bin Hajjaj al-Qusyairy wafat 261 Hijriyah), Shahih Muslim (5 jilid dengan daftar isi) Tahqiq Muhammad Fu’ad Abdul Baqy., Dar Ihya’ at-Turats al-Araby.
 Al-Imam Muslim (Muslim bin Hajjaj al-Qusyairi, shahih Muslim (5 jilid beserta Daftar isi), Tahqiq Fuad Abdul Baqi, Dar Ihya at-Turats al-Arabi.
 Al-Khatib (Ahmad bin Tsabit al-Baghdaadi), Tarikh Baghdad (14 jilid) Maktabah Salafiyah Madinah
 Al-Kindi, Muhammad bin Yusuf al-Mishri, Tarikh Wulatil Mishri wa Qudhatiha, cetakan yayasan al-Kutubuts Tsaqafiyah, cetakan 1,1407 H.
 Al-Lalika’i (Hibatullah bin Hasan Ath Thabari wafat 418 Hijriyah), Syarh i’itiqad ahlu sunnah waljama’ah (5 jilid) tahqiq Doktor Ahmad Sa’idHamdan. Daru Thayibah, Riyadh.
 Al-Lalika’i (Hibatullah bin Hasan Ath Thabari wafat 418 Hijriyah), Syarh i’itiqad ahlis sunnah zoaljama’ah (5 jilid) tahqiq Doktor Ahmad Sa’idHamdan. Daru Thaiyibah, Riyadh.
 Al-Maidani (Ahmad bin Muhammad bin Ibrahim an-Nisaburi, (W. 518 H), Majma’ al-Amtsal (3 jilid), Tahqiq dan Ta’liq Hasyiahnya MuhammadMuhyiddin Abdul hamid , diterbitkan oleh Makabah as-Sunnah an- Nabawiyyah, tahun 1374 H.
 Al-Mizzy (Jamaluddin Yusuf bin Hajjaj wafat 742 Hijriyah), Tuhfatul Asyraffi ma’rifatil Athraf(lA jilid), tahqiq Abdush-Shamad Syarafudin.
 Al-Umary (Abdul Aziz bin Ibrahim), al-wilayah alal buldanfi ‘ashry alkhulafaur rasyidin. Cetakan I Riyadh.
 Al-Yahya (Yahya bin Ibrahim bin Ali), Manviyyat Abi Mikhnaffi Tarikh ath-Tlmbari, ‘Ashru al-Khilafah ar-Rasyidah, Darul ‘Ashimah Riyadh, cetakanpertama 1410 H.
 An-Nai’imi Abdul Qadir ibnMuhammad ad-Dimasyqi(W. 927 H), ad- Doris fi Akhbar al-Madaris (II jilid), Tahqiq Ja’far al-Husaini, diterbitkan olehMajma1 al-Lughah al-Arabiyyah di Damaskus, tahun 1367 H.
 An-Nasa’i (Abu Abdur Rahman Ahmad bin Syu’aib wafat 303 Hijriyah), al-Mujtaba minas Sunanil kubra ma’a syarhil imam Suyuthy (4 jilid).Nasyr daru Kitab Araby Beirut.
 Ar-Razi Muhammad bin Abu Bakar (W. 666 H), Mukhtar as-Suhhan, Dar al-Kitab al-Arabi, Cet I, tahun 1968 M.
 As-Sa’ati (Ahmad bin Abdur Rahman al-Banna), al-Fathu ar-Rabbani bitartib Musnad al-lmam Ahmad asy-Syaibani (12 Jilid), Dar Ihya at-Turats al-Arabi, Cairo.
 As-Sakhawi Muhammad bin Abdurrahman (902 H), Flan bit Taubikh liman dzamma at-Tarikh, Darul kutub al-Arabi.
 As-Samhudi (Nuruddin ali bin Ahmad wafat 911), WafaulWafa’bi akhbar daril mushthafa. Tahqiq Muhammad Muhyuddin abdul Hamid, Darul Ihya’ turats al-Araby. Beirut.
