Minggu, 04 November 2012

(21A) Al-Imam Husain Jamaluddin Akbar Jumadil Kubro bin Ahmad Syah Jalaluddin Azmatkhan



Masjid Sayyid Husain Jamaluddin Akbar Jumadil Kubra di Jalan Masjid Tua, Desa Teroja,Kacamatan Manjeuleng, Kabupaten Wajo, Propensi Sulawesi Selatan.

Husain Jamaluddin Akbar Jumadil Kubra bin Ahmad Syah Jalaluddin bin Amir Abdullah bin Abdul Malik Azmatkhan adalah anak ke-1 dari Al-Imam Ahmad Syah Jalaluddin Azmatkhan, dia adalah seorang Raja Ke-4 di Kesultanan Islam Nasarabad India Lama, naik tahta setelah wafatnya sang ayah, yaitu pada tahun 1310 M.

NASAB LENGKAP

Nasab lengkapnya adalah Husain Jamaluddin Akbar Jumadil Kubra bin Ahmad Syah Jalaluddin bin Amir Abdullah  bin Abdul Malik Azmatkhan bin Alwi Ammul Faqih bin Muhammad Shohib Marbath bin Ali Khali' Qasam bin Alwi Shohib Bait Jubair bin Muhammad Maula Ash-Shouma'ah bin Alwi Al-Mubtakir bin Ubaidillah bin Ahmad Al-Muhajir bin Isa Ar-Rumi bin Muhammad An-Naqib bin Ali Al-Uraidhi bin Imam Ja'far Shodiq bin Imam Muhammad Al-Baqir bin Imam Ali Zainal Abidin bin Imam Al-Husain bin Ali bin Abi Thalib Wa Fathimah Az-Zahra binti Nabi Muhammad.  

JABATAN

Sayyid Husain Jamaluddin Akbar Jumadil Kubra adalah Raja/ Sultan Ke-4 Kesultanan Islam Nasarabad India Lama, sekaligus muballigh yang bekeliling hingga ke Nusantara.  

NAMA GELAR HUSAIN JAMALUDDIN AKBAR JUMADIL KUBRO
  1. Sayyid Husain Jamaluddin
  2. Syekh Maulana Akbar
  3. Syekh Maulana Jumadil Kubra I
  4. Syekh Maulana Jumadil Kubra Wajo
  5. Maulana Jamaluddin Akbar Gujarat
  6. Sayyid Husain Jamaluddin Al-Akbar Jumadil Kubra

NAMA ISTERI HUSAIN JAMALUDDIN AKBAR JUMADIL KUBRO


Al-Imam Maulana Husain Jamaluddin Jumadil Kubro dikenal sebagai seorang muballigh terkemuka, di mana sebagian besar penyebar Islam di Nusantara (Wali Songo), berasal dari keturunannya. Beliau dilahirkan pada tahun 1270 M di negeri Nasarabad, dan wafat di Wajo tahun 1453 M. Jadi usianya 183 tahun.


Syekh Husain Jamaluddin Akbar Jumadil Kubra, beliau tercatat memiliki isteri 9 orang (pada tahun yang berbeda-beda), yaitu :



1. Amira Fathimah binti Amir Husain bin Muhammad Taraghay (Pendiri Dinasti Timuriyyah, Raja Uzbekistan, Samarkand), (Menikah tahun 1295 M), melahirkan 5 anak. yaitu: Ibrahim Zainuddin Al-Akbar As-Samarqandiy (Ibrahim Asmoro) saat berdakwah di Samarqand (yaitu antara tahun 1295M-1308 M), Ibrahim Zainuddin Asmaraqandi lahir tahun 1297 M. kemudian lahir putra-putra yang lain yaitu: Pangeran Pebahar As-Samarqandiy (lahir di Samarkan 1300 M), Fadhal As-Samarqandiy (Sunan Lembayung) (lahir di Samarqand tahun 1302 M), Sunan Kramasari As-Samarqandiy (Sayyid Sembahan Dewa Agung) (lahir di Samarkand pada tahun 1305 M), Syekh Yusuf Shiddiq As-Samarqandiy (lahir di Samarkand pada tahun 1307 M), 



2. Puteri Nizamul Muluk bin Sultan Nizamul Muluk dari Delhi (India) (menikah tahun 1309 M), Pernikahan ini dilakukan saat Maulana Husain Jamaluddin kembali dari dakwahnya dari Samarkand ke India, dari isteri ini memiliki 3 anak yaitu: Maulana Muhammad Jumadil Kubra (lahir di Nasarabad India, tahun 1311 M), Maulana Muhammad 'Ali Akbar (lahir di Nasarabad, tahun 1312 M), Maulana Muhammad Al-Baqir (Syekh Subaqir, Lahir di Nasarabad India, tahun 1314 M), Syaikh Maulana Wali Islam (lahir di Nasarabad, tahun 1317 M)



3. Lalla Fathimah binti Hasan bin Abdullah Al-Maghribi Al-Hasani (Morocco) (Menikah tahun 1319 M), pernikahan ini dilakukan Husain Jamaluddin saat adanya hubungan diplomatik antara Kesultanan India dengan Kerajaan Marokko, dari pernikahan ini memiliki 1 anak yaitu: Maulana Muhammad Al-Maghribi (lahir di Maghrib (Morocco), tahun 1321 M)



4. Fathimah binti Hasan At-Turabi bin 'Ali bin Muhammad Al-Faqih Al-Muqaddam Al-Hadrami Al-Husaini (menikah tahun 1323 M) melahirkan seorang anak laki-laki bernama Maulana Ibrahim Al-Hadrami Azmatkhan (leluhur Azmatkhan di Yaman) lahir di Hadramaut pada tahun 1325 M.



5. Puteri Linang Cahaya binti Raja Sang Tawal/ Sultan Baqi Syah/ Sultan Baqiuddin Syah (Malaysia)/ Raja Langka suka (menikah pada tahun 1350 M), melahirkan 1 anak, yaitu: Puteri Siti Aisyah (Putri Ratna Kusuma) (lahir pada tahun 1351 M) yang kemudian menjadi isteri Syeikh Khalid Al Idrus (Adipati Jepara)



6. Puteri Ramawati binti Sultan Zainal Abidin I Diraja Champa (Menikah tahun 1355 M) memiliki 1 anak laki-laki, yang diberi nama Ibrahim Zainuddin Asghar Champa yang bergelar Sultan Zainal Abidin II Diraja Champa (lahir di Champa, tahun 1357 M)



7. Puteri Syahirah atau Puteri Selindung Bulan (Putri Saadong II) binti Sultan Baki Shah ibni al-Marhum Sultan Mahmud, Raja of Chermin dari Kelantan Malaysia (menikah tahun 1390M), melahirkan 2 anak. yaitu Sayyid 'Ali Nurul Alam bin Husain Jamadi al-Kubra, alias Pateh Arya Gajah Mada. Perdana Mantri of Kelantan-Majapahit II menjabat antara 1432-1467 M (lahir pada tahun 1402 M) dan Sayyid Muhammad Kebungsuan alias (Prabhu Anum/Udaya ning-Rat/Bhra Wijaya) lahir pada tahun 1410 M.



8. Puteri Jauhar binti Raja Johor Malaysia, menikah tahun 1399 M melahirkan 2 anak. yaitu 'Abdul Malik (lahir di Johor, 1404 M) dan Sultan Berkat Zainul Alam (lahir di Johor, tahun 1406 M).

9. Pada tahun 1411 Sayyid Husain Jamaluddin Jumadil Kubra menikah dengan Putri Raja Batara Gowa Tuminanga ri Paralakkenna (Raja Gowa Sulawesi Selatan), dan melahirkan beberapa anak, yaitu : 1. Sayyid Hasan Jumadil Kubra lahir tahun 1413 M (Menjadi Syekh Mufti Kesultanan Gowa, tahun 1453 M, bertepatan dengan wafatnya Sayyid Husain Jamaluddin Jumadil Kubra, dan wafat tahun 1591 M, berusia 138 tahun). 2. Sayyid Husain Jumadil Kubra Al-Asghar, lahir tahun 1443 M.

* Sayyid Hasan Jumadil Kubra bin Sayyid Husain Jamaluddin Jumadil Kubra, menikah dengan Sepupunya yaitu Puteri Tunggal Halimah binti I Tepukaraeng Daeng Parabbung Tuni Pasulu (Raja Gowa, berkuasa 1590 -1593), melahirkan:
1. Sultan Gowa Islam Pertama (I Mangari Daeng Manrabbia Sultan Alauddin Tuminanga ri Gaukanna), kemudian ia melahirkan putera bernama:
2. Sultan Gowa Islam Kedua (I Mannuntungi Daeng Mattola Karaeng Lakiyung Sultan Malikussaid Tuminanga ri Papang Batuna), kemudian ia melahirkan putera bernama:
3. Sultan Gowa Islam Ketiga (I Mallombassi Daeng Mattawang Karaeng Bonto Mangape Sultan Hasanuddin Tuminanga ri Balla'pangkana) , bergelar SULTAN HASANUDDIN alias AYAM JANTAN DARI TIMUR, (PAHLAWAN NASIONAL). Dan keturunannya sampai sekarang terdata di Kitab Al-Mausu'ah Li Ansabi Al-Imam Al-Husaini.


* Adapun Sayyid Husain Jumadil Kubra Al-Asghar, lahir tahun 1443 M, Pada tahun 1473 M menikah dengan Puteri Wajo binti La Tadampare Puangrimaggalatung (Raja Wajo), pada tahun 1483 M melahirkan putera bernama Sulaiman alias Dato Sulaiman (Qadhi & Mufti Kesultanan Wajo Pertama). Dato Sulaiman ini keturunannya banyak di Wajo dan di Pasuruan dan Bangil, Jawa timur.

NAMA ANAK HUSAIN JAMALUDDIN AKBAR JUMADIL KUBRA

Sayyid Husain Jamaluddin Akbar Jumadil Kubra Azmatkhan memiliki 19 anak dari 9 isteri, yaitu:

  1. Ibrahim Zainuddin Asmaraqandi lahir tahun 1297 M. 
  2. Pangeran Pebahar As-Samarqandiy (lahir di Samarkan 1300 M), 
  3. Fadhal As-Samarqandiy (Sunan Lembayung) (lahir di Samarqand tahun 1302 M), 
  4. Sunan Kramasari As-Samarqandiy (Sayyid Sembahan Dewa Agung) (lahir di Samarkand pada tahun 1305 M), 
  5. Syekh Yusuf Shiddiq As-Samarqandiy (lahir di Samarkand pada tahun 1307 M), 
  6. Maulana Muhammad Jumadil Kubra (lahir di Nasarabad India, tahun 1311 M), 
  7. Maulana Muhammad 'Ali Akbar (lahir di Nasarabad, tahun 1312 M), 
  8. Maulana Muhammad Al-Baqir (Syekh Subaqir, Lahir di Nasarabad India, tahun 1314 M), 
  9. Syaikh Maulana Wali Islam (lahir di Nasarabad, tahun 1317 M)
  10. Maulana Muhammad Al-Maghribi (lahir di Maghrib (Morocco), tahun 1321 M)
  11. Maulana Ibrahim Al-Hadrami Azmatkhan (leluhur Azmatkhan di Yaman) lahir di Hadramaut pada tahun 1325 M.
  12. Puteri Siti Aisyah (Putri Ratna Kusuma) (lahir pada tahun 1351 M) yang kemudian menjadi isteri Syeikh Khalid Al Idrus (Adipati Jepara)
  13. Ibrahim Zainuddin Asghar Champa yang bergelar Sultan Zainal Abidin II Diraja Champa (lahir di Champa, tahun 1357 M)
  14. Sayyid 'Ali Nurul Alam bin Husain Jamadi al-Kubra, (bergelar Maulana 'Abdul Malik Israil / Sultan Qanbul) alias Pateh Arya Gajah Mada. Perdana Mantri of Kelantan-Majapahit II menjabat antara 1432-1467 M (lahir pada tahun 1402 M) 
  15. 'Abdul Malik (lahir di Johor, 1404 M) d
  16. Sultan Berkat Zainul Alam (lahir di Johor, tahun 1406 M)
  17. Sayyid Muhammad Kebungsuan alias (Prabhu Anum/Udaya ning-Rat/Bhra Wijaya) lahir pada tahun 1410 M.
  18. Sayyid Hasan Jumadil Kubra lahir tahun 1413 M (Menjadi Syekh Mufti Kesultanan Gowa, tahun 1453 M, bertepatan dengan wafatnya Sayyid Husain Jamaluddin Jumadil Kubra, dan wafat tahun 1591 M, berusia 138 tahun). 
  19. Sayyid Husain Jumadil Kubra Al-Asghar, lahir tahun 1443 M.

WAFAT

Sayyid Husain Jamaluddin Akbar Jumadil Kubra Azmatkhan meninggal dunia tahun 1453 M dan dimakamkan di hadapan masjid beliau di Jalan Masjid Tua, Desa Teroja,Kacamatan Manjeuleng, Kabupaten Wajo, Propensi Sulawesi Selatan.


Makam Sayyid Husain Jamaluddin Akbar Jumadil Kubra Azmatkhan

Makam Sayyid Husain Jamaluddin Akbar Jumadil Kubra Azmatkhan




DAFTAR PUSTAKA:

As-Sayyid Shohibul Faroji Azmatkhan, Al-Mausuu'ah Li Ansaab Itrati Al-Imam Al-Husaini, Jakarta: Penerbit.Madawis, Cetakan 1, 2011

(20 F) Imam As-Sayyid Ahmad Syah Jalaluddin Azmatkhan

Ditulis oleh:

Ahmad Syah Jalaluddin bin Amir Abdullah bin Abdul Malik Azmatkhan adalah anak ke-6 dari Amir Abdullah bin Abdul Malik Azmatkhan, dia adalah seorang Raja Ke-3 di Ksultanan Nasarabad India Lama, naik tahta setelah wafatnya sang ayah, yaitu pada tahun 696 Hijriah.1

NASAB LENGKAP

Nasab lengkapnya adalah Ahmad Syah Jalaluddin bin Abdullah bin Abdul Malik Azmatkhan bin Alwi Ammul Faqih bin Muhammad Shohib Marbath bin Ali Khali' Qasam bin Alwi Shohib Bait Jubair bin Muhammad Maula Ash-Shouma'ah bin Alwi Al-Mubtakir bin Ubaidillah bin Ahmad Al-Muhajir bin Isa Ar-Rumi bin Muhammad An-Naqib bin Ali Al-Uraidhi bin Imam Ja'far Shodiq bin Imam Muhammad Al-Baqir bin Imam Ali Zainal Abidin bin Imam Al-Husain bin Ali bin Abi Thalib Wa Fathimah Az-Zahra binti Nabi Muhammad.2  

JABATAN

Sayyid Ahmad Syah Jalaluddin bin Abdullah Azmatkhan adalah Raja Kesultanan Nasarabad India Lama.  

NAMA ANAK AHMAD SYAH JALALUDDIN AZMATKHAN

Ahmad Syah Jalaluddin bin Amir Abdullah bin Abdul Malik Azmatkhan memiliki 19 anak, yaitu:

1.             Husain Jamaluddin Akbar Jumadil Kubra  (Leluhur Walisongo, keturunannya menyebar di Indonesia, Malaysia, dan Asia Tenggara, Wafat di Wajo, Sulawesi Selatan,w.760 H).
2.             Maulana Isa
3.             Qamaruddin
4.             Majiduddin
5.             Tsanauddin
6.             Sultan Sulaiman Al-Baghdadi
7.             Ali Nuruddin Syah
8.             Husain Khalifatullah Syah
9.             Syaikh Muhammad Ariffin Syah
10.          Muhyiddin Syah
11.          Ali Syahabuddin Umar Khan
12.          Abdullah Syah
13.          Alwi Quthbuddin
14.          Jalaluddin Abdullah
15.          Hasanuddin
16.          Aliyyuddin
17.          Qadir Binaksah
18.          Syarifah Alawiyyah
19.          Qoimuddin 3

WAFAT


Ahmad Syah Jalaluddin bin Amir Abdullah bin Abdul Malik Azmatkhan meninggal dan dimakamkan Haedarabad, berdekatan dengan  Kota Ahmadabad, Republik India, tahun 711 H. Dan jenazahnya disholati dan diantarkan oleh ribuan rakyat India.


FOOTNOTE:

1.             As-Sayyid Shohibul Faroji Azmatkhan, Al-Mausuu'ah Li Ansaab Itrati Al-Imam Al-Husaini, Jakarta: Penerbit.Madawis, 2011, hlm. 45
2.             Aburumi Zainal & Zainal ‘Abidin Assegaf, Sejarah dan Silsilah Dari Nabi Muhammad ke Walisongo, Jakarta: Penerbit Yasrim, 2000, halaman 38.
3.             As-Sayyid Shohibul Faroji Azmatkhan, Al-Mausuu'ah Li Ansaab Itrati Al-Imam Al-Husaini, Jakarta: Penerbit.Madawis, 2011, hlm. 45-149


DAFTAR PUSTAKA:

1.             Aburumi Zainal & Zainal ‘Abidin Assegaf, Sejarah dan Silsilah Dari Nabi Muhammad ke Walisongo, Jakarta: Penerbit Yasrim, 2000 
2.             As-Sayyid Shohibul Faroji Azmatkhan, Al-Mausuu'ah Li Ansaab Itrati Al-Imam Al-Husaini, Jakarta: Penerbit.Madawis, Cetakan 1, 2011

Jumat, 02 November 2012

(19A) Al-Imam Al-Amir 'Abdullah bin 'Abdul Malik Azmatkhan


Oleh:

Amir Abdullah bin Abdul Malik Azmatkhan adalah anak ke-2 dari Al-Imam Abdul Malik Azmatkhan, dia adalah seorang Raja Ke-2 di Kerajaan Nasarabad India Lama, naik tahta setelah wafatnya sang ayah, yaitu pada tahun 653 Hijriah.

NASAB LENGKAP

Nasab lengkapnya adalah Abdullah bin Abdul Malik Azmatkhan bin Alwi Ammul Faqih bin Muhammad Shohib Marbath bin Ali Khali' Qasam bin Alwi Shohib Bait Jubair bin Muhammad Maula Ash-Shouma'ah bin Alwi Al-Mubtakir bin Ubaidillah bin Ahmad Al-Muhajir bin Isa Ar-Rumi bin Muhammad An-Naqib bin Ali Al-Uraidhi bin Imam Ja'far Shodiq bin Imam Muhammad Al-Baqir bin Imam Ali Zainal Abidin bin Imam Al-Husain bin Ali bin Abi Thalib Wa Fathimah Az-Zahra binti Nabi Muhammad. 1 

JABATAN

Sayyid Abdullah Azmat Khan pernah menjabat sebagai Pejabat Diplomasi Kerajaan India, beliau pun memanfaatkan jabatan itu untuk menyebarkan Islam ke berbagai negeri. Sejarah mencatat bagaimana beliau bersaing dengan Marcopolo di daratan Cina, persaingan itu tidak lain adalah persaingan di dalam memperkenalkan sebuah budaya. Sayyid Abdullah memperkenalkan budaya Islam dan Marcopolo memperkenalkan budaya barat. Sampai saat ini, sejarah tertua yang kami dapat tentang penyebaran Islam di Cina adalah cerita Sayyid Abdullah ini. maka, bisa jadi beliau adalah penyebar Islam pertama di Cina, sebagaimana beberapa anggota Wali Songo yang masih cucu-cucu beliau adalah orang pertama yang berda'wah di tanah Jawa. 2 

NAMA ANAK AMIR ABDULLAH KHAN

Amir Abdullah bin Abdul Malik Azmatkhan memiliki anak, yaitu:
1.                   Ali bin Abdullah (keturunannya ada di India, Pakistan, Banglades, Afghanistan)
2.                   Hisamuddin Qadir Muhsin bin Abdullah (keturunannya ada di India, Pakistan, Banglades, Iran, Yaman)
3.                   Alwi Quthub Khan bin Abdullah (keturunannya ada di India, Pakistan, Banglades, Sri Lanka, Yaman)
4.                   Abdul Malik Syaraf Khan bin Abdullah (keturunannya ada di India, Pakistan, Yaman)
5.                   Abdul Qadir bin Abdullah (keturunannya ada di Malaka, Malaysia, Indonesia)
6.                   Ahmad Syah Jalaluddin (Leluhur Walisongo, keturunannya menyebar di Indonesia, Malaysia, Thailand, Singapore, Vietnam, Laos, India, Pakistan, Banglades, Yaman). 3
KARYA AMIR ABDULLAH KHAN
1.                   Nizhamul Hukuumah Al-Muhammadiyyah, karya tulis yang mengungkap tentang sistem pemerintahan Nabi Muhammad yang ditulis oleh Amir Abdullah bin Abdul Malik Azmatkhan.
2.                   Rihlah Abdulllah Azmatkhan, karya tulis yang menceritakan tentang pengalaman keliling dunia Sayyid Amir Abdullah bin Abdul Malik Azmatkhan.4

WAFAT

Amir Abdullah bin Abdul Malik Azmatkhan meninggal dan dimakamkan Nasarabad, Kabupaten Haedarabad, berdekatan dengan  Kota Ahmadabad, Republik India, tahun 696 H. Dan jenazahnya disholati dan diantarkan oleh ribuan rakyat India



FOOTNOTE:

1.             As-Sayyid Shohibul Faroji Azmatkhan, Al-Mausuu'ah Li Ansaab Itrati Al-Imam Al-Husaini, Jakarta: Penerbit.Madawis, 2011, hlm. 45
2.             Aburumi Zainal & Zainal ‘Abidin Assegaf, Sejarah dan Silsilah Dari Nabi Muhammad ke Walisongo, Jakarta: Penerbit Yasrim, 2000, halaman 38.
3.             As-Sayyid Shohibul Faroji Azmatkhan, Al-Mausuu'ah Li Ansaab Itrati Al-Imam Al-Husaini, Jakarta: Penerbit.Madawis, 2011, hlm. 45-149
4.             As-Sayyid Shohibul Faroji Azmatkhan, Al-Mausuu'ah Li Ansaab Itrati Al-Imam Al-Husaini, Jakarta: Penerbit.Madawis, 2011, hlm. 45

DAFTAR PUSTAKA:

1.             Aburumi Zainal & Zainal ‘Abidin Assegaf, Sejarah dan Silsilah Dari Nabi Muhammad ke Walisongo, Jakarta: Penerbit Yasrim, 2000 
2.             As-Sayyid Shohibul Faroji Azmatkhan, Al-Mausuu'ah Li Ansaab Itrati Al-Imam Al-Husaini, Jakarta: Penerbit.Madawis, Cetakan 1, 2011

(18A) Imam 'Abdul Malik Azmatkhan bin 'Alwi 'Ammul Faqih


Oleh:


NASAB :
Sayyid Abdul Malik bin Alawi (Ammil Faqih) bin Muhammd Shahib Marbath bin Ali Khali’ Qasam bin Alawi Baitu Jubair bin Muhammad Maula Ash-Shouma'ah bin Alawi Al-Mubtakir bin Ubaidillah bin Ahmad al-Muhajir bin Isa ar-Rumi bin Muhammad an-Naqib bin Ali al-’Uraidhi bin Ja’far Ash-Shadiq bin Muhammad al-Baqir bin Ali Zainal Abidin bin Al-Husain bin Ali bin Abi Thalib dan Fathimah az-Zahra’ binti Muhammad Rasuli-Llahi Shalla-Llahu Alaihhi wa-Sallam

TEMPAT DAN TAHUN KELAHIRANNYA:

Al-Imam As-Sayyid Abdul Malik Azmatkhan lahir di kota Qasam, sebuah kota di Hadhramaut, sekitar tahun 574 Hijriah. Beliau juga dikenal dengan gelar “Al-Muhajir Ilallah”, karena beliau hijrah dari Hadhramaut (Yaman Selatan) ke Gujarat / Gujarkhan (Republik India)  untuk berda’wah sebagaimana kakek beliau, Al-Imam As-Sayyid Ahmad bin Isa, digelari seperti itu karena beliau hijrah dari Iraq ke Hadhramaut untuk berda’wah.

ORANGTUA AL-IMAM ABDUL MALIK AZMATKHAN:

Ayah dari Al-Imam Abdul Malik Azmatkhan adalah Al-Imam Alwi 'Ammul Faqih bin Muhammad Shohib Marbath lahir di Tarim. Beliau adalah seorang ulama besar, pemimpin kaum Arifin, hafal al-Qur'an, selalu menjaga lidahnya dari kata-kata yang tidak bermanfaat, dermawan, cinta kepada fakir miskin dan memuliakannya, banyak senyum. Imam Alwi bin Muhammad Shohib Marbath dididik oleh ayahnya dan belajar kepada beberapa ulama, di antaranya Syaikh Salim Bafadhal, As-Sayid Salim bin Basri, Syaikh Ali bin Ibrahim al-Khatib. Beliau wafat pada hari Senin bulan Dzulqaidah tahun 613 Hijriyah di Tarim dan dimakamkan di perkuburan Zanbal.

Dalam Kitab Al-Mausuu'ah Li Ansaabi 'Itrati Al-Imam Al-Husaini, dijelaskan bahwa Al-Imam 'Alwi Ammul Faqih bin Muhammad Shahib Mirbath, memiliki empat orang anak, yaitu:

(1)Abdullah (keturunannya terputus)
(2)Ahmad (anaknya Fathimah ibu dari Ali dan Abdullah bin Alwi bin Muhammad al-Faqih al-Muqaddam),
(3)Abdul Malik Azmatkhan keturunannya menyebar di India dan di Indonesia, Malaysia, Singapura, Filipina, Thailand, dan Asia tenggara yang dikenal dengan nama AZMATKHAN (leluhur Wali Songo).
(3)Abdurahman, keturunannya keluarga al-Bahasyim, al-Bin Semith, al-Bin Thahir, al-Ba'bud Maghfun, al-Bafaraj, al-Haddad, al-Basuroh, al-Bafaqih, al-Aidid, al-Baiti Auhaj.

ISTRI AL-IMAM ABDUL MALIK AZMATKHAN:

Istri dari Imam Abdul Malik Azmatkhan adalah Putri Raja Kesultanan Islam Nasarabad India Lama, yang bernama Ummu Abdullah.

ANAK-ANAK AL-IMAM ABDUL MALIK AZMATKHAN:

Imam Abdul Malik Azmatkhan memiliki 4 anak, 2 laki-laki, dan 2 Perempuan, yaitu:
(1)As-Sayyid Alwi Faqih Khan (Leluhur Azmatkhan India, keturunannya banyak di Haedarabad India, Pakistan, Bangladesh)

(2)As-Sayyid Amir Abdullah Azmatkhan (Leluhur Walisongo, Keturunannya banyak di Asia Tenggara)
(3)Syarifah Zainab Azmatkhan (nasabnya terputus)
(4)Syarifah Fathimah Azmatkhan (nasabnya terputus)

GELAR - GELAR AL-IMAM AS-SAYYID ABDUL MALIK AZMATKHAN:

Menurut As-Sayyid Bahruddin Al-Husaini, menjelaskan bahwa gelar yang disandang oleh As-Sayyid Abdul Malik azmatkhan adalah:

(1)Al-Malik Lil Muslimiin = Raja Bagi Kaum Muslimin
(2)Al-Malik Min 'Alawiyyiin = Raja dari Kalangan Keturunan Imam Ali bin Abi Thalib
Al-Khalifah Lil Mukminiin = Khalifah bagi Kaum mukmin
Al-Mursyid = Mursyid bagi beberapa tarekat
An-Naaqib = Pakar dalam Ilmu Nasab
Al-Muhaddits = Menghafal Ribuan Hadits
Al-Musnid = Memiliki sanad keilmuan dari berbagai ulama' dan guru
Al-Qutub = Wali Qutub pada masanya
Al-Wali = Seorang Waliyullah
Abu Al-Muluuk = Ayah dan datuk bagi para Raja
Abu Al-Awliyaa' = Ayah dan datuk bagi para Wali Songo
Abu Al-Mursyidiin = Ayah dan datuk bagi para Mursyid
Syaikhul Islam = Guru Besar Islam
Imamul Mujaahidiin = Imam Mujtahid
Al-Faqiihul Aqdam = Ahli Fiqih Yang paling utama
Al-Mujahid Fii Sabiilillah = Pejuang di Jalan Allah
Al-Hafiizhul Qur'an = Penghafal Qur'an
Shohibul Karomah = Raja dan Wali Allah yang memiliki Karomah
Amirul Mukminin= Pemimpin Pemerintahan Islam

KARYA TULIS IMAM 'ABDUL MALIK 'AZMATKHAN:
1.             Tafsir Ma'rifatul Furqan Li 'Abdul Malik Azmatkhan ( تفسير معرفة الفرقان لعبد الملك العظمت خان), yaitu tafsir  sufistik berbahasa Arab karya Imam 'Abdul Malik 'Azmatkhan bin 'Alwi 'Ammul Faqih  bin Muhammad Shohib Marbath. 
2.             Al-Adzkaar Al-Azmatkhaniyyah Li Tholabi Mardhotillah ( الأذكار العظمت خانية لطلب مرضات الله), yaitu kitab kumpulan dzikir, doa, wirid, hizib yang ditulis dan diamalkan oleh  Imam 'Abdul Malik 'Azmatkhan bin 'Alwi 'Ammul Faqih  bin Muhammad Shohib Marbath.
3.             Qur'an Kaa Tarjamah (قران کا ترجمہ), yaitu terjemahan al-qur'an ke bahasa Urdu yang diterjemahkan oleh  Imam 'Abdul Malik 'Azmatkhan bin 'Alwi 'Ammul Faqih  bin Muhammad Shohib Marbath.

NAMA FAM AZMATKHAN DALAM ILMU NASAB:

Nama Azmatkhan berasal dari penggabungan dua kata dalam bahasa Urdu. “Azmat” berarti; mulia, terhormat. Dan “Khan” memiliki arti setara seperti Komandan, Pemimpin, atau Penguasa. Nama ini disandangkan kepada Al-Imam As-Sayyid Abdul Malik setelah beliau menjadi menantu bangsawan Nasarabad. Mereka bermaksud memberi beliau gelar “Khan” sebagai bangsawan sekaligus penguasa setempat sebagaimana keluarga yang lain. Hal ini persis dengan apa yang dialami Sayyid Ahmad Rahmatullah ketika diberi gelar “Raden Rahmat” setelah menjadi menantu bangsawan Majapahit. Namun karena Sayyid Abdul Malik dari bangsa “syarif” (mulia) keturunan keturunan Al-Husain putra Fathimah binti Rasulillah SAW, maka mereka menambah kalimat “Azmat” sehingga menjadi “Azmatkhan”. Dengan huruf arab, mereka menulis عظمت خان bukan عظمة خان, dengan huruf latin mereka menulis “Azmatkhan”, bukan “Adhomatu Khon” atau “Adhimat Khon” seperti yang ditulis sebagian orang.

WAFAT & MAKAM AL-IMAM ABDUL MALIK AZMATKHAN:

Imam 'Abdul Malik Azmatkhan wafat di Nasarabad India, pada tahun 653 Hijriyyah.


KESAKSIAN PARA AHLI NASAB TENTANG FAM AZMATKHAN:

KESAKSIAN PERTAMA:

Menurut As-Sayyid Salim bin Abdullah Asy-Syathiri Al-Husaini (Ulama' asli Tarim, Hadramaut, Yaman), berkata: "Keluarga Azmatkhan (Walisongo) adalah dari Qabilah Ba'Alawi asal hadhramaut Yaman gelombang pertama yang masuk di Nusantara dalam rangka penyebaran Islam (Semoga Allah Subhanahu wa Ta'ala merahmati keluarga Azmatkhan) Sesuai dengan namanya, yang berarti “Pemimpin dari keluarga Mulia” .

KESAKSIAN KEDUA:

Menurut H.M.H. Al-Hamid Al-Husaini dalam bukunya “Pembahasan Tuntas Perihal Khilafiyah”, dia berkata:

"Sayyid Abdul Malik bin Alwi lahir di kota Qasam, sebuah kota di Hadhramaut, sekitar tahun 574 Hijriah. Ia meninggalkan Hadhramaut pergi ke India bersama jama’ah para Sayyid dari kaum Alawiyyin. Di India ia bermukim di Naserabad. Ia mempunyai beberapa orang anak lelaki dan perempuan, di antaranya ialah Sayyid Amir Khan Abdullah bin Sayyid Abdul Malik, lahir di kota Nashr Abad, ada juga yang mengatakan bahwa ia lahir di sebuah desa dekat Naserabad. Ia anak kedua dari Sayyid Abdul Malik
Sejarah mencatat meratanya serbuan dan perampasan bangsa Mongol di belahan Asia. Diantara nama yang terkenal dari penguasa-penguasa Mongol adalah Khubilai Khan. Setelah Mongol menaklukkan banyak bangsa, maka muncullah Raja-raja yang diangkat atau diakui oleh Mongol dengan menggunakan nama belakang “Khan”, termasuk Raja Naserabad, India.
Setelah Sayyid Abdul Malik menjadi menantu bangsawan Naserabad, mereka bermaksud memberi beliau gelar “Khan” agar dianggap sebagai bangsawan setempat sebagaimana keluarga yang lain. Hal ini persis dengan cerita Sayyid Ahmad Rahmatullah ketika diberi gelar “Raden Rahmat” setelah menjadi menantu bangsawan Majapahit. Namun karena Sayyid Abdul Malik dari bangsa “syarif” (mulia) keturunan Nabi, maka mereka menambah kalimat “Azmat” yang berarti mulia (dalam bahasa Urdu India) sehingga menjadi “Azmatkhan”. Dengan huruf arab, mereka menulis عظمت خان bukan عظمة خان, dengan huruf latin mereka menulis “Azmatkhan”, bukan “Adhomatu Khon” atau “Adhimat Khon” seperti yang ditulis sebagian orang.
Sayyid Abdul Malik juga dikenal dengan gelar “Al-Muhajir Ilallah”, karena beliau hijrah dari Hadhramaut ke India untuk berda’wah, sebagaimana kakek beliau, Sayyid Ahmad bin Isa, digelari seperti itu karena beliau hijrah dari Iraq ke Hadhramaut untuk berda’wah
Nama putra Sayyid Abdul Malik adalah “Abdullah”, penulisan “Amir Khan” sebelum “Abdullah” adalah penyebutan gelar yang kurang tepat, adapun yang benar adalah Al-Amir Abdullah Azmatkhan. Al-Amir adalah gelar untuk pejabat wilayah. Sedangkan Azmatkhan adalah marga beliau mengikuti gelar ayahanda.
Sebagian orang ada yang menulis “Abdullah Khan”, mungkin ia hanya ingat Khan-nya saja, karena marga “Khan” (tanpa Azmat) memang sangat populer sebagai marga bangsawan di kalangan orang India dan Pakistan. Maka penulisan “Abdullah Khan” itu kurang tepat, karena “Khan” adalah marga bangsawan Pakistan asli, bukan marga beliau yang merupakan pecahan marga Ba’alawi atau Al-Alawi Al-Husaini.
Ada yang berkata bahwa di India mereka juga menulis Al-Khan, namun yang tertulis dalam buku nasab Alawiyyin adalah Azmatkhan, bukan Al-Khan, sehingga penulisan Al-Khan akan menyulitkan pelacakan di buku nasab.
Sayyid Abdullah Azmatkhan pernah menjabat sebagai Pejabat Diplomasi Kerajaan India, beliaupun memanfaatkan jabatan itu untuk menyebarkan Islam ke berbagai negeri. Sejarah mencatat bagaimana beliau bersaing dengan Marcopolo di daratan Cina, persaingan itu tidak lain adalah persaingan didalam memperkenalkan sebuah budaya. Sayyid Abdullah memperkenalkan budaya Islam dan Marcopolo memperkenalkan budaya Barat. Sampai saat ini, sejarah tertua yang kami dapat tentang penyebaran Islam di Cina adalah cerita Sayyid Abdullah ini. Maka bisa jadi beliau adalah penyebar Islam pertama di Cina, sebagaimana beberapa anggota Wali Songo yang masih cucu-cucu beliau adalah orang pertama yang berda’wah di tanah Jawa.
Ia (Sayyid Abdullah) mempunyai anak lelaki bernama Amir Al-Mu’azhzham Syah Maulana Ahmad.” Nama beliau adalah Ahmad, adapun “Al-Amir Al-Mu’azhzham” adalah gelar berbahasa Arab untuk pejabat yang diagungkan, sedangkan “Syah” adalah gelar berbahasa Urdu untuk seorang Raja, bangsawan dan pemimpin, sementara “Maulana” adalah gelar yang dipakai oleh muslimin India untuk seorang Ulama besar.Sayyid Ahmad juga dikenal dengan gelar “Syah Jalaluddin”.
Maulana Ahmad Syah Mu’azhzham adalah seorang besar, Ia diutus oleh Maharaja India ke Asadabad dan kepada Raja Sind untuk pertukaran informasi, kemudian selama kurun waktu tertentu ia diangkat sebagai wazir (menteri). Ia mempunyai banyak anak lelaki. Sebagian dari mereka pergi meninggalkan India, berangkat mengembara. Ada yang ke negeri Cina, Kamboja, Siam (Tailand) dan ada pula yang pergi ke negeri Anam dari Mongolia Dalam (Negeri Mongolia yang termasuk di dalam wilayah kekuasaan Cina). Mereka lari  meninggalkan India untuk menghindari kesewenang-wenangan dan kezhaliman Maharaja India pada waktu terjadi fitnah pada akhir abad ke-7 Hijriah.
Di antara mereka itu yang pertama tiba di Kamboja ialah Sayyid Jamaluddin Al-Husain Amir Syahansyah bin Sayyid Ahmad. Ia pergi meninggalkan India tiga tahun setelah ayahnya wafat. Kepergiannya disertai oleh tiga orang saudaranya, yaitu Syarif Qamaruddin. Konon, dialah yang bergelar ‘Tajul-muluk’. Yang kedua ialah Sayyid Majiduddin dan yang ketiga ialah Sayyid Tsana’uddin.”
Sayyid Jamaluddin Al-Husain oleh sebagian orang Jawa disebut Syekh Jumadil Kubro. Yang pasti nama beliau adalah Husain, sedangkan Jamaluddin adalah gelar atau nama tembahan, sehingga nama beliau juga ditulis “Husain Jamaluddin”. Adapun “Syahansyah” artinya adalah Raja Diraja. Namun kami yakin bahwa gelar Syahansah itu hanyalah pemberian orang yang beliau sendiri tidak tahu, karena Rasulullah SAW melarang pemberian gelar Syahan-syah pada selain Allah.
Sayyid Husain juga memiliki saudara bernama Sulaiman, beliau medirikan sebuah kesultanan di Tailand. Beliau dikenal dengan sebutan Sultan Sulaiman Al-Baghdadi, barangkali beliau pernah tinggal lama di Baghdad. Nah, Sayyid Husain dan Sayyid Sulaiman inilah nenek moyang daripada keluarga Azmatkhan Indonesia, setidaknya yang kami temukan sampai saat ini.

KESAKSIAN KETIGA:

Menurut Sayyid Ali bin Abu Bakar As-Sakran dalam Kitab Nasab yang bernama Al-Jawahir Al-Saniyyah, berkata: "Al-Azmatkhan adalah fam yang dinisbatkhan kepada Al-Imam As-Sayyid Abdul Malik Azmatkhan bin 'Alawi 'Ammil Faqih".

KESAKSIAN KEEMPAT:

Menurut Ad-Dawudi dalam Kitab Umdatut Thalib berkata, ""Al-Azmatkhan adalah fam yang dinisbatkhan kepada Al-Imam As-Sayyid Abdul Malik Azmatkhan bin 'Alawi 'Ammil Faqih, dan keturunannya masih ada sampai sekarang ini melalui jalur Walisongo di Jawa".

KESAKSIAN KELIMA:

Penelitian sayyid Zain bin abdullah alkaf dalam kitabnya "Ilhaafun Nazhooir" yang dikutip dalam buku khidmatul 'asyirah karangan Habib Ahmad bin Abdullah bin Muhsin Assegaf; MEMBENARKAN & MEM-VALID-KAN nasab jalur Azmatkhan.

KESAKSIAN KEENAM:

Penelitian Al-Alammah As-Sayyid Abdurrahman bin Muhammad Husain Al-Masyhur dalam Kitab Syamsud Zhahirah, yang memvalidkan nasab jalur Azmatkhan.

KESAKSIAN KETUJUH

Kesaksian dari Sayyid Ali bin Ja'far Assegaf Palembang.

Bermula silsilah wali songo ditemukan oleh sayid Ali bin Ja’far Assegaf pada seorang keturunan bangsawan Palembang. Dalam silsilah tersebut tercatat tuan Fakih Jalaluddin yang dimakamkan di Talang Sura pada tanggal 20 Jumadil Awal 1161 hijriyah, tinggal di istana kerajaan Sultan Muhammad Mansur mengajar ilmu ushuluddin dan alquran. Dalam silsilah tersebut tercatat nasab seorang Alawiyin bernama sayid Jamaluddin Husein bin Ahmad bin Abdullah bin Abdul Malik bin Alwi bin Muhammad Shohib Mirbath, yang mempunyai tujuh anak laki. Di samping itu tercatat pula nasab keturunan raja-raja Palembang yang bergelar pangeran dan raden, nasab Muhammad Ainul Yaqin yang bergelar Sunan Giri.

KESAKSIAN KEDELAPAN:


Penelitian As-Sayyid Muhammad bin Ahmad bin Umar Asy-Syathiri dalam Kitab Al-Mu'jam Al-Lathif.

KHILAFAH AZMATKHAN


Keluarga Azmatkhan sejauh ini tercatat memimpin banyak Kesultanan atau Kerajaan di Asia Tenggara. Diantaranya :

(1)Kesultanan Nasirabad – India
(2)Kesultanan Adipati Bagelen
(3)Kesultanan Adipati Bangkalan – Madura
(4)Kesultanan Adipati Gerbang Hilir
(5)Kesultanan Adipati Jayakarta
(6)Kesultanan Adipati Manonjaya
(7)Kesultanan Adipati Pajang
(8)Kesultanan Adipati Pakuan
(9)Kesultanan Adipati Sukapura
(10)Kesultanan Adipati Sumenep
(11)Kesultanan Adipati Tasikmalaya
(12)Kesultanan Ampel Denta – Surabaya
(13)Kesultanan Banten
(14)Kesultanan Campa (Kamboja)
(15)Kesultanan Cirebon Larang / Carbon Larang
(16)Kesultanan Demak Bintoro
(17)Kesultanan Giri Kedaton
(18)Kesultanan Kacirebonan – Cirebon
(19)Kesultanan Kanoman – Cirebon
(20)Kesultanan Kasepuhan – Cirebon
(21)Kesultanan Kedah - Malaysia (Ada tautan dari pihak wanita Azmatkhan)
(22)Kesultanan Kelantan – Malaysia
(23)Kesultanan Mangkunegaran (ada tautan dari pihak wanita Azmatkhan)
(24)Kesultanan Mataram Islam (ada tautan dari pihak wanita Azmatkhan)
(25)Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat (ada tautan dari pihak wanita Azmatkhan)
(26)Kasunanan Surakarta Hadiningrat (ada tautan dari pihak wanita Azmatkhan)
(27)Kesultanan Pakualaman
(28)Kesultanan Palembang Darusalam
(29)Kesultanan Patani – Thailand
(30)Kesultanan Sumedang Larang / Sunda Larang
(31)Kesultanan Surabaya (Kelanjutan Kesultanan Ampel Denta)
(32)Kesultanan Ternate
(33)Keratuan Darah Putih, Lampung
DAFTAR KEPUSTAKAAN (BUKU-BUKU YANG MENJELASKAN) 
TENTANG AZMATKHAN :

Sayyid Ahmad bin Anbah,Umdatuth Thaalib Fii Ansaabi Aali Abi Thaalib
Sayyid Ali As-Samhudiy, Jawaahir Al-Aqdaini Fii Ansaabi Abnaai As-Sibthaini
Sayyid Abu Thalib Taqiyyuddin An-Naqiibi, Ghaayatu Al-Ikhtishoori Fii Al-buyuutaati Al-'Alawiyyati Al-Mahfuzhati Min Al-Ghayyaari.
As-Sayyid Al-Muhaddits Husain bin Abdurrahman Al-Ahdali, Tuhfatuz Zaman Fii Taariikhi Saadaatil Yamani
As-Sayyid Abu Fadhal Muhammad Al-Kazhimi Al-Husaini, An-Nafkhah Al-Anbariyyah Fii Ansaabi Khairil Bariyyah
As-Sayyid Dhoomin bin Syadqam, Tuhfatul Azhaari Fii Ansaabi Aal An-Nabiyyi Al-Mukhtaari
As-Sayyid Ahmad bin Hasan Al-Attas, Uquud Al-Almaas
Sayyid Jamaluddin Abdullah Al-Jurjaani Al-Husaini, Musyajjarah Al-Mutadhammin Ansaabi Ahlilbaiti Ath-Thaahiri
As-Sayyid Al-Imam Muhammad bin Ahmad bin 'Amiiduddin Al-Husaini An-Najafiy, Kitab Bahrul Ansaabi
As-Sayyid Murtadha Az-Zabiidi, Al-Musyajjir Al-Kasysyaaf Li Ushuulis Saadah Al-Asyraaf
As-Sayyid Husain bin Muhammad Ar-Rifaa'i Al-Mishri, Bahrul Ansaabil Muhiith
As-Sayyid 'Ali bin Abi Bakar asy-Syakran, Al-Jawaahir As-Saniyyah Fii Ansaabi Al-Husainiyyah
As-Sayyid Abdurrahman bin Muhammad Al-Masyhur Al-Husaini Al-Hadrami, Kitab Syamsuzh Zhahiirah
As-Sayyid Ahmad bin Abdullah bin Muhsin Assegaff, Khidmah Al-'Asyiirah Bi Tartiibi wa Talkhiishi Wa Tadzliili Syamsizh Zhahiirah
As-Sayyid Dhiyaa'u Syihaab, Ta'liiqaat Mabsuuthah Wa Mufashsholah 'Alaa Syamsizh Zhahiirah
As-Sayyid Umar bin Alawi Al-Kaff, Al-Faraayid Al-Jauhariyyah Fii Tarraajumi Asy-Syaharah Al-'Alawiyyah
As-Sayyid Umar bin Abdurrahman bin Shihabuddin, Syajaratul Alawiyyah
As-Sayyid Muhammad bin Ahmad bin Umar Asy-Syathiri, Kitab Al-Mu'jam Al-Lathif
As-Sayyid Bahruddin Ba'alawi Al-Husaini, Ansaabi Wali Songo,
As-Sayyid Abi Al-Mu'ammar Yahya bin Muhammad bin Al-Qasim Ba'alawi Al-Husaini, Kitab Abnaaul Imam Fii Mishra Was Syaami Al-Hasani Wal Husaini,
As-Sayyid Al-Qalqasandiy Al-Hasani, Nihaayatul Urabi Fi Ma'rifati Al-Ansaabi Al-'Arabi,
Al-Imam Abi Sa'di Abdil Karim bin Muhammad bin Mansur At-Tamimiy As-Sam'aaniy, Kitab Al-ansaab
Al-Imam Ahmad bin Yahya bin Jabir Al-Balaadiri,Kitabu Al-Jumali Min Ansaabil Asyraaf