Kamis, 14 November 2013

CHRISTIAN SNOUCK HURGRONJE, INILAH ORANG YANG MERUSAK NASAB & SEJARAH ISLAM DI INDONESIA

Oleh:

Iwan Mahmoed AL-Fattah Azmatkhan

Anda tentu masih ingat, ketika kita masih Di SD dimana sering sekali kita mendapatkan materi tentang Keislaman dari guru agama Islam maupun guru sejarah khususnya pada topik penyebaran Islam di Indonesia. Dalam setiap materi yang diajarkan oleh guru-guru itu kita hal yang tidak asing dan sangat akrab ditelinga kita bahwa "ISLAM DIBAWA KE INDONESIA MELALUI PEDAGANG-PEDAGANG GUJARAT INDIA". Dengan begitu PDnya guru guru kita pada waktu itu menjelaskan tentang teori yang satu ini, dan hampir dapat dipastikan bahwa teori-teori yang lain harus tersingkir dalam sejarah masuk dan berkembangnya Islam ini..


Dalam buku "POLITIK BELANDA TERHADAP ISLAM DAN KETURUNAN ARAB DI INDONESIA, yang disusun oleh Sayyid Hamid AL Qadri halaman 11 dan 12 , Sayyid Hamid mengatakan bahwa "teori tentang masuknya Islam Di Indonesia lewat India,adalah teorinya Snouck, Dan ia terkenal sangat gigih dalam membuktikan bahwa Agama Islam masuk ke Indonesia melalui jalur India ini, dengan mengatakan "bukan orang-orang arab yang memasukkan agama Islam di Indonesia, tetapi orang India". Akibat adanya teori yang satu ini banyak akhirnya fihak yang memandang bahwa Arab sama sekali tidak mempunyai sumbangsih apapun dalam perkembangan Islam. Kenapa ia begitu ngotot menyebarkan teori yang menyesatkan ini, tidak lain dan tidak bukan ia ingin memutus mata rantai hubungan antara Indonesia dan Arab, kenapa demikian? karena selama Ini fihak Belanda sangat kesulitan dalam menundukkan pejuang-pejuang Islam terhadap tirani kekuasaan mereka. Hubungan antara Arab dan Indonesia menjadi sangat serius dimata mereka, karena secara umum banyak orang Indonesia serta tokoh tokoh Islamnya mempunyai hubungan yang kuat, baik lewat Syarif Syarif Mekkah maupun pada saat mereka musim haji, apalagi pada musim haji ratusan tahun yang lalu banyak orang Indoenesia yang bermukim di kawasan timur tengah, sehingga dengan adanya interaksi ini sering membawa perubahan cara berfikir terutama dalam menyikapi penjajahan. Dan satu-satunya negara yang membuat repot para penjajah khususnya Belanda ini adalah Indoneisa. Negara-negara Penjajah dinegeri lain tidaklah terlalu repot menghadapi koloni-koloninya, walaupun koloni-koloni tersebut banyak yang negara Islam, memang koloni koloni itu ada pula perlawanan, namun secara umum kondisinya banyak yang adem ayem, ini berbeda dengan Indonesia, yang setiap beberapa tahun selalu timbul perlawanan diberbagai wilayah. Kenapa bisa terjadi perlawanan-perlwanan itu, tidak lain dan tidak bukan karena peran ulama-ulama yang mempunyai hubungan yang kuat dan mendapat pengaruh dari arab, baik secara sanad keilmuan maupun secara nasab. Adanya hubungan inilah sering menyebabkan kesadaran untuk berjuang, terutama umat Islamnya. Apalagi pada masa itu kekuasaan di Arab, khususnya Makkah dan MAdinah masih kuat memegang faham Ahlussunnah wal jamaah yang memiliki kesamaan dengan bangsa ini. Syarif Syarif Mekkah pada masa itu adalah masih satu nasab dihampir sebagian ulama-ulama kita. Dunia arab sedari dulu memang sangat akrab dengan Nusantara ini, tidak hanya dimulai dari abad 13, sd 15, tapi jauh sejak masa Sayyidina Usman hubungan Arab dan Nusantara sudah terjalin. beberapa penyebar Islam di Aceh banyak dari keturunan Arab. Salah satu penyebar agama Islam di JAwa juga berasal dari Arab yaitu Walisongo. Secara nasab dan budaya mereka adalah keturunan Arab dan hampir dapat dipastikan bahwa pengaruh mereka tidaklah kecil, mereka bukanlah "figuran" dalam sejarah bangsa ini, mereka justru adalah aktor utama dalam berkembangnya Islam Di Nusantara ini..

Hubungan yang mesra antara Ulama Indonesia dengan Arab inilah yang salalu membuat belanda ketir ketir, karena perlawanan yang dipimpin oleh ulama ini sangat ditakuti, karena mereka sudah memegang prinsip JIHAD FI SABILILLAH..Sesuatu prinsip yang paling ditakuti dalam konsep perang dimanapun berada, karena konsep ini tidak memikirkan kematian, justru konsep ini tujuannya adalah menyongsong kematian dengan ridho Allah, sehingga ketika berperangpun mereka sudah tidak berfikir untuk mati atau luka..Mulai dari perang Palembang dengan Sultan Mahmud Badarudin, Perang Diponegero, Perang Banjarmasin, Perang Aceh, hampir semuanya membuat fihak Belanda kewalahan dan nyaris membuat kas mereka bangkrut. Oleh karena itu untuk mengatasi hal-hal seperti ini maka Fihak Belandapun berfikir keras dengan mencari akal dengan mengadakan penelitian agar perlawanan-perlawanan itu bisa dipadamkan, maka akhirnya melalui salah seorang Politikus mereka yaitu "TUAN BESAR " Snouck ini dimulailah proyek penelitian untuk melemahkan perlawanan Islam. Snouck menurut saya adalah seorang Politikus ketimbang sebagai ilmuwan.  Karena seorang ilmuwan sejati tidak akan pernah mengorbankan dirinya demi politik kekuasaan. Sehingga karena perannya sebagai poltikus, sudah tentu apa yang dilakukannya hanya untuk kekuasaan dan langgengnya kekuasaan kolonialis negaranya. Sebagai seorang politikus (walaupun dibingkai dengan gelar akademis) cara-cara licik selalu dia terapkan. Mulai dari pura-pura masuk Islam dan berganti nama menjadi Abdul Gaffar, kemudian pergi haji dan menetap disana sambil pura-pura belajar agama Islam kepada beberapa ulama, sehingga mampu mengecoh beberapa ulama disana. Manusia yang licik ini bahkan sempat bertemu dengan Syekh Nawawi Al Bantani yang merupakan ulama besar dunia dan Ulama Kebanggaan Nusantara, sekaligus guru dari ulama-ulama Indonesia. Semua kehidupan dan hubungan ulama-ulama mekkah dengan putra-putra Indonesia mendapatlkan perhatian serius dari manusia yang satu ini. ABDUL GAFFAR palsu ini pura-pura hidup sebagai seorang muslim dan mempelajari bagaimana hubungan Syekh Nawawi dengan para pelajar Indonesia. selain Syekh Nawawi, ulama-ulama Indonesia yang mukim di Mekkah tidak luput dari penyelidikannya Seperti Syekh Ahmad Khotib Al Minangkawabawi, Syekh Ahmad Khotib Sambas, Syekh Abdul Ghani Bima, dan lain-lain. Setelah selesai dalam “penelitiannya”  kemudian Tuan Snouck kembali pulang kenegaranya dan kembali menjalani kehidupanya dan masuk agamanya kembali.

Melalui penelitian Snouck inilah akhirnya Belanda menjadi tahu titik lemah perlawanan para pejuang Islam, tidak lama setelah kedatangannya di Belanda,  Snouck melaporkan semua hasil “penelitiannya”.  Fihak Belanda mulai menerapkan usulan-usulan dari Snouck demi melemahkan perlawanan Islam. Teori-teori yang seolah-olah Ilmiah ini terus disebarkan dan didengungkan keberbagai forum, hubungan antara ulama, pelajar, dan rakyat dipisahkan. Hubungan dengan kaum priyayi/bangsawan kerajaan setempat diperkuat tapi demi untuk kepentingan mereka. Belanda juga mulai memutus hubungan antara ulama Indonesia dengan ulama Mekkah. Sedapat mungkin peran ulama betul-betul mereka injak dan mereka pinggirkan baik lewat politik apalagi lewat kajian-kajian ilmiah, tidak heran pasca gerakan snouck ini bermuncullanlah para "ilmuwan-ilmuwan" dari fihak kolonialis ini yang kerjanya mencari titik lemah sejarah perkembangan islam dengan selalu menjungkirbalikkan fakta-fakta yang ada. Mungkin tidak semua, namun karena kebanyakan mereka hidup dibawah ketiak negaranya, maka banyak dari mereka yang bersedia "menghambakan" dirinya demia kekuasaan semata. Anehnya dengan adanya fakta seperti ini, sampai sekarang masih saja orang Indonesia masih memakai teori ini bahkan banyak dari mereka yang bahkan kagum dengan sosok yang licik ini, padahal hancurnya perlawanan islam di Nusantara, terutama perang Aceh adalah karena peran licik dari seorang yang mengaku sebagai akademisi dan ilmuwan, padahal sebenarnya ia adalah seorang politikus licik yang memang sering menggunakan cara-cara apapun, apalagi politikus politikus yang dibiayai demi kepentingan Kolonial..