 As-Sulamy (Muhammad bin Shamil), Manila} Kitabah at-Tarikh al-Islamy cetakan II 1419 Hijriyah Dar Risalah Makkah; Tartib wa Tahdzib Kitab Bidayah wan Nihayah Khilafah Umar bin Khaththab cetakan 1,1418 H. Darul Wathan Riyadh.
 as-Suyuthi Abdurrahman bin Abi Bakar (911 H), asy-Syamarikh fi limit Tarikh, ditahqiq oleh Muhammad Ibrahim asy-Syaibani, Darus salafiyahKuwait, Ad-Durr al-Mantsur fi Tafsir bil Ma’tsur (8 juz) Darul Fikr Beirut cetakan pertama tahun 1403 H.
 Ath Thabari (Muhammad bin Jarir bin Yazid wafat 310 Hijriyah), Tarikh ar-Rusul wal muluk (10 jilid dengan daftar isi) tahqiq Muhammad Abul Fadhl Ibrahim. Darul Ma’arif. Mesir.
 Ath-Thabrani Sulaiman bin Ahmad wafat tahun 360 H, al-Mu’jamul Kabir (25 juz), tahqiq Hamdi Abdul Majid as-Salafi.
 At-Thabari Muhammad bin Jarir (W.310 H), Tarikh ar-Rusul wa al-Muluk (10 jilid dengan daftar isi) Muhammad Abu al-Fadl Ibrahim, Dar al- Ma’arif di Mesir cet. II; Jami’ al-Bayan ‘an Ta’wil ayi al-Quran (12 jilid). Cet.Ill, tahun 1388 H, diterbitkan oleh Maktabah Mushtafa al-Babi, di Mesir.
 At-Tirmidzi (Muhammad bin ‘Isa as-Surah wafat 279 Hijriyah), Sunan at-Tirmidzi (5 Jilid) tahqiq Ahmad Syakir, Darul Ihya’ Turats al-Araby.
 At-Tirmizi Muhammad bin Isa bin Saurah (W. 279), Sunan at-Tirmidzi,(5 Jilid), Tahqiq Ahmad Syakir, Dar Ihya at-Turats al-Arabi.
 Az-Zubairy (Mush’ab bin Abdullah wafat 236 Hijriyah), Nasabu Quraisy, tashhih Laifi Brunfisal, Darul Ma’arif. Mesir.
 Az-Zubairi Mush’ab bin Abdullah (236 H), Nasab Quraisy, direvisi oleh Ir. Lifi Burfansal, Darul Ma’arif Mesir.
 Bakdasy Said bin Muhammad Yahya, Fadhl al-Hajar al-Aswad wa Maqam Ibrahim, cetakan Darul Basyair Beirut, cetakan pertama (1416 H)
• Fuad Abdul Baqi, Dar Ihya at-Turats al-Arabi, Ibnu Manzhur Muhammad bin Mukrim al-Ifriqi (W. 711 H), Lisanul Arab (15 jilid), Darus Shadir, Beirut.
 Ibn Sa’ad Muhammad bin Sa’ad bin Muni1 (W. 230 H), at-Thabaqat al- Kubra (9 jilid) Dar ash-Shadir , Dar Beirut; at-Thabaqah ar-Rabiah min ash- Sahabah (2 jilid), Tahqiq Dr. Abdul Aziz as-Salumi, Maktabah ash-Shiddiq di Thayyif tahun 1416 H.
 Ibn Taghri Bardi Jamaluddin Yusuf al-Harrani (W. 874), an-Nujum az- Zahirafi Muluk Misra wal Qahira, al-Muassasah al-Mashriyyah li at-Tarjamah.
 Ibn Taimiyah Ahmad bin Abdul Halim al-Harrani (W. 728 H), Majmu’ Fatawa (37 jilid), cetakan II, Maktabah Ibnu Taimiyah, Cairo Mesir.
 Ibn Taimiyah Ahmad bin Abdul Halim al-Harrani (W. 728 H), Minhaj as-Sunnah an-Nabawiyyah fi Naqdhi Kalam as-Syi’ah wa al-Qadariyyah (9 jiliddengan daftar isi), tahqiq Muhammad Rasyad Salim, dicetak di Jami’atul Imam Muhammad bin Su’ud.
 Ibnu Abdil Bar (yusuf bin Abdullah an-Numairy wafat 4673 H.), al-Isti’ab fi ma’rifatil ashhab (4 jilid) tahqiq Ali Muhammad al-Bajawy, MaktabahNahdhah Mesir.
 Ibnu Abdul Hakim (Abdur Rahman bin Abdullah) tahqiq Abdul Mun’im ‘Amir. Nasyr lajnah al-Bayan al-Araby, Futuh Mishr wal Maghrib (qism Tarikh) tahqiq Abdul Mun’im Amir. Nasyr Lajnah al-bayan al-Araby.
 Ibnu Abi Hatim (Abu Muhammad Abdur Rahman bin Muhammad bin Idris at-Tamimy wafat 327 Hijriyah), Kitab al-Jarh xuat Ta’dil cetakan Itahun 1371 Hijriyah Darul Ma’arif al-’Utsmaniyah Haidarabad tashwir Darul ilmiyah Beirut.
 Ibnu Abi Syaibah (Abdullah bin Muhammad al-Kufi al-Absi, (W. 235H), al-Kitab al-Mushannaffi al-Ahadits wa al-Atsar (15 jilid) Cet. Ill, tahun 1388 H. diterbitkan oleh Maktabah Musthafa al-Babi, di Mesir.
 Ibnu Abi Syaibah (Abdullah bin Muhammad al-Kufy al-Abasy wafat 235 Hijriyah), Kitab al-Mushanniffi ahadits wal atsar (15 jilid) Daru SlafiyahBombai.
 Ibnu Abu Dawud (abu Bakar abdullah bin Sulaiman bin al-Asyats as-Sajistany. Wafat tahun 316 Hijriyah), Kitab Mashahif, muassasahQardhafah Mesir.
 Ibnu al-Atsir (Ali bin Muhammad al-Jazri (W. 630 H), al-Kamilfi at-Tarikh (13 jilid),Dar ash-Shadir dan Dar Beirut
 Ibnu al-Atsir (Ali bin Muhammad al-Jazri (W. 630 H), al-Kamil fi’ at-Tarikh(13 jilid), Dar ash-Shadir dan Dar Beirut; Usudul Ghabah Fi Ma’rifa-tis Shahabah (5 jilid) tahqiq Muhammad al-Banna dan kedua rekannya, Darus Sya’b Mesir.
 Ibnu al-Atsir al-Mubarak bin Muhammad al-Jazri, (W.606 H), an-Nihayah fi Gharib al-Hadits wa al-Atsar, Tahqiq Thahir az-Zawi dan Mahmud at-Thanaji, diterbitkan oleh al-Maktabah al-Islamiyah.
 Ibnu al-Imad Abdul Hamid bin Ahmad al-Hanbali (W. 1089 H), Syazarat adz-Dzahab fi Akhbar man Dzahab (4 jilid), Darul Afaq al-Jadidah,Beirut.
 Ibnu an-Nadim Muhammd Ibnu Ishaq (W. 377) H), al-Fahrasat, Thabqah Ridha Tajaddud, Teheran, tahun 1971 M.
 Ibnu ‘Arafah (al-hasan bin ‘Arafah al-abdy wafat 257 H.), Juz al-Hasan bin ‘Arafah, tahqiq abdur rahman al-Fariwa’i, Maktabah al-Aqsha,Kuwait.
 Ibnu ‘Asakir (Abul qasim Ali bin al-Hasan), Tarikh Madinah Dimasyq, foto cofy dari manuskrip Darul Kutub azh-Zhahiriyah (19 jilid), tashwir Maktabah ad-Dar Madinah.
 Ibnu Asakir Abu al-Qashim Ali bin al-Hasan (W. 571 H), Tarikh Dimasyq, dicopi dari Manuskrip, Nuskha al-Maktabah az-Zhahiriyyah (19 jilid).
 Ibnu Atsir (Ali bin Muhammad al-Zajary wafat tahun 630 H), al-Kamilfi at-Tarikh (13 jilid) Darul Beirut, Dar ash- Shadir.
 Ibnu Farhun Ibrahim bin Ali al-Maliki)(W. 799 H), ad-Dibaj al-Madzhab fi ‘A’Yan ulama al-Madzhab (2 jilid), Tahqiq Dr. Muhammad al-Ahmadi Abu an-Nur, diterbitkan oleh Dar al-Hadits di Cairo.
 Ibnu Hajar (Ahmad bin Ali al-Asqalany wafat 852 Hijriyah), DarulKitab al-Araby, Beirut ; al-Ishabah fi Makrifati Shahabah (8 jilid) tahqiqi Muhammad al-Bajawy, Darun Nahdhah mesir ; Fathul Bari Syarh Shahih Bukhari (13 jilid) Maktabah Salafiyah Kairo ; Taqrib (1 jilid) tahqiq Abul Asybal Shaghir Ahmad al-Bakistany. Darul ‘Ashimah Riyadh.
 Ibnu Hajar (Ahmad bin Ali al-Asqolani), al-Isabah fi ma’rifah ashshahabah (8 Jilid), tahqiq Ali Muhammad al-Bajawi, Dar an-Nahdah Mesir ; Lisan al-mizan (7 Jilid), Cet.II. Dar al-A’lam HI Matbu’at ; Tabshirah almuntabih bi tahrir al-Musytabih (4 Jilid) Tahqiq Ali Muhammad al-Bajawi, al-Maktabah al-’Ilmiyyah, Beirut.
 Ibnu Hajar (Ahmad bin Ali al-Asqolani), al-Ishabah fi Makrifatis Shahabah (8 jilid) tahqiqi Muhammad al-Bajawy, Darun Nahdhah Mesir; Fathul Bary Syarh Shahih Bukhari (13 jilid) Maktabah Salafiyah Kairo; Taqrib (1 jilid) tahqiq Abul Asybal Shaghir Ahmad al-Bakistany. Darul ‘Ashimah Riyadh.
 Ibnu Hazm (Ali bin Ahmad bin Said, (W 456 H), Jamharah Ansabul ‘Arab, tahqiq Abdus Salam Harun, Darul Ma’arif mesir cetekan III.
 Ibnu Hazm (Ali bin Hazm az-Zhahiri (W. 240 H), Jamharah Ansab al- Arab, Tahqiq Abdus Salam harun, Dar al-Ma’arif Cet IV.
 Ibnu Hisyam Abdul Malik Ibnu Hisyam al-Humairi (W. 218 H), as-Sirah an-Nabaioiyyah (2 jilid) tahqiq Musthafa as-Saqa dkk, al-Babi al-Halabi. Cet. II tahun 1375 H; as-Sirah an-Nabawiyyah, ma’a as-Syarh abi Zar al-Khusani, (4 jilid), Tahqiq Muhammad Abu Shuailik dan Hammam Sa’id Dar, diterbitkan oleh Maktabah al-Manar di Yordania, Cet I, tahun 1409 H.
 Ibnu Katsir Ismail Ibnu Umar al-Qurasy (W. 774 H), al-Bidayah wa an- Nihayah (7 jilid) Dar al-Fikri, Beirut, Tahun 1398 H, Tafsir al-Quran alAzhim (4 jilid), Dar al-Ma’rifah, Beirut ; Tafsir al-Quran al-Azim (8 jilid), Tahqiq Muhammad Ibrahim al-Banna dan Iain-lain, Dar as-Sya’b di Mesir.
 Ibnu Majah (Muhammad bin Yazid al-Qazwainy wafat 275 Hijriyah), Sunan Ibnu Majah (2 jilid) Tahqiq Muhammad Fu’ad Abdul Baqy,Nasyr Maktabah al-Baby al-Halaby Mesir.
 Ibnu Manzhur (Muhammad bin Mukarram al-Afriqy wafat 71 Hijriyah), Lisan Araby (15 jilid) Dar ash- Shadir, Beirut.
 Ibnu Manzhur Muhammad bin mukrim al-Ifriqi (W. 711 H), Lisan al-Arab (15 jilid) Dar ash-Shadir, Beirut.
 Ibnul Qayim (Muhammad bin Abu Bakar az-Zar’y wafat 751 Hijriyah), Zadul Ma’ad ft Huda Khairil ‘Ibad (5 jilid), tahqiq Syu’aib dan Abdul Qadir al-Arnauth, cetakan 11401 Hijriyah Dar ar-Risalah, Beirut.
 Ibnu Sa’ad (Muhammad bin Saad bin Muni’ wafat 230 Hijriyah), ath-Thabaqatul Kubra (9 jilid dengan daftar isi) Dar ash- Shadir, Beirut.
 Ibnu Syabbah (Abu Zaid Umar bin Syabbah an-Numairy wafat 262 Hijriyah), Akhbar Madinah (4 jilid), tahqiq Fahim Syaltut, Darul Ash-Fahany,Jeddah.
 Ibnul Jauzy (Abul Faraz Abdur Rahman bin Ali wafat 597 Hijriyah), Manaqib Umar bin al-Kahthtab, Tahqiq Zainab al-Qarut, cetakan I, Dar al-Kutub al-Ilmiyah Beirut ; al-Muntazham fi Tarikh al-Muluk ival Umam (18jilid) tahqiq Muhammad abdul qadir ‘Atha dan Iain-lain, cetakan II tahun 1415 Hijriyah, Darul Kutub al-Ilmiyah, Beirut, -Jami’ al-Bayan ‘an Ta’wil ayi al-Quran (12 jilid). Cet. Ill, tahun 1388 H, diterbitkan oleh Maktabah Mushtafa al-Babi, di Mesir.
 Khalifah bin Khayyath al-Asfari (W. 240), Tarikh Khalifah, Tahqiq Akram Dhiya al-Umari, Muassasah ar-Risalah, Dar al-Qolam Cet II, tahun 1397H.
 Khursyid Ahmad Faruq, Tarikh ar-Riddah, Iqtibas wa Tahdzib min Kitab al-iktifa li al-lalaka’i al-Balnisi, cet II, Dar al-Kitab al-Islami, Kairo.
 Mas’ud ar-Rahman Khan an-Nadawi, ibn Katsir Kamuarrikh, markaz ad-Dirasat al-Gharbiyyah, jamiah Aligarth di Hindia, Tahun 1980 M.
 Muhammad Farid Bek al-Muhaami, Tarikh Ad-Daulah al-Ulayyah al-Utsmaniyah, ditahqiq oleh Ihsan Haqi, Daarun Nafaais Beirut, 1403 H.
 Waki’ (Muhammad bin Khlaf al-Qadhi(W. 306 H), Akhbar al-Qudhat (2jilid) Ala al-Kutub, Beirut.
 Yaqut (Abu Abdullah Yaqut bin Abdullah ar-Rumy al-Hamawy wafat 262 Hijriyah), Mu’jamul Buldan (5 jilid) Dar ash-Shadir Beirut 1397 Hijriyah.
 Yaqut al-Hamawi (Yaqut bin Abdullah ar-Rumi, 626 H), Mu’jam al-Buldan (5 jilid) ) Dar ash-Shadir Beirut 1397 Hijriyah